Obrolan Kami: dari Meteor Garden sampai Kebaikan

Dua hari lalu, tepatnya hari Rabu, saya janjian untuk bertemu Benny di Stabucks Pelangi. Agak molor sih dari waktu yang dijanjikan, soalnya saya gak enak kalo sampai menganggu jam kerja dia. Selain itu, alasan lainnya juga karena saya mampir dulu ke Gramed. Ada satu buku yang saya cari, judulnya Laut dan Kupu-Kupu, kumpulan cerpen Korea. Sayangnya stoknya kosong. Tapi kekecewaan saya terobati dengan membeli Life & Time of Michael K by J.M Coetzee.

Kembali ke Pelangi. Setelah membeli buku tsb, saya beranjak ke Starbucks. Saya memesan hot cappucino venti non sugar dan brownie espresso, cukup konservatif. Jadi jangan heran jika saya tidak tahu minuman lain yang dijual Starbucks selain hot cappucino dan brownie espresso. Kasihan.

Dibandingkan dengan pertemuan pertama kami di Dante mall Citra Land, kali kedua lebih banyak diam. Ya mungkin juga karena saya sudah dua malam tidak tidur, sehingga suara saya seperti orang tercekek. Atau karena konsentrasi mengarungi jalan menuju kantor Benny yang macet. Ow iya, si Benny termasuk orang yang Rock n Roll loh kalo bawa mobil di jalan hehehe.

Sebenarnya kalo diperhatikan tidak banyak yang kami bicarakan, kecuali tentang cewe. Sedikitnya mirip dengan cewe, kalo para cowo berkumpul pasti ngomonginnya soal lawan jenis. namun berbeda dengan cewek, kami para cowok tidak akan ngegosip!

Eh Ben, tahu gak sih, kalo Sandra Dewi itu baru punya cowo?? Aduh, cowonya tuh kekanak-kanakan bangat deh. Rambutnya itu di cet coklat gitu, kek F4!!
Sudah bisa dipastikan Benny akan shock mendengarnya.

Ada dua tema dalam obrolan ringan kami. Hanya saja yang satunya mungkin terlalu fulgar, dan butuh suntingan khusus. Sedangkan yang satunya yang menjadi tema posting kali ini.

Rasanya hampir semua cowo yang bertampang seperti kami-kami ini - sori gw ralat - tampang seperti SAYA ini, pasti sedikitnya pernah memikirkannya. Ya, bukan berarti sirik sih, tapi SIRIK BANGAT!

Bagi cowok-cowok, pernah punya teman yang ganteng? Tentu yang saya maksud lebih ganteng dari kamu.

Saya punya banyak teman yang ganteng. Kalo saya gay, itu merupakan sebuah berkah. Sialnya saya pria normal, sehingga sebaliknya, bikin seret jodoh. Setiap ajak gebetan jalan bareng teman, berakhir dengan tampang bengong karena gebetan malah asik ngbrol sama temen saya. Apes!

Terlepas dari cowok atau cewek yang sempurna itu, bagaimana dengan orang yang pas-pasan?
Tampang pas-pasan, uang pas-pasan, isi otak juga pas-pasan, kira-kira mereka bisa berharap dapat pasangan yang gak pas-pasan?

Dalam obrolan yang terbatas itu, Benny sempat menuturkan pengalaman temannya di kampus, bertahun-tahun yang lalu. Mungkin bisa dibilang era demam Meteor Garden.

Pada era itu, hampir semua anak ABG, bahkan orang tua dan anak kecil sekalipun tahu dorama Korea ini (eh bener kan ini film Korea?), ow ternyata bukan kawan, itu film Taiwan. Bahkan demam ini melahirkan tonggak pertama budaya meng-copy drama Taiwan dan Korean ke dalam sinetron Indonesia, dengan judul Siapa Takut Jatuh Cinta, yang seharusnya lebih pas dengan judul Siapa Takut Copy Film Taiwan dan Korea.

Saya tidak akan memberikan sinopsis dari drama ini, karena saya berasumsi kamu, setidaknya tahulah kisah tentang empat cowo ganteng (kek gitu ganteng??!) dan tajir (ok deh, only one of them) namun jadi preman, yaituF4. Ada juga satu gadis (tengil) yang mencuri hati klompok preman tsb. Lah, bukannya ini jadi sinopsis??

Kembali ke Demam Meteor Garden ini, kenapa drama ini begitu memikat penontonnya? Kalo tidak salah, beberapa tahun lampau, saat saya masih SD, ada juga drama serupa. Namun pada jaman itu bukan drama asia yang populer, melainkan opera sabun amerika latin. Judulnya Gadis Pemimpi. Ya, loe boleh ketawa, cowok garang kek gini ternyata hafal judul telenovela!

Telenovela tsb kira-kira memiliki jalan cerita yang hampir sama, hanya saja cowonya satu, bukan empat seperti Meteor Garden yang memiliki kecendrungan Poliandri. Telenovela ini menurut saya lebih fair karena judulnya gamblang, Gadis Pemimpi. Gadis yang bermimpi suatu saat akan menikah dengan pria tampan yang kaya raya. Bukan Meteor Garden yang jalan ceritanya sama sekali gak nyambung dengan judulnya. Seharusnya judul kek gitu menceritakan batu-batuan di taman belakang rumah.

Karena semua orang suka bermimpi, maka tidak heran jika drama dan cerita yang menjual mimpi begitu digemari. Saya kurang tahu apa jaman saya SD, ABGnya senang berdandan dan bertingkah mengikuti tokoh opera sabun tsb, namun yang pasti jaman drama taiwan, para ABG senang berdandan ala gadis Taiwan, atau ala San Chai ini. Tidak hanya sampai dandanan saja, kadang sangkin berharapnya bisa dapat cowok ganteng dan kaya di kampus, tidak dielakan untuk bertingkah badung dan tengil ala San Chai.

Ini yang temannya Benny gemesin dari temen-temennya di kampus temennya yang ngaku-ngaku sebagai temen padahal bukan temen. Mereka berpikir, apa yang ada dalam drama tsb benar, bahwa cowo ganteng dan kaya suka sama cewe yang berdandan taiwan, dan tengil. Karena biasanya yang melakukan coping ini - tanpa bermaksud menyinggung kalangan tertentu - adalah orang-orang yang kurang menarik dari segi fisik.

Pertanyaannya, apakah seseorang yang tidak ganteng atau cantik bisa mengharapkan pasangan yang sebaliknya?
Atau yang miskin bisa berharap memiliki pasangan yang kaya?

Ya mungkin sadar dirilah, kalo bertampang seperti Tukul Empat Mata dan berharap mendapat istri seperti Bunga Citra Lestari. Namun kalo ditanya mungkin atau tidak, jawabannya ya mungkin saja. Cuma pertanyaan saya selanjutnya, apa yang Tukul punya sampai seorang BCL mau menikah sama orang yang dianggap peranakan ikan arwana ini?

Tidak selalu materi. Ada daya tarik lain yang mungkin sudah usang bagi dunia yang hanya melihat permukaannya saja; kasih sayang, kepintaran, bahkan mungkin ambisi.

Ya memang tidak semua dari kita diberkahi dengan tampang seperti model. Mungkin ada baiknya juga agar tidak semua dari kita menjadi model dan tidak hanya mengangumi diri sendiri. Tapi jangan berkecil hati kawan, kita dikarunian keceradasan dan hasrat untuk memperlengkapi diri kita dengan sesuatu yang baik.

Kamu mungkin tidak punya tampang yang totaly good looking, tapi kamu bisa bekerja agar memiliki penghasilan yang baik. Kamu juga bisa belajar agar isi kepalamu lebih baik. Kamu juga bisa berteman dengan banyak orang agar memiliki pandangan dan kasih terhadap sesama. Dan pada akhirnya, jika kamu punya kebaikan demi kebaikan, maka kamu pun berhak mengharapkan sesuatu yang baik.

Bagaimana?

Sepertinya penyakit malas menulis blog itu mewabah, setidaknya bagi beberapa teman yg blognya saya kunjungi -- kecuali teman saya yg ini. Selain blog saya, tentunya, ada beberapa blog lain yg seirng saya kunjungi. Apa lagi kalo lagi malas menulis. Motifnya, selain mencari tahu sedang apa teman-teman saya di sana, adalah mendapatkan ide menulis dari posting blogger lain. Nah sayangnya teman-teman yg blognya sering saya kunjungi juga tidak ada posting yg baru.

Posting kali ini sekedar update beberapa peristiwa. Hari Rabu yg lalu saya ketemu dengan Benny, pemilik blog ini. Untuk cerita lebih lanjut mungkin bisa cek di posting lain.

Selain bertemu salah-satu blogger, ternyata tanpa saya sadari blog saya di fivestroke, cukup populer. Kalo tidak salah, masuk urutam ke 4 dengan keyword 'belajar drum'. Itupun karena di urutan pertama dan ke dua adalah forum tempat saya bernanung sebagai moderator (klinikdrum.com), dan urutan ketiganya pun forum terbesar di Indonesia (sayangnya kontennya sudah kosong karena baru-baru ini kaskus mendapat serangan).









bukti bahwa banyaknya orang yg tertipu sama cuap-cuap saya

Surprise! Padahal sudah beberapa bulan ini tidak saya update. Ok deh, bulan depan saya coba untuk jalani kembali blog fivestroke (pringatan, ini baru sampai pada wacana saja).

Posting kali ini sebenarnya pendek saja. Saya mau bertanya sama para teman-teman di sini.

Pernah tidak, kawan-kawan yg punya blog di sini, di baca blognya oleh orangtua kalian?
Kalo belum, kira-kira reaksi kamu bagaimana?
Kalo sudah, boleh dong bergai pengalaman di sini?

Pertanyaan di atas tentunya bukan tanpa sebab ditanyakan. Pasalnya kemarin malam salah-satu posting saya di baca oleh nyokap.... Memang yg baru dibaca blog tentang drum di fivestroke, tapi tidak menutup kemungkinan blog saya yg disini dan disini akan ikut serta di baca juga -- cepat atau lambat.

Sebelum saya menulis blog, sudah saya pastikan agar berbagai kalangan bisa membaca blog ini, bahkan sudah saya antisipasi jika suatu saat blog saya akan dibaca bpk SBY. Tapi seumur-umur belum pernah saya bayangkan kalo nyokap saya yg harus baca blog saya.

Ya bukan apa-apa sih, cuma sepertinya banyak aibnya deh nih blog. Apa lagi nyokap orangnya suka khawatir (baca: terlalu banyak tanya), jadi bisa dibayangkan betapa banyaknya pertanyaan yg akan menghujam saya setelah membaca personal blog saya. Wong blog fivestroke aja yg notabene isinya formal itu, sudah mengundang banyak pertanyaan, apa lagi personal blog kan. Tahulah, gimana nyokap-nyokap.

Aneh ya, sepertinya kita bisa lebih terbuka dengan orang yg sama sekali tidak kita kenali, dari pada sebaliknya.

Bagaimana menurut kamu?

Dari mood sampai BBM

Beberapa hari ini entah kenapa saya merasa lemas kurang energi, kurang gairah, kurang senyum. Kerjanya tidur tiap ada kesempatan; di mobil, jam makan siang, bahkan tidak lupa juga saat boker.

Termasuk jg untuk menulis blog. Beberapa kali lembar post creat blog sudah dibuka, ide jg sudah disiapkan, namun entah kenapa tidak ada yg sanggup saya tuliskan di sini. Lemas, jadi lebih banyak diam, diam (bahasa kerennya: bengong) dan kegiatan lainnya yg hanya melibatkan diri sendiri dan mental (atau melamun).

Atau mungkin jg saya lagi ketularang teman saya yg lagi hibernasi menulis blog. Padahal saya tahu saya harus tetap mengisi blog ini dengan tulisan yg (tidak) berguna apapun kondisinya; sanggup atau tidaknya saya menuang ide. Ya, menulis merupakan sebuah tindakan mendisiplinkan diri, seperti jg membaca. Kenapa? Karena manusia harus terus bertumbuh, tidak hanya secara biologis, tapi jg secara mental.

Bicara mengenai membaca, saya lagi membaca sebuah buku tua, Wajah Bandoeng Tempo Doeloe karya (Alm) Ir Karyoto Kunto. Buku yg terbit 1983 ini mengisahkan sejarah munculnya Bandung, dan bagaimana berbedanya Bandung dulu dengan Bandung moderen (saat itu, 1983) yg telah kehilangan keelokannya. Mungkin kalo pak (Alm) Kunto masih hidup, doi tidak akan sanggup melihat betapa amburadulnya lagi Bandung saat ini. Namun syukrlah beliau sudah meninggal.

Review bukunya akan saya posting mendatang, soalnya saya belum selesai baca. Hal yg cukup terngiang di telinga saya, saat saya membawa buku ini ke kampus. Ada yg nyeletuk, ngapain sih loe baca buku sejarah kek gini?

Tidak saya pungkiri bahwa sewaktu sekolah dulu pun saya termasuk yg tidak menyukai pelajaran sejarah. Bagi yg dulu tidak menyukai sejarah seperti saya boleh angkat tangan. Yang gak setujuh boleh angkat kaki aja dari blog gw. Kidding mode on.

Hanya saja saya pernah dengar, entah di mana dan entah siapa yg berkata, bahwa siapa yg tidak mengenal sejarah bangsanya tidak mengenal bangsanya, ugh... keknya gak gitu deh. Bagi yg tahu tolong ingatkan saya ya, yg quotenya mirip-mirip gitu. Maklum otak lagi konslet.

Saat membaca buku ini, dan jg majalah Tempo edisi 100 tahun kebangkita Indonesia (baca deh, itu bagus bangat), saya jadi cukup menyesal karena tidak memperhatikan dengan seksama selama pelajaran Sejarah dulu. Saya rasa, saat sso mengenal sejarah bangsanya, mereka akan lebih menghargai perjuangan pahlawan mereka.

Masih sehubungan dengan Tempo edisi 100 Tahun Kabangkitan Indonesia, saya baru terbuka kalo pendiri Indonesia adalah cendikiawan-cendikiawan muda yg cerdas dan nasionalis. Kebanyakan yg duduk dijajaran pemerintahan atau berkutat di politik pada masa-masa awal berdirinya bangsa ini adalah seorang pengamat sosial, budaya, yg menjadi fundamental bangsa ini -- baik diakui atau tidak; dan juga seorang penulis (dan tentunya jg merupakan orang-orang yg gemar membaca). Bukan berisi orang-orang yg gemar menjawab tanpa otak.

Bukan hanya menulis dalam bahasa Indonesia, melainkan fasih dalam berbagai bahasa. Sebut saja pembelaan Bung Hatta saat dipenjarakan di Belanda, yg ditulis dalam tiga bahasa tersebut (Belanda, Inggris, Indonesia). Wow, betapa terpelajarnya dan cerdasnya orang-orang dulu. Bandingkan dengan sekarang yg syarat jadi presiden harus sarjana saja sudah banyak komplain. Coba kalo syaratnya harus bisa berbagai bahasa.

Belum lagi pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Indonesia yg lebih maju dari bangsa lain saat itu. Sebut saja bagian UUD45 yg menyatakan Kemerdekaan itu adalah Hak semua Bangsa..., Ya mungkin bagi kita saat ini itu terdengar wajar saja, namun pada masa itu dunia terlambat 15tahun berpikir, bahwa Negara Jajahan Berhak Meminta Kemerdekaan kepada Negara yg menajajah, melalu memorendum PBB pada tahun 1960.

Belum cukup?
Sebut lagi Hukum Maritim yg diperjuangkan Bung Hatta dalam konfrensi PBB, bahwa laut dianggap sebagai pemersatu, bukan sebaliknya. Fyi hukum ini masih dipakai sampai sekarang sebagai hukum internasional. Sebut jg Dasar-Dasar Perang Grilya yg ditulis AH Nasution yg menjadi buku wajib bagi marinir di Inggris. Herannya justru AH Nasution dikucilkan di negrinya sendiri.

Mungkin itu bukti bahwa pada dasarnya orang Indonesia tidak menghargai pahlawannya. Bahwa pahlawan hanya dianggap sebagai simbol nasionalis yg selama mendunkung kepentingan penguasa, maka akan tetap menjadi pahlawan. Jika tidak, maka bukan apa-apa

Perjuangan yg gigih, kecerdasan, serta keuletan para pejuang dulu untuk belajar, maka Indonesia dulu sempat menjadi macan Asia. Dan dengan berlalunya waktu, dengan berbagai kepentingan pribadi pengasanya, macan itu kehilangan gigi, dan mungkin sekarang sudah menjadi bulan-bulanan di asia.

Menurut saya (yg sotoy ini), masalah Indonesia bukan pemulihan ekonomi dan stabilitas sosial, atau semacamnya, melainkan pendidikan. Orang boleh mati karena kelaparan, tapi tidak karena kebodohan. Dan BLT adalah bentuk pembodohan masal bagi bangsa ini.

Kalo memang harga BBM harus naik, maka naikan. Tapi tidak serta merta menyogok rakyat dengan BLT. Itu justru tidak manusiawi, seolah-olah pemerintah bisa menyogok kesengsaraan rakyat dengan uang 300ribu. Suksesnya orang-orang mengantri BLT justru membuktikan bahwa sebenar-benarnya rakyat butuh pendidikan.

Oh, tapi mungkin jg Pemerintah takut kalo rakyat ini pintar dan cerdas, mungkin sogokan mereka tidak akan berhasil meredam kesengsaraan rakyat.

Saya ingat sebuah karikatur Kompas beberapa tahun lalu, yg berisi anjuran rakyat intuk mengencangkan ikat pinggang. Sepertinya jg karena reaksi dari kenaikan BBM. Sayangnya rakyat sudah tidak menggunakan ikat pinggang lagi, pak -- sudah dijual untuk beli beras.

Ah secara tidak langsung -- atau memang tidak ada hubungannya -- kenaikan BBM mempengaruhi keadaan saya yg melow ini. Saya jadi uring-uringan.

Ways to Live Forever


Penulis: Sally Nicholls
Penerbit: Marion Lloyd Books (2008)
Bahasa: inggris
Tebal: 215


Saya baru menyelesaikan membaca buku ini. Hanya sedikit buku yg bisa membuat saya duduk diam untuk membaca, dan hanya diperlukan empat jam untuk menghabiskannya. Jarang ada buku yg membuat saya terharu. Buku ini salah-satu yg mampu membuat hati ini haru. Ini buku yg bagus.

Awalnya saya sempat melihat buku ini di Gramedia dengan judul Setelah Aku Pergi, penerbit PT Gramedia Pustaka Utama (menurut saya cover versi terjemahan Indonesianya lebih bagus). Saya tertarik karena kertasnya menggunakan bahan kertas yg biasa di pakai buku-buku luar. Hanya saja kala itu tidak dibeli, mengingat buku digenggaman saya sudah tiga. Beberapa minggu berselang, kemarin saya lihat teman memiliki buku ini, versi aslinya, Ways to Live Forever.

Berkisah tentang seorang anak berusia sebelas tahun pengidap leukemia, bernama Sam McQueen. Ways to Live Forever adalah judul yg diambil dari judul list #5 buku harian Sam. Secara keseluruhan buku tsb berisikan hal-hal yg ingin dia lakukan sebelum dia mati, tentang kegiatan, cerita, dan kumpulan fakta dari kematian yg dia kumpulkan dari berbagai sumber, dalam dua bulan sisa hidupnya.

Kekuatan Sally Nicholles dalam bukunya, terletak pada mendeskripsikan emosi tanpa emosi, seolah kita sedang melihat film documentary waktu-waktu akhir seorang anak menjelang kematiannya. Menarik, mengharukan - memaknai kehidupan dari kematian.


Rich (+)
  • begitu menyentuh, begitu manusiawi, melibatkan emosi
  • deskripsi yg diteil untuk mengungkap emosi, sekaligus sederhana
  • bacaan ringan, namun bermakna dalam jika kita mau merenung
  • bagi yg suka dengan cerita-cerita anak, dan menyangkut kehidupan, ini bacaan yg asik

Poor (-)
  • beberapa pihak berpikir merupakan sebuah hal yg kejam untuk mencari popularitas dan keuntungan dari 'membunuh' anak

Tapi kamu bisa bernafas lega, karena Sally menuliskan buku ini saat dia masih berusia 23 tahun (astaga, sedari muda sudah bisa menulis buku sebagus ini??!). Jadi tentunya jauh dari isu popularitas dan keuntungan pribadi.

Jika kamu menyukai buku-buku seperti Bog Child (Siobhan Dowd) atau Before I Die (Jenny Downham), berarti kamu harus baca buku ini. Ow iya, gaya menulis Sally mirip seperti Mark Haddon dalam bukunya the Curious Incident of the Dog in the Night-Time.

Sehabis baca buku ini, saya pribadi akan membelinya. Ranking A buat buku ini.

Ada Ndeso, Ada Nafsu

1. culture shock=ndeso (wongdeso.red)=gunakan hape sembarangan

Kemajuan komunikasi yg begitu pesat dewasa ini patut kita syukuri. Namun dari yg disyukuri ada beberapa akibat justru menimbulkan -- kalo bisa saya sebut, culture shock. Masih menurut saya, ini terjadi karena begitu cepatnya perkembangan komunikasi tanpa disertai penetrasi yg baik dalam masyarakat.

Kalo lima tahun yg lalu, yg bisa pegang hape hanya segelintir orang. Berbeda seperti saat ini yg siapapun dapat memiliki HP (Hand Phone). Jangankan anak sekolah yg belum melek baca tapi sudah pegang HP, pemulung di Jakarta saja sudah menenteng-nenteng alat komunikasi ini.

Tapi jangan tanya saya kegunaan bagi mereka, atau di mana mereka charging batrei, karena saya jg tidak tahu. Digunakan atau tidak saja saya tidak tahu (kebayang gak sih, pemulung sambil ngorek-ngorek sampah, telponan??).

Ow sori, sepertinya sejauh ini saya belum mengutarakan duduk-perkara bacot saya. Culture shock yg saya maksud di sini adalah penggunaan HP yg tidak pada tempatnya.

Loh, memang untuk menggunakan HP, perlu tempat khusus seperti merokok - ya walpun pada kenyataannya semua orang bebas merokok di mana saja saat ini?

Ya, menggunakan hape perlu tempat dan waktu tertentu. Tidak di semua tempat dan keadaan kita bisa menggunakan HP. Misalnya, menerima telpon -- atau yg lebih gawat -- membaca dan membalas sms sambil mengendarai kendaraan bermotor.

Pasti yg biasa membawa kendaraan setidak-tidaknya pernah melakukannya sekali (walaupun sangat diragukan kalo hanya sekali saja). Saya sendiri tidak lepas dari penyalahgunaan tempat ini. Itu alasan kesekian kenapa saya tidak mau membawa kendaraan pribadi. Saya pernah lihat pengendara sepeda motor yg bersms ria sambil membawa tunggangannya di atas 60km per jam.

Sebenarnya masih banyak contoh penyalahgunaan tempat dan keadaan, tapi yg khusus ingin saya angkat di sini adalah salah-satu penggunaan hape di waktu yg tidak tepat, yaitu saat bekerja. Mungkin kalo bekerja di belakang meja, mencuri pakai HP tidak terlalu bermasalah. Namun lain halnya jika bekerja dalam bidang jasa pelayanan.

Akan sangat menjengkelkan bila (setidak-tidaknya bagi saya) menemukan pramuniaga swalayan, yg mencuri-pakai HP disaat ramai dengan pengunjung. Saya sendiri punya banyak pengalaman mengenai perlakuan (yg sekali lagi menurut saya) kurang baik, menyangkut penggunaan HP pada jam kerja. Salah-satunya terjadi beberapa hari yg lalu, saat saya dan sepupu saya menggunakan taksi menuju kost.

Di tengah perjalanan, supir taksi menerima telpon.

Sopir Taksi: tadi aku telpon gak diangkat... soalnya tadi lagi di daerah Cawang
........
ST: sekarang di Tanah Abang
.......
ST: memang sudah selesai? Iya, nanti dari sini jemput kamu di sana. Tunggu abang ya....

WTH???
Tinggal saya dan sepupu saya yg bengong, kok seolah-olah kita yg numpang sih?? Ini sopir kok sopan bener nerima telpon saat ada penumpang??!

Memang saya kenyang dengan pengalaman kurang enak menyangkut penggunaan HP yg tidak pada tempatnya -- dari yg perhatiannya terbagi antara melayani dan membaca sms, sampai tidak dihiraukannya membayar di kasir karena ybs sedang menerima telpon -- tapi baru kali ini ada sopir taksi yg menerima telpon.

Kenapa saya bilang ini culture shock, atau bahasa kesehariannya ndeso? Karena masyarakat Indonesia belum dapat menempatkan penggunaan HP, baik pesan suara maupun pesan tertulis. Bahwa HP adalah benda yg dapat membenarkan segala tindakan terkait menerima pesan melalui HP. Sehingga seperti orang dari kampung yg berpikir bisa terima sms dan telpon dalam segala situasi.

Makanya, kalo tidak mau dibilang wong deso yg kaget sama teknologi, perlihatkan dengan tahu etika menerima pesan dari hape.


2. menikah bukan modal nafsu doang

Masih dengan perjalanan dengan sopir taksi edan. Setelah si sopir menutup telpon, perjalanan dilanjutkan kembali dengan keheningan. Setelah melewati perempatan Tanah Abang menuju Kemanggisan, si sopir tanpa diminta menginfokan kalo di belakang Tanah Abang banyak WTS yg mangkal di pinggir jalan. Mungkin inisiatif tsb muncul karena melihat tampang saya yg aduh kasihan gak laku gini. Atau bisa jadi tampang saya dan sepupu saya seperti cowo-cowo pencari belaian wanita. Entah yg mana.

Dengan maksud agar sopir taksi tidak merasa jayus ngomong tanpa di minta, saya menimpali dengan iseng bertanya.

"Memang kebanyakan dari mana PSKnya?"

"Dari Jawa mas. Indramayu, Pekalongan, Magelang", sopir tsb menjawab dengan penuh semangat.

Saya yg sebenarnya kurang antusias hanya bergumam singkat.

"Tapi bodoh mas, kalo ada yg mau main sama PSK", tandas supir tsb.

Wow, ternyata walaupun agak ndeso -- karena menerima telpon sambil bekerja -- sopir taksi ini memiliki sudut pandang yg bijak dalam menyikapi 'PSK! Dari yg awalnya menatap bulan di luar (aduh, klise bangat sih??!), saya berpaling memandang sopir tsb, menunjukan apresiasi tingkat tinggi terhadap sopir tsb!

Karena seolah diberi angin, sopir taksi tsb melanjutkan. "Iyalah, jajan diluar itu rentan sama penyakit kelamin. Hanya orang bodoh yg melakukannya", ditambahkannya kembali, "Lebih baik cari istri".

"Betul mas!", ujar saya membenarkan.

"Kalo istri sendiri kan nyaman 'mainnya'. Kalo mas mau, biar saya carikan istri di Sukabumi".

"Ow enggak mas, saya belum mau menikah, masih ingin bebas dulu", ujar saya sambil cengengesan.

"Ini jg bisa buat 'mainan' bisa kok mas. Mas cukup bayar 1jt aja, itu sudah sama penghulu, surat nikah di bawa tangan, pokoknya bersih mas. Mas datang ke sana, tinggal milih, langsung nikah. Jadi dari pada jajan di luar, lebih baik sama istri simpanan".

Saya masih bengong ngelihat dia ngrocos terus tanpa sadar.

"Yang tadi telpon ini itu istri kedua saya. Kata orang sih, memang mau kasih makan apa hidup susah kek gini, kasih makan istri satu aja susah, apa lagi dua??

Cuma kalo saya sengaja cari yg mapan kek gini. Istri kedua saya ini pengusaha, jadi saya gak perlu kasih-kasih uang belanja aja. Nikmat loh mas. Ini aja saya mau cari lagi".

WTH! Dunia, dunia... Gak sanggup deh mas dengerinnya.

Yang pasti menurut saya, menikah itu gak hanya urusan alat kelamin. Ada kasih, persahabatan, komitmen dan kesetiaan. Kalo menikah sekedar nafsu semata, gak kebayang deh anak yg lahir dari nafsu doang.

Lagian gak mikir dia, coba kalo istrinya berpikir kek gitu jg, memang dia mau?? Ck ck ck... ndeso, ndeso.

Pola Makan: Sehat Jantung

Kemarin pagi saya bangun jam6 kurang dengan badan pegal. Tidak ada yg istimewa dengan saya bangun jam6 kurang (tentu saja), yg istimewa di mana saya bangun. Sudah dua malam saya tidur di RS. Tepatnya bukan tidur, karena tentu saja tidak bisa disebut tidur saat kamu berbaring di ruang tunggu RS.

Saya terbangun di ruang tunggu RSHK (RS Harapan Kita.red), setelah mencoba tidur tanpa alas di lantai ruang tunggu RSHK. Sayangnya dua jam terlelap tidak bisa menipu kelelahan fisik akibat kurang tidur di malam sebelumnya.

Ow iya, sebelumnya saya mau meluruskan kesalah-pahaman di posting sebelumnya. Banyak teman-teman yg comment mengucapkan turut berduka. Aduh, bikin gw harus merasa tertuduh dengan kesalah-pahaman ini. Justru posting tsb mengabarkan kabar gembira karena tante saya sudah melewati masa krisis. Sekarang beliau berada di RSHK untuk observasi jantung yg lebih lanjut. Sekali lagi saya minta maaf untuk kesalahpahaman ini.

Selama menghitung nyamuk di ruang tunggu, saya sempat menulis blog di hape, sayangnya sebelum sempat di posting, batrei terlanjur habis. Mungkin di posting berikutnya saya upload posting dari hape tsb. Ya, selama menunggu orang sakit, saya punya banyak bahan untuk blog ini, salah satunya yg akan saya bahas di posting kali ini.

Ada yg mengherankan saya di bangsal jantung ini, banyaknya pasien yg terbilang muda. Sebut saja teman sekamar tante saya, seorang wanita single yg saya tafsir berumur awal 30 tahun. Jangankan punya anak, menikah saja belum.

Tentunya perlu diingatkan sebelumnya kalau pasien di RSHK sudah pasti pasien penyakit jantung. Sehingga sangat tidak mungkin yg dirawat di sana adalah pasien kecelakaan lalin, apa lagi korban perkosaan.

Selain wanita tsb, ada pula seorang bapak yg masih muda. Mungkin sekitar 35tahun, tapi tidak lebih dari 38tahun tafsiran saya. Anaknya satu, masih kecil. Dia dapat rujukan dari RSUD di Palembang.

Selain kedua orang tsb, saya perhatikan hampir sekitar 1/3 dari bangsal tersebut dihuni oleh orang-orang muda. Mengherankan bagi saya, karena ternyata penyakit jantung saat ini tidak hanya milik orang tua saja, melainkan jg orang-orang muda.

Kenapa orang muda saat ini banyak yg mengidap penyakit jantung?

Keheranan saya terjawab dengan sebuah brosur yg ada di ruang tunggu RSHK. Brosur yg diletakan di box dan dapat diambil gratis. Berisi mengenai informasi-informasi yg berguna menyangkut jantung kita, juga kelengkapan fasilitas peralatan RSHK sebagai PJN (Pusat Jantung Nasional). Brosur ini berjudul Pengaturan Makanan Untuk Sehat Janutng.

Dengan ritme kerja yg cepat seperti di Jakarta ini, kebutuhan akan pola makan yg sehat sangat penting. Sayangnya kebutuhan ini harus bersaing dengan kuliner-kuliner, yg tidak jarang malah hanya sekedar mengenakan mata, lidah dan perut, dengan kalori dan lemak yg sedap, tanpa mengindahkan pengaruhnya terhadap kesehatan.

Budaya bangsa Indonesia yg jika tidak makan nasi tidak kenyang, juga menabah kesulitan terbentuknya pola makan yg ideal. Disamping itu gaya hidup yg kurang gerak menyebabkan meningkatnya penakit tidak menular seperti salah satunya penyakit jantung koroner (PJK).

di brosur tsb ditekankan betapa perlunya membudayakan pola makan yg sehat, yg memperhatikan kebutuhan dan keseimbangan gisi, bukan penimbunan dalam tubuh. Salah satu cara dengan Diet Hiperlipidemia.

Apa itu Hiperlipidemia?
Hiperlipidemia adalah tingginya kadar lemak dalam darah, yg menjadi faktor resiko terjadinya PJK. Diet memegang penting teradap jumlah lemak dalam darah. Lemak adalah salah-satu zat gisi yg dibutuhkan dalam tubuh. Sayangnya pengkonsumsian berlebih dapat merugikan tubuh.

Dalam brosur tsb juga berisi Pedoman Pengaturan Makanan untuk Sehat Jantung, diantaranya:
  • Batasi makan daging dan pilih daging rendah lemak. Perbanyak makan ikan di banding hewani yg lain.
  • Hindari makanan tinggi kolestrol.
  • Pilih lebih sering tahutempe, dan hasil olahan kacang lainnya.
  • Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah.
  • Batasi makanan dan penggunaan gula, garam, dan hindari pengguaan penyedap rasa serta makanan yg diawetkan dengan garam.

Terdapat juga teknik pengolahan makanan yg dianjurkan, misalnya seperti direbus, dipanggang, diungkep, ditumis, atau dibakar.

Selain diet, penting juga diimbangi dengan berolahraga yg teratur. Pentingnya pola makan yg sehat dan berolahraga sudah merupakan sebuah keharusan dewasa ini. Jangan tunggu nanti, atau saat berumur tertentu, karena nyatanya PJK tidak mengenal usia.

Pesan seponsor, baca juga posting ini.

Sayangi Jantung Anda!

Berjudi dengan Maut

Pagi ini masih gelap, mungkin segelap duka.
Pagi ini mama Helmina Endoloe, setelah berjuang melawan maut,
akhirnya harus...

16 Mei 14:21
Te'o terkasih mengalami serangan jantung, akibat penyumbatan pada klep jantung. Dengan segala keberanian sekaligus kepasraan, te'o berjalan menyusuri jurang maut.

16 Mei 17:10
Sayangnya kondisi kritis te'o baru aku tahu sekarang. Saat menyusuri gang panjang RS, menuju ICU, hati ini berdebar cemas. Mungkinkah sampai di sini saja? Ingin rasanya aku ikut panik, tapi apa yg bisa dibuat oleh kepanikan?

Puluhan kabel membentang, mengikat antara te'o dengan kehidupan. Beberapa infus, beberapa monitor, beberapa dokter. Adakah dari beberapa itu yg bisa menjamin te'o terkasih tetap hidup?

16 Mei 19:01
Tensi di bawa 80, rata-rata nadi 170/menit.

Masa penantian...
Hanya bisa menunggu, hanya bisa berdoa. Ini bukan kali pertama aku mendampingi orang yg sekarat. Orang-orang yg bagi aku begitu luar bisa, mungkin terlalu luar biasa. Berdiri diantara hidup dan mati. Seolah mampu menengok maut disebrang sana, misteri yg tersimpan secara pribadi bagi masing-masing orang.

Saat-saat seperti ini, seolah kita sedang berjudi. RS mahal, dokter pintar, obat bagus -- toh tidak ada satupun yg sanggup menjamin sso pasti selamat dari maut. Hanya bisa menunggu, menunggu dadu takdir berhenti menggelinding.

Sedangkan lawan main kita adalah maut. Jika dia kalah, dia akan pergi menunggu di tempat lain. Jika sebaliknya, dia akan mengambil haknya dan menyisahkan jerit duka. Bahkan Sacramento pun hanya bisa menunggu dengan tenang. Lantas kenapa kita harus gundah? Ah iya, karena kita mengasihi orang tersebut, sedangkan maut hanya bagian dari hidup.

Sayangnya dalam berjudi dengan maut, pengalaman aku selalu dipihak yg kalah...

04:10
Terjaga dengan keras, masih menyisahkan kekagetan.

Kali ini aku mau bilang, maut, pulanglah, kamu kalah. Kali ini kemenangan ada di pihak kami. Kamu pasti datang kembali, tapi yg pasti bukan sekarang waktunya.

Bagi teman-teman yg sudah ikut caring dan berdoa, aku ucapkan trima kasih. Sekarang akupun sudah bisa pulang, dan semoga bukan untuk kembali.




Johanes P
johanesjuda.blogspot.com
fivestroke.blogsopt.com
_____________
This mail sent by Sony Ericsson M600i

To'o dan Te'o

Jadi ceritanya minggu lalu om dan tante saya datang dari Kupang buat cek-up. Tidak dinganya sewaktu turun dari mobil, malah terkena stroke. Alhasil harus rawat inap. Mungkin karena gak tahan kali tiga jam di jalan, dari Cinere menuju RS Cikini.

Setelah menunggu beberapa jam di ruang UGD, akhirnya dapat kamar juga. Singkat cerita malam itu tanteku bermalam di RS, bersama suami yg menjaga.

Dua hari kemudian diketahui dari citiscan (tolong di koreksi kalo salah nulis) kalo ada kerusakan saraf di otak tante saya, dan berikutnya dari hasil MRI menunjukan kalo ternyata terdapat pendarahan di otak. Belum sampai di situ, suaminya yg jaga malah ikutan sakit, dan harus di oprasi. Benar-benar suami yg setia, sampai ikutan sakit jg.

Kalo sang istri sakit jantung, sang suami pengapuran pada prostat, sehingga harus di sedot. Baru saja tensi tanteku turun, eh naik lagi karena mendengar suaminya mau di oprasi. Eh baru saja sang suami mau di oprasi, eh harus tertunda dua hari karena tensinya naik mendengar tensi istri naik. Tinggal nanti saya dan ade-ade saya yg tensinya ikutan naik, karena kurang istirahat jagain pasangan suami-istri yg kompak ini.

Hampir semua laki-laki orang timor, atau setidak-tidaknya yg saya tahu pasti, semua laki-laki dari keluarga mama saya demikian sayang sama istri. Walaupun orang timor kelihatan garang, atau mungkin jadi pembunuh sekalipun, mereka tidak akan pernah kasar terhadap wanita -- istri mereka, apa lagi ibu mereka. Bagi laki-laki dikeluarga saya, sangat memalukan sekali kalo ada laki-laki sampai memukul wanita. Jangankan memukul, pegang dompet sendiri saja malu (biasanya saat belanja dompet diberikan kepada istri/sodara perempuan/ibu mereka).

Hal yg menarik dari om dan tante saya ini, setiap pagi, om ku yg tidur di kamar bawa pasti naik ke kamar lt2 untuk bertemu istrinya. Alasannya sih karena kamar mandi diatas ada showernya, padahal sebenarnya sekedar ingin bertemu dan mencium kening istrinya. Omku jg sakit ini karena memaksakan diri untuk menunggu istrinya di RS. Ah... biar sudah tua jg ternyata bisa romantis ya.

Om dan tante ini dari keluarga mama saya, tepatnya kakak dari mama saya. Dan sebagaimana om saya yg sulung dari keluarga mama saya, tentunya akan banyak sekali keluarga yg datang menjenguk di Jakarta. Kalo sudah kumpul keluarga dari mama, itu artinya saya harus lebih lebar tertawa, lebih banyak tutup mulut, dan lebih banyak berpikir.

Kenapa? Soalnya bagi orang timor, etika itu sangat penting. Tidak jarang mereka beramah-tamah, namun sebenarnya mereka sedang ribut. Kamu tidak akan tahu dari tingkah laku mereka. Entahlah, mungkin hanya Tuhan saja yg tahu isi kepala orang timor. Saya jg jadi lebih banyak diam, karena keluarga dari mama saya senang sekali bicara mengenai politik.

Yud, bukannya loe seneng juga ngomongin politik? Ya, saya jg senang ngomongin politik, tapi 'ilmu' saya masih kalah, bahkan sama anak perempuan dari keluarga mama saya. Selain itu, jangan pernah berdebat dengan mereka. Kalo kamu merasa menyerah jika harus berdebat dengan saya, kamu pasti nangis darah kalo berdebat dengan mereka.

Berbicara dengan keluarga mama saya membuat (saya saja) harus berpikir, karena semua makna dari pernyataan pasti tersembunyi.

Contohnya sewaktu ade-ade saya datang menjenguk tante saya (sebelum om saya sakit). To'o (panggilan sayang buat om, sedangkan buat tante, Te'o.red) saya begitu terharu (maklum, dari semua sodara mama, om ini yg paling lembut hatinya), sampai-sampai to'o bilang begini, air mengalir dari batu, api menyala dari kayu... Nah bingung gak loe tuh?!

Kalo ada yg bilang orang Yahudi itu selalu menggunakan kata-kata indah, klise, dan mengagung-agungkan, itu berarti tidak jauh beda dengan orang timor. Kalo ada yg bilang bicara sama saya harus mikir dulu, berarti siap-siap pasang tampang ketawa aja kalo ketemu keluarga saya.

Balik ke RS, di RS Cikini ini, tidak lepas dari cemooh seperti RS lainnya. Dari minta uang dulu sebelum melakukan tindakan, sampai pengusiran pengunjung oleh satpam secara kasar. Tentunya sudah tidak terhitung lagi satpam yg adu mulut dengan saya. Tapi secara kesulurah masih bisa ditolerir lah.

Ow iya, om saya sudah selesai di oprasi dengan sukses kemarin. Trima kasih bagi teman-teman yg mendoakan dan caring. Tante saya, walaupun sempat naik tensinya, cuma sekarang sudah lebih baik. Setelah pendarahan selesai, mungkin akan di bawa ke RS Harapan Kita buat cek jantung (karena ini tujuan semula datang ke Jakarta).

Dampak buruk bagi saya, selama di RS, dan bolak-balik ini, saya absen lari pagi, absen dari diet makanan sehat. Doakan biar bukan saya berikutnya yg sakit, ok. Nanti update lagi kalo ada kabar terbaru. Rencananya besok saya akan kesana lagi. Take care guys&gals.

at Starbucks Plaza Semanggi

Belakangan saya lagi gemar nongkrong di SB Pelangi. Sebenarnya saya punya pengalaman buruk di sini, makanya tidak mau kembali ke sini.

Pertama kali ke sini memang pelayanannya ramah. Kali kedua 'dikerjai' orang. Kali itu ada sebuah perusahaan forex yang mrngajak saya ambil bagian dalam sebuah investasi. Sebenarnya malas, hanya saja karena belum mengerti mengenai investasi ini, dan juga karena kesetiaan marketing forex yang tiada henti menelpon saya, akhirnya saya kabulkan untuk bertemu.

Mereka mengatur waktu bertemu di SB Pelangi. Saya datang lebih awal, 15 menit dari yang disepakati. Saya datang bersama konsultan keuangan saya. Yah, kamu boleh saja tertawa, hanya saja waktu itu saya benar-benar buta.

Tunggu punya tunggu, tiga gelas ice cappucino blended, sepiring tiramisu dan brownie espresso sudah habis. 90 menit kemudian mereka datang serombongan (tiga orang, satu supervisor mereka). Saya sudah setengah jengkel, karena dibiarkan menunggu, padahal kan mereka yang butuh.

Segala basa-basi keluar, segala promosi keluar. Biar meyakinkan, laptop pun ikut keluar buat nunjukin grafis dan tetebengeknya. Biar makin asik ngobrolnya, beberapa gelas kopi ikut keluar. Masih belum cukup, saya yg keluar.

Saya sendiri lebih banyak diam, konsultan saya yang lebih banyak ngomong. Setelah selesai, mereka pamit. Ya, pamit gitu aja tanpa rasa bersalah. Setelah MEREKA mengatur janji bertemu di SB, mereka melenggangkan kakinya untuk pulang duluan. Setelah 90 menit nunggu, mereka langsung melangkah keluar dengan santai!

Fyi, saya yg harus bayar minuman saya, minuman mereka, dan makan kami. Nice! Ini jadinya siapa yang butuh sih? Masuk akal gak kalo saya gak jadi invest di mereka?? Setelah pengalaman tsb, mereka masih aja nelpon loh buat ngajak bergabung. Heran?!

Nah dengan alsan itu, makanya setiap melewati SB Pelangi, selalu teringat akan tragedi 'perampokan' tsb. Sampai akhirnya minggu lalu saya menunggu teman di Pelangi. Karena kaki sudah sakit keliling Pelangi tanpa tujuan. Mau ke Gramedia, takut bangkrut -- apa lagi Gramed di sana kan banyak buku asing yang bagus-bagus. Akhirnya saya stop di SB.

Wah, pelayanannya asik bangat! Benar tuh motonya the Third Place di SB Pelangi. Akhirnya sejak saat itu saya sering ke sana. Buat sekedar minum sambil baca buku, mengerjakan tugas, mengerjakan ketikan buku dan cerpen, atau sekedar tidur.

Eh, serius loh. Udah gitu asiknya lagi, kamu bisa duduk-duduk di sini tanpa harus membeli apa-apa (soalnya hanya di SB Indonesia saja kita harus beli sesuatu agak bisa duduk). Gak percaya? Barusan di depan saya ada grombolan cewe-cewe yg menghabiskan dua jam lebih tanpa beli apa-apa, hanya menghabiskan kata-kata mereka untuk bergosip. Dan tidak ada yg negur!

Udah gitu suaranya keras bangat lagi, bikin gak konsen lanjutin nulis buku. Akhirnya milih posting blog aja deh. Mereka bertiga, ngomongin soal cowok (pastinya). Eh ternyata saya salah nangkap – maklum kerena mereka ngomong bahasa inggris yg super cepat, seperti orang kumur-kumur – maksudnya lagi ngomongin girl friend salah-satu dari mereka. Yup, dia lesbi. Ok, cukup sekian untuk hal tsb. Nanti saya dikira cowok suka ngegosip lagi.

Bicara mengenai ketikan, untuk sekedar update, dan biar saya juga termotivasi, untuk novel sudah masuk bab sepuluh. Sedangkan untuk buku drumnya, kita bakalan kumpul bahan minggu ini. Doakan ya, biar kami bisa ketemu, biar cepat rampung bukunya.

Belakangan saya justru malah asik dengan cerpen. Baru dapat mood nulis cerpen. Kalo sebelumnya saya paling malas nulis cerpen, soalnya seting dan bingkainya pendek. Kita dituntut harus mampu mengolah bingkai tulisan yg pendek tsb agar ceritanya tetap utuh, tanpa terlihat terbatas.

selain itu, hampir seminggu ini saya bolak-balik ke RS Cikini. Sempat dua hari jg tidur di RS. Nanti saya posting untuk lengkapnya di sini.

Ok segini dulu ya.

Axis=SixA(setan) Hoax Paling Menggelikan!

Pernah dapat sms/email seperti ini baru-baru ini?

Tmn2,kmrn SABTU,Tgl 19 April 2 Org plnggn krtu AXIS meninggal di rmhnya tnpa luka sdktpn (Suara Harapan Minggu 20 April 08.)sekali lg dimohon dgn sngt u/ tdk MENYENTUH BAHKAN MEMAKAI KARTU AXIS-BILA DPT SMS/TLP DR NO AXIS,JGN DIBLS / DIANGKAT.No depannya 0866XXX.....4wrd y!1smz menyelamatkan 1jiwa.....!!!


Atau ini,

jGn pKe GSM bR yg namanya AXIS y!Axis prod yg m'bntu grj setan!Plis jgn make krn dana dr Axis dpake u/ m'prluas grj setan.Dah ad iklan jg d kompas n counter2 HP! Sbarin k org2 yg kmu knL laen y, dgn nyebarin sms ini,kalian dah nyelamatin 1jiwa.Jgn mw kLh u/ m'prluas krajaan TUHAN!


Sampai akhirnya teman saya bingung sendiri,

Kartu gsm AXIS ud keluar di tv.
60/sms
60/mnt
600/mms.
Simbol 666=setan
SIXA=siksa
AXIS artinya AntiKris
AXIS dibalik SIX A yg artiny Pentagram yaitu lambang setan
Jgn dbeli itu kartu pendukung gereja setan.Bnr gk seh sms ini?


Mungkin teman saya ini sudah kewalahan forward sms-sms kaleng ini, yg isinya sebenarnya serupa. Karena sms yg dia forward diklaim penting untuk diketahui khalayak.


Pernah kepikiran gak sih sebelum masuk dalam partisipan penyebar sms/email kaleng ini, sebenarnya merugikan kamu?


Tarohlah kamu bersms ria dengan gratis 100sms/hari seperti saya. Tapi toh tetap saja buang-buang waktu. Loh jangan salah, saya jg merasa buang-buang waktu. Sebenarnya saya tidak ingin posting mengenai ini, ngurusin kabar yg gak rasional. Sayangnya sms tsb telah mengusik dan membuat saya jengah tanpa ditolerir lagi.


Banyak sms/email/YM yg bernada serupa, dengan sumber berita yg seolah dapat dipercaya. Tapi kalo dicermati lagi, dan bertanya pada om google , sumber-sumber tsb fake. Jikapun ada, beritanya tidak ada hubungannya sama sekali dengan Axis.


Axis dibalik jadi Six A, atau Six V, lambang setan. Alasan paling tolol sedunia! Ini sudah bukan merupakan lelucon yg lucu lagi, karena sudah terlalu mengada-ada dan membawa agama. Persaingan yg kotor malah menurut saya.


Yg paling tidak rasional lagi, tarif yg 60 dan 600. Selain itu, yg namanya tarif ya bisa berubah. Karena alasan promosi makanya diseragamkan menjadi promo 6. Besok-besok, kalo regulasi tarif GSM lebih murah lagi, ya tidak menutup kemungkinan promonya 4 atau 3 (dan beran taruhan, pasti ada saja alasan para pengecut itu untuk menyebarkan kebohongan baru). Paling tidak Axis lebih baik untuk tidak terjebak dalam perang 1 dan 0,1 sekian-sekian yg jelas-jelas menipu masyarakat.


Selain itu nomor sambungan yg diklaim 0666xxx/0866xxx. Kenyataannya nomor Axis dimulai dengan 0838xxx. Bukannya ada salah-satu oprator yg memiliki nomor akses bebas pulsa 666? Kenapa provider tsb tidak ikutan disandung sekalian?


Kalo memang benar setan bisa pakai cara ini buat menyebarkan ajaran dan terornya, kenapa kita yg orang benar, punya kuasa yg lebih besar dari kuasa setan, tidak menggunakan cara ini untuk menyebarkan kuasa kebaikan. Jadi mungkin nama kartu yg cocok Tamal's, yg kalo dibalik artinya S'lamat.


Yang menggunakan kartu ini langsung jadi baik, tidak berbuat jahat lagi. Loh kok lucu? Kalo setan aja punya kemampuan demikian, kenapa kita yg kuasanya lebih besar tidak mampu berbuat demikian??


Jawabannya sederhana, karena setan jg gak sesakti itu untuk menebar kuasanya. Lagi pula kita percaya apa yg ingin kita percaya.


Saran saya, sebelum kita menyebarkan sms/email/YM berantai, coba simak baik-baik, apa hal tsb mungkin? Apa sms ini membawa sejahtra untuk orang lain? Apa benar keselamatan sso terletak apa kartu? Atau sebenarnya kita hanya ikut-ikutan aja dalam hoax paling boombastic ini.


Johanes P

johanesjuda.blogspot.com
fivestroke.blogsopt.com
_____________
This mail sent by Sony Ericsson M600i

Lari Pagi Bersama Yuda...

Dari semua cabang olahraga, mungkin yg paling saya gemari adalah lari. Yah gak kenceng bangat sih kalo lari, tapi paling tidak, kalo dikejar bencong Taman Lawang gak ketangkap deh (hiiih... gak kebayang kalo samapi ketangkap!!!)

Alasannya sederhana kenapa saya memilih lari, karena mudah. Tidak perlu latihan khusus, alat khusus, atau pakaian khusus - hanya khusus menyempatkan waktu. Jangankan running shoes, bersempak ria pun jadi. Paling kamu dikira pasien rs jiwa yg lagi kabur.

Bukan sekarang-sekarang saja saya addict sama lari. Dulu, sebelum saya meninggalkan Indonesia, waktu begitu padat. Tugas banyak menumpuk, stress gak punya pacar (yg ini boongan). Untuk itu saya punya beberapa kiat untuk menjernihkan pikiran dan menghilangkan stress. Selain mengendarai mobil berkeliling Jakarta ditengah sepinya malam, kadang saya jg menjernihkannya dengan berlari.

Biasanya sehabis pulang kerja, langsung ganti baju dan lari malam. Tidak jarang saya kembali dari berlari pk2 dini hari. Maklum, pulang kerjanya saja tengah malam.

Kembali ke rutinitas lama gaya baru, lari pagi. Seperti di posting sebelumnya, sudah saya utarakan kelebihan lari pagi, walaupun secara umum (semua tipe parksport/parkour). Nah yg saya gak notice adalah kelemahannya. Setelah hampir satu bulan ini berlari pagi di taman dekat kost, ternyata ada beberapa kelemahan yg cukup mengganggu kawan.

Pertama, dikala Jakarta diguyur hujan yg gak bisa baca kalender (udah bulan gini, masih aja hujan), tentunya jalan-jalan pun menyisahkan kubangan air dan bechek tanpa ocjyek. Itu artinya, kamu harus sigap melompat ke kanan dan ke kiri, kopral ke depan dan belakang, hanya untuk menghindari air dan bechek itu tadi. Belum lagi, sepatu yg kotor karena belum dicuci (?).

Kedua, ternyata kawan, tidak seperti beberapa tahun lalu, yg acara lari pagi bisa dijadikan ajang gebet-menggebet cewek, saat ini 80% pelaku olahraga taman adalah *tarik nafas dulu* manula....

Semakin lama saya menanti para cewek yg lari pagi, semakin sering saya dikecewakan oleh para manula-manula tsb. Sisa 20% siapa? Wanita hamil dan cowok yg mikir kalo bakal ketemu cewek cantik di taman, seperti saya. Ternyata benar, cewek cantik lari di gym, bencong lari di taman.

Tapi ada keuntungan, yg tentunya disukai hampir semua orang Indonesia, termasuk anak kecil. Lari pagi itu murah!

Berbekal kuntungan yg tidak seberapa tsb, ini beberapa tips dari saya bagi yg masih tetap ingin lari pagi.

Sebelum menjadwalkan lari pagi untuk besok, ada baik kamu memperhatikan hal berikut:
  1. Pastikan rute mana yg ingin kamu tempuh. Jangan mencari rute saat lari pagi, karena yg ada kamu tidak fokus pada larimu. Usahakan rute yg berotasi, seperti mengelilingi taman, komplek, planet, pokoknya apa saja yg ingin kamu kelilingi.
  2. Siapkan pakaian semalam sebelumnya. Sebaiknya gunakan sepatu lari, tapi kalo tidak ada, sepatu kets pun jadi, asal jangan sepatu pantofel. Gunakan kaos kaki yg tebal, untuk menghindari lecet. Gunakan baju-celana yg nyaman agar mudah sirkulasi udara. Sediakan handuk kecil.
  3. Jangan makan malam berlebih, karena akan menyebabkan bangun dengan perut yg kelaparan.
  4. Ada baiknya jika mengajak teman, agar tidak merasa garing lari sendirian. Atau jika tidak ada, iPod adalah teman setia yg ok buat diajak lari pagi.
  5. Ow iya, pastikan besok pagi anda bangun pagi. Saya pribadi sarankan untuk lari pagi jam5-6, saat udara masih segar. Dan jangan lari pagi di atas pk8 pagi. Kenapa? Sudah siang! Loe gak ngantor apa??

Tips-tips buat lari pagi:
  1. Jangan makan apa-apa sebelum kamu lari pagi. Minum air putih secukupnya (1-2gelas). Ini membuat metabolisme tubuh lebih besar.
  2. Lakukan senam pemanasan sebelum kamu beranjak keluar. Memang bisa jg senam sesudah lari, tapi senam diawal lari pagi mengurangi cedra otot.
  3. Berjalan dulu sebelum kamu mulai berlari. Ini membuat otot kakimu tidak shock. Ambil waktu sekitar 5-10menit untuk tahapan dari jalan santai, jalan cepat, sampai akhirnya berlari kecil.
  4. Berdasar kecepatan, lari dibagi dalam tiga jenis; lari kecil, lari menengah, dan lari cepat (sprint). Idealnya sih kamu lakukan ketiganya dalam satu kesempatan (khususnya saat latihan kardio). Saya sendiri biasanya joging sejauh 2X120m. Dilanjutkan dengan lari menengah 120m, dan diakhiri dengan infus di rs terdekat. Gak lah, habis itu sprint 60m. Setelahnya jangan langsung berhenti, tapi lakukan pendinginan dengan berjalan 120m, dan diakhiri dengan beristirahat di bangku taman sambil liat para manula.

Hal-hal yg perlu kamu perhatikan:
  1. Jangan berlari sambil minum. Malah sebaiknya, jangan minum selama sesi olahraga, itu akan membuat lambungmu sakit.
  2. Sebaiknya selingi latihan karido (contohnya lari pagi ini) dengan latihan beban. Dan kalo kamu gunakan lari pagi sebagai pemanasan sebelum latihan beban, jangan berlari terlalu lama dan jauh. Cukup jalan 120m, joging 120m dan lari menengah 60m.
  3. Sehabis lari, kesalahan yg paling fatal adalah langsung makan. Makannya gorengan pula, seribu tiga pula, atau soto babat. Jerih-lelahmu sia-sia kawan. Biasakan mandi sehabis berolahraga. Itu jg akan membuat kamu makan dengan santai, bukan dengan kalap karena habis olah-raga. Survei membuktikan, orang makan lebih banyak saat langsung makan sehabis olahraga, dibanding 1jam kemudian (sesudah mandi).
  4. Saat beristirahat, luruskan kaki, dan jangan menumpukan badan pada kedua tangan. Istirahat yg ok 5-10menit. Lebih dari itu menyebabkan kamu terlambat kerja.
Disclaimer, yg melakukan survei adalah saya, yg disurvei jg adalah saya.

Segini dulu deh. Nanti kalo ada yg baru, saya tambahin lagi. Selamat berlari pagi kawan. Semoga selamat sampai ditujuan!



Ps. Kalo sampai kamu ketemu cewek cantik sewaktu lari pagi di taman, waspadalah, itu bencong. Dan semoga kamu sudah cukup kencang berlari kalo sampai dikejar tuh bencong. Waspadalah! Hiiiih...

Greenpeace buka Stand

Hari minggu kemarin, sepulang dari greja, saya mampir makan siang (teteup) di Citraland. Rencananya mau makan di Chowking. Bagi yg tidak tahu chowking di mana, letaknya bersebelahan dengan Gramedia. Kalo gak tahu Gramedia di mana, adanya di lt5. Eh masih gak nemu? Ow iya, lt5 mah pujasera ya. Yah tanya aja ke satpam, malu bertanya sesat di jalan... gile di Citraland aja loe bisa tersesat, gimana kalo di West Edmonton Mall?!

Sewaktu lagi jalan menuju chowking, ada SPM (Seles Promotion Mas-mas.red) yg menawarkan (yg awalnya saya pikir) sebuah produk. Tentunya, sebagaimana orang Indonesia yg sigap dalam menolak segala bentuk produk yg mengeluarkan uang - namun cepat kalo menerima yg gratisan - saya reflek menolak dengan mengangkat tangan.

Namun baru beberapa langkah, mata saya tertuju pada stand SPM tsb. Wow ternyata warnanya hijau, dan ternyata stand punyanya Greenpeace Indonesia (GPI)! Ok, memang saya masih susah membedakan antara tong sampah dengan selokan, masih gak bisa membedakan kencing di kloset dengan di tembok tetangga, tapi kesadaran lingkungan saya cukup tinggi kok. Saya senang ambil bagian dalam isu lingkungan dan masalah sosial (gaya loe tuh Yud, ngupil aja masih sering salah masuk lubang?!).

Contohnya, kamu tahu demo ke pemasok Unilever, terkait pembakaran hutan di Kalimantan? Bagi yg gak tahu, makanya saya kasih tahu. Bagi yg tahu, saya gak ikutan demo kok --'

Balik lagi ke standnya GPI. Jadi para SPG dan SPM GPI ini menawarkan keikutsertaan kita untuk menjadi Supporter-nya GPI. Bukan maksudnya jadi pemandu sorak saat ada kegiatan GPI, bukan. Melainkan sumbangsih - baik dalam menyandang dana, maupun keterlibatan langsung.

Kenapa penting untuk berpartisipasi?
Ok deh kakak, saya bukan salah satu SPMnya GPI, jadi langsung aja tanyakan ke mereka, atau akses situ mereka. Hanya saja, sehubungan dengan blog saya sebelumnya, saya mendorong untuk kamu ikut berpartisipasi. Peduli terhadap lingkungan kita, peduli terhadap orang-orang disekeliling kita.

Caranya?
Kamu bisa berpartisipasi dengan dua cara kongkrit di GPI. Pertama, kamu menjadi volunteer. Dengan ini bersiaplah untuk dikirim ke Nigeria hahaha *devil laughing*! Gak lah. Menjadi volunteer itu kamu berpartisipasi, baik terjun langsung di lapangan (seperti para SPG dan SPM yg belakangan saya baru tahu kalo mereka itu para full-timernya GPI) atau bagian administrasi - ada yg full suport, ada jg yg dibayar. Untuk lebih lengkapnya (dan untuk menghindari salah penyampaian informasi) bisa langsung menuju ke sini atau cek jg forumnya.

Kedua, dengan cara menjadi donatur untuk GPI. Mungkin ini lebih mudah buat kamu. Kamu dapat berpartisipasi dengan cara menyumbangkan minimal IDR50.000/bulan, yg bisa langsung didebit dari saldo atau dari kartu kreditmu, setiap bulannya. Jangka waktunya, kamu bisa tentukan sendiri mau berapa lama.









Cop form supporter Greenpeace Indonesia

Sebenarnya ini bukan hal baru, karena sebelumnya UNICEF perwakilan di Indonesia, melakukan penggalangan dana seperti ini (soalnya saya ikutan jg).

Apa keuntungannya bagi kamu?
  • kamu sudah melakukan bentuk kongkrit dan dukungan menyelamatkan dunia (termasuk kebakaran hutan dan isu-isu lingkungan lainnya)
  • kamu belajar untuk perduli dengan lingkunganmu. Tentunya kamu akan semakin konser akan isu lingkungan, kalo kamu tahu uangmu ada di sana
  • kamu mendukung program penyelamatan lingkungan, ekosistem, dan tentunya bagian dari save the world
  • kamu akan mendapat buletin, jadwal kegiatan dan pertemuan para supporter, dll
  • kalo sama lingkunganmu saja kamu perduli, pasti kamu orang baik *mulai maksa alasannya*
  • orang yg perduli dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya, mencerminkan jiwa sosial yg tinggi, dan bagi para cowo, cewe suka hal tsb *mulai kehabisan alasan*
  • dan kalo kamu masih mencari keuntungan lainnya, sudah bisa dipastikan mentalmu pedagan abizz

Bagi teman-teman yg ingin ikut berpartisipasi, boleh datang ke standnya GPI di Citraland. Kalo gak salah mereka buka di sana sampai bulan depan. Dibeberapa mall juga, cuma gak hafal. Kamu bisa juga tanya-tanya kemereka, siapa tahu penjelasan saya di sini justru membuatmu bingung.


Save the world! Save our forest!!

Si Kaya dan Si Miskin

Siapa orang terkaya di dunia? Bukan saya pastinya! Ok, gak penting siapa yg terkaya. Pertanyaan sebenarnya yg ingin saya ajukan adalah, kamu pernah terpikir untuk menjadi orang kaya? Atau paling tidak pernah mencoba berpikir, apa artinya kaya?

Dulu saya orang yg bermimpi memiliki kekayaan lebih banyak dari kamu, bahkan sebelum saya bisa menghitung uang. Didorong dari pengalaman saya sewaktu kecil, sewaktu saya lihat bos mamaku punya mobil banyak bangat. Semuanya sedan. Sewaktu mobil papaku rusak karena kecelakaan, kami sekeluarga dipinjamkan mobilnya (kalo dipikir-pikir sekarang, baik bangat ya bos nyokap? Kalo sekarang mah boro-boro dipinjamkan, ada jg disuruh naik angkot?!).

Habis itu saya jadi berpikir, wah enak ya kalo jadi bos, mobilnya banyak, ganti-ganti terus. Sehingga saat anak seumur saya bercita-cita menjadi pilot, atau dokter, atau pekerjaan mulia lainnya, saya malah menjawab dengan mantab, saya ingin jadi boss. Saya ingin jadi orang kaya!

Untungnya bos mamaku itu bukan pejabat pemerintah yg koruptor, kalo tidak mungkin setiap ditanya tetangga ingin jadi apa, jawaban saya, ingin jadi koruptor tante.

Mungkin saat itu, yg ada dipikiran saya mengenai orang kaya lebih sempit dari sekarang; bukan masalah punya uang banyak, makan enak, tapi sebatas pada kendaraan saja. Sewaktu kita kecil dulu, pikiran kita terlalu tulus untuk memikirkan menjadi orang kaya adalah menumpuk uang, dan pikiran kita terlalu sempit, bahwa menjadi orang kaya itu perlu kerja keras.

Seiring berjalannya waktu, dan bertumbuhnya pengertian, akhirnya saya menyimpulkan, 'bos' bisa punya mobil sedan yg banyak karena punya uang banyak. 'Bos' punya uang banyak karena bekerja dengan keras (entah benar keras bekerja atau keras berpikir 'bagaimana caranya korupsi'). Untuk bisa memiliki uang banyak bos harus mengumpulkan uang lebih banyak dan menyimpannya. Sederhananya, semakin banyak yg disimpan, semakin banyak pula uangnya. Semakin banyak uangnya, semakin banyak jg mobil sedannya.

Tentunya sampai di sini, kamu tidak membantah definisi 'orang kaya', orang yg PUNYA lebih banyak uang, orang yg PUNYA lebih banyak harta. Dan dengan sendirinya paradigmanya adalah, apa yg kita PUNYA menunjukan status kita. Apa yg kita PUNYA menunjukan siapa diri kita.

Tapi benarkah 'orang kaya' itu mengenai memPUNYAi lebih banyak?

Orang berkelebihan adalah orang yg bisa memberi didalam kekurangannya.

Jika saya memiliki IDR 1juta, dan kamu hanya IDR 10.000, datang sso yg meminta bantuan materi. Saya memberikan IDR 100.000 sedangkan kamu memberikan IDR 9.000. Kira-kira siapa yg memberikan paling banyak?

Secara nominal, tentu jumlah pemberian saya lebih banyak. Tapi kamu yg kekurangan, mampu memberikan hampir seluruh dari yg kamu miliki. Kira-kira siapa yg memberi lebih banyak? Kira-kira di mata siapa, peminta itu begitu berarti?

Menurutku, hanya orang yg PUNYA lebih banyak -- dalam hal ini orang kaya -- yg mampu memberi lebih banyak. Kalo dia tidak memiliki apa-apa, tapi masih mampu memberi, berarti apa yg dia miliki sebenarnya jauh lebih banyak lagi. Dan hanya orang yg mengasihi yg bisa memberi.

Seharusnya orang kaya itu bukan berbicara mengenai apa yg dia dapatkan, tapi apa yg bisa dia berikan. Bukan mengenai apa yg dia PUNYAi, namun apa yg dia BERIkan.

Saat saya punya laptop, saya punya rumah, bahkan saya punya banyak mobil sedan, tapi tanpa pernah tahu memBERI, justru sebenarnya saya miskin. Orang yg hanya tahu bagaimana memberi kepada diri sendiri, dan hidup untuk diri sendiri, pantas dikasihani.

Manusia adalah mahluk individu, sekaligus mahluk sosial. Keberadaan manusia secara individu berpengaruh besar secara kolektif. Artinya kita ada di sini, kita hidup di sini - bukan karena diri kita sendiri, dan bukan untuk diri kita sendiri.

Saat kamu memberi dalam kekuranganmu, justru kamu menerima lebih banyak dari yg bisa kamu berikan. Saat hidup kamu berguna dan berdampak buat orang lain, saat itu kamu akan tahu apa arti dari 'hidup yg kaya'.

Kata orang bijak, hidup kita itu saluran buat orang lain. Saat hidupmu menjadi kekayaan bagi orang lain, justru lebih kaya lagi dirimu.

Saya kenal orang-orang yg memberikan lebih banyak dari apa yg mereka miliki. Bahkan salah-satu dari mereka berpikir keras, bagaimana caranya agar bisa memberi -- tidak hanya materi, tapi jg pengaruh yg baik -- kepada lebih banyak orang. Bukannya orang-orang seperti ini sesungguhnya adalah orang yg kaya?

Betapa miskinnya kita saat hanya berpusat pada diri kita yg kecil ini, dan betapa kayanya kita saat kita berpikir untuk orang lain. Kamu tidak hidup sendiri di sini, ada saya, ada mereka. Kita hidup di dunia yg sama, dengan ras yg sama -- manusia. Seberapa pentingnya hidupmu bagiku dan bagi mereka? Seberapa kayanya dirimu?

Akhirnya, apa yg bisa kita BERIkan kepada orang lain menunjukan status kita, dan apa yg bisa kita BERIkan menunjukan siapa diri kita.

Mendengar Dengan Telinga, Bukan Dengan Mulut

Sadar atau tidak, kita cendrung lebih suka berbicara dari pada mendengarkan. Kita lebih suka didengarkan dari pada mendengarkan. Sedikit dari kita punya telinga yg bagus untuk mendengar.

Padahal esensi dari komunikasi adalah, berbicara dan mendengarkan. Malah, rahasia dari kesuksesan berkomunikasi, adalah menyimak pembicaraan.

Hal ini tidak hanya dalam keseharian kita saja, dalam obrloan vebral. Kebiasaan kita untuk lebih banyak bicara dibanding mendengar kita praktekan juga dalam komunikasi non-verbal di forum-forum internet, sosial web, dan media chating maya.

Tidak jarang dibeberapa forum, sso posting untuk gagasan atau ide, yg sudah diutarakan sebelumnya oleh orang lain. Tidak jarang jg menanyakan pertanyaan yg sama, yg sudah dijawab oleh orang lain. Komentar yg sering muncul, wah kepanjangan nih postingnya, males baca. Rangkumannya aja deh?

Membuktikan, sehabis baca topik, mereka buru-buru mengklik 'reply', tanpa terlebih dahulu baca komentar yg sudah diberikan. Mereka buru-buru mengutarakan gagasan mereka, tanpa baca gagasan orang lain. Makanya gak jarang gagasan dan posting mereka pun jarang dibaca orang lain.

Kejadian tsb setali tigak uang dengan blog. Pernah gak nemu komentar, blognya bagus. Jangan lupa link ke blog gw ya.

Gimana bisa menilai sebuah blog bagus sih, kalo yg dilihat cuma tampilan, baca posting paling baru dan paling pendek, dan itu pun sepotong-sepotong? Kalo mau dicermati, sebenarnya maksud dan tujuan utamanya sih, agar kita link dan baca blognya dia jg. Sayangnya, dia aja gak mau baca blog orang lain, bagaimana mau berharap orang lain baca blognya?

Contoh, beberapa waktu lalu sso yg mengenal saya dari blog, berkorespondensi dengan saya melalui email. Yg mengherankan dia bilang kalo sering baca blog saya, tapi lah kok baru tahu kalo saya kerja sekuler sih? Selama ini dia tahunya saya bekerja sebagai penulis dan musisi.

Ini saya yg merasa Deja Vu menulis blog, atau memang blog saya tidak dibaca?

Tidak jauh beda pula dengan chating.
cewe: hei lama ga ketemu hahahhahahaa
gw: hei halo sis
gw: pie kabarne?
cewe: baik
cewe: lagi ngapain nih?
*padahal di status saya tertulis besar-besar: kerjaan banyaak!!!*
gw: lagi kerja sis
cewe: ow kamu sudah kerja toh?! Dmn?
*nice, jadi selama ini saya dianggap pengangguran*

Berbicara memang butuh keterampilan, namun mendengarkan pun membutuhkan keterampilan yg tidak kalah pentingnya. Mendengarkan tidak hanya diam menunggu giliran berbicara, bahkan sekalipun (kamu pikir) sudah tahu apa yg ingin dia sampaikan.

Tidak jarang kita jengkel dengan sso yg saat mendengarkan kita, sambil tersenyum seolah tahu persis apa yg ingin kita sampaikan, dan mencari kesempatan saat kita berhenti sejenak menarik nafas untuk memotong pembicaraan kita. Iya, gw tahu maksud loe bla bla bla.... Habis itu dia ngomong apa yg dia pikir kita maksud. Tidak jarang, tidak nyambung dari yg kita maksudkan.

Kalo yg sudah lebih akrab, mungkin rebutan siapa yg bicara duluan. Tidak masalah sih siapa yg bicara duluan, asal semuanya didengar, masalahnya sering kali yg bicara belakangan justru tidak didengarkan.

Seperti yg saya bilang, rahasia dari komunikasi yg sukses, bukan berbicara lebih banyak, bukan berbicara lebih lihai. Tapi mendengar lebih banyak, mendengar lebih lihai.

Saat kamu mendengarkan sso, tidak hanya berarti diam pasrah, tidak hanya mendengarkan huga, huga, huga..., suara yg sebenarnya gak ada artinya di otak kamu. Mendengarkan itu, dengan seksama kamu memperhatikan pesannya, tidak hanya serangkainan fonem. Memperhatikan maknanya, bahkan mungkin yg tersirat sekalipun.

Saat kamu mendengarkan sso dengan seksama -- tidak hanya sambil lalu, atau sekedar menunggu giliran bicara -- sso akan merasa dihargai, dan sso akan mendengarkan orang yg menghargai mereka. Jadi kamu tidak perlu banyak bicara agak sso mendengarkan kamu, cukup dengarkan saja mereka berbicara kawan

Babi Ngesot: Datang tak Diundang, Pulang tak Berkutang

Tak Berkutang

Penulis : Raditya Dika

Editor: Windy Ariestant

Penerbit: Bukuné

Tebal : 148 halaman

Format : 11 cm x 19 cm







Akhirnya kesampaian jg untuk beli buku ini, walaupun harus absen makan tiga hari buat beli. Soalnya kalo saya ke toko buku, seperti anak perawan lepas kandang, liar! Pengennya semua buku diborong. Baca gak baca, pokoknya beli dulu. Dari tiga buku yg ingin saya beli kemarin, jadinya hanya dua buku yg ikut kerumah, dan salah-satunya Babi Ngesot: Datang tak Diundang, Pulang Tak Berkutang.



Judulnya kok aneh gitu?

Yah, memang dari ke4 bukunya Dika, judulnya gak ada yg beres. Mungkin sekaligus menunjukan bahwa yg nulis dan yg baca, sama-sama gak beresnya. Judulnya yg agak spooky tsb dimaksudkan oleh penulis untuk merujuk pada hal-hal berbau gaib, yg biasanya menjadi ketakutkan bagi kebanyakan orang.



Cuma bukan berarti buku ini berkisah mengenai Dika dengan Tuyul, atau Dika dengan Babi Ngesot -- konteks ketakutan lebih luas. buku ini berisi cerita mengenai pengalaman spooky Dika dalam OSPEK, menghadapi cewek, kawin, kencan buta, dan buta benaran. Masih sama seperti ke3 bukunya yg terdahulu, buku ini berisi cerita pengalaman-pengalaman gokil Dika.



Mana yg lebih bagus diantara semua bukunya?

Kalo Dika bilang, buku-bukunya dilahirkan -- dengan berpilu kringat dan cucuran darah, sehingga sama seperti seorang anak di mata orangtuanya, tidak bisa dibandingkan. Tapi toh di mata orang lain, entah anak siapa kek, pada akhirnya perbandingan itu tidak bisa dielakan.



Kalo kata teman saya, ortu saya melahirkan saya waktu masih belajar bikin anak -- jadi hasilnya jauh dari cakap, maklum anak sulung. Anak kedua lahir sudah agak berpengalaman. Anak ketiga lahir makin berpengalaman. Anak keempat lahir, lupa pengalaman...



Tapi tidak seperti nasib tragis anak ke4 ortu saya, anaknya (baca: bukunya) Dika kali ini lebih mantab. Menunjukan pengalam Dika dalam bermain posisi di ranjang. Sori, maksudnya pengalaman dalam menciptakan posisi ledakan tawa.



Kalo cerita dalam buku ini, mana yg paling bagus?

Beberapa judul yg asik tuh: Asal Jangan Jadi Perkedel, Panduan Singkat Menghadapi Cewek, Surup-Menyurup, Gosip, Kencan Buta, My Heart is Like in Jail, Itu Kan..., wait, wait, ini mah bukan beberapa, tapi hampir semua! Ok, cerita favorit saya dalam buku ini jatuh pada Merinding Disko, judul awal dari buku ini, sebelum dirombak jadi Babi Ngesot.



Overall...

Dibanding bukunya yg pertama -- Kambing Jantan, buku-buku Dika selanjutnya justru memperlihatkan kepiawaiannya dalam menulis cerita komedi, mengolah plot dan merusak realita pembaca.



Wah jangan salah, walaupun buku-bukunya menceritakan pengalaman tolol tapi nyata dari Dika, plot yg digunakan dalam bercerita sama penting dan susahnya seperti ceritak-cerita fiksi.



Menurut saya buku ke4 ini justru memikul beban yg berat dibanding ke3 buku lainnya. Alasannya? Ekspektasi pembaca semakin tinggi, sehingga standar tsb dibebankan di pundak buku ke4 ini (itu pun kalo buku tsb memang memiliki pundak). Saya pribadi sempat was-was sebelum membeli buku ini, takut uangnya gak cukup (??).



Bagi para pembaca setia bukunya Dika, pasti semakin mengerti dan sadar gaya komedian Dika, dan kalo Dika hanya memanfaatkan kesuksesan lama (hanya beda sampul dan cerita), buku Babi Ngesot ini pasti akan jadi picisan.



Faktanya, justru saya masih tetap tertawa membaca buku ini. Walaupun saya sudah tidak asing dengan komedian ala Dika, dan berusaha untuk meraba vorstellung1-nya, namun toh kekonyolannya tetap saja tidak terduga.



Dan buku Babi Ngesot ini, menurut saya, puncak dari pengalaman Dika yg ter-asah dan semakin mahir menciptakan ledakan tawa, asosiasi yg tidak terduga antara Representasi Konseptual1 dengan Realita1. Kalo memang ini buku Dika yg terakhir dalam bertutur pengalaman pribadinya, maka memang pantas jadi the best dari ke tigak buku lainnya. Salut buat Dika.



Ranking A. Kamu harus punya buku yg satu ini, walaupun harus ngutang di kasir.











1The World as Will and Representation