Tiga Sahabatku

Sahabatku?_Kamu!!

Ada tiga tipe sahabat yang harus kamu miliki agar kamu bisa belajar, di ajar dan berbagi.

Pertama, sahabat sebaya. Ini membuat kamu punya teman untuk berbagi dan saling mengerti. Kenapa? Kerena mereka sebaya dengan kamu, jadi jelas mereka setidaknya mengerti polemik generasimu.

Kedua, mentor. Sahabat yang ini, berasal dari generasi di atas kita. Kita perlu memiliki sahabat yang lebih tua untuk belajar dari pengalaman mereka. Hanya orang congkak yang merasa tidak perlu belajar dari pegalaman orang lain, dan hanya orang bijak yang membuka pikiran mereka pada nasehat orang lain.

Dan yang terakhir, murid. Seperti tebakanmu, yang tergolong sahabat ini adalah yang lebih mudah dari kita.

Ngapain sih harus berteman dengan anak kecil? Pikiran mereka kan masih kekanak-kanakan.

Mungkin memang benar demikian, tapi bukankah kita hidup harus meninggalkan jejak? Menurutmu di mana jejak yang paling baik untuk kita sisihkan? Yup, pada generasi di bawah kita. Kalo kita tidak bersahabat dengan mereka, kita tidak tahu bahwa dunia ini akan, sedang, dan telah berubah. Kalo kita tidak sadar, maka kita akan puas diri dengan segala yang kita miliki. Dan itu tanda kematian untuk mental kita.

Kebanyakan dari kita punya banyak sahabat yang sebaya kita, tapi bagaimana dengan mentor kita? Bagaimana dengan murid kita?

Di posting sebelumnya sudah pernah saya singgung sedikit mengenai orang yang mempengaruhi hidup saya, sekaligus mentor saya, yaitu Sulianto. Selain dia, ada Yoseph Hopetenly Tambah; orang ini begitu luar biasanya. Saya belajar yang namanya kesetiaan, kerja keras dan harapan. Sekarang beliau tinggal di Singapur dan bekerja untuk bank terbesar di dunia.

Benny, merupakan satu dari tiga mentor saya. Di dalam kejenuhan hidup dan rutinitas saya yang hampir membunuh, saya bertemu dengan orang yang penuh dengan hidup, kerja keras, cerdas, dan beberapa kemiripan dengan diri saya. Bukan, saya bukan bermaksud bilang diri saya cerdas dan pekerja keras. Justru sebaliknya, melihat dia saya mengerti bahwa saya harus banyak belajar dan bekerja lebih giat lagi.

Yang paling saya salutkan dari dia, karena dia pernah menjadi dosen. Menurutku, seorang pengajar itu besar nilai hidupnya. Karena dia membagi pengalaman hidupnya agar bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi di bawanya.

Saya belajar juga bahwa seseorang tidak mungkin bisa dinilai dari penampilannya. Ow, jangan berpikir bahwa dia yang gak bisa dinilai dari penampilan, bukan. Tapi sebaliknya, dia memperlakukan orang lain seperti itu.

Ok, harus saya hentikan disini sebelum Benny melayang haha.

Untuk generasi di bawah saya, saya berterima kasih untuk Michael dan Buce. Karena saya belajar banyak juga dari kalian. Bersyukur karena dengan rela hati kalian bersedia untuk disesatkan oleh saya. Buse yang bulan lalu sudah menikah. Ironis bukan, murid gw sudah menikah, sedangkan gurunya, pacaran aja belum. Kepiting!

Dan bagaimana cara untuk menemukan kebahagiaan dalam hidup, sahabat yang baik?
Sahabat yang baik itu, yang akan kamu nikahi jika ia berbeda gender denganmu. Yup, dengan demikian saya telah pro terhadap poligami.


Nb.posting_lain_persahabatan.

Sahabatku? Kamu!!

Hari ini memang bukan hari sahabat, juga bukan karena ada sahabat saya yang sakit, meninggal, atau semacamnya sampai saya membuat posting mengenai sahabat. Tapi biar posting ini menjadi apresiasi saya terhadap sahabat-sahabat saya.

Kenapa sahabat? Karena sahabat itu kesegaran bagi jiwa - carilah sahabat, maka hidupmu akan bahagia. Kalo kata Mario Teguh, sahabat itu adalah satu jiwa dalam dua tubuh. Makanya kenapa saat sahabat kita bersedih, kita pun merasa sedih, saat kita bahagia, sahabat kita pun bersukacita bersama kita.

Seperti yang mungkin kamu ketahui (atau tidak), Keluarga saya hidup nomaden, atau istilah moderennya, merantau. Langit adalah atap kami dan bumi lantai kami.

Joe, itu ungkapan untuk gelandangan, bukan untuk orang yang merantau!

Gelandangan dan merantau hampir mirip kok, sama-sama berpindah-pindah untuk mencari sesuap nasi. Suara violin di kejauhan

Kami, maksudnya anak-anak dari orang tua saya, lahir di Makasar. Genap berusia sembilan tahun saya dan adik-adik pindah ke Jakarta. Genap tiga tahun hijrah ke Bogor karena mamaku melanjutkan sekolah di IPB. Dan ganjil lima tahun kemudian keluargaku pindah ke Bandung, meninggalkan saya dan Richard di Bogor. Bukan karena kendaraan tidak cukup maka kami ditinggal, tapi karena masing-masing dari kami kelas 3 SMU dan 3 SMP, sehingga tidak memungkinkan untuk pindah.

Setelahnya saya kuliah di Jakarta, dan sekarang kedua orang tuaku dan satu adikku yang paling kecil ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Jelas, karena kondisi geografis keluarga saya, maka tidak heran jika tidak memiliki sahabat masa kecil. Positifnya kami cepat beradaptasi.

Tapi berbeda saat berada di Bogor. Saya mengenal yang namanya bolos sekolah, cinta monyet, nyuri-nyuri bawa mobil sewaktu SMP, nembak dapatin SIM, ngeband, sampai bertemu yang namanya sahabat, dan terkena virus jatuh cinta.

Kita singkirkan masalah jatuh cinta, karena bakalan tabrak lari dengan judul posting ini.

Hampir mirip nasib hubungan saya dengan Richard, adik saya, pada sahabat saya pun demikian. Sahabat terdekat saya saat ini adalah Yosua Mesiano. Saya kenal sewaktu SMP kelas dua, dan dalam hati berujar, 'gw gak bakalan mau berteman sama nih orang!!'. Tiga tahun kemudian, 'gak mungkin gw bisa absen kerumahnya, ada bakmie gratis!!'

Alasannya ketidaksukaan saya karena dia cowo yang paling bawel yang pernah saya kenal, paling keras ketawanya (Joe sangat benci cowo yang heboh atau rame sendiri.red); tipe cowo yang punya banyak teman cewe; pinter dan kutu buku (lengkap dengan kaca-mata tutup botol serta tas ransel segede dosa serta bawa-bawa aqua 1,5 liter). Kalo jalan sambil nunduk, karena takut dijahilin sama preman sekolah. Sedangkan saya waktu itu, cowo gembel, nilai pelajaran hanya cukup buat makan, senang buat keonaran, dan 'sok' misterius. Singkat kata, saya premannya.

Apesnya, entah siapa yang ngajak dia, tiba-tiba dia gabung di band yang baru dibentuk untuk acara pelepasan masa SMP. Tentu saja saya drummernya. Mungkin itu dia, apa yang kita benci, itu yang kita terima. Tapi itu gak berhasil saat saya membenci Bunga Citra Lestari, dia tetap akan menikah akhir tahun ini.

Selain Yosua, saya punya sahabat lainnya yang juga anggota band saya; Farika Nurhadini, Tri Asih Tina, Sonny Surbakti, dan Mega Natangsa Tarigan. Mereka semua orang-orang hebat. Saya beruntung bisa mengenal mereka.

Sahabat itu membuat kita menjadi lebih bijak, dan merasa berharga. Tapi sahabat yang bagaimana yang bisa membuat kita lebih bijaksana dari hari ke hari?

Jawabannya:Tiga_sahabat

Match Made In Heaven

Sudah lama saya gak review buku. Kalo gitu biar di saat-saat terakhir bulan ini, ijinkan saya untuk merivew buku yang selesai saya baca akhir bulan lalu. Iya tau, sudah basi.


Judul: Match Made In Heaven
Penulis: Bob Mitchell
Penerjemah: Rahmawati Rusli
Tebal: 368 halaman
Dimensi: 125 X 190mm
Penerbit: Ufuk Press

Genre buku ini adalah komedi ringan. Mengisahkan petandingan golf melawan Tuhan. Yup, kamu gak salah baca. Bahkan menurut James Patterson, buku ini punya ide cerita yang gila (baca:jenius). Sebenarnya yang saya herankan, ternyata buku ini cetakan pertamanya November dua tahun lalu (2006). Tapi kok baru sekarang ya saya lihat di toko buku?

Mengisahkan tentang Elliott Goodman, seorang profesor, pendidik, suami dan ayah bagi dua orang anaknya, dan juga pemain golf; mengalami keadaan kritis karena serangan jantung. Ditengah krisis tersebut dia berjumpa dengan Tuhan. Tuhan menantang Goodman untuk bertanding golf melawan-Nya, dengan taruhan nyawa. Agar adil, Tuhan mengirim 18 perwakilannya untuk menghadapi Goodman dan 18 lubangnya di Inwood, NYC.

Kedelapanbelas lawannya merupakan orang-orang yang menjadi panutan Goodman selama dia hidup. Mulai dari lubang pertama Leonardo, disusul W.C Fields, nabi Musa, John Lenon, Sigmund Freud, E. Allan Poe, Socrates, Joan of Arc, Mildres Ella, Marilyn Monroe, Picasso, Abraham Lincoln, Beethoven, Shakespeare, George Herman Ruth JR, Critoforo Colombo, Gandhi, dan William Benjamn Hogan.

Pertandingan ini begitu seru dan menegangkan, khususnya bagi Goodman, mengingat taruhannya. Sampai diakhir lubang, Goodman berhasil memaksakan perpanjangan lubang karena berakhir seri.

Buku ini cukup menggelitik, baik secara comedi, maupun pesan-pesan yang diusungnya. Tidak meledak-ledak, namun terasa manis. Mungkin ini juga berdampak secara tidak langsung pada alur cerita yang terasa agak datar.

Kekuatan buku ini, menurut saya, justru terletak pada penokohannya. Ini jelas memaksa Mitchell harus memiliki banyak refrensi agak membuat tokoh-tokohnya nyata secara fiktif, tanpa bertentangan dengan realita sejarah. Buku ini juga membuat 'Lead' (menurut James Scott dalam bukunya Plot&Stucture.red) memiliki informasi yang baru bagi khalayak, yaitu golf itu sendiri. Selain itu Mitchell secara luar biasa mampu melampai isu-isu fundamental.

'Joke'-nya sendiri mampu membuat kamu tersenyum saat membacanya, tapi kalo kamu ingin meledak dalam tawa, ini bukan buku yang bagus.

Saya rasa secara keseluruhan ranking B buat buku ini.

Hepi B'day Gendut!!

Dua hari lalu, adikku, Richard berulang tahun yang ke22. Sebelumnya dia bingung, mau traktir teman-teman greja ke karoke atau makan. Tapi mengingat kakak sulungnya ini hanya baik dalam makan dan buruk dalam bernyanyi, sehingga dibatalkan. Trima kasih atas pengertianmu Richard. Padahal sampai sudah ada yang menyiapkan kostum buat karoke ala Mulan Jamela dan Aisya 'Ayat-ayat Cinta'.

Terus terang, baru belakangan ini kami dekat dengan teman-teman di greja. Sebelumnya, saat kami baru pindah ke Jakarta, kami bergabung dengan tim pelayanan pusat, sehingga hanya ke Grogol saat dijadwalkan saja, jadinya kami berteman dengan mereka saat 'dijadwalkan'. Selain itu juga karena waktu itu kami (saya dan Richard) masih sibuk - Richard sibuk dengan pacarnya, saya sibuk dengan pacar tetangga. Biasalah kalo, kalo lagi pacaran dunia terasa milik berdua dan yang lain ngontrak; Makanya kenapa sewaktu putus dunia serasa sepi dan yang lain ngantor.

Dan mungkin begitu juga dengan mereka (teman-teman grejaku.red), mereka berteman hanya sebatas ngontrak itu tadi. Makanya gak heran setelah berjemaat kurang lebih empat tahun di sana, mereka baru tahu bulan lalu kalo saya, Richard, Marisa, dan Andrew adalah bersodara. Sebenarnya mereka sadar kalo kami mirip (kecuali Richard tentunya), tapi begitu ditanya kenapa gak nyangka kalo kami bersodara, jawabannya, 'habis kalian akrab bangat'. Tidak hanya di greja, tapi di setiap komunitas yang melibatkan persodaraan kami, maka pertanyaan yang paling bingung saya jawab adalah, 'kok kalian akrab ya?'

Mungkin karena keluarga saat ini sudah tidak berfungsi selayaknya keluarga, sehingga masing-masing individu justru terdikotomikan dalam dunia masing-masing. Tidak jarang anggota keluarga justru lebih dekat dengan orang luar, sedangkan sesama keluarga menjadi orang asing.

Bukan berarti keluarga saya lebih baik dari kamu, sama sekali bukan. Tapi kalo anggota keluarga saya lebih banyak dari kamu, itu mungkin. Dulu pun kami tidak akrab layaknya sodara. Bahkan sampai saya tamat SD pun, kami masih saling memanggil dengan nama, atau kata ganti orang ke dua gaul, 'LOE'. Tidak hanya panggilang, tapi perbuatan saya tidak mencerminkan anak sulung.

Dulu saya benci sekali dengan Richard, karena menurut saya dia anak yang menyebalkan, pandai mencuri perhatian dan suka seenaknya. Memang benar orang tua kami sangat tidak membeda-bedakan anaknya, sehingga kami sendiri tidak merasa ada yang paling disayang di antara kami. Hanya saja, seperti yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya, Richard terlalu sering masuk RS, jadi tentu dia mendapat perhatian yang lebih dari orang tua kami - dan tentunya mendapat uang lebih banyak dari kami.

Setiap orang punya buku atau seseorang yang sangat mempengaruhi kehidupannya. Saat-saat seperti ini dikenal dengan 'pencarian jati diri'. Bagi saya, buku yang paling mempengaruhi saya adalah alkitab. Maaf, saya bukan mau sok suci, tapi itu kenyataannya, karena itu buku terakhir yang belum saya baca di antara deretan buku milik papaku (saya masih sesalkan sampai sekarang kenapa ayahku tidak punya majalah laki-laki dewasa). Sedangkan orang yang paling mengubah hidupku adalah Sulianto. Dia mentor saya, guru saya dan kakak saya.

Saya pun mulai berubah dalam memandang adik-adik saya. Sebelumya, kalo saya beranggapan bahwa adik-adik saya bencana, maka saya sadar bahwa mereka sebenarnya aset berharga untuk disuruh-suruh; kalo sebelumnya saya merasa mereka parlu dikurung di gudang saat teman-teman saya datang, maka saya sadar bahwa adik-adik saya bisa digunakan untuk mengusir penagih hutang. Sehingga kalo sebelumnya saya merasa dunia akan kiamat, maka saya sadar dunia menjadi lebih indah dan mudah karena ada adik-adik saya.

Awalnya mereka tidak percaya atas perubahan saya. Mereka tidak percaya bahwa saya yang bengis berubah, dan bahwa mereka bisa dengan mudah menindas saya tanpa perlu takut adanya hari pembalasan. Tapi wwaktu menjawabnya.

Akhirnya justru saat ini saya lebih dekat dengan Richard. Bukan berarti saya tidak mnyeyangi adik-adik saya - saya memperlakukan mereka dengan adik, sayang kepada mereka sama besar, perhatian sama banyak dan kerja rodi sama keras. Tapi karena banyak waktu yang saya habiskan berdua bersama Richard - sewaktu SMU tinggal di kontrakan berdua, pindah ke Jakarta ngekost bersama, bahkan satu kamar. Mungkin benar kata Ayub, apa yang kita benci biasanya justru kita dapatkan. Makanya mulailah membenci All new Escudo, maka kamu akan mendapatkannya Joe.

Ok, sebenarnya tidak mudah untuk melewati bulan Oktober dengan selamat, karena selain Richard, ada mamaku dan Daniel, adik terkecilku, yang berulang tahun, dan kenapa mereka semua harus lahir diakhir bulan sih??

Eniwei saya bingung mau kasih nyokap apa. Ada saran?

Baca Dong Bukunya Joe!

Wah sudah lama ya gak posting (ah perasaan loe doang Joe). Sekrang saya lagi nunggu hujan reda, karena mau ke TA ketemu teman. Jadi maaf kalo postingnya agak buru-buru.

Jadi, gimana kabar kamu selama minggu ini?

Akhirnya hujan juga ya setelah beberapa hari dalam minggu ini sudah mendung dan angin kencang? (ini pertanyaan retoris, jadi gak usah dijawab, ok). Eh tapi kalo gak salah Kamis kemarin juga sempat hujan, malah di Kelapa Gading sudah sampat menggenang. Kalo pemerintah tidak punya persiapan (dan saya rasa memang tidak), tahun ini Jakarta bakalan kena musibah banjir tahunan lagi. Malah mungkin diperparah dengan beberapa proyek pemerintah yang belum selesai, seperti yang dikeluhkan oleh Pricila_di_blognya.

Tapi walaupun hujan merupakan momok bagi orang-orang Jakarta yang hobi banjir, bagi sebagian kecil orang ada yang menyukainya. Salah-satunya saya.

Dulu sewaktu saya kecil, saya selalu terpesona dengan salju yang turun di hari Natal. Sangkin terpesonanya, saya pernah berdoa minta Tuhan turunkan salju di hari Natal. Saat anak-anak lain minta mainan kepada Santa di salah-satu mall (yang setelah dewasa saya ketahui bahwa mainan-mainan tersebut dibelikan oleh orang tua dari masing-masing anak), maka saya membuat semua kebingungan, 'Santa, saya minta salju turun di rumah saya malam natal. Bisa ya?'

Setelah saya sedikit lebih besar, sehingga mengetahui bahwa salju tdak mungkin turun di negara tropis, maka saya berdoa meminta Indonesia pindah ke dsmping Atlanta.

Saya pun harus puas dengan hujan dan mendung yang turun pada 'musim' Natal - karena tentu Tuhan juga tidak mengabulkan Indonesia pindah ke Atlanta. Mungkin itu sebabnya orang dewasa banyak melepas mimpi masa kanak-kanak mereka, karena mereka lebih logis - Orang yang logis menyesuaikan diri dengan dunia; Padahal semua kemajuan tergantung pada orang yang tidak logis, karena mereka akan berkeras menyesuaikan dunia terhadap dirinya (by George BS).

Sedikit up date, kesibukan saya belakangan ini adalah, ehmm... err... Ok, sejujurnya saya gak sibuk, alias gak ngapa-ngapain selain baca, baca dan baca! Damn. Seharusnya minggu ini dan minggu lalu saya mengerjakan banyak tulisan yang sudah seharusnya saya kerjakan beberapa minggu sebelumnya. Bingung kan? Makanya pegangan.

Sayangnya entah kenapa mood saya lagi gak ingin menulis (salahkan saja mood Joe), terutama setelah tiga buku yang baru saya beli. Saya lagi seru-serunya baca ketiga buku tersebut. Dan komentar saya terhadap ketiga buku tersebut, 'DAMN! Orang luar emang kalo udah berkarya dibidang tertentu tuh TOTAL. Sedangkan gw, berusaha berkarya dibidang tertentu tuh TOLOL'.

Minggu ini juga, di sela-sela saya membereskan kamar, saya menemukan buku-buku yang belum selesai dibaca. Banyak alasannya, tapi alasan utamanya karena saya tuh 'banci buku'; Sedikit-sedikit beli buku, sedikit-sedikit beli buku, makanya saya gak kaya-kaya. Kalo kamu pikir itu membuat saya lebih pintar maka kamu keliru. Obsesi saya adalah memindahkan buku dari rak toko ke rak rumah saya. Tidak lebih, tidak kurang.

Beberepa buku yang saya temukan tidak terselesaikan - maaf saya ralat, banyak buku yang saya temukan tidak terselaikan, justru buku-buku yang saya beli semasa kuliah. Mungkin karena waktu itu buku-buku kuliah saya saja sudah setebal dosa, sehingga daya beli tidak berbanding lurus dengan waktu dan kesanggupan untuk membaca.

Satu diantaranya, adalah buku yang saya beli awal kuliah, judulnya Jagad Teater. Saya sempat membuka kembali isinya, dan saya begitu heran, kok bisa-bisanya ya saya dulu, yang masih bocah ingusan dengan iler, membaca buku ini? Bahkan setelah saya berumur 25 tahun tidak mudah untuk melihat dunia jagad seni teater, apa lagi bocah penuh iler berusia 20 tahun?!

Selain itu ada Batas Nalar. Rasanya hanya saya saja yang punya buku tersebut. Kenapa? Karena orang Indo tuh kebanyakan gak bernalar, dan saya lebih gak pake nalar karena berusaha baca buku tsb - tidak sadar akan kemampuan diri. Alih-alih membacanya, yang ada saya terkapar dengan mulut berbusa setelah dua halaman.

Conversations with Difference adalah buku lainnya. Dikumpulkan dari catatan pinggir Goenawan Mohamad (diterjemahkan ke dalam bahasa inggris oleh Jennifer Lindsay, asisten professor di National University of Singapore). Berisi mengenai budaya, islam, dan perbedaannya. Ok, kalo kamu gak tahu, GM adalah pimred majalah Temopo (kalo kompas identik dengan PK Ojong, maka tempo adalah GM), sekaligus penulis catatan pinggir di majalah ybs. Jadi jangankan artikelnya, pusinya saja bukan bacaan ringan. Ditambah buku ini ditulis dalam bahasa inggris. Jadi jelas efeknya membaca buku ini bagi anak usia 20tahun adalah kecacatan mental secara permanen.

Ya sudah lah, biar hanya Tuhan dan para dewa buku yang tahu kenapa bocah seperti saya dulu tega membeli buku seperti di atas.

Sepertinya saya harus jalan karena hujan sudah redah. Have a great day guys.

update: October 20th

Sepertinya memang gak mudah untuk tidak menulis blog. Kalo orang lain susah untuk menulis blog, saya mungkin mengalami masalah sebaliknya. Awalnya saya berencana untuk mengosongkan blog di bulan ini, dengan alasan mengaktifkan kembali blog fivestroke.

Perlu kamu ketahui, saya berniat memberikan tutorial di blog saya yang satunya, dan karena itu saya memerlukan media untuk menulis huruf toge (baca not balok.red). Sayangnya menulis huruf toge tidak bisa menggunakan MS office. Diperlukan sebuah software untuk menulisnya dalam format komputer.

Awal bulan ini sudah saya temukan softwarenya, namanya Finale. Sayangnya mengoprasikan finale tidak semudah bekerja dengan menggunakan MS office. Jadi sepertinya saya belum bisa vakum dari joe's house.

Ok, jadi cerita apa yang ingin kamu dengar dari saya? Kisah si Kancil dan kura-kura? Hm saya rasa pasti kamu sudah pernah dengar. Kisah Sinderela dan 7 Kurcaci? Saya rasa kamu juga sudah jemuh dengan dongeng sebelum tidur itu. Kalo gitu saya mulai saja dengan menanggapi beberapa comment dari kamu.

Joe, emang Benny bilang apa?
sepi kalo ngga ada blog yg lucu dari Joe... :)


Jadi perlu diluruskan dulu, bahwa Benny sama-sekali tidak menganjurkan untuk vakum. Yang dia anjurkan, KALO saya mau mau vakum, ada baiknya untuk memberitahukan kepada pembaca budiman, agar pembaca tahu pasti kenapa tiba-tiba blognya gak berposting.

Berikutnya, apakah blog saya lucu? Nah kalo yang ini saya agak kecewa ci. Soalnya saya sudah berusaha dengan segenap jiwa dan raga untuk menulis blog dengan sungguh-sungguh dan serius. Tapi kalo masih juga dianggap lucu, gak tau lagi deh gimana caranya biar blog ini jadi serius.

Jadi curiga kok kedua orang tua mu giliran check and recheck ketempatmu ...
Jangan jangan ...


Yup betul bangat! Karena sudah lama ngejomblo, makanya kedua orang tua saya datang berkunjung ke Jakarta, untuk memastika apakah saya masih normal ataukah sudah menyukai sesama jenis. Jawabannya: saya masih normal untuk sesekali ngelirik cowo ganteng.

Ok, segini dulu tanggapan saya terhadap comments dari kamu. Eh, kamu tanya kenapa cuma dua comment yang ditanggapi? Ya, errr, hm, ok, karena memang cuma dua orang yang selama ini yang rajin kasih comment di blog ini. Ok, sekarang kamu tahu kalo blog ini sepi.

Mau update dulu pristiwa bulan ini.

Pertama, kemarin buku pesanan saya dari amazon.com baru sampai. Lumayan lama sih, soalnya saya dijanjikan 1-2minggu sampai Indo, cuma dari saya order 23 Sept, baru tiba 16 Okt. Crab! Buku-buku yang saya order semuanya berkaitan dengan menulis, maklum amatiran mau nulis buku, jadi masih harus banyak belajar. Plot&Structure by James Scott, Description&Setting by Ron R dan The First Five Pages (ini buku yang bagus bangat bagi yang mau apply bukunya ke publisher atau agent).


Kedua, saya lagi doyan makan pizza di Red Tomato dan sushi Groove Taman Anggrek. Memang gak penting sih, cuma siapa tau aja bisa ketemu kamu di sana. Ow iya, saya juga lagi ngidam Absolut nih. Ada yang tahu di Jakbar carinya di mana? Cuma jangan mahal-mahal ya, soalnya bulan ini lagi boke` - nyokap, dan dua ade saya berulang tahun di bulan ini. Kentang!

Ketiga, saya juga lagi cari wall climbing club di daerah Jakarta Barat, atau selatan. Bagi yang tahu atau punya info, bisa menghubungi saya ya. Lewat blog ini aja, ok.

Keempat, nyokap saya beneren ke Bandung...

Posting berikutnya akan segera menyusul. Tentunya lebih berbobot dari posting sebelumnya.

Nyokap Gw Datang!

Setelah usai lawatan bokap yang maha dasyat bulan lalu, tiba lah bulan ini lawatan dari nyokap. Ya, kamu gak salah baca, bulan ini, tepatnya kemarin pagi nyokap tiba di Jakarta dengan selamat. Perlu diketahui, sekejam-kejamnya ibu tiri, masih lebih kejam ibu gw - apa lagi kalo ibu tirinya Paramitha Rusady mehehe.

Ok sebelum saya kualat ngatain nyokap sendiri, ada baiknya kamu ketahui bahwa nyokap saya pernah memukul rubuh adik kelasnya. Ok, adik kelasnya ini bukan sembarang adik kelas karena tingginya hampir dua meter dengan bobot 80kg, dan ehm berkelamin cowo. Sungguh pria yang malang. Ow sebagai catatan, nyokap saya tingginya cuma 150cm, tidak lebih tidak kurang.

Berbeda dengan bokap yang 'agak' pendiam, nyokap saya suka ngbrol. Sebenarnya gak masalah sih kalo ngbrolnya hanya ke anak-anaknya saja - dan saya mungkin harus merasa beruntung karena sedari kecil sudah 'terlatih' untuk mendengarkan orang bicara seharian. Hanya saja masalah mulai muncul saat nyokap dengan serunya mengajak ngbrol orang yang tidak dikenal dan itu bisa siapa saja; dari supir taksi, sampai kenek bus. Gak heran kalo suatu waktu nyokap menyempatkan diri ngbrol dari balik jendela mobil dengan pengamen disela-sela menunggu lampu merah.

Pagi kemarin saya tiba di CGK agak telat. Nyokap sudah tiba dengan Batavia sejak pukul 8.15 dan saya baru sampai jam 9 lewat. Terakhir kali ketemu nyokap awal tahun ini, tapi entah mengapa rasanya kok kangen bangat ya, berasa sudah lama bangat gak ketemu. Tingginya sih masih sama, 150cm, badannya juga gak bertambah besar, cuma rambutnya itu loh, makin tipis aja. Mungkin kalo orang lain lihat, dikira sedang menjalani kemoterapi.

Padahal sebenarnya itu disebabkan interpretasi yang keliru terhadap rambut putih. Kalo Alkitab bilang rambut putih itu tanda kesetiaan Tuhan, maka bokap saya menganggap rambut putih itu harus di cat hitam, dan nyokap berpendapat rambut putih itu harus di cabut. Gak kebayang deh seperti apa nyokap gw kalo sudah kepala tujuh.

Begitu sampai di tempat parkir apartemen, nyokap bertanya, 'Nah mana yang rumah kita?'

'Errr secara harafia sih ini halaman rumah kita ma. Cuma kita masih perlu masuk lobi dan naik lift ke lantai 18'

Setiba di depan kamar, 'aduh aduh, cape nak' keluh nyokap sambil megangin kakinya. 'Jauh juga ya kalo harus turun ke depan ya... Ya ampun!!!!! Ya ampun....!!!! Ya ampun.....'

Ehm bagi yang tidak tau apa yg terjadi, nyokap baru aja masuk dan lihat keadaan rumah. Kalo kamu masih belum ngerti juga, silahkan baca posting saya sebelum_posting_ini.

'Eh, mama mau ke mana?! Kok keluar lagi bawa tas??'

'Mama mau ke Bandung aja, nginap di rumah teman mama'

'.........'

Kok nyokap gw pesimis gitu ya dengan keadaan rumah? Padahal selama saya mengenal nyokap sendiri, dia adalah orang paling optimis loh. Contohnya saja, di saat semua orang mengacuhkan sms game mengumpulkan poin yang bisa ditukar dengan hadiah utama mobil, nyokap begitu optimis mengikuti kuis tersebut.

Sangkin optimisnya, dia ngikutin F1 agar dapat menjwab soal-soal yang diberikan. Jadi jangan heran kalo nyokap saya tahu musim ini sisa 3 sirkuit balapan F1, atau Sirkuit Spore adalah sirkuit pertama balapan pada malam hari, atau Felipe Massa menduduki pringkat ke6 balapan di Monza, Italy. Gak kebayang deh kalo nyokap sampai menang, dan menerima hadiah diantara cowo-cowo penggila otomotif.

Ya doakan saja, biar nyokap bisa menang, dan tentunya agar hari-hari nyokap di Jakarta bisa enjoy.

(percakapan terakhir sebelum saya keluar rumah)
Nyokap: 'Rido, kamu masih mainan Friendster?' (Saya yang dengar pertanyaan nyokap dari WC, Dalam hati, gile, keren juga nyokap gw, tahu friendster segala)
Richard: 'Iya ma' jawab Rido. 'Memang kenapa ma?'
nyokap: 'Ya tapi taronya diluar dong!'
gw: ?
Richard: 'apa yg ditaro diluar, ma?'
nyokap: 'Ini tikus friendster! Masa kita tidur sama-sama nih tikus!'

Ya olo, hamster kok jadi friendster sih mak?? Jangan-jangan besok kucing jadi facebook lagi!

Sidak!

Cara terhalus dan terbaik untuk menolak seseorang datang ke tempatmu adalah dengan mengatakan, 'maaf, rumahku belum dibereskan' atau jika kamu tinggal di kost maka, 'maaf, kamarku masih berantakan' adalah kalimat terbaik dan tersopan yang bisa kamu katakan untuk menolak seseorang datang ke tempatmu.

Tapi bagaimana jika itu tidak berhasil mengusir tamu yang tidak diharapkan? Maka itu mimpi buruk! Apa lagi kalo memang kamarmu atau tempat tinggalmu sekacau kapal perang Queen Qnne's Revenge milik kerajaan Inggris, maka itu hal terburuk dan itu yang saya alami Sabtu kemarin.

Sebenarnya teman-teman grejaku sudah menjadwalkan liburan kali ini, salah-satunya dengan berenang di apartemenku. Tentunya saya tidak bisa mengharapkan mereka untuk tidak berkunjung ke unit saya, sehingga mau tidak mau saya terpaksa memasukan 'membereskan rumah' ke dalam list yang akan saya kerjakan dalam liburan.

Sebenarnya tidak ada masalah khusus jika saya harus membereskan gladak Queen Anne 'Mediterania' ini, kendalanya hanya pada perfeksionisme yang mengalir dalam DNA saya, dan itu lah masalah teknisnya. Saya tidak akan beranjak dari kursi malas saya, jika saya belum menemukan metode terbaik untuk membereskan rumah. Sayangnya metode itu tidak pernah datang, dan berakhir sebagai wacana di atas kursi goyang.

Rencananya mereka akan ke apartemen saya di awal minggu liburan, tapi acara mereka ke Dufan dan Carita menggagalkan 'niat mulia' mereka untuk Sidak ke unit saya, dan saya boleh tenang selama sisa akhir liburan saya - ow tentunya dengan kursi goyang saya. Main di pantai carita, ke Dufan, makan, nonton, dan makan lagi; tidak ada cara sebaik ini untuk menghabiskan uang selama liburan, dan tentunya mengalihkan perhatian mereka dari Queen Anne-ku yang malang. Sampai tiba hari naas itu, Sabtu kemarin.

Ok, memang saya sudah tahu dari pagi bahwa mereka akan datang berenang di apartemen, dan mungkin kamu pikir itu memberi cukup waktu untuk menyelamatkan kapalku, lebih tepatnya menyelamatkan mukaku atas keberadaan kapalku. Sayangnya untuk membereskan kapalku membutuhkan waktu lebih lama dari memulihkan polemik di timur tengah.

Dan akhirnya tiba juga...
Satu jam sebelum kedatang mereka, saya sudah panik. Bukan apa-apa, saya panik harus dari mana membereskan tempat ini. Saya coba mengambil sapu, tapi sepertinya sapu bukan benda terbaik untuk disentuh saat sedang panik, kecuali untuk merusak prabotan tentunya - sejujurnya, malah tidak ada prabotan di tempatku.

'Ka, mereka sudah di bawa. Ka?! Kaak?!! Kok malah tidur sih?!!!!!'

'Kakak tiba-tiba sakit, jadi gak bisa ketemu siapa-siapa'

Singkat cerita, mereka saya sambut di kapal Queen Anne yang hampir karam. Semua terlihat baik-baik saja, aman, dan terkendali, sampai mereka membuka kamar saya dengan paksa. Kalo kamu takjub melihat rumah perjaka yang rapi dan bersih, tunggu sampai kamu membuka kamarnya dan melihat kolongnya. Tentu saja!! Itu tempat terbaik untuk memindahkan kekacauan - setidaknya bagi cowo!

'Oh bumi telan lah gw idup-idup!'

Eniwei, sesuai anjuran dari Benny, maka saya memberitahuan bagi pembaca setia blog saya, bahwa untuk bulan ini saya akan jarang, jarang sekali (kalo tidak mau di bilang tidak) meng-upload blog ini. Alasannya, ada beberapa project yang membutuhkan perhatian khusus. Tapi saya usahakan minimal seminggu sekali untuk update di sini. So jangan kecewa, ok.

Semoga bulan ini menjadi bulan terbaik dalam tahun ini kawan.