Natal untuk Kristus

Menjelang Natal tahun ini gw tegang. Bukan karena harus mempersiapkan acara dadakan atau ada acara besar. Justru sebaliknya, karena gak terjadi apa-apa. Maksudnya benar-benar gak ada yang istimewa.

Banyak orang berharap saat Natal mereka tidak memiliki jadwal yang padat untuk menyiapkan Natal di gereja, atau Natal di kantor atau Natal di mana lah; dengan harapan bisa menikmati damai Natal yang sebenar-benarnya. Gw pun dulu termasuk yang berharap seperti ini. Tapi sekarang, saat gw tidak melakukan apa-apa justru malah menjadi lebih buruk, gw gak merasakan Natal sama sekali. Apa lagi di Banjarmasin ini, satu-satunya yg menunjukan suasana Natal hanya pohon Natal di mall yg dibuat seadanya. Benar-benar lebih mirip tumpeng ketimbang pohon Natal.

Dari SOC Sampai Rasionalisasi

Kenapa sih gw ngotot ke Jakarta? (baca_dulu_yg_ini) Tentu bukan karena demi tiket 400ribu itu dong?

Yup, lu benar. Gak mungkin demi tiket 400ribu itu. Tapi demi tiket PP 800ribu yg non retur. Gw ke Jakarta yang cuma seminggu itu karena sahabat gw dari SMP bakalan merit Sabtunya (11 Desember 2010).

Seperti pernah gw singgung kalo saat SMP-SMU dulu gw punya band, namanya SOC. Selama 4 tahun ngeband sama sekali belum pernah ciptain lagu *sigh* Sekalinya rekaman 'cuma' buat b'day gift salah-satu personilnya. Itu pun rekamannya live alakadarnya (sama sekali gak layak masuk dapur rekaman.

Pengalaman Pertama....

Ini kali ke dua gw terdampar menunggu pesawat yang delay sambil ngeblog. Pesawat yang harusnya terbang jam10, diralat menjadi jam 11.35 via sms sehari sebelumnya. Tepat saat check in dapat informasi kalo pesawat delay sampai jam14. Nice. Empat jam di terminal 1B. Tanpa koneksi inet dan sofa.

Sewaktu berangkat ke Jakarta, tepat seminggu lalu, gak kalah serunya juga. Hari Selasa yang terik sangat di Palangkaraya, gw punya satu tugas untuk printing doc tapi entah kenapa gw males banget keluar kantor. Akhirnya gw paksakan juga untuk keluar. Sepanjang jalan beberapa kali motor gw hampir ditabrak orang. Duh, riders di dekat mes kantor gw emang makin ugal-ugalan. Kayaknya gak tobat tuh tabrakan saban hari. Akhirnya untuk menghindari tanda-tanda kecelakaan tsb gw masuk lah jalan tikus, melewati perumahan. Gak dingaya justru masuk ke kompleks itu awal petaka yang menimpa gw.

I Love Your Voice.... I Love Your Story....

Jangan minta gw melihat fotomu karena gw gak mau mengenal kamu dari foto. Walaupun foto bercerita banyak, tapi foto tidak bercerita tentang kamu.
Bukankah sudah gw bilang bahwa gw suka suaramu dan gw suka kisahmu? Cukup dari sana saja gw belajar mengenal kamu sampai rasa penasaran tsb dipuaskan saat bertemu.
Atau jangan-jangan karena kamu minder sehingga mengumpulkan foto lebih banyak dari kisahmu sendiri, untuk dibagikan kepada orang-orang asing seperti gw saat ini?
Tapi aku tidak perduli dengan foto-fotomu. Dari pada kamu mengirimkan gw foto, kirimkan saja gw kisahmu atau sekedar suaramu. Itu yg ingin aku dengar. Itu yg ingin aku kenal.
Saat kamu berhenti mengirimkan kiasahmu dan suaramu, saat itu gw merasa jauh dari kamu dan terpaksa berhenti mengenal kamu.

Friday, December 03, 2010 6:54 PM

Seperti biasa, awal Desember menjadi bulan yang dinanti-nantikan. Tidak saja hanya karena Natal tapi juga karena tahun baru. Biasanya bulan ini menjadi terasa damai. Undangan Natal dan lagu-lagu Natal berkumandang, bukan saja di gereja tetapi juga di mall-mall. Entah kita merayakan Natal atau tidak tapi sebagian besar orang menikmati eforia ini.

Sayangnya gw mengawali hari pertama dalam bulan ini justru dengan tidak damai. Diawali dengan matinya satu Nodal ke arah kota Sampit. Itu artinya dalam sekejap sinyal di Indosat di kota tsb lumpuh. Gak hanya itu, bahkan BSC kota Palangkaraya juga dalam keadaan mati. Memang belum faulty tapi dalam beberapa saat kemungkinan tsb jelas akan terjadi.

Tragedi November

Ternyata benar apa yang gw perkirakan di awal bulan ini, adalah bulan November yg penuh cinta-cinta. Ouch. Nah kalo sebelumnya agak-agak sentimentil, yg ini agak-agak tragis.

Tanggal 8 Novemer kemarin sahabat gw berkunjung ke Banjarmasin. Sebenarnya dalam rangka tugas kerja, cuma jadinya malah kayak liburan. Gw dah lumayan lama gak ketemu dia, mungkin ada setahun, apa dua tahun. Gw juga lupa. Tapi yang pasti gw kenal dia semenjak 2003, dan menjadi sangat akrab setelahnya karena memiliki minat yang sama pada drum.

November Love

Gw gak tahu dari mana asalnya kenapa bulan November menjadi bulan yang romantis dan penuh dengan benih-benih cinta. Entah karena menjelang natal dan banyak benih cinta yang siap dituai saat Desember nanti atau karena November memiliki satu arti yang lain.

Dengan alasan romantis itu banyak orang yang melangsungkan pesta pernikahannya di bulan ini. Bisa gw tebak tahun depan di tanggal 11 bulan ini pasti banyak sekali diselenggarakan pesta pernikahan.

Milis Aneh!


Pernah ikut milis? Atau mungkin ikut forum?

Bisa dibilang gw banci sosial network, khususnya forum dan milis. Jauh sebelum gw punya BB dan meneriman email semudah membaca sms, gw gandrung dengan yg namanya forum. Tercatat ada 8 forum sebagai partisipan, 4 forum aktif dan satu forum sebagai moderator.

Jaman semakin canggih - sebenarnya milis itu lebih primitif dibandingkan forum, hanya karena menerima email saat ini sudah sangat mudah sehingga komunitas beramai-ramai menggunakan emailgroups sebagai networking.

the Art of Racing in the Rain

Ada beberapa buku yang terlalu fiksi sebagai kisah nyata, tapi ada juga sebaliknya, kisah fiksi yang terlalu logis dan menyentuh seolah itu benar-benar nyata. Gw punya dua buku yang menggambarkan ke duanya, the Man Who Loved Books Too Much by Allison Hoover Bartlett dan the Art of Racing in the Rain by Garth Stein.

Ke dua buku ini bisa dibilang bersifat sentimentil, sesuatu yang bersifat pribadi. Mungkin karena itu ke dua buku ini bagus untuk dibaca kala santai.

The Man Who Loved Books Too Much

Ada beberapa buku yang terlalu fiksi sebagai kisah nyata, tapi juga sebaliknya, ada kisah yg terlalu nyata dan logis sebagai buku fiksi. Gw punya dua buku yang menggambarkan ke duanya, the Man Who Loved Books Too Much by Allison Hoover Bartlett dan the Art of Racing in the Rain by Garth Stein.

Ke dua buku ini bisa dibilang bersifat sentimentil, sesuatu yang bersifat pribadi. Mungkin karena itu ke dua buku ini bagus untuk dibaca kala santai.

the Man Who Loved Books Too Much;
merupakan kisah (nyata tentunya) tentang seorang pencuri, detektif dan obsesi pada kesustraan (secara fisik). Ini bukan kisah pencuri biasa, melainkan kisah pencuri buku langka. Uniknya yang mendasari John Charles Gilkey mencuri buku-buku langka tsb bukan didasarkan pada keuntungan melainkan karena kecintaannya terhadap buku, itu jg yang membuat dia sulit ditangkap karena hampir tidak ada jejak. Yang sanggup dia lakukan demi kecintaannya pada buku adalah sampai masuk penjara; kecintaan yang lebih tepat disebut obsesi.

Barangkali yang sama obsesifnya dengan Gilkey adalah Ken Sanders, seorang yang menyebut dirinya "bibliodick" dan sangat ingin menangkap si pencuri. Sanders - seumur hidup menjadi kolektor dan penjual buku langka berubah menjadi detektif amatiran - tak akan berhenti memburu si pencuri yang mengacaukan perdagangannya.

Kisah ini ditulis dengan observasi partisipan oleh jurnalis Allison Hoover Bartlett yang terjun langsung ke dalam dunia buku yang fanatik sekaligus mempesona. Beberapa babnya banyak memuat petikan wawancaranya dengan Gilkey, Sanders, dan beberapa kolektor buku. Bahkan terjun langsung ke berbagai book expo.

Semua kolektor punya kisahnya sendiri, bagaimana mengawali kecintaannya terhadap buku, termasuk juga Gilkey dan Sanders. Buku ini mengisahkan semuanya; ketegangan, wawasan, humor dan obsesi.

Gw bahkan hampir percaya buku ini fiksi kalau bukan karena seringnya mengecek cover depannya untuk memastikan bahwa ini nonfiksi. Kisahnya terlalu fantastis, dengan mendengar banyak buku yang harganya terlalu gila-gilaan untuk dinalar akal sehat. Bahkan ada diantaranya yang berharga jutaan US dolar. Tidak kalah fantastisnya orang-orang yg merelakan hidupnya untuk terjun dan menggeluti dunia ini.

Dan diam-diam, seperti kebanyakan bagaimana setan buku menggerus pesona kebanyakan kolektor amatiran, gw mulai mencari-cari buku tua di gudang dengan harapan menemukan sebuah buku langka bak mutiara yang tersisih. Untung gw gak punya uang ribuan dolar untuk dihabiskan oleh setan buku.

Reportase seperti ini mungkin masih asing bagi kebanyakan orang Indonesia (gw juga jarang menemukan artikel atau rubrik bersambung seperti ini di koran-koran kita), namanya jurnalis sastrawi. Pertama kali dikembangkan tahun 60an oleh... gw lupa namanya. Bahkan artikel pertamanya pun gw lupa, tapi yg pasti gw punya bukunya dan otak gw berceceran sebelum bab ke 2 habis gw baca. Intinya reportase ini ditulis dengan gaya menulis novel, namun bedanya semua data, waktu, pristiwa bahkan nama pelaku adalah nyata sebenar-benarnya, bukan rekayasa.

Bedanya buku ini memuat sesuatu yg sentimentil, yaitu opini pribadi penulisnya. Sebenarnya dapat dimaklumi karena ini bukan sebuah reportase kaku di sebuah koran atau majalah, melainkan sebuah buku komersil; dan sering kali kita perlu sifat sentimenti dalam urusan bisnis komersil. Sayangnya kekurangan buku ini justru datang dari opini-opini Bartlett tsb.

Reportasenya holistik. Repetoarnya bagus. sayang pendapat pribadinya tidak sebagus liputannya. Gw kurang begitu suka kesimpulannya terhadap Gilkey di akhir cerita. Seolah-olah membantah semua tulisan dari awal adalah kisah bohong, alih-alih termasuk hasil manipulasi Gilkey. Itu membuat bahwa kisahnya keliru dan seharusnya menulis ulang soal the Man Who Loved Books Too Much.

Itu sebabnya, selain Agatha Christie, gw gak begitu suka penulis wanita. Mereka membuat buku mereka atau tulisan mereka bertentangan. Kontrarasio. Gak logis. Maafkan penilaian gw, tapi gw belum menemukan penulis wanita yang benar-benar menghentikan dunia gw.





Sent from my Google neXus One™

Selamat Idul Fitri 1 Syahwal 1431 H

Akhirnya pendeta Tery Jones membatalakan niat kesurupannya dalam membakar ribuan alquran. Walaupun ada yang menyarankan lebih baik bakar ribuan koran, tindakan dari pastor Tery Jones sebenarnya merupakan bentuk reaksi dari ketidakmengenalnya dia akan dunia islam dan apa sebenarnya itu islam. Di benak kebanyakan orang barat khususnya, menyiratkan islam adalah agama cinta kerusuhan dan cinta teroris. Padahal sebenarnya ada juga teroris ekstrimis kristen, tapi mereka gak bilang kristen agama biadab.

Gak beda sebenarnya dengan di Indonesia yang menganggap kristen sebagai negara penjajah, terutama mengingat Belanda pernah menjajah negara kita terlampau lama sehingga mematrikan negara Kristen adalah biadab. Doktrinasi yang populer di pesantren dan langgar ini awalnya untuk membangkitkan rasa benci terhadap penjajah, karena ini hal yang paling mudah; membuat kita segolongan dengan kawan dan membuat berbeda dengan musuh (penjajah). Kalo gw bilang ini perang isu agama. Cepat. Mudah. Efektif untuk memprovokasi.

Tapi kalo mau diperhatikan dengan seksama sebenarnya perjuangan ini gagal karena masing-masing suku berjuang sendiri. Bagaimana pun Indonesia terdiri dari berbagai suku dan... agama. Baik agama asli maupun agama yang sama dengan para penjajah. Jadi isu agama gak efektif dan relevan.

Tapi pada saat para pilar negara kita menyelogankan satu bangsa, satu tanah air - prinsipnya sebenarnya sama dengan perjuangan agama yang menunjukan persamaan dengan sekutu dan perbedaan dengan penjajah, namun konsep nasionalisme & kenegaraan punya daya jangkau lebih luas, itu sebabnya perjuangan kita memperoleh kemajuan signifikan.

Entah bagaimana setelah merdeka kok doktrinasi ini masih saja berjalan. Dan bukan rahasia umum bahwa orang Islam menyebut agama di luar Islam sebagai kafir. Untung agama lain gak ikut-ikutan mencari istilah untuk mendiskritkan agama di luar agama mereka.

Tapi mirip dengan pastor Tery Jones dari NYC, dorongan untuk membenci kristen bahkan penutupan beberapa gereja juga didasarkan pada tidak mengenalnya kita terhadap agama Nasrani. Orang bilang gak kenal maka gak sayang. Kenal jadi sayang.

Gw gak tahu apakah pastor Tery Jones mengurungkan niatna untuk membakar Alquran karena sadar tindakannya salah atau karena batalnya pembangunan mesjid di Ground Zero atau karena Idul Fitri 1 Syhwal 1431 H; jadinya saling maaf-memaafkan, tapi yang pasti selama bulan Ramadhan ini gak ada gereja yang IMBnya ditangguhkan diberikan. Padahal selama bulan Ramadha ada grasi untuk para pidana. Mugkin karena Kafir lebih bejat dari pelaku pidana.

Eniwei, ditengah pergolakan ini sebenarnya antara Islam dan Kristen punya banyak persamaan. Terlalu banyak malah. Mungkin itu kali sebabnya, kalo terlalu banyak kesamaan jadinya sering cekcok. Bedanya cuma di Nabinya aja.

Gw gak tahu bagaimana kalo di suku lain, tapi di kampung gw, saat Natal itu dikenal dengan sebutan lain, yaitu 'Hari Pengakuan' atau bisa juga 'Hari Pengampunan'.

Kamu bisa bikin salah atau dosa apa saja sama orang lain atau orang tua kamu bahkan bisa jadi kamu diusir atau minggat atau apapun itu yang membuat hubungan silahturahim kamu putus dengan oang tua, saudara atau kawan. Tapi saat tiba Natal (biasanya malam Natal) maka tibalah air mata menderai di setiap rumah yang memiliki ganjalan maaf. Masing-masing orang di kampung gw sangat tahu dan sadar apapun dosa kita dan apapun dosa orang lain pasti memperoleh pengampunan saat Natal karena sang penebus telah turun dengan wujud Manusia untuk menebus setiap dosa dan pelanggaran.

Gak beda jauh kan sebenarnya dengan Idul Fitri.

Kalo umat Islam pun berpuasa selama kurang lebih sebulan penuh agar kembali pada raga yang fitrah dan puncak dari berpuasa itu adalah saling memaafkan dan dimaafkan, sebesar apapun salah kita, baik pada orang tua, saudara dan kawan.

Memaafkan dan dimaafkan - di sisi manapun kamu berada, itu indah. Jadi kalau kita sudah dimaafkan atau memaafkan, adakah alasan untuk mendendam atau mencari perbedaan untuk diributkan? Mungkin jawabannya ya, agar Idul Fitri tahun depan kita punya sesuatu untuk dimaafkan atau memaafkan.

Itu pun kalau kita masih ada tahun depan.

Sebelum gw lebih banyak ngelindur dengan tulisan gw di posting ini dan membuat semakin bertambahnya dosa gw, sebaiknya gw hentikan sambil menghaturkan permohonan maaf jika ada salah tulisan, baik disengaja maupun tidak pada blog ini. Selamat Idul Fitri 1 Syahwal 1431 H, mohon dimaafkan lahir batin.




Sent from my Google neXus One™

Trip to Pujon

Tepat Senin minggu lalu gw berangkat ke Pujon. Belum pernah dengar? Gpp, lu gak ndeso kok. Bahkan GPS gw aja gak tahu itu kabupaten kordinatnya mana. Google earth jg gagal, yang ditunjukan cuma foto hutan rimba aja.

Pujon itu berada, gak jauh sih sebenarnya, kurang-lebih 100 km dari Palangkaraya. Cuma akses jalannya agak susah. 60 km sisa perjalanan ditempuh melalui jalan yang berbatuan dan menyebrangi beberapa anak sungai kecil. Actually sih ada 33 jembatan dan sungai yg gw lewati. Walaupun disebut jembatan tapi sebenarnya lebih mirip titian mobil. Bayangkan aja, susunan kayu yang menyerupai jembatan itu hanya bisa dilewati satu mobil di waktu bersamaan. Orang jalan aja susah.

Selain itu jalan menuju Pujon hanya bisa dilewati dalam dua kondisi, tidak hujan dan tidak gelap.

Tidak hujan; karena banyak lewati anak sungai, jadi kalo ada hujan dikit aja berarti banjir. Ok, sebenarnya gak dalam sih secara sungainya sudah mengalami pendangkalan akibat penambangan emas, cuma arusnya lumayan kuat. Jangankan mobil, rumah tembok aja banyak yang terbawa arus.

Tidak gelap; sudah gw singgung kalo ini daerah penambangan emas. Jadi orang yang lewat jalan tersebut ya kalo menuju Pujon pasti bawa uang untuk beli emas, kalo dari Pujon ya pasti bawa emas. Yang mana pun, mobil yang lewat pasti bawa harta, jadi kalo gelap pasti dirampok. Dari tiga kali gw ke sana, 2 X nya ada mobil yang dirampok. Yang pertama kijang supirnya dibunuh, yg ke dua kemarin, avanza dirampok plus dibakar. Udah mirip kayak di Simbabwe?

Gw berangkat dari Palangkaraya jam 10 pagi dan tiba di Pujon jam 2 siang. Kondisinya asik, gak terlalu panas seperti biasanya. Oh iya, walaupun listrik belum masuk di kabupaten ini, tapi hampir semua rumah di sini besar, bertembok dan memiliki TV, kulkas, bahkan hi-fi. Listriknya dari mana? Masing-masing rumah pake genset coy, dan sudah pasti berkali-kali lipat dibandingkan TDL kita.

Kabupaten ini gak besar, isinya cuma rumah penduduk yang berderet rapi, satu lapanghan bola, satu gereja, dan satu mesjid di dekat sungai. Ada juga bioskopnya loh! Tapi yang dimaksud bioskop di sini adalah ruang pertemuan yang tiap malam minggu disulap jadi ruang nonton layar tancap.

Kalo kamu tahu sungai kapuas (salah-satu sungai terbesar di Indonesia), nah salah satu hulu sungainya ya di Pujon ini. Letak geografi kabupaten ini berada di pebukitan namun gersang. Memang banyak ditemui pepohonan tapi bukan tanaman produktif. Mayoritas masyarakat di sini bekerja sebagai penambang emas. Katanya sih emas dari daerah ini terkenal karena kualitas dan karatnya yang bagus.

Tapi yang namanya nambang emas, apa lagi tambang rakyat, bisa dibilang untung-untungan. Gak setiap nambang dapatkan emas, atau mungkin dapat tapi gak seberapa. Padahal tiap kali nambang keluar duit untuk bahan bakar mesin dompeng (mesin untuk mengisap lumpur) dan untuk makan sehari-hari aja gak kecil loh. Kalo kamu mikir harganya kayak di Jakarta emang gak seberapa, masalahnya hidup di sana mahal.

suasana salah-satu sudut kabupaten Pujon

Parkiran mobil Rp5000! Kalah-kalah Sency kan. Indomie telor Rp25.000! Gw buka warung di sana bisa jadi jutawan deh. Belum lagi seperti kebanyakan kabupaten di Kalimantan, gak ada SPBU. Harga seliter solar saat kemarin Rp17.000! Jadi hanya orang yang memiliki keteguhan hati dan mental baja aja yang dapat menjadikan nambang sebagai pekerjaan sehari-hari.

Gw sendiri selama kerja di sana nginapnya di rumah penjaga site BTSnya, soalnya penginapan di sana gak ada (jelas, siapa yang mau berlibur ke tempat begitu??). Yang lucu pas gw tanya kamar mandinya di mana. Terus yang punya rumah nunjuk ke belakang. Pas gw sampai belakang yang ada tepian sungai di tengah hutan rawa yang gelap gulita. Jadi lah gw mandi berasa kayak tarsan, back to nature. Dengan bermodal sempak mandi di alam terbuka. Habis mandi gw masuk angin.

bagian belakang rumah, tempat gw mandi

Keesokan paginya pas gw ke belakang, gw baru sadar, ternyata gw mandi di tempat cuci piring dan mereka punya WC....

Yang menyeramkan gak hanya dari lingkungan dan harga barang-barang yang seenak jempol kaki mereka, tapi juga dari kerusakan mesin yang gw hadapi. BTS di Pujon full genset karena listrik belum masuk. Gensetnya sebenarnya ada dua, tapi selama beberapa bulan terakhir ini yang berjalan hanya satu mesin.

Sampai sekarang pun gw masih belum tahu apa penyebabnya. Bayangkan aja genset tsb sudah dalam posisi off tapi tiap kali dipasang accu mesinnya nyala!

Bagus dong Joe kalo nyala?

Nah masalahnya kalo sekedar nyala aja gpp, ini biar kunci starter posisi off dan batre/accu nya dilepas mesin tetap aja nyala!! Dapat tenaga dari mana coba?!

Menambah seremnya tuh mesin, kalo gensetnya mati sinyal BTSnya on (ya mungkin karena cadangan daya di batre BTS), TAPIIII... kalo gensetnya nyala sinyal BTSnya faulty! *garuk-garuk tiang BTS*

menara BTS yang aneh bin ajaib

Setelah menempuh waktu yang panjang menelusuri tiap kabel yang kayak akar beringin itu (apesnya tuh ATS masih menggunakan contactor analog jadi trace-nya non computing - eh kamu jg gak ngerti ya, pokoknya intinya mah lebih susah) akhirnya didapat modul control pannel-nya yg konslet. Wah seneng bangat! Kaya ketemu pacar yang hilang di mall aja. Eh gak deng, ketemu pacar di mall pasti disuruh bawa belanjaan.

Masalahnya ini gak bisa diperbaiki melainkan harus replace hardware, jadi memang harus keluar hutan. Untuk sementara genset di bypass aja biar nyala.

Akhirnya gw balik Palangkaraya setelah lapor ke user-nya. Cumaaa... belum ada mobil gw sampai palangkaraya, dapat email dari Jakarta kalau BTS Pujon faulty LAGIII!! *siapin bensin buat bakar BTS*

Hari sudah gelap kalo mau balik lagi, dan gw sudah pusing kalo mau balik lagi ke sana, jadi gw putuskan aja buat balik ke Banjarmasin.

Minggu paginya dapat kabar dari Indosat, mesinnya sudah hidup. Gw telpon ke penjaga site BTS, katanya mesinnya memang mati tapi nyala sendiri *desperate*

Isi laporan kerja gw di BTS Pujon: Mohon tumbal untuk BTS ditambah.

untitled

"Jadi bagaimana ya, Ca?"

"Yudaaaa..... kok lu bego bangat sih?? Biasanya lu paling pinter kalo nebak pikiran orang?!"

Ah benar juga.... Mungkin ini sebabnya orang suka bilang lebih mudah menasehati orang lain dibanding menasehati diri sendiri.

Sebenarnya gw mau cerita lengkapnya di sini, cuma itu berarti melanggar ikatan perjanjian antara gw dengan blog ini, Gw sudah pernah berjanji gak bakal ngomongin soal cinta di blog gw, itu sama tabunya seperti ngomongin sex di gereja. Kadang-kadang memang kita membicarakan sex di gereja, tapi tidak sama motifnya saat kita ngomongin hal tsb di room BB17; dan memang sangat gak kontekstual, tapi tolong maklumi, gw lagi bingung.

Sesekali gw pernah ngomongin cinta, tepatnya 2X, dengan title Saat Joe Ngomong Cinta dan Saat Joe (Kembali) Ngomong Cinta. Tapi itu gak merujuk kepada sso seperti kali ini.

"Ya memang bukannya gitu, Ca? Kita lebih mudah saat ngomong dibanding saat mengalaminya sendiri? Lagian kan psikologi itu untuk anda bukan untuk saya"

"Iya sihh... Terus lu sudah hubungi lagi?"

Bercanda nih Ica! Gw bukan sudah, tapi sering menghubunginya setelah peristiwa itu, tapi diacuhkan. Ok, gw sadar saat itu gw masih setengah hati. Gw memang sudah lama mengenal dia, tapi baru akhir-akhir ini tertarik. Gw tertarik tapi gw ragu. Gw punya, anggap lah, sebuah trauma dalam menjalani hubungan. Gw pernah pacaran beberapa kali dan gw sadari selama gw menjalin hubungan yang gw cari adalah kesalahan, kejelekan, untuk membuktikan gw punya alasan untuk putus.

Aneh?

Mungkin, tapi gw merasa selalu kurang dan tidak pernah lengkap. Itu sebab utama gw masih menjomblo sampai sekarang. Gw sudah pernah jalani hubungan yang terlalu sempurna untuk putus. Jadi saat hubungan tsb hancur.... ah sudah lah, gw gak cocok ngomongin cinta di sini.

"Ehm lu coba aja langsung minta maaf soal itu ke dia, Yud"

"Maaf? Kan belum tentu dia menyimpan hati untuk gw?"

"Bego! Itu mah sudah pasti"

Aihh kalo gw pintar gw sudah menemukan beberapa penemuan yang berguna bagi umat manusia. Gw juga bingung, kenapa gw gak bisa melihat apa yang biasanya bisa gw lihat dari seorang. Dari sanakah munculnya idiom 'Cinta itu buta?' Suck! I don't believe love. Entah kenapa gw tersinggung kalo dibilang jatuh cinta, merasa terhina.

Sebenarnya terlalu naif kalo kita gak tahu, mungkin sebenarnya kita tahu, sangat tahu malah, tapi kadang kita terlalu takut berharap sesuatu yg bagus - terlalu bagus, untuk terjadi. Mungkin karena kita bukan anak kecil lagi yang sadar tidak semua hal yang menyenangkan dan inginkan akan kita dapatkan. Justru sebaliknya, semakin kita berharap semakin kita dikecewakan.

Itu sebabnya kita lebih mudah mengacuhkan pengharapan dibanding berusaha mengejar pengharapan.

Ternyata kekecewaan itu membuat putus asa dan putus asa membuat kita berhenti berharap...

Beruntung kekecewaan itu bukan suatu permainan dadu hidup tapi sesuatu yang bisa dipilih. Kita bisa memilih untuk kecewa atau untuk terus berharap. Kekecewaan itu pilihan.

Dan saat ini gw rasa hati gw mulai terbuka untuk mulai berharap, berharap sesuatu yang baik, bahkan yang terlalu baik karena sering kali hidup memberikan kita kejutan dengan sesuatu yang melebihi harapkan kita.

"Terus apa yang sudah lu lakukan?" Ribka menyadari gw dari lamunan singkat.

"Oh, gw akan ajak dia nonton lagi"

"Tapi kan dia gak jawab?"

"Itu nanti akan gw pikirkan lagi, yang penting kali ini gw maju aja dulu hehe..."


Hati gw yang girang membuat badan gw sedikit menghangat di bawah guyuran hujan malam. Terlalu cepat memang untuk bilang ini 'love' dan terlalu suck, tapi gw coba jalanin aja dengan hati terbukan.

Saat gw tiba di depan rumah, bokap gw lagi ngobrol dengan seseorang. Ternyata dia.


Good Bye Blackberry


Akhirnya Blackberry Odin kesayangan gw lepas juga, berkurang satu gadget touch screen gw. Alasan jual blackberry tsb gak kuat balapan batrainya dengan android. Baru beres charging Android, Odin dah minta dicharging. Belum selesai Odin, android dah minta jatah. Repotnya kayak punya istri muda. Kalo ditambah iPad gw nyerah, mending gw bawa genset aja ke mana-mana!

Tapi itu bukan alasan utama gw jual Odin. Alasan utamanya gw lelah pake BB. Memang masih ada si Javelin, tapi gak ngaruh karena saat ini BBless juga. Javelin gw ketinggalan di Jakarta. Dan gw bisa hidup tanpa Blacberry! YES! Jadi, apa yang bikin orang banyak demam BB?

Pernah kepikiran gak, kenapa kita ngotot beli Blackberry? Ngotot di sini dalam artian di luar golongan gadget geek dan golongan borju. Karena selama kamu ada di antara golongan tsb, kamu gak perlu alasan untuk membeli gadget selain karena kamu punya duit dan orang lain pun punya.

Setelah survei kecil-kecilan yang gw lakukan di sebuah milis dan beberapa komunitas, gw dapatkan 27% menjawab agar tidak ketinggalan berita dan informasi; 18% menjawab untuk push mailing, dan sisanya 15% menjawab untuk lifestyle dan lain-lain. Sisanya? 40% koresponden menjawab BBM dan facebook!

Kebanyakan dari kita beli dan berlangganan Blackberry yang cukup mahal demi BBM. Entah sadar atau tidak, secara psikologis ini alasan kita 'dipaksa' untuk menggunakan BBM di luar batas kewajaran. Di mana pun kita berada, gak lupa sempatkan BBM teman, atau setidaknya ganti status BBM atau ganti avatar. Pokoknya BBM harus dicek tiap detik.

Yang boring kalo BBM listnya masih sedikit, sehingga tiap ketemu orang tanyanya, PIN lu berapa? Sebelum nanya kabar orang tsb. Rasanya ingin semua orang yang dia kenal di dunia, masukan dalam BBM list dia sehingga semakin banyak alasan untuk menggunakan BB.

Saat seseorang gak punya PIN untuk dibagikan selain PIN ATM dan HP, maka BB user merasa punya kewajiban sosial untuk mendorong orang-orang tsb menggunakan BB. Kalo perlu belikan (sayang gw gak punya temen kayak gini). Padahal mereka tidak sadar, dorongan tsb ada karena dorongan konsumtif bukan rasa berbagi; sudah bayar mahal-mahal mubazir gak digunakan, jadi belikan aja orang biar bisa diajak chatting.

Buat yang gak mampu belikan, akhirnya mencemooh untuk menyalurkan rasa kekinya, gak punya BBM list yang banyak. Biasanya cemoohnya, 'ah kuper kau' (batak kali!), atau, 'jangan anti kemapanan dong!'

Hal yang sama juga yang mendorong 'tradisi' broadcasting untuk hal gak penting, seperti hoax dan BBM kaleng. Kan sudah bayar mahal-mahal, kalo gak digunakan mubazir doong! Begitu pikir kita.

Ini alasan dorongan berlebihan menggunakan BBM. Lantas apa yang salah selain kata berlebihan tsb, dan selain menjadi autistik (paradoks antisosial untuk menjadi sosial networker)?

Secara tidak langsung kita dibatasi dalam memilih. Sebelum BBM ada, semua umat manusia yang berbudi pekerti baik dan benar dapat memilih instant messaging (IM) yang mereka suka dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Mulai dari ym, gtalk, msn, ICQ dsb nya. Bahkan kita bisa menggunakan multiIM dalam satu user, seperti IM+, eBuddy, MeBoo dsb.

Tapi kenapa begitu ada BBM, seolah kita tidak dapat memilih IM mana yang paling sesuai dengan kita. BBM menjadi sebuah entitas ketimbang menjadi sebuah pilihan.

Kita menggunakan BB karena teman-teman kita 'ngbrolnya' di group BBM dan bukan di ym! group seperti yang sebelumnya sering dilakukan. Kita tidak tahu foto bayi baru teman kita karena kita tidak punya BBM yang bisa dikirim foto dan bukan di email seperti yang sebelumnya sering kita lakukan.

Akhirnya, dari pada tidak bersilahturahmi dengan teman-teman, kita mengalah membeli blackberry HANYA untuk BBMing.

Gw tidak sedang melucuti RIM, justru mereka memberikan pilihan IM yang begitu banyak dalam device BB mereka; ada ym, gtalk, msn dll (walupun pengiriman file via IM tsb diforbiden). Tapi kita seolah menutup mata akan pilihan tsb.

Sekali lagi, karena tujuan kita membeli blackberry HANYA untuk BBM, maka seperti yang gw bilang, kita didorong untuk menggunakannya melebihi batas kewajaran karena harganya tidak sewajar handphone kelas menengah. Jika kita mengeluarkan kocek untuk membeli BB dengan biaya bulanan 150ribu di luar pemakaian telpon, dalam setahun kita sudah menguras isi dompet kita sebanyak 4,3jt dan hanya untuk chatting, pasti kita akan sangat merasa rugi jika tidak mengobrol dan broadcast lebih banyak. Itu lah totemnya.


Ok, gw dah nangkap maksud lu, Jo. BBM gak penting. Terus, apa bedanya Android dibandingkan blackberry? Kan Android gak punya BBM?

Bedanya kalau kita berlangganan BIS (Blackberry Internet Service) setiap bulan dan masih harus berlangganan data plan lagi untuk bisa browsing maksimal dan streaming video, itu namanya pemborosan.

Di Android, kamu cukup bayar data plan, makan itu sudah mencakup push email, semua IM, brwosing dan streaming video. Ditambah dengan entertainment yang menarik.

Memang android gak punya BBM, tapi jangan salah, ada pMessenger yang bisa mengakomodir chat menggunakan PIN lintas platform. Masih punya alasan untuk menggunakan blackberry lagi?


Satu-satunya yang gw sedihkan dari tidak menggunakan BBM adalah, berkurangnya contact list cewek-cewek cantik....


Published with Blogger-droid v1.4.7

Tiga Android Phone Pendatang Baru

Bulan ini cukup ditunggu-tunggu oleh para gadget geek, khususnya android. Bagaimana tidak, dalam bulan yang sama ada tiga android phone yang paling dinanti di luar android phone dari vendor lokal, seperti Nexian, ZTE dll.

HTC Wildfire
Kedatangannya sudah tinggu dari jauh hari karena digembar-gemborkan sebagai mini desire karena bodynya yang tidak lebih besar dari ukuran BB Onyx, bahkan layarnya cuma 3.2". Kalau lihat bodynya sih sebenarnya lebih mirip neXus One mini tanpa trackball, karena jajaran menu, back, search dan homenya berada dalam bingkai layar. Menambah kesan fresh adalah bodynya yang tersedia dalam berbagai warna. funky abes!

Walaupun hanya menggunakan prosesor 528Mhz (setengah dari desire yang 1Ghz), ROM/RAM 512/384mb, tapi setelah diuji hampir tidak ditemukan lag, bahkan saat menjalakan streaming tv. Sedangkan keunggulan HTC Desire seperti sense UI dan People nya berjalan dengan baik. Sangkin smooth-nya gw sampai lupa kalo android ini cuma menggunakan setengah dari prosesornya Desire. Yang bikin surprise adalah harganya yang cuma 3.75jt dengan garansi resmi HTC Indonesia. Edan! Best buy lah nih gadget.

Acer Liquid E

Kalo HTC Wildfire seolah ditujukan untuk entry level, maka Acer Liquid E lebih mengarah pada mid-level. Ukurannya sedikit lebih besar dari Wildfire, 3.5" hanya saja sudah mendukung wvga. Walaupun ini android phone pertama dari Acer, tapi sepertinya Acer ogah sekedar menjajal market, mereka serius membuat android yang powerfull dan terjangkau. Lihat aja prosesornya yang sudah menggunakan Snapdragon dengan clock 768Mhz dan ROM/RAM di 512/512mb, bikin Liquid E bawaannya pengen kenceng aja. Sense UI Acer pun tidak mengecewakan, bahkan isunya bulan depan sudah tersedia update-annya untuk OS Froyo (2.2)! Dengan harga resmi 4,5juta ini benar-benar android phone yang super!

Samsung Galaxy S
Bisa dibilang ini android phone Samsung yang paling ditunggu penggemarnya tahun ini. Bahkan diawal peluncurannya SGS terjual 700.000 dalam sehari di negrinya sendiri! Fantastis.
Layar 4.0” WVGA super AMOLED (800×480) with mDNIe, support camera panorama 5MP shot HD Video (720p@30fps), prosesor ARM Cortex 1Ghz, ROM/RAM 1GB/16GB; males bangat kan ngomonginnya?

Belum lagi bodynya yang tipis bikin kita takjub kok bisa secanggih itu. Sense UInya juga atraktif bangat. Dengan harga resmi 6,5juta benar-benar menggoda iman!

Lebih "Berakar" dengan Android


Lanjut lagi kita ngomongin android. Mungkin banyak yang masih bingung dengan istilah-istilah di android, misalnya seperti android rooted dan unroot. Apa sih root itu?

Mirip seperti jailbreaking pada iPhone, "Rooting" pada umumnya adalah direktori paling dasar dalam sistem. Misalnya Root komputer kamu kemungkinan besar adalah C: drive. Ini sama halnya dengan di android mu jika di-root, adalah memanipulasi untuk "berakar" (rooted); masuk dalam sistem.

kegunaan root pada dasarnya memberikan akses superuser atas device tsb. Ini berarti memberikan tingkat tertinggi dalam penggunaan device kita. Yang paling sederhana kita merubah tampilan antar muka android. Mungkin mirip seperti mengganti themes, tapi sebenarnya tidak sesederhana itu karena perubahannya langsung dan menyeluruh pada sistem.


Empat alasan kenapa diperlukan rooting:

1. Improved Performance
Beberapa isu mendasar bagi orang-orang yang senang "ngoprek" adalah kinerja. Memang android, seperti kebanyakan device nya, cepat dan stabil. Hanya saja cepat bukan menjadi batasan yang cukup bagi sebagia orang. Sehingga munculah overclocking. Mungkin bagi pengguna Samsung Galaxy S dirasa tidak diperlukan overclocking mengingat prosesor Snapdragonnya berada di 1Ghz, tapi buat pengguna Samsung Spica dengan clock 800Mhz (yang masih harus sharing dengan vga) pasti perlu overclock untuk hasil yang signifikan.

2. More Application Choices
Platform Android memang dapat melakukan banyak hal. Namun, masih ada beberapa keterbatasan, dikarenakan sengaja dibuat baik oleh produsen atau mungkin oleh operator untuk melindungi keamanan device mereka. Salah satu batasan yang paling menjengkelkan adalah kurangnya kemampuan untuk mengambil screen shot. Rooted device akan menghilangkan keterbatasan tsb dan memungkinkan kamu memilih aplikasi yang lebih luas. Screen shot hanyalah sebagian dari banyak contoh apps. Ada firewall, backup, manajer file cache dan banyak lagi.

3. Breaking the Fragmentation
Keluhan utama dari banyak pengguna android adalah fragmentasi OS. Ada berbagai versi OS Android yang dikeluarkan dan digunakan. Ketersediaan sangat tergantung pada operator dan vendor device tsb. Rooting device akan memudahkan user untuk menggunakan ROM yang mencakup fitur terbaru, bahkan jika vendor mereka sendiri belum meng-update OS terbaru. Misalnya sampai saat ini belum ada versi froyo (droid OS 2.2) resmi untuk Samsung Spica. Dengan rooting, device dengan mudah mendapatkan modifikasi ROM untuk menggunakan versi froyo dari device tipe lain.

4. Options
Dengan rooting berarti menyediakan lebih banyak lagi pilihan untuk device kita. Misal gw ingin pilihan untuk menjalankan ROM custom yang gw merasa cocok dan lebih baik untuk kebutuhan saya daripada apa yang produsen device telah sediakan. Gw ingin pilihan untuk menjalankan device dengan kecepatan penuh, dsb. Intinya gw menuntut opsi untuk memiliki akses penuh ke perangkat yang gw beli. Ini adalah kekuatan yang nyata dari rooted device.

Gw menyimpan beberapa mod ROM, salah satu yang gw sukai CM6.1 dan Kang-o-rama 1, jg cadangan OS Android 2.1 tanpa mod di micro SD card. Just in case gw membutuhkannya sewaktu-waktu gw tidak perlu khawatir karena hanya semudah me-restore data dari mmc.


Disclaimer: untuk beberapa vendor rooting device akan menghilangkan garansi (kecuali Samsung, sudah dikonfirmasi bahwa rooted tidak menghilangkan garansi), juga merusak reputasimu sebagai anggota terhormat masyarakat dan mungkin bahkan menghina keluargamu *lebay*. Jadi baca dengan seksama terms and condition yang berlaku untuk device mu, khususnya soal rooting. Keputusan rooting merupakan tanggung jawab masing-masing pemilik device dan semua resikonya.




beberapa sumber.

Cara Asik Edit Foto di Android

Ada sala-satu software pengedit foto yang cukup populer di android OS, namanya PicSay Pro. Selain dapat memanipulasi gambar, app ini juga dapat menambahkan tulisan, atau logo yang diupdate terus.
beberapa hasil PicSay Pro dengan menambahkan stiker android

hasil PicSay Pro menambahkan logo dan tulisan

Selain PicSay Pro, gw sangat rekomendasikan apps PhotoFunia dan Camera 360. Photo Funia sederhananya adalah smart bingkai. Jadi foto-foto yang kita punya dalam sekejap bisa disulap menjadi foto lukisan cat air, atau guratan pensil, atau foto balerina dengan wajah kita. Semuanya hanya semudah memilih dan memasukan foto yang kita inginkan.


Beberapa hasil editan Photo Funia

Berbeda dengan PicSay Pro dan Photo Funia yang mengedit foto yang telah ada, Camera 360 merupakan app fiture foto. Alih-alih mengeditnya, Camera 360 merekayasa pengambilan foto. Misalnya kita bisa atur focus fertical atau diagonal, atau mengambilnya dalam bentuk grafis.

hasil Camera 360 menggunakan mode surrealist painting

Segini dulu foto-fotonya sebagai pengantar. Nanti sisanya yang lebih keren-keren menyusul.

Sebenarnya masih banyak apps pengedit gambar dalam Android OS, dari yang ringan sampai yang berat seperti Adobe Photoshop dsb nya. Cuma buat gw yang terpenting fun. Kalo mau edit yang berat ya pake PC lah.

10 Apps Every New Android User Must Download

Seperti yg gw janjikan, ini dia 10 Aplikasi yang harus diunduh, versi gw tentunya:

1. Astro Manager
Menurut gw ini aplikasi wajib yg harus dimiliki android user. Aplikasi ini mengatur semua file folder dalam android. Termasuk untuk mencari, mengedit, menghapus, bahkan mengirimkannya. Aplikasi ini ada di market. Free!

2. APKatcher
Ada beberapa mentahan aplikasi yang tidak bisa diunggah oleh google, misalnya aplikasi dari pasar gelap, atau aplikasi yang hanya jalan di device rooted. Nah guna aplikasi ini untuk mengunggah aplikasi yang tidak bisa diunggah oleh bawaan android. Opsinya akan muncul sendiri saat akan mengunggah.

3. Advanced Task Manager
Fungsinya menutup semua apps yang sedang berjalan sehingga kerja android gak berat. Selain itu fungsinya juga dapat mengatur semua file dan folder dalam android kita.

4. Cache mate

Sesuai namanya, membersihkan cache. Aplikasi sederhana tapi cukup berguna.

5. ShootMe
Aplikasi ini gunanya untuk mengcapture layar android. Hampir semua pic yang ada dalam posting ini menggunakan shootme. Pengoprasiannya cukup unik, kamu tinggal menghentak android, voila, layar tercapture! Aplikasi ini gratis tapiii... android harus rooted.

6. Google Sky Map
Ini salah-satu aplikasi racoen nya android. Fungsinya melihat benda-benda angkasa secara real time. Sewaktu gerhana Venus dan 5 planet sejajar baru-baru ini, gw pake ini lihat angkasa. Hasilnya keren bangat!

7. Goggles
Aplikasi search engine google dengan cara menarik. Capture benda, logo, bahkan jalan yang kamu tidak tahu menggunakan kamera, maka goggles akan menganalisa dan mencarikan informasi terkait gambar tsb. Gak punya goggles sesat dijalan, tanya sama orang menyesatkan diri sendiri.

8. Shazam / SoundHound
Kedua apps ini hampir serupa, gunanya mencari lagu. Pas lagi jalan-jalan di mall atau dengar sebuah lagu di radio, lalu kita penasaran dengan judul lagu tsb, kita tinggal aktifkan software ini, maka apps pintar ini akan mencarikannya. Tidak hanya judul dan informasi pengarang/penyanyinya, tapi juga link unggah dan youtube-nya! Sedikit berbeda dengan SoundHound, tidak hanya lagu yang berasal dari media elektronik, bahkan saat kamu lagi bengong, cukup dengan senandung tanpa lirik, app ini bisa mencarinya untuk kita.

9. I Music Tao
Gunanya 'cuma' buat cari dan mengunggah musik. Tapi bukan sekedar lagu, melainkan album. Bisa diatur pencarian dalam berbagai mode; berdasarkan genre, artis, bahkan popularitas. Gw biasanya pakai ini untuk unggah album, hasilnya gw simpan ke iPod.

10. Feedr
Pasti bisa ditebak. Betul! Fungsinya memang untuk menjaring feed atau RSS dari berbagai web. Kenapa ini gw masukan dalam 10 aplikasi yang harus dimiliki? Karena android adalah gadget jaring sosial, sehingga pasti kebutuhan untuk mengetahui sebuah informasi menjadi vital.


Published with Blogger-droid v1.4.7

Fullhouse Resto and Cafe


Satu lagi tempat keren buat hangout dan nongkrong di Banjarmasin! Setelah sebelumnya gw sudah sempat review Own cafe dan Capung cafe, kali ini gilirang Fullhouse yang masuk dalam daftar review gw. Sebenarnya gw sudah lama tahu ini resto, secara tempat ini punya teman gw, setidaknya dia yg ngurus. Cuma baru sekarang menurut gw layak untuk direview karena memiliki ciri sendiri yang khas.

Kalo mau lihat lokasinya ada di foursquare gw. Satu kali lagi check in gw mayornya *banci foursquare*

Konsep restonya fresh, funky dan colorfull. Tercermin bangat dari furniture, aksesoris yang menggantung di dinding dan tentu makanannya. Sebenarnya ini resto girly abis. Yup, lu gak salah. Emang managernya cewe *ehm*. Seragam para pelayannya aja serba pink. Kasihan pelayan cowoknya...
ini bukan karena sepi, tapi gw capture saat dah mau tutup. Asik juga buat nonton bareng


Makanannya serba murah! Mereka baru aja ngeluarin paket serba IDR15.000! Modelnya paket lengkap; nasi, sayur, lauk plus minum. Lauknya bervariasi, dari chicken katsu, cumi goreng madu s/d sapi lada hitam. Semuanya enak!

Karena konsepnya funky, selain interior, manunya juga funky. Ada lemon squash, chicken wings ala fullhouse, rotbar, pisbar; kata para koki terkenal sih jenis makanan begini dikategorikan sebagai urban menu.

Menu andalan gw adalah rotibakar coklat keju, teh tarik, sari kedelai, cumi goreng madu *loh kok banyak??* Ya itu maksudku, enak semua!

Nah kalo cuma soal menu aja tentu gw gak akan sampai masukan reviewnya ke blog gw, pasti ada yang menarik atau special. Setahu gw di Banjarmasin cuma cafe ini yang menyediakan permainan kelompok, seperti Uno set, monopoli dsbnya.

Sepulang gereja, main bareng temans. Seruuu...!

Selain itu tempatnya juga enak bangat buat brwosing dan nulis, kayak gw yang suka ngeblog dan nulis short story. Buat kongkow sama temen jg asik bangat pastinya.

Kisaran harga minuman dari IDR7000 s/d IDR12000, sedangkan makanannya dari IDR12000 s/d IDR30000. Very very recommended!!

Lebih Baik Sakit Gigi...


Sebelumnya gw gak ngerti dengan lagu dangdut yang liriknya sangat terkenal itu, "... lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati ini.... rela, rela, aku relaakaan..." Loh kok malah jadi nyanyi?? Suer deh, gw gak suka dangdut! *tapi iPod berkata lain*

Eniwei *cepat-cepat mengalihkan* awalnya gw bingung kenapa padanannya gak: lebih baik sakit kudis, atau sakit jantung, stroke, atau kangker? Terlepas dulu sakit kangker dan stroke kurang sepopuler saat ini, gw baru ngerti setelah mengalami sendiri ke dua sakit ini, dan gw pikir satu-satunya alasan kenapa sakit gigi yang dipadankan dengan sakit hati karena ke dua sakit tsb punya kesamaan, sama-sama jadi sensitif kalo lagi sakit.

Gw pernah sakit hati, kalo liat ada orang pacaran langsung nangis. Kalo lihat ada orang bisik-bisik langsung merasa diomongin. Kalo ada orang ketawa, pasti ketawain gw. Pokoknya apa-apa nangis.

Nah pas gw di Palangkaraya entah kenapa gigi gw bengkak. Kalo bokap pasang volume tv bgede-gede langsung ngambek. Kalo ada yang ribut langsung nangis. Kalo ada yang nampar pipi langsung teriak.

Ke dua penyakit ini bikin orang gak sejahtra di sisi penderitanya. Tampang ke dua penderita penyakit ini seperti orang-orang yang paling melarat dan malang sedunia. Kerjaannya cuma nangis aja sambil mengeluh, gak pernah bersyukur. Ke dua penyakit ini juga jarang pasiennya mau disembuhkan. Biasanya pasiennya menolak untuk disembuhkan sambil mengasihani diri sendiri.

Kalo yang sakit gigi alasannya takut ke dokter gigi. Kalo yang sakit hati alasannya masih sayang.

Gak kebayang kalo ada orang diputusi pacar saat giginya sakit.

NED vs ESP

Bahkan Tuhan pun tidak bisa menyenangkan semua orang. Itu pikirku saat menyaksikan kemenangan Spanyol atas Belanda di final world cup 2010 dini hari tadi. Gw sendiri dari awal memang menjagokan Belanda dan Jerman. Sayang di dua pertandingan terakhir gw kurang suka melihat aksi Belanda yang 'kotor'. Bola seharusnya adalah ajang paling sportif, karena ini olah raga yang paling populer di seluruh dunia.

Ah gw memang terlalu sentimentil.

Kalo melihat Belanda, mirip-mirip nasibnya kayak Jerman. Mereka bermain bagus dari babak penyisihan. Lolos dan masuk ke 16 besar dengan nilai sempurna, alias tidak pernah kalah.

Jerman, kalah dengan Spanyol dalam adu strategi dan taktik. Itu pun di menit terakhir. Mereka tidak melunakan kerja keras dan disiplin mereka, tapi kok bisa kalah?

Belanda dalam menempuh putaran perempat final bahkan semi final bermain dengan sangat bagus. Penyerangnya mengumpulkan gol terbanyak selama ajang world cup berlangsung. Permainan mereka rapih, rapat, dan kompak.

Gw gak bisa bayangkan bagaimana mereka sudah disiplin dengan permainan mereka dan hasil yang mereka raih sepanjang Piala Dunia 2010, tapi tepat di depan pintu kemenangan mereka seolah ditolak oleh yang namanya nasib. Di mana salahnya?

Sedangkan Spanyol, bisa dibilang terseok-seok sepanjang piala dunia. Mereka menang tipis, bahkan sering kali menunjukan permainan yang buruk; bisa dikatakan mereka datang ke Afsel untuk berlibur dan bukan untuk bertanding. Tapi kok bisa menang 1-0 atas Belanda di babak ke 2 perpanjangan waktu? Apa karena nasib mereka ada di tentakel dan mulut Gurita Paul?

Shallow men believe in luck. Wise and strong men in cause and effect....



Powered by Android neXus one ™

Susahnya Nyari Kost....


Sebelum menemukan kost yang sekarang ini (Venus Kost), perjuangannya lumayan panjang. Bahkan kost ini hanya sementara. Seperti yang gw bilang, sampai dapatin kontrakan. Gw rasa salah-satu bagian tersulit dalam hidup adalah soal mencari. Gw iri dengan orang-orang yang hanya sekali mencari sst langsung dapat. Entah mereka sebegitu beruntungnya atau mereka sebegitu membualnya.

Cara yang paling lazim digunakan dalam sebuah pencarian adalah bertanya. Masalahnya gak selamanya kita bertanya kepada orang yang tepat (dalam kasus gw, setiap orang yang gw tanya adalah orang yang keliru).

Pertama gw bertanya ke pemilik warung langganan gw, warung di samping hotel. Dia bilang di daerah G. Obos banyak bedengan (bedeng = RDSS; Rumah Dempet Sangat Sederhana). Lazimnya kost di Palangkaraya seperti ini. Biasanya kamar di bagi menjadi dua ruangan (biasanya difungsikan sebagai ruang tamu dan kamar, wc dan dapur. Biasanya ada meteran listriknya sendiri. Mirip kayak rusun hanya gak bersusun tapi berdempet (rumpet kali ya).

Ok, gw langsung menuju alamat yang diberikan. Tempatnya lumayan lah, banguna baru. Lebih mirip kompleks perumahan sederhana karena terdiri dari beberapa blok dengan total 33 kamar. Ternyata pas gw ke sana semuanya penuh. Baru aja penuh kata penjaga bedeng.

"Terus yang ini kok masih kosong?", tanya gw. Yang gw maksud adalah kamar nomor 13 yang gelap gulita gak berpenghuni. Gw sempat melongok ke dalam ruangan dan memang kosong gak ada barangnya.

Penjaganya cuma senyum-senyum aja. Gw bingung. "Kalo emang mau di sebelahnya aja mas. Orangnya mau pindah tuh. Kalo yang sebelahnya lebih murah dari yang lain. Kalo yang ini", sambil menunjuk kamar no 13 tadi, "gak usah bayar kalo mas mau"

Spontan gw teriak mau. Agak malu sih, Jakartanya keliatan -- suka gratisan.

Pas balik dari sana kecurigaan gw terbayar. Gw baru diceritain sama pemilik warung yang anterin gw. Bulan April kemarin sempat terjadi pembunuhan di kamar tsb. Mayatnya dimutilasi jadi 10 bagian terus dibiarkan berserakan di kamar sampai ditemukan tiga hari kemudian. Pelakunya tetangganya sendiri.

Orang yang mau pindah itu karena tiap malam 'digangguin' terus.

Dari jauh seolah gw mendengar penjaga bedeng ketawa setan.

Gw baru tahu kalo tinggal di bedeng memang kurang aman. Dari sendal ilang, barang elektronik ilang, sampe nyawa juga bisa ilang. Alasannya bisa sepele bangat, lu lewat depan kamarnya tanpa senyum. Mampoes!

Habis itu tiap lewat bedengan gw pasti senyum. Suerr!!

Besoknya gw mutusin untuk cari kost di daerah kampus aja. Bedeng gw coret. Gw rasa mengasikan tinggal di lingkungan kampus kayak Anggrek di daerah Binus Jakarta. Selalu rame, aman, gak pernah kesulitan makanan dan koneksi inet.

Menjelang ajaran baru kebanyakan kost di daerah kampus pasti penuh. Itu juga yang gw alami, sampai akhirnya gw ketemu kost-kostan dengan bangunan baru. Waktu gw tanya ke salah-satu penghuninya masih ada dua kamar yang kosong. Yes!

Gw langsung telpon pemilik kostnya dan memang masih ada dua kamar yang kosong. Terus gw tanya harganya, masih masuk akal. Terus gw tanya fasilitasnya agak masuk akal: listri dan air doang. Gpp deh.

"Terus ini berapa watt kamarnya, bu?" tanya gw di HP.

"400 watt, dek"

Wow lumayan lah! Gw bisa bawa masuk TV, PS3, dan kipas. Lebih dari cukup pikir gw, walopun dengan menyesal AC gak bisa masuk.

"Itu satu deret de. Soalnya dapat jatahnya segitu dari PLN"

"APA?" Gw mulai menghitung kamarnya dan satu deret ada 9 kamar... Boro-boro pasang TV, pasang dua lampu di kamar juga gak cukup! Gila tuh orang, masa penghuni masing-masing disuruh pake lilin?! Pantes aja bawa masuk alat elektronik gak kena biaya, wong listriknya gak kuat.

Jangan menyerah Joe, gw membatin. Pasti masih ada kamar untuk lu.

Sip! Setelah memotivasi diri, gw mulai mencari lagi. Hari menjelang gelap gw berhenti di sebuah komplek kost-kostan yang lumayan ramai. Gw berhenti karena melihat ada beberapa kamar yang gelap. Gw masuk, clingak-clinguk bentar, sampai gw menemukan seo ibu yang sepertinya pemilik kostan.

"masih ada kamar yang kosong?"

"Wah penuh semua, dek"

Langsung lemes. "Tahun ajaran baru sih ya, makanya cepat penuh"

"Bukan, semua yang ada di sini mahasiswa lama. Belum lulus-lulus"

Hanya perasaan gw aja, atau memang benar ibu tsb seolah bangga dengan keadaan penghuni kostnya.

"Kira-kira di mana lagi yang ada kostan yang kosong, bu?"

"Coba ke depan lagi deh. Di sana masih ada yang kosong kalo gak salah. Kostan putri"

HA?? Gw mau cari kost kali, bukan cari perawan! Sambil cengengesan gw ngomong, "saya kan cowok, bu"

Yang bikin gw shock itu ibu kayaknya heran bangat! Malah sempat ngomong, "Oh iya kah?"

Sumpah gw bengong! Gila, gw disangka perempuan?! Emang udah malam sih, tapi apa gak liat dada gw rata ya!! Gw baru sadar setelahnya kalau rambut gw gondrong plus suara gw kayak anak perawan pilek. Kentang!

Cerita-Cerita Soal Kost 2


Ngomongin soal kost, gw sempat pindah 7 X sebelum akhirnya nyewa rumah. Kost ke dua gw setelah pindah dari Bogor, di Kwitang, dekat kampus gw. Cuma sebulan gw di sana, karena gak ada tempat parkir dan kamarnya panas bangat.

Dari sana gw pindah ke Karet, belakang Atmajaya Semanggi. Gw sempat lupa di mana sebenarnya gw kuliah, soalnya lebih banyak nongkrong di kantin atma ketimbang di ruang kelas Salemba (soalnya ceweknya lebih cakep di Atma *kalem*). Total ada 300an kamar di sebidang tanah sempit. Bahkan gang gw sama sekali gak pernah terkena sinar matahari. Dan kiri-kanan gw bispak semua. Sayang waktu itu gw belum bandel *eh*

Gw cuma tahan beberapa bulan di sana, soalnya mahal. Uang saku gw nombok terus, pacaran jg gak afdol, cuma bisa makan di warteg hiks. Dari sana gw pindah kost ke Rawamangun, belakang RS Persahabatan.

Nah yang di sini asik bangat, soalnya yang punya orang kaya lama. Karena rumahnya besar jadi sebagian bangunannya disewakan. Kost ini sendiri terpisah dari rumah induk. Bangunannya sendiri punya ruang tamu, ruang makan, 2 buah kamar mandi dan 4 kamar. Ditambah taman pada bagian belakang rumah. Tiga tetangga gw sudah bekerja semua. Sering bangat mereka tugas di luar kota sehingga tuh kost berasa rumah kontrakan sendiri. Afdol bangat buat tempat pacaran *oopps*

Dari sana gw pindah ke Tanjung Duren. Gw pindah karena pemilik rumahnya meninggal dan rumahnya jadi rebutan anak-anaknya. Sedih bangat tuh kejadiannya.

Di Tanjung Duren gw satu kamar berdua dengan ade gw Richard, ada Rico dan Jefry yang beda kamar dengan gw. Ada juga tante dan om yang ngurusin rumah. Nah ini sebenarnya rumah kenalannya Jefry, cuma karena dia disuruh ngurusin, termasuk bayar listrik dan air, makanya dia ngajakin kita untuk tinggal di sana. Niatnya untuk suruh kita bayar *eh*

Rumahnya guedeee bangat! Total ada 4 kamar dan kamar gw yang paling besar, ukuran 6X7 meter. Gw bisa salto 3X di situ. Emang kurang kerjaan sih. Pokoknya luas deh. Semua kamar pake AC pula. Ada kolam renang di bagian belakang. Masalahnya dari kita berempat gak ada yang suka berenang, jadinya dialihfungsikan jadi kolam ikan.

Nah ruang serbagunanya di lantai bawah dan atas sering dijadiakn tempat komsel/persekutuan. Ruang tamunya jadi ruang tunggu komsel. Sangkin ramenya tuh tempat buat komsel sampai ada loh jadwal komselnya!

Halaman depan luas. Di depan garasi yang mampu nyimpan dua mobil sekaligus (dan biasanya mobil gw yang punya hak istimewa parkir di sana) dijadikan kantin untuk berjualan makanan. Di sisi lain halaman muka biasanya buat nyimpan mobil yang lain.

Di sana gw langsung gendut! Gimana enggak, pas lapar tinggal turun ke bawah. Pas haus tinggal buka kulkas ambil teh botol. Bosen tinggal ngesot, sampe deh ke mall Citra Land. Mana banyak bangat yang jualan makanan. Dari yang halal sampe yang haram, ada semua.

Gw lama tinggal di situ, sampai yang punya rumah mau pakai untuk dijadikan kantor, jadinya kita ngungsi berjemaah. Entah karena sudah terbiasa bareng, kita berempat jadi satu kost lagi di Gang Alpukat 10. Di sini juga lama, hampir setahun. Gw pertama kali kerja beneren pas ngekost di sini. Berkesan karena sering bangat liat yang bening-bening nyelonong pake handuk doang *godaannn besarr!*

Dari situ gw sempat pindah ke Rawa Mangun, sebelum akhirnya pindah ke Bali *mau ngekost aja jauh bangat*

Di Bali gw ngekost juga *tuh kan*. Di sini jauh lebih murah. Gw pernah ditawarin ngontrak rumah 1,5jt/bulan sudah lengkap dengan ruang tamu, dapur, kamar tidur, kamar mandi, garasi (walaupun gak pake mobil), tv kabel, prabotan, kulkas, ac; pokoknya lengkap deh. Apa lagi design komplek rumahnya (yang cuma ada 4 rumah) keren bangat, ala tradisional moderen gitu.

Sayang pendapatan gw masih belum jelas saat itu, jadi gw ngekost aja. Dengan IDR350.000 dapat kamar luas bangat! Kayak flat gitu. Ada balkonnya pula. Menghadap hutan *krik, krik...* Belakangan gw baru tahu kalo itu murah karena ada hantunya. Kentang.

Antara ngekost dan punya rumah sendiri punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Satu yang gw suka dari kost adalah lu bisa interaksi dengan orang lain. Ngbrol dsbnya. Saat lu butuh privasi lu tinggal masuk kamar aja. Walaupun masih kurang tapi di situ serunya. Saat lu masuk lu tinggal terima beres. Semua sudah ada. Tinggal bawa badan, baju dan duit. Kekurangannya kebebasan lu hanya sejauh aturan inang/pemilik kost. Kalo pemiliknya asik, penghuni tenang. Kalo pemilik rese, penghuni resah.

Sedangkan rumah sendiri asiknya lu bisa keluar kamar masuk dapur, atau nonton tv dengan bugil. Eh, itu bukan keuntungan ya? Maksud gw privasi lu benar-benar ada. Lu mau bawa masuk cewek kek, narkoba kek, uler kek, gak ada yang larang sejauh gak mengganggu tetangga. Kekuranganya kalau lu cuma sendiri itu benar-benar membosankan. Selain sama tembok, lu cuma bisa ngobrol sama tv. Dan yang paling minus bagi gw, gak ada yang bersihin WC dan kamar gw!

Bagaimana dengan lu?

Cerita-Cerita Soal Kost 1



Gw akhirnya ngekost lagi. Yes! Setelah beberapa bulan tinggal bareng ortu, rasanya canggung. Apa lagi bukan hal yang heran kalau orang tua memperlakukan kita seperti anak mereka yang masih berusia 15 tahun. Dimaklumi karena mereka pun susah melepaskan anaknya yang semakin dewasa *hah, lu dewasa joe??*

Orang tua itu punya kekhawatiran berlebih. Anaknya pulang malam dianggap anak malam. Pergaulannya pasti minum-minum, ngobat, dan main perempuan. Anaknya pulang pagi juga salah. Dianggap anaknya ikut mangkal di Taman Lawang. Gak pulang lebih parah lagi. Dicoret dari ahli waris.

Kost gw yang baru ini di Palangkaraya. Namanya Venus Kost. Sama, gw juga berpikir ini lebih mirip nama rumah 'jodoh' dibanding rumah kost. Untung cat kostnya gak pink plus lampu kerlap-kerlip. Nah nih kost mirip bangat kondisinya dengan kost gw yang pertama dulu, tahun 2001 bulan Juli... Eh gw baru sadar! Itu benar-benar persis 9 tahun yang lalu loh!

Dibilang mirip karena, sama-sama pintu gerbang ditutup jam 23 malam. Sama-sama ada ruang tamunya, plus ruang tv, plus dapur. Sama-sama kost campur, bahkan Kondisi kamarnya juga sama persis; jendela kusen, meja belajarnya juga persis. Ini mah Deja Vu beneren deh! Semoga pacarnya juga dapatnya juga sama *eh*

Bedanya dulu gw ngekost untuk kuliah sekarang gw ngekost untuk kerja. Kalo dulu semua penghuni kostnya anak kuliah, sekarang semua penghuni kostnya anak kerja.

Lu sendiri pilih mana, kost atau ngontrak?

Laguku Masuk Hutan, Hutanku Masuk Foto

Seperti yang gw cerita di posting gw sebelum ini, bahwa gw berada di lokasi terpencil, nulis blog sambil digigit nyamuk. Itu belum seberapa dibandingkan tanggal 1 Juli nya. Gw berangkat menuju Pujon, 130km arah utara Palangkaraya.

Di sini, seperti tempat-tempat biasanya di Kalimantan, parah. Akses jalan rusak, plus banyak jembatan penyebrangan yang terbuat dari kayu sepotong (hanya bisa dilewati satu mobil). Kalo gw hitung hampir 20 jembatan, yang kalo mobil lu tergelincir hanyut lah kau dibawa arus.

Nah Pujon ini hanya bisa dikunjungi saat masih terang, begitu juga pulangnya. Di luar itu, yaitu malam hari, resiko ditanggung pengemudi.

Kok bisa?

Soalnya lokasi tambang emas, dan karena di sana sinyal aja susah, jadi gak mungkin ada atm BCA plus bilik berAC. Akhirnya orang bawa duit cash bergepok-gepok, dan keluar dari sana bawa emas berkantong-kantong. Apesnya gw keluar masuk sana gak bawa ke dua barang tsb, yang ada bawa baju kotor. Jadi kalo sampe dijarah di tengah jalan, apes bener gw mokat demi baju kotor.

Daerahnya tandus, air bersih susah di sana. Biasanya gw bawa dirigen 30 liter air bersih yang kegunaannya dibagi dg ngisi air radiator, cuci mesin, mandi, gosok gigi, dan kakus. Ok itu gak sehari, kadang gw harus bermalam beberapa hari. Itu artinya gw gak mandi dan boker di hutan.

Seru loh boker di hutan! Kalo lu mulai jongkok biasanya kumbang sudah mulai berdatangan (gw jg gak tau kepentinganya apa kumbang sama kotoran gw), biasanya nyamuk hutan ikutan jongkok di pantat gw ngisapin pantat bau dengan nikmat. Nah kalo di tambah babi hutan nyeruduk dari belakang karena dikira ada babi lain muntah di wilayah dia, makin meriah deh.

Kalo tidur lain lagi ceritanya. Kadang-kadang lu bangun dan nemu bange uler cobra gak jauh dari tempat lu, dan lu bingung bagaimana masih bisa bangun pagi itu. Atau tidur dan keesokan paginya lu nemu serangga yang sama sekali belum pernah lu lihat seumur hidup. Kadang bagus, kadang.... lu gak tau kenapa Tuhan bisa ciptakan itu.

Gw baru balik dari neraka jahanam tsb kemarin subuh, langsung berendam dalam larutan detol antiseptik. Gitu jg baju-baju gw, kalo perlu ditambah sterilisasi sinar UV sekalian.

Ok, ini beberapa foto-foto yang gw suka capture kalo lagi kerja. Gak hanya di Pujon, tapi ada jg Kuala Kurun, Tewah, dll. Tolong dimaklumi, soalnya nubie ngambilnya pake kamera saku murahan.

salah-satu lokasi BTS

jangan tanya ini bangkai apa

kadang semut juga datang menemani

ganti oli aja jadi keren pas di foto

landscape Kuala Kurun


Pecahan batu yang terkerosi oleh air

gw juga belum pernah lihat sebelumnya ada laba-laba sebesar tarantula

saat senja tiba


All pic captured by Panasonix Lumix FS4
Powered by Android neXus one ™