Semua Orang Berubah... (Perjalanan II)

jadi beginilah gw mulai bercerita... (perjalanan i)


Senyumnya sinis, tatapannya penuh curiga, tapi gw tidak mengacuhkannya. Gw gak peduli apa yang ada di otaknya, atau yang ada di kepala temannya Benny, atau di kepala orang lain, dan gw juga gak mau mencoba untuk peduli. Gw hanya bisa berharap mengetahui isi kepala dia saat ini. Gw berharap dia masih seperti orang yang gw kenal dulu dan gw sama-sekali gak berani berpikir kalo ternyata gw salah, dia berubah.


Semua orang Berubah...
Tadi pagi gw bangun dengan rasa nyeri di dada. Ketakutan yang menjalar pelan ke sendi-sendi saat sms gw ternyata gak sampai. Nomor dia tidak aktif untuk ditelepon. Gw masih berusaha menepis pikiran-pikiran buruk dalam hati. Gw coba hubungi rumah orang tuanya, dan ternyata kemarin dia tidak pulang ke rumah orang tuanya, seperti yang dia katakan saat meminjam mobil ke gw.

Kali ini gw tidak bisa berbantah dengan pikiran-pikiran gw. Tengkuk gw merinding karena dingin menjalar menggerogoti tubuh. Nyeri yang menjalar seolah mendapat alasan untuk menyesakan tubuh. Kepala gw pusing seperti dihujam gadam, menggudam menyebabkan mual yang tak bisa dimuntahkan. Gw mencari pegangan untuk menopang tubuh.

Gw telpon orang tua gw, gw telpon teman gw, dan gw telpon Benny...
Benny yang meminjamkan mobil itu ke gw. Dia sendiri pun meminjam dari ayahnya. Lihat, betapa hebatnya gw berani meminjamkan kepercayaan Benny ke orang lain. Mungkin kesalahan Benny dan gw adalah meminjamkan apa yang bukan milik sendiri dengan jaminan rasa percaya.

Gw dan Benny mengerjakan perusahaan yang sama, systronic-id, dan minggu itu sebenarnya kami akan sangat sibuk dengan pekerjaan kami, tapi gw mengacaukannya.

Benny datang ke apartemen gw, dan kami berdua melapor ke pos keamanan. Untuk kamu ketahui, mobil yang dibawa lari tanpa paksaan bukan digolongkan curanmor (Pencurian Kendaraan Bermotor), melainkan penggelapan. Orang yang menatap gw dengan curiga dan tersenyum sinis itu adalah kepala keamanan mediterania residen 2, Rustam.

Jelas, gw meminjamkan apa yang bukan punya gw untuk dibawa lari, siapa yang gak curiga. Belum lagi setiap ditanya gw terkesan tidak becus menjawabnya. Gw akui itu, karena pikiran gw punya caranya sendiri untuk mencerna apa yang sudah dan akan terjadi dengan semuanya ini. Dan karena itu gw gak protes bila orang curiga ke gw, bahkan sekalipun itu... sahabat gw.

Hei, gw gak takut semua dari kamu mencurigai gw. Gw sama-sekali gak takut! Gw cuma takut kalau mobil itu tidak ketemu. Gw cuma takut kalo ternyata sahabat gw memang benar-benar menghianati gw! Gw cuma takut apa yang tidak pernah gw pikirkan menjadi tamu dalam hidup gw. Itu yang ada di otak gw.

Malam itu gw dan benny ke rumah orang tua dia. Gw lahir dan besar dari keluarga baik-baik, bersahaja, dan setidaknya cukup harmonis di mata kebanyakan orang. Gw rasa keluarga gw salah-satu dari sedikit keluarga yang mengerti akan arti kata 'keluarga', bahkan sering kali malah terlalu berlebih. Jadi saat gw ketemu dengan orang tua yang mengutuk anaknya sendiri, bahkan ingin memutuskan hubungan keluarga, itu gak bisa masuk di otak gw.

Ok lah kalo diusir dari rumah karena kurang ajar, atau kawin tanpa restu. Tapi setahu gw dari pengalaman teman-teman gw, orang tua mereka akan menolong anaknya saat anaknya dalam masalah bahkan saat sudah memiliki cucu biasanya hati orang tua akan cair. Tapi gw gak lihat itu. Gw gak lihat. Dan gw pengen nangis saat lihat ada seorang ibu yang punya hati selegam tembaga. Tapi get real lah!! Masa anaknya habis bawa lari mobil orang, gw yang nangis?!! Gw cuma berharap semua ini berhenti di sini dan gw terbangun dalam ranjang berpeluk guling.

Gw masih berharap hari itu dia menghubungi gw, atau setidaknya mengembalikan mobil dengan diam-diam, dan meminta maaf setelahnya. Gw masih berharap dia hanya sekedar khilaf, atau memang dia punya kepentingan yang dia tidak bisa katakan, namun akan mengembalikan setelahnya. Menurut kamu, masih naif kah gw untuk mempercayai itu semua?

Atau memang gw keras-kepala untuk tidak menerima kenyataan bahwa setiap orang berubah. Bahwa ternyata setiap orang berjalan maju untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan, terhadap hidup dan kebutuhan mereka -- terlepas ke arah positif atau negatif langkah mereka. Sedangkan gw masih tetap di sini, seperti seorang bocah yang mengira setiap orang akan selalu dia temukan di tempatnya yang sama, seperti matahari yang selalu terbit dari timur.

Mungkin itu sebabnya gw gak pernah bertahan dalam sebuah hubungan, karena gw berharap pasangan gw tetap sama, atau bisa jadi karena gw tidak bisa berubah seperti yang mereka mau.


Mujizat ke dua...(perjalanan iii)

.

Jadi, Beginilah Gw Mulai Bercerita.... (Perjalanan I)

Gw harap ini menjadi rangkaian posting terakhir di bulan ini dan juga menjadi posting penutup Joe's House... Posting ini by request salah-satu pembaca di sini. Iya, gw juga heran sejak kapan blog gw jadi melayani permintaan tulisan. Tapi ya sudah lah, namanya juga tuan rumah yang baik, ada kalanya sedikit menuruti permintaan tamu.

Jadi, beginilah gw mulai bercerita tentang....

Siang ini sama teriknya dengan siang itu. Siang di mana gw terpaku pada awan yang bergerak perlahan, seolah siang itu semua bergerak sesuai dengan siang-siang lainnya -- kantuk sehabis makan siang yang coba disanggah dengan segelas kopi, lagu yang monoton bersama penyiar yang monoton mendayu dari radio monolog. Tapi ternyata sama-sekali berbeda.

Kejadian tersebut tepat berada satu bulan yang lalu, saat di mana semuanya bagai mimpi yang tersedak ke dalam dunia nyata, tidak pernah terbayangkan. Bahkan sampai sekarang pun tidak bisa gw mengerti. Jika kamu pernah merasa gamang -- berjalan dalam tidur, makan ini lah perjalanan gw menembus mimpi.

Mengasihi Hingga Terluka

Tuhan adalah saksi bahwa gw tidak pernah mereka-rekakan sesuatu yang jahat terhadap sahabat-sahabat gw. tapi itu bukan garansi resmi bahwa gw tidak akan diperlakukan demikian oleh orang lain.

Gw rasa kamu pasti akan sepakat dengan gw, bahwa kalau ada seseorang yang tidak dikenal berbuat jahat, kita tidak akan se-terluka jika yang melakukannya adalah teman kita, bahkan yang kita anggap saudara kita. Mungkin istilah 'menaruh (maaf) tai di piring untuk dikembalikan', sekali lagi tepat untuk kali ini.

Senin itu dia datang ke apartemen gw, sesuatu yang sudah direncanakan satu minggu sebelumnya,
Yud, minggu depan gw mau ke Jakarta nih. Lu bisa kan temani gw? Gw ada beberapa urusan nih, jadi lu antar gw. Seperti biasa, kek dulu aja. Udah ye, gw mau boker dulu nih

Kamu gak salah baca, memang orangnya asal bangat kalo ngomong, beberapa orang bilang kasar. Cuma buat gw sendiri tidak terlalu risih untuk hal tersebut, karena terkadang kata-kata gw gak lebih baik dari gembel tak berpendidikan yang senang memaki seenak perut mereka yang kelaparan.

Sama sekali gw gak punya firasat buruk, bahwa Senin 20 April itu, pertama dalam hidup gw, sesuatu yang mengerikan akan terjadi, yang akan membuat hidup gw gak akan sama lagi. Mungkin kalau gw tahu apa yang bakalan menimpa gw, gw akan meneruskan menekuri ranjang tanpa menghiraukan telepon dia yang berisik berdering.

Gw mengendarai Daihatsu Terios melintasi Harmoni menuju Pancoran, Glodok. Mata gw masih berat, kepala gw pusing karena kurang tidur, tapi gw berharap sarapan sebentar lagi di bakmi langganan kami dulu akan memperbaiki kondisi fisik gw pagi itu. Jadi gw sanggupkan permintaan dia untuk cari makan di Glodok.

Melintasi Glodok mau gak mau gw akan mundur melintasi waktu, waktu di mana gw masih satu kerjaan dengan dia. Dulu gw merupakan staf dia. Kalo kamu tahu Tamani Cafe di daerah Pancoran-Glodok, kantor gw tepat berada di sampingnya. Itu pertama kali gw kerja dan itu pertama kali gw menghasilkan lima juta pertama -- gaji gw. Waktu itu usia gw masih sangat muda, 20 tahun. Gw punya alasan sentimental untuk kuliah sambil bekerja, karena pacar gw 2 tahun lebih tua dari gw. Waktu itu gw masih terlalu naif, sehingga gw pikir kalo gw bisa lebih mapan duluan dari dia, tentu kami bisa hidup bahagia.

Sedikitnya itu ada benarnya, karena pacaran itu menghabiskan banyak uang -- setidaknya saat pacaran dulu. Gw gak tahu kalau waktu itu gw gak kerja, bakalan bisa sukses pacaran lima tahun atau enggak. Tapi ya seperti yang gw bilang, gw terlalu naif dan goblok.

Kenapa gw singgung mantan gw yang pertama? Karena dia satu-satunya yang mentertawakan hubungan kami. Dia bilang, lu gak bisa pacaran model gitu. Cepat atau lambat lu pasti putus. Tinggal lu putus dalam kondisi impas atau gempor

Dulu gw orang yang keras kepala dan berusaha untuk membuktikan omongan dia salah. Ternyata idealisme murahan memang gak bisa menang lawan pengalaman.

Dia bukan orang sok suci, dan dia memang tidak menutupi kebrengsekan dia -- setidaknya itu yang orang-orang cap ke dia. Tapi gw hargai kejujuran dan rasa keadilan yang terlampau besar. Mungkin karena itu, tarolah gw bersimpati. Mungkin karena itu, kembali lagi, gw terlalu naif dan goublok.

Terus-terang, gw hanya berpikir keliling-keliling Jakarta ini hanya sebagai jalan-jalan tanpa tujuan, menemani dia. Jadi seperti anak kecil, gw patuhi saja semua tujuan yang dimintanya -- Glodok, PGC Rawa Bening, Jatinegara, Muara Angke, hanya untuk hal-hal sepele, makan, otak-otak, minum. Gw sempat menolak untuk ke Depok. Bukan juga karena curiga, tapi karena gw terlalu lelah.


Sore itu gw hanya menyaksikan dari belakang Terios itu berlalu meninggalkan gw,
lu keknya kecapaian? Udah istirahat aja, biar gw aja yang bawa nih mobil.

Ada perasaan cemas sewaktu mengingat dia mengatakan itu, gw cemas karena dia bilang belum pernah bawa matic. Gw sudah wanti-wanti untuk hati-hati, tapi kapan dia gak pernah hati-hati? Sewaktu dulu dia pinjam mobi, dia kembalikan tanpa satu gores pun. Itu bukan kali pertama. Justru seingat gw, gw yang teledor kalo minjem mobil dia -- dari balikin yang telat, bensin yang lupa di isi.

Hehe tumben lu baik bangat ngasih uang bensin!

Setidaknya gw berubah. Gw bukan Yuda yang dulu, yang -- terus-terang, menghitung setiap jasa dan pamrih.


Sebelum Senin itu berakhir, gw mengirim sms
[sms]
Kel,d mna?Kok gk ada kbrny?Gk jd k tmp gw mlm ini?Bsk jgn smp trlmbt ya.Itu mbl mau gw pake k kantor,gw gk bs prtanggungjwbkn k kantor kalo k kantor tnp mobil.Tq
[sms selesai]



semua orang berubah...(perjalanan ii)
.

Posting Gak Bisa Tidur

lagi ngapain....
Gw baru habisin SilverQueen Chunky Fruit&Nut ke empat gw dalam sehari ini. Gw lupa sejak kapan tepatnya gw jadi doyan Chunky gini, tapi yang pasti masih dalam minggu-minggu ini. Kalo kamu baca doyan itu bukan berarti sebelumnya gw gak suka, tapi sebelumnya gw gak seintens ini terhadap coklat SilverQueen Chunky Fruit&Nut, karena sekarang rata-rata gw habiskan 3-4 bungkus perharinya.

Kalo dipikir-pikir sebenarnya gw cepat bangat menyesuaikan diri terhadap seseuatu. Misalnya sebelum gw 'tergila-gila' dengan Chunky, gw doyan bangat dengan yang namanya Pork Pocky Banana Chocolate. Gw masih ingat, beberapa bulan yang lalu, gw masih nyetok beberapa dus di kantor, tapi begitu gw tahu pisang itu sama buruknya dengan bungee jumping untuk jantung, maka gw menghilangkan Pocky Banana Chocolate dari hidup gw.

Mungkin gw juga bisa dengan sangat mudah menyesuaikan diri dari yang sebelumnya jomblo terus menjadi pacarnya Sandra Dewi. Percayalah Dewi, itu sangat mudah.

saat ini...
Ini posting ke2 gw dalam bulan ini yang gw tulis menjelang dini hari. Ok, gw ralat, kali ini tepatnya menjelang pagi. Jam di kompi gw menunjukan 4.12, tanpa gw punya niat untuk memejamkan mata, tanpa gw pengen boker. Sepertinya penyakit lama gw datang bertandan, insomnia. Ow iya, ini juga posting ke2 dalam bulan ini yang gajebo.

Ok, gw tahu gw punya hutang posting ke teman-teman di sini, dan tentunya posting gak jelas ke gini bakalan kembali menuai protes dan demo. Tapi karena beberapa diantara kamu kemarin ikutan demo di Sabuga, dan di Trisakti, maka gw bisa sedikit merasa lega kamu gak akan baca posting ini.

Gw baruasan pulang makan di Bakmie Ayam Lili di Tj Duren. Ini bakmi buka dari pk6.30 sampai pk4.00 ke esokan-nya. Mungkin ini bakmi yang jualannya hampir 24jam -- setidaknya setahu gw. Gw gak kaget kalo seandainya besok-besok warung bakmi milik tante teman saya ini menyediakan paket IDR5000 dan ada 'take away'-nya.

minggu ini...
Rabu nanti gw seharusnya mulai sekolah Pantau, cuma gw belum kirim contoh tulisan gw. Sebenarnya gw mau copas aja salah-satu tulisan gw di blog ini, tapi begitu gw bilang ke humas Narasi Pantau kalo gw pemilik blog Joe's House, dia langsung kirimin gw "7 Langkah Menulis Narasi yang Baik". Great!

Ngomong-ngomong mengenai tulisan, beberapa waktu lalu ada yang tiba-tiba email gw untuk minta ijin copas posting gw di fivestroke. Email tsb dari bengkelmusik.com. Gw sih asik-asik aja, asal sumbernya ditulis. Cuma gw jadi penasaran dengan blog gw yang satu itu, yang sudah gw anak-tirikan selama... gw lupa selama apa, tapi mungkin selama-lamanya.

Akhirnya gw buka-buka kembali blog yang sempat berisi 19 poting itu, dan gw heran kok ada sih yang mau copas tuh posting? Joe's House aja masih diemail dengan 7 Langkah menulis narasi. Kalo Fivestroke? Gw takut humas narasi Pantau akan kirim, "7 Langkah Mengeja yang Benar".

Ow iya, gw juga dapat tawaran baik dari kawan baik gw untuk menjadi editor sebuah majalah musik yang akan launching akhir tahun ini. Gw masih pikir-pikir, terus-terang gw gak tega kalo tuh majalah hanya berjalan satu edisi karena editornya gila. Pasti teman gw itu putus asa sampai harus minta gw jadi editornya.

Ow iya, modem gw tewas dengan terhormat karena gw geber download bokep lagu di rumah. Semoga modem gw diterima di sisi Allah... Ow iya, ada yang mau nyumbang gw modem baru?

Posting waktu Bingung

Gw baru balik dari hujan-hujanan. Sudah pernah gw singgung kalo gw suka sekali main hujan, baik sewaktu kecil maupun saat mental gw berubah menjadi kecil. Gw sering pernah singgung juga itu di salah-satu posting gw, dan gw gak pernah kapok tiap kali hujan-hujanan badan gw meriang, bahkan setelah gw gak punya pacar sekalipun (baca: yang akan nemenin gw dikamar sambil nyuapin bubur).

Kalo teman gw ada yang begitu menyukai senja, entah kenapa gw begitu menyukai hujan, bahkan seandainya jika bisa, gw akan bercinta dengannya -- sangkin sukanya gw sama hujan. Gw senang bangat dengan hujan yang turun berjam-jam, bahkan berhari-hari. Seolah waktu berhenti sekian lama dan gw akan aman ditengah-tengahnya -- gw akan kedinginan di tengah keramaian deru hujan, sehingga tangisku akan tersamar dalam ribuan air mata anak bumi.

Sayang gw tinggal di kota yang jika hujan turun lebih dari 45 menit, maka perjalanan pulang gw ditempuh selama 4,5jam. Mungkin itu juga sebabnya gw menyukai dataran tinggi, setidaknya jika gw berharap hujan turun berhari-hari, gw gak perlu cemas harus berususah-susah mengungsi.

Dari hujan-hujanan sampai gw menulis posting ini malam-malam, hujan belum juga reda. Ok, besok gw charter perahu karet.

Gak ada alsan khusus untuk nulis blog, cuma sama seperti hujan, kopi, dan buku, menulis juga salah-satu yang bisa membuat gw tenang -- dan itu yang sedang gw lakukan saat ini.

Sayangh seperti yang gw singgung di atas, gw gak bisa berlama-lama di dalam hujan, kalau tidak mau dikerok keesokan harinya. kalau untuk kopi, entah bagaimana belakangan ini gw sering mual minum kopi, seperti mual yang dialami wanita hamil (kek gw tahu aja mualnya seperti apa??). Ow iya gw sempat nyoba kopi instan baru, seperti yang direkomendasikan oleh komentator gw pada posting ini, dan penilaian dari gw, Nescafe Kopi Tubruk adalah sirop kopi -- gak lebih dan gak kurang.

Sirop Nescafe

Gw juga sedang berusaha asik baca buku gw yang turut hilang bersama-sama dengan mobil, namun akhirnya kembali dengan selamat, "20 Cerpen Indonesia Terbaik 2009". Buku ini merupakan kelanjutan dari annual evant Anugerah Sastra Pena Kencana. Gw pernah review yang 2008 dan kamu bisa cek di_sini. Tahun ini ada beberapa surat kabar yang tidak diikutsertakan, selain itu ada juga beberpa perubahan lainnya. Para Nominasinya juga bagus-bagus, kalo menurut pengamatan Wicaksono Adi, salah-satu jurinya, kebanyakan cerpen mengalami perluasan bobot. Untuk review lebih lengkap akan gw bahas di posting yang lain.

Cuma saat ini gw gagal untuk asik dengan nih buku

Sebenarnya ada lagi yang bisa membuat gw tenang dan tertidur seperti anjing malas. Saat gw menyenderkan kepala gw yang kosong ini ke bahu seseorang, atau membaringkannya di pangkuan seorang wanita -- apa lagi pangkuannya berbalut celana pendek, memamerkan paha putih-bersih, bersuara merdu dan harum bau badannya, tapi lamunan gw buyar seketika saat mata gw beralih ke lehernya yang jenjang, KOK ADA JAKUNNYAA?!! ITU MENJIJIKAN!!

Cuma gw lagi gak punya pacar, alias jomblo. Jadi cara menenangkan diri serupa itu tidak bisa gw gunakan saat ini. Ada sih teman gw sarankan untuk 'Sahabat jadi Cinta', salah-satu judul lagu dari Zigaz, band pendatang baru yang lagunya sudah bisa kamu dengarkan di Prambos. Saran yang bagus sih cari pacar dari sahabat, tapi masalahnya gw gak gitu punya banyak sahabat, khususnya yang wanita. Tentunya saran teman gw itu gak perlaku kan terhadap sesama jenis.


Video klip 'Sahabat Jadi Cinta' by Zigaz. Mohon komentar lagu dan klipnya.

Tapi gw gak sedesperado itu dalam kesendirian gw kawan, sampai satu dari kamu memesankan gw seorang cewe ke apartemen gw. Ini gw serius. Sabtu pagi pintu apartemen gw diketok. Yang tampak dari lubang pengintip adalah seorang cewe dengan pakaian sexy plus boobs yang segede pantat. Stelah ade gw membukakan pintu dan tanya keperluannya, dia bilang kalo ada yang pesan massage. Damn!

Bagi kamu yang memesankannya gw ucapkan trima kasih, tapi tolong PESANNYA JANGAN PAS ADA ADE-ADE GW DOONG!! Dan kalo gw boleh request, please, gw gak suka cewe yang boobs-nya lebih besar dari pantat....


Malam semakin larut, tulisan gw makin sembrawut, tapi raut hati gw belum juga bisa tenang. Kenapa kabar pernikahan itu membuat gw ingin berlari di antara hujan, sampai dada gw pecah karena kekurangan oksigen? Mungkin benar kata dia, gw orang yang gak pantas untuk ditolong.

Kalo kamu sudah mulai bingung, maka gw ucapkan trima kasih karena sudah sudi temani gw ikut bingung.





Powered by XL BlackBerry® smartphone