Mungkin sedikit dari kamu yang tahu bahwa juara dunia YEF 2009 berasal dari YMI (Yayasan Musik Indonesia), alias Indonesia. Ok, jangankan juaranya, YEF aja barangkali kamu gak tahu. Kasihan. Makanya jangan kelamaan di WC. YEF itu Yamaha Electone Festival, kompetisi internasional tahunan yang diadakan oleh Yamaha.
Electone gak tahu juga?? Argh... pasti kamu pemeran utama film 'Beranak dalam WC'. Electone itu instrumen bertuts lengkap dengan layer MIDI. Jadi kamu bisa membuat sebuah komposisi lengkap hanya dengan satu instrumen ini. Tidak, kamu tidak bisa beranak di WC sambil memainkan instrumen ini.
Kenan Loui Widjaja, pada hari Minggu 8 Februari 2009 memenangkan Grand Prize dari Yamaha Electone Festival 2009, di Akasaka Blitz, Tokyo. Indonesia boleh berbangga, karena selain ini untuk pertama kalinya perwakilan Indonesia menang dalam YEF, Kenan merupakan Electonist termuda dari 15 peserta yang ada (usia Kenan 16 tahun, dan rata-rata peserta yang lain di atas 20 tahun). 13 peserta yang masuk semi final berasal dari Jepang dan satu dari Singapur.
Dari ke 15 orang tersebut dipilih enam terbaik untuk final, dan keluarlah Kenan sebagai Juara YEF 2009. Ini bukan kali pertama musisi didikan Yamaha mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional. Awal tahun 2000an ada Joseph S Djafar yang memenangkan Yamaha Piano Festival tingkat dunia.
Sedikit pengenalan akan electone, agar kamu bisa menikmati instrumen ini -- dan gak berpikir dibohongi seolah-olah pemainnya hanya ngiringin minus one dengan kaki yang gak bisa diam. Electone itu terdiri dari tiga deretan tuts oktaf; lima oktaf tuts teratas digunakan untuk melodi, lima oktaf tuts berikutnya digunakan untuk ritem sesion, dan satu oktaf tuts terakhir, yang dimainkan menggunakan kaki, berfungsi untuk bas atau triger beat. Itu dasarnya, karena pada electone moderen, semuanya bisa dibalik.
Kenapa suaranya ramai, bahkan mungkin terdengar lebih dari lima instrumen? Dan kenapa suara instrumennya dapat berubah senantiasa? Itu karena electone menggunakan bank MIDI. Sehingga suara bisa diatur berubah pada bar ke sekian, atau ketukan kesekian, sesuai dengan setup pemainnya.
Dalam YEC 2009, Kenan membawakan empat lagu, dan satu di antaranya merupakan jam session dengan instrumen lain, yaitu drum. Hanya saja, di sini gw hanya membahas dua lagu di antaranya, Fly dan Global Powerization. Sebenarnya komposisi Kenan di Smile of Rainbow menarik untuk dibahas, hanya saja saya sangsi kamu masih terjaga diakhir posting ini.
Fly
Lagu ini cukup atraktif, sehingga orang awam pun tidak kesulitan untuk mencerna apa yang Kenan mainkan. 'Fly' merupakan komposisi odd time 6/8 dan diawali dengan intro syncopation. Sebelum masuk pada verse pertama, Kenan menjembatani dengan solo drum yang diisi dengan pattern bass slap pada kaki Kenan. Pola bass ini tidak berubah saat masuk ke verse. Piano adalah instrumen dasar pada dua verse di awal (dimainkan pada tuts paling atas) dan sesekali diisi brass section.
Saat masuk ke reff mulai agak rumit karena pola walking-bass, ditambah melodi dan filler yang memiliki pattern yang berbeda-beda. Belum lagi input data di bagi menjadi dua di masing-masing papak tuts. Crab! Gw bingung gimana nih anak membagi otaknya.
Setelah dua kali reff Kenan masuk dalam sesi piano solo. Nuansa yang dimainkan adalah bluss minor. Setelah dibatasi reff, Kenan menyuguhkan duet antara suara bass dan piano sekaligus dialog dengan brass section di dalam kerangkeng syncopation. Di sini rumit, karena Kenan harus menjadi dalang dalam mengatur karakter 'wayang-suara' yang bergerak cepat, agar menarik dalam berdialog. Gw lebih suka menyebut sesi ini sebagai dialog-monolog.
Setelah dialog-monolog, Kenan mulai merusak 'pagar-pagar' lagu. Seolah tanpa mempedulikan halaman reff maupun verse, jemarin Kenan berlari lincah. Ada satu yang unik, saat dari reff, Kenan melompat ke bait tanpa memberikan ancang-ancang terlebih dahulu.
Saat memasuki ending, kenan menggunakan progresi cord yang simple, progresi satu-satu dan tidak lupa menyapa drum sebelum mengakhiri komposisinya. Fly.
Ok, sebenarnya gw mau langsung mulai dengan Global Powerization, cuma gw dengar dengukuran diujung bangku sana. Jadi kita jedah aja dulu.
bersambung.....
Palm Pre!
Gw salah-satu pengguna fanatik PDA berOS Palm. PDA pertama gw itu Palm T, dan pada masanya salah-satu the best PDA, karena didukung OS tersimple, terstabil, dan terbaik untuk PDA, Palm! PDA ke2 gw juga masih dari Palm, Zire 72. Sayang, dominasi Windows dalam komputasi membuat Palm harus terseok-seok dan redup(maklumlah, kala itu penguasa OS PC adalah Windows dan belum ada linux dan Apel pun di ujung tanduk), belum lagi vendor terbaik mereka, Sony melalui Clie, menutup jajaran PDA mereka.
Palm akhirnya mengikuti jejak WM dengan membuat palm versi mobile (sebelumnya Palm hanya berbasis OS PDA tanpa koneksi GSM/CDMA, sama seperti PocketPC) yang hanya disuport oleh Treo. Sebenarnya Palm Mobile punya kans untuk berjaya, hanya sayang harganya terlalu mahal untuk spec yang sama dengan WM dengan harga setengah lebih murah. Orang berpikir kejayaan Palm terakhir terletak pada Treo 680, ironis karena setelahnya, Treo 700w malah menggunakan OS WM5 (walopun dosa tersebut sudah ditebus melalui Treo 800 yang kembali menggunakan OS Palm). Sehabis Treo 800, Palm serasa mati suri dan mengundurkan diri dari dunia gadget yang dulu pernah dirajainya.
Palm Pre sebagai Oase
Soundingnya sudah dimulai sejak tahun lalu, dan tahun ini, secara resmi dirilis di CES 2009, Palm Pre!
Mungkin kalo kamu bukan penggemar Palm, tidak ada yang istimewa dari gadget ini selain gadget canggih diantara gadget canggih lainnya. Tapi bagi gw dan penggemar fanatiknya Palm, ini seperti oase baru yang diciptakan oleh Palm. Semua kekurangan dan keraguan dijawab sudah oleh Palm Pre.
Preview
Kalo melihat bentuknya, mirip seperti HTC Touch atau malah seperti Asus P552w. Namun begitu qwerty slidenya nongol, mau gak mau menarik ingatan gw pada PDA gw dulu, O2XDA IIs. Hanya saja ini dalam bentuk mini. Uniknya qwerty slidernya mirip Motorola Z8, melengkung seperti pisang. Interface-nya sendiri mirip seperti iPhone. Kalo ini gw gak bisa ngomong deh. Kenapa semua brand ramai-ramai mau membunuh iPhone? Kenapa mereka gak bisa menciptakan 'iPhone' baru? Milihat reviewnya sih sepertinya sama hebatnya dengan iPhone, bisa multi touch (sebelumnya ini yang tidak bisa dilakukan di gadget lainnya, bahkan sekalipun itu di Blackberry Storm), respons natural dan cepat.
Tapi dengan apa Palm Pre sebenarnya berjalan? Palm Pre menggunakan WebOS. Tenang, kamu gak usah merasa bego kalo gak tahu WebOS, soalnya gw sendiri baru nyari tahu dari wikipedia. OS ini sudah dikembangkan sejak 1999 dan diperuntukan untuk aplikasi dekstop yang engine-nya adalah webserver. jadi menggunakan resource internet dan bukan resource desktop. Hohoho itu artinya Palm Pre hampir bisa menjalankan semua aplikasi dan OS dari manapun asal web based. Tidak sampai di sana saja, bahkan masing-masing penggunanya bisa membuat individual interface! Seperti yang diungkapkan Ron Rubinstein (Palm Executive Chairman), nantinya siapapun yang memiliki kemampuan di bidang HTML,CSS atau JavaScript akan dapat membuat program atau aplikasi sendiri untuk Palm nya. Makanya webOS ini difokuskan pada statemen "Your People,Your Time and Your Critical Information". Gw makin mupeng!
Fitur yang dimiliki Palm Pre Smartphone adalah EvDO rev A/HSDPA (CDMA/GSM), Bluetooth Stereo (ini yang merequest adalah para pengguna iPhone), 802.11b/g wi-fi, GPS, gesture (atau yang lebih kita kenal dengan accelerometer), 8GB sebagai media penyimpanannya dan kamera 3MP dengan LED flash. Awalnya gw sempat berpikir 'kok pelit bangat sih nih Palm gak menyediakan mirror', ternyata mirrornya baru muncul saat keyboard pada posisi terbuka. Smart!
Layar selebar 3,1″ dengan tombol satu ditengah-tengah Smartphone ini (fungsinya mirip dengan iPhone). Colokan 3,5mm untuk headphone dan ringer switch. Uniknya Palm Pre dilengkapi dengan charger yang disebut Touchtone, dapat mengisi batrai tanpa harus terhubung dengan colokan listrik atau komputer! Gw mupeng berat!!
Ok, cukup. Satu dari gw untuk Palm Pre, semoga punya pendistribusian yang jauh lebih baik dari iPhone, sehingga negara-negara yang berminat, seperti Indonesia ini dilayani dengan baik. Dn tolong, jangan mahal-mahal!
Semua gambar preview di ambil dari www.engadget.com
Palm akhirnya mengikuti jejak WM dengan membuat palm versi mobile (sebelumnya Palm hanya berbasis OS PDA tanpa koneksi GSM/CDMA, sama seperti PocketPC) yang hanya disuport oleh Treo. Sebenarnya Palm Mobile punya kans untuk berjaya, hanya sayang harganya terlalu mahal untuk spec yang sama dengan WM dengan harga setengah lebih murah. Orang berpikir kejayaan Palm terakhir terletak pada Treo 680, ironis karena setelahnya, Treo 700w malah menggunakan OS WM5 (walopun dosa tersebut sudah ditebus melalui Treo 800 yang kembali menggunakan OS Palm). Sehabis Treo 800, Palm serasa mati suri dan mengundurkan diri dari dunia gadget yang dulu pernah dirajainya.
Palm Pre sebagai Oase
Soundingnya sudah dimulai sejak tahun lalu, dan tahun ini, secara resmi dirilis di CES 2009, Palm Pre!
Mungkin kalo kamu bukan penggemar Palm, tidak ada yang istimewa dari gadget ini selain gadget canggih diantara gadget canggih lainnya. Tapi bagi gw dan penggemar fanatiknya Palm, ini seperti oase baru yang diciptakan oleh Palm. Semua kekurangan dan keraguan dijawab sudah oleh Palm Pre.
Preview
Kalo melihat bentuknya, mirip seperti HTC Touch atau malah seperti Asus P552w. Namun begitu qwerty slidenya nongol, mau gak mau menarik ingatan gw pada PDA gw dulu, O2XDA IIs. Hanya saja ini dalam bentuk mini. Uniknya qwerty slidernya mirip Motorola Z8, melengkung seperti pisang. Interface-nya sendiri mirip seperti iPhone. Kalo ini gw gak bisa ngomong deh. Kenapa semua brand ramai-ramai mau membunuh iPhone? Kenapa mereka gak bisa menciptakan 'iPhone' baru? Milihat reviewnya sih sepertinya sama hebatnya dengan iPhone, bisa multi touch (sebelumnya ini yang tidak bisa dilakukan di gadget lainnya, bahkan sekalipun itu di Blackberry Storm), respons natural dan cepat.
Tapi dengan apa Palm Pre sebenarnya berjalan? Palm Pre menggunakan WebOS. Tenang, kamu gak usah merasa bego kalo gak tahu WebOS, soalnya gw sendiri baru nyari tahu dari wikipedia. OS ini sudah dikembangkan sejak 1999 dan diperuntukan untuk aplikasi dekstop yang engine-nya adalah webserver. jadi menggunakan resource internet dan bukan resource desktop. Hohoho itu artinya Palm Pre hampir bisa menjalankan semua aplikasi dan OS dari manapun asal web based. Tidak sampai di sana saja, bahkan masing-masing penggunanya bisa membuat individual interface! Seperti yang diungkapkan Ron Rubinstein (Palm Executive Chairman), nantinya siapapun yang memiliki kemampuan di bidang HTML,CSS atau JavaScript akan dapat membuat program atau aplikasi sendiri untuk Palm nya. Makanya webOS ini difokuskan pada statemen "Your People,Your Time and Your Critical Information". Gw makin mupeng!
Fitur yang dimiliki Palm Pre Smartphone adalah EvDO rev A/HSDPA (CDMA/GSM), Bluetooth Stereo (ini yang merequest adalah para pengguna iPhone), 802.11b/g wi-fi, GPS, gesture (atau yang lebih kita kenal dengan accelerometer), 8GB sebagai media penyimpanannya dan kamera 3MP dengan LED flash. Awalnya gw sempat berpikir 'kok pelit bangat sih nih Palm gak menyediakan mirror', ternyata mirrornya baru muncul saat keyboard pada posisi terbuka. Smart!
Layar selebar 3,1″ dengan tombol satu ditengah-tengah Smartphone ini (fungsinya mirip dengan iPhone). Colokan 3,5mm untuk headphone dan ringer switch. Uniknya Palm Pre dilengkapi dengan charger yang disebut Touchtone, dapat mengisi batrai tanpa harus terhubung dengan colokan listrik atau komputer! Gw mupeng berat!!
Ok, cukup. Satu dari gw untuk Palm Pre, semoga punya pendistribusian yang jauh lebih baik dari iPhone, sehingga negara-negara yang berminat, seperti Indonesia ini dilayani dengan baik. Dn tolong, jangan mahal-mahal!
Semua gambar preview di ambil dari www.engadget.com
Gw Bakalan Reservasi Hotel pake Bajaj!
Ah akhirnya selesai juga hari ini (kemarin). Gw mau review beberapa kegiatan gw sepanjang kemarin, terkait seminar tentunya. Seminar yang undangannya gw pasang di banner selama seminggu ini berakhir sudah. Hasilnya? Err kalo ada yang datang, walopun cuma 10% dari yang diharapkan, tetap dihitung berhasil kan? Ok, ok, gw akui itu bentuk penyangkalan gw. Seminarnya (maaf) gagal. Tapi gw rasa biar ini menjadi pembelajaran buat kami, at least kami dapat sesuatu dari seminar ini.
Melihat seminar tadi, gw juga cukup optimis seminar besar kami mengenai e-learning tanggal 24 April akan sukses. Alasannya, dengan melihat seminar hari ini, kami jadi tahu kesalahan kami dan bagaimana seharusnya menanganinya. Selain itu, sebenarnya animo masyarakat terhadap software e-learning itu besar, hanya saja kendala terbesarnya adalah bagaimana menyampaikan informasi berharga ini ke pada mereka. Maka dari itu gw akan melibatkan blogger dalam seminar ini. Bagaimana caranya dan seperti apa bentuknya? Kita tunggu saja tanggal mainnya! *padahal sebenarnya belum siap*
Balik ke kegiatan gw hari ini (sekali lagi, maksud gw kemarin), sehabis seminar, ada evaluasi bentar disusul gw berangkat bersama ketua seminar Raptivity 24/4 (mulai dari sini akan gw singkat menjadi SR244 -- seperti sejenis penemuan formula kimia) survei tempat ke hotel Santika. Dalam perjalanan menuju hotel, ada beberapa kejadian yang membuat gw jadi berpikir kembali dan merenung. Kejadian apakah itu? Mari kita simak paragraf di bawa ini *sigh*
Kamu tahu dong iklan Viesta kondom dengan 24dot (kalo kamu orang yang jarang nonton tv dan tidur sebelum jam22, gw gak heran kalo kamu gak tahu). Sebaiknya kita tidak memperdebatkan benar-tidanya jumlah dotnya, karena gw yakin gak ada dari kita mau menghitung jumlah tepatnya, itu juga kalo kamu tahu cara pakainya. Nah, kejadian gw naik motor di daerah Kemanggisan juga sama persisi kek gitu, enjot-enjotan di atas motor karena banyak lubang dan polisi tidur, cuma bedanya ini modelnya cowo semua, dan sumpah, wajah gw gak kayak tuh cewe! Nah saat gak asiknya enjot-enjotan itu, ban motor kempes. Padahal seingat gw kemarin cek berat badan masih 60kg, cuma memang sudah seminggu gw belum ngaku dosa.
Dari dua tukang tambal ban yang kita satronin, gak ada yang mau layanin, soalnya mereka lagi sibuk nambal ban motor lain. Heran, apa sih susahnya nambahin angin ban motor?? Cuma tinggal pasang pipa kompresor, croot, selesai! Gak sampai semenit bisa dapat seceng, gila gak tuh?! Kalah-kalah manager loh! Manager kerja full time 3-5juta/bulan (40jam X 4 weeks), tukang tambal ban full time 9,8juta/bulan!! (1000 X 60menit X 40jam X 4minggu)
Hal ke dua saat ingin masuk ke hotel Santika.'Keperluannya apa pak?'
Wew?! Memang orang ke hotel mau ngapain sih?? Gw baru pernah mau masuk tempat parkir hotel dan dihadang dengan pertanyaan seperti itu.
'Mau ketemu pak Heru' jawab gw kalem.
w kalo pake motor lewat belakang saja, ini khusus buat tamu'
Percayalah, besok gw akan reservasi di hotel ini menggunakan bajaj! Kentang!!
Sepanjang jalan pulang, gw jadi merenung. Sering kali kita seperti ke dua objek di atas, menyia-nyiakan kesempatan. Misalnya seperti tukang tambal ban di atas. Coba kalo dia tetap melayani kami, tentu pendapatannya menjadi IDR16.000 dan itu lebih baik dari pada IDR15.000 (estimas nambal ban motor saja). Mungkin saja kami bukan yang pertama, tapi sudah ada beberapa motor yang mendahului kami nasibnya, artinya dia bisa kantongi sampai IDR20.000 di saat yang hampir bersamaan. Sering kali kita sibuk dengan masalah di depan mata, padahal mungkin ada kesempatan-kesempatan lain di saat yang sama.
Begitu juga dengan satpam Santika tsb. Seandainya dia mikir sedikit yang namanya tamu itu masuknya dari depan, apa pun 'pakaiannya' pasti dia disenangi atasan dan tentu juga tamunya. Kantor dapat pemasukan karena ada yang sewa, tamu merasa diperlakukan dengan baik. Kalo sudah seperti ini kan gw jadi malas, mana mahal pula lagi! Tapi dia juga gak sepenuhnya salah, karena demikianlah barometer yang 'wajar' dalam menilai orang. Tapi bukannya sering kali kita melewatkan kesempatan baik karena hal ini, penilaian fisik?
Kesempatan. Gw jadi ingat seseorang yang sangat gw kasihi, dia menyia-nyiakan kesempatannya, padahal sudah dua kali kesempatan itu hinggap di pintu hidupnya. Gw juga terkadang masih merasa demikian. Gw gak sungguh-sungguh dengan kesempatan gw dan berpikir 'kalo gak bisa di sini, masih ada kesempatan lain kok'. Padahal gw gak seistimewa itu lah, sehingga kesempatan yang sama mau datang dua kali dalam hidup gw, padahal waktu gw semakin sedikit di dunia ini (merasa sudah semakin tua).
Buat gw, kunci kesuksesan bukan pada kesempatannya, tapi pada apa yang kita perbuat saat kesempatan itu datang. Jadi tidak usah risau apakah kesempatan itu tepat atau tidak, bagus atau jelek, untung atau rugi, mampu atau tidak; kerjakan saja setiap kesempatan sebaik mungkin, maka percayalah, hidupmu sudah setengah dari kesuksesan.
Mungkin kalimat penutup ini tepat berbicara buat orang yang sering menyia-nyiakan kesempatan (termasuk gw),
Note: Seperti ikthiar gw di atas, kalo sampai SR244 itu diadakan di hotel Santika, gw bakalan pake bajaj buat reservasi kamar di sana!
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Melihat seminar tadi, gw juga cukup optimis seminar besar kami mengenai e-learning tanggal 24 April akan sukses. Alasannya, dengan melihat seminar hari ini, kami jadi tahu kesalahan kami dan bagaimana seharusnya menanganinya. Selain itu, sebenarnya animo masyarakat terhadap software e-learning itu besar, hanya saja kendala terbesarnya adalah bagaimana menyampaikan informasi berharga ini ke pada mereka. Maka dari itu gw akan melibatkan blogger dalam seminar ini. Bagaimana caranya dan seperti apa bentuknya? Kita tunggu saja tanggal mainnya! *padahal sebenarnya belum siap*
Balik ke kegiatan gw hari ini (sekali lagi, maksud gw kemarin), sehabis seminar, ada evaluasi bentar disusul gw berangkat bersama ketua seminar Raptivity 24/4 (mulai dari sini akan gw singkat menjadi SR244 -- seperti sejenis penemuan formula kimia) survei tempat ke hotel Santika. Dalam perjalanan menuju hotel, ada beberapa kejadian yang membuat gw jadi berpikir kembali dan merenung. Kejadian apakah itu? Mari kita simak paragraf di bawa ini *sigh*
Kamu tahu dong iklan Viesta kondom dengan 24dot (kalo kamu orang yang jarang nonton tv dan tidur sebelum jam22, gw gak heran kalo kamu gak tahu). Sebaiknya kita tidak memperdebatkan benar-tidanya jumlah dotnya, karena gw yakin gak ada dari kita mau menghitung jumlah tepatnya, itu juga kalo kamu tahu cara pakainya. Nah, kejadian gw naik motor di daerah Kemanggisan juga sama persisi kek gitu, enjot-enjotan di atas motor karena banyak lubang dan polisi tidur, cuma bedanya ini modelnya cowo semua, dan sumpah, wajah gw gak kayak tuh cewe! Nah saat gak asiknya enjot-enjotan itu, ban motor kempes. Padahal seingat gw kemarin cek berat badan masih 60kg, cuma memang sudah seminggu gw belum ngaku dosa.
Dari dua tukang tambal ban yang kita satronin, gak ada yang mau layanin, soalnya mereka lagi sibuk nambal ban motor lain. Heran, apa sih susahnya nambahin angin ban motor?? Cuma tinggal pasang pipa kompresor, croot, selesai! Gak sampai semenit bisa dapat seceng, gila gak tuh?! Kalah-kalah manager loh! Manager kerja full time 3-5juta/bulan (40jam X 4 weeks), tukang tambal ban full time 9,8juta/bulan!! (1000 X 60menit X 40jam X 4minggu)
Hal ke dua saat ingin masuk ke hotel Santika.'Keperluannya apa pak?'
Wew?! Memang orang ke hotel mau ngapain sih?? Gw baru pernah mau masuk tempat parkir hotel dan dihadang dengan pertanyaan seperti itu.
'Mau ketemu pak Heru' jawab gw kalem.
w kalo pake motor lewat belakang saja, ini khusus buat tamu'
Percayalah, besok gw akan reservasi di hotel ini menggunakan bajaj! Kentang!!
Sepanjang jalan pulang, gw jadi merenung. Sering kali kita seperti ke dua objek di atas, menyia-nyiakan kesempatan. Misalnya seperti tukang tambal ban di atas. Coba kalo dia tetap melayani kami, tentu pendapatannya menjadi IDR16.000 dan itu lebih baik dari pada IDR15.000 (estimas nambal ban motor saja). Mungkin saja kami bukan yang pertama, tapi sudah ada beberapa motor yang mendahului kami nasibnya, artinya dia bisa kantongi sampai IDR20.000 di saat yang hampir bersamaan. Sering kali kita sibuk dengan masalah di depan mata, padahal mungkin ada kesempatan-kesempatan lain di saat yang sama.
Begitu juga dengan satpam Santika tsb. Seandainya dia mikir sedikit yang namanya tamu itu masuknya dari depan, apa pun 'pakaiannya' pasti dia disenangi atasan dan tentu juga tamunya. Kantor dapat pemasukan karena ada yang sewa, tamu merasa diperlakukan dengan baik. Kalo sudah seperti ini kan gw jadi malas, mana mahal pula lagi! Tapi dia juga gak sepenuhnya salah, karena demikianlah barometer yang 'wajar' dalam menilai orang. Tapi bukannya sering kali kita melewatkan kesempatan baik karena hal ini, penilaian fisik?
Kesempatan. Gw jadi ingat seseorang yang sangat gw kasihi, dia menyia-nyiakan kesempatannya, padahal sudah dua kali kesempatan itu hinggap di pintu hidupnya. Gw juga terkadang masih merasa demikian. Gw gak sungguh-sungguh dengan kesempatan gw dan berpikir 'kalo gak bisa di sini, masih ada kesempatan lain kok'. Padahal gw gak seistimewa itu lah, sehingga kesempatan yang sama mau datang dua kali dalam hidup gw, padahal waktu gw semakin sedikit di dunia ini (merasa sudah semakin tua).
Buat gw, kunci kesuksesan bukan pada kesempatannya, tapi pada apa yang kita perbuat saat kesempatan itu datang. Jadi tidak usah risau apakah kesempatan itu tepat atau tidak, bagus atau jelek, untung atau rugi, mampu atau tidak; kerjakan saja setiap kesempatan sebaik mungkin, maka percayalah, hidupmu sudah setengah dari kesuksesan.
Mungkin kalimat penutup ini tepat berbicara buat orang yang sering menyia-nyiakan kesempatan (termasuk gw),
Tidak ada kesempatan kedua untuk menciptakan kesempatan pertama
Note: Seperti ikthiar gw di atas, kalo sampai SR244 itu diadakan di hotel Santika, gw bakalan pake bajaj buat reservasi kamar di sana!
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Teman Penyemangat
Aah gila, gak kerasa sudah hampir dua minggu gak ngeblog!! Tapi yang pasti gw belum married, ok. Jadi kalo kalo ada dari kamu yang mikir 'Joe gak ngeblog lagi karena ngurusin anak' gw mau bilang itu keliru (eh, tapi kalo pun sudah kawin, gak secepat itu kalee punya anak?!). Atau kalo ada yang berpikir gw sudah mati, maka yang itu hampir tepat. Kerjaan gw sekarang bikin gw lupa pakai kutang, alias kerja sudah gak ada jamnya!! Bukan, buka karena lembur, tapi karena telat mulu ngantor.
Saat ini gw bersama teman-teman di kantor sedang mempersiapkan seminar untuk tanggal 23-24 April (official web-nya menyusul). Kurang lima minggu sebelum hari H dan proposal saja belum lengkap! Itu pun masih dipotong untuk mempersiapkan seminar hari ini (brosur terlampir di banner)! Artinya gw siap brojol tanpa kutang!
Dengan alasan tsb gw harap kamu bisa mentolerir lamanya blog ini gak terupdate. Kalo gak bisa ditolerir, PERGI AJA LO DARI SENEE!
Ehm... ehm... maaf kelepasan. Dengan alasan ini juga gw ingin memperkenalkan teman gw yang membuat gw bisa tetap semangat di pagi hari dan menemani gw bekerja di malam-malam sunyi. Yang bisa bikin gw tenang saat kalut. Menciumnya saja, membuat satu hari gw menjadi indah untuk dilalui. Ah indah bangat waktu-waktu yang kami lalui bersama (tsah...), khususnya saat menghempaskan ampasnya ke keranjang sampah dan membuatnya kembali (loh?). Ehm teman saya adalah kopi instan! Ya, ironis sekali gw cuma bisa berteman sama bungkus kopi.
Dengan waktu yang sering kami lalui bersama, gw semakinmirip kopi mengerti kopi-kopi instan yang berada di pasaran itu tidak sama - kecuali kalo mereknya sama.
Sekilas mengenai kopi instan, di pasaran bisa dikelompokan menjadi dua jenis kopi instan, yaitu black coffee dan mix coffee (bisa sudah dicampur gula, dicampur cream, dicampur susu, dicampur gingseng, dan mungkin dalam waktu dekat akan keluar kopi mix jamu Ayam Jago). Dari ke dua kopi tersebut dibagi lagi menjadi dua, yang berampas atau tidak.
Terus terang, gw lebih suka kopi berampas. Alasannya, kopi berampas itu hampir mirip dengan kopi tubruk. Sedikit mengenai kopi seduh. Menyeduh kopi tubruk itu harus dengan air mendidih, kenapa? Karena saat terkena air panas, kopi akan terpanggang kembali. Jadi kalo menggunakan air panas aja, kopi cendrung 'melempem'. Nah saat kopi terpanggang digelas itu, kopi mengeluarkan aroma yang bikin -- gw khususnya, senyum-senyum najong. Tapi tidak semua kopi berampas gw suka. Sebaliknya juga dengan kopi tanpa ampas, ada beberapa yang gw suka. Sekian sekopi sirih dari gw mengenai kopi instan dan untuk beberapa menit ke depan gw akan menyita waktumu untuk mendengarkan ocehan gw terhadap merek-merek kopi yang gw biasa minum.
Torabika Kopi Susu
Kita mulai dari yang paling gak enak (versi gw). Seperti gw bilang sebelumnya, menyeduh kopi instan hampir sama seperti menyeduh kopi tubruk, khususnya yang berampas. Eh, gw belum bilang ya kalo Torabika kopi susu ini seperti kopi instan ABC atau kopi instan Kapal Api, yang kalo diseduh meninggalkan ampas sama seperti kopi tubruk? Ok, baca kembali kalimat sebelumnya.
Rasa kopi ini agak aneh, gw rasa itu rasa dari pemanis buatan atau cream tambahan agak terlihat seperti kopi susu. Padahal wanginya sudah hampir meyakinkan loh.
Indocafe Coffee Mix
Banyak yang suka nih kopi, termasuk beberapa teman kantor gw, bahkan emak gw juga suka. Ini termasuk kopi tanpa ampas alias benar-benar instan; campuran kopi, gula dan krim. Mungkin ini cofee mix yang terakhir gw pilih. Dibanding coffee mix - coffee mix yang lain. Sebenarnya dulu gw suka nih kopi (sewaktu di pasaran cuma ada ini), tapi setelah semakin banyaknya merek baru dengan kopi yang lebih baik, maka kopi ini terlihat kurang. Tanpa ada pembanding bagaimana kita tahu sesuatu enak. Apa yang gw gak suka dari nih kopi adalah rasanya yang seperti kelapa. Gw gak kaget kalo ternyata pembuat kopi ini gak bisa bedakan antara krim dengan santan. Tapi setidaknya masih lebih baik dri Torabika.
Kopi kapal Api Insatn (kopi+gula)
Ini hampir tidak ada bedanya dengan kopi tubruk biasa, kecuali dalam bentuk instan dan sudah tercampur gula. Kopinya harum, cukup harum maksud gw. Rasanya kering, padahal tidak begitu light, tapi juga tidak dark. Manisnya cukup, namun buat gw sepertinya nanggung. Mending sekalian beli kopi tubruk, apa lagi gw lebih senang minum kopi hitam tanpa gula.
Kapal Api Kopi Susu
Masih satu merek dagang dengan sebelumnya, hanya saja yang ini sudah ada campuran susunya. Aroma saat kopi diseduh mirip sekali dengan Kopi ABC Susu, favorit gw. Mungkin kalo bukan gw sendiri yang seduh, bakalan tertukar antara dua merek tersebut. Campuran antara kopi dan susunya pas. Cuma sewaktu selesai diminum, ampasnya sedikit jika dibandingkan dengan sebelum diseduh (32g). Ok, mungkin kamu lihat itu bagus ampasnya dikit, tapi buat gw itu berarti lebih banyak gula dan susunya dibanding kopinya dan memang benar, rasanya manis (bahkan saat gw menyeduhnya dengan 250ml air mendidih, lebih banyak 75ml dari yang dianjurkan). Kalo minum kopi yang terasa hanya manisnya, mending minum sirup khalua aja.
Nescafe Original
Ini mungkin kopi mix tanpa ampas ter-favorit gw. Kopi ini terdiri dari kopi (jenis espresso), cream dan sugar. Rasanya persis caramel tanpa bau gosong. Ok bangat buat menemani cemilan sore, tapi gagal membuat gw tetap stay tune dengan kerjaan gw. Mungkin karena rasanya yang seperti permen itu sehingga hanya cocok sebagai pemanis bibir dan biar dibilang minum kopi.
Nescafe Classic
Kalo ini favorit kopi hitam gw dengan bungkus paling kecil dibanding merek kompetitornya (isinya hanyaa 5g) tapi bisa buat nyeduh kopi 200ml. Sama seperti yang Original, yang Classic pun tidak berampas karena proses kopinya dari ekstrak kopi murni (jenis espresso). Selain itu, kopi ini tanpa gula, makanya cocok bangat sama gw. Mungkin untuk beberapa orang mengeluhkan kopi ini terasa agak asam, dan itu benar, persis seperti Americano (espresso dengan lebih banyak air). Jadi kalo kamu mau jago ngomong sama orang Amerika, mulai besok sarapan dengan kopi ini. (Disclaimer: saran ini bukan dari pengalaman penulis, tapi dari ke-sotoy-an penulis! Satu lagi, penulis tidak bertanggung jawab jika perut kamu mules sehabis sarapan dengan kopi ini).
Kopi ABC Susu
Menurut gw ini kopi susu instan terbaik yang pernah ditemukan oleh orang Indonesia (Eh bbener kan ini kopi buatan dalam negri?)! Dari pertama kali diseduh, seperti gw bilang di atas, langsung bisa bikin gelisah, alias geli-geli basah. Kopinya segar, dan disangrai dengan timing yang tepat, sehingga sewaktu diseduh kopi matangnya pas! (Kalo kamu nemu penulis blog ini ngomong sok ahli lagi, lempar aja dengan kamus!). Sewaktu diminum lebih gila lagi, gw bisa senyum-senyum najong sendirian! Kopinya seperti buatan tangan aja. Antara kopi dan susunya pas bangat perbandingannya. Gulanya juga pas, kamu hanya dapat rasa yang pas dengan menyeduhnya denag air sebanyak 175ml s/d 200ml. Di luar itu akan kekentalan atau keenceran (dan tentu gak kerasa manis juga). Tob markotot buat ABC kopi susu!
Tapi satu pertanyaan gw buat kopi ini. Ada hubungannya gak sih dengan Baterai ABC?
Kopi ABC Moca
Gw pikir sama seperti Pocky Banana yang menggabungkan dua rasa kesukaan gw, coklat dan pisang, dan hasilnya menjadi sumber libido gw. Begitu dengan ABC Moca, menggabungkan kopi dengan coklat, dan hasilnya HOEEEKKK INI KOPI APA JAMU SIIHHH?!! Gila, rasanya lebih berantakan dibandingkan konflik di Gaza!!
Ya segini dulu cerita gw mengenai kopi instan. Eh, kamu nanya kenapa kopi favoritmu gak ikutan masuk sini? Ok, jujur gw bilang kopi - instan-kopi - instan semacam Gooday (semua jenis), atau Indocafe Cappuccino, itu lebih parah dari ABC Moca -- padahal ABC Moca saja suda seheboh Gaza!!
Kopi-kopi semacam ini banyak menggunakan ekstrak rasa dari bahan kimia untuk mendapatkan rasa 'dummy' kopi impor seperti late atau cappuccino. Aslinya membuat cappuccino atau late harus menggunakan kompresor bertekanan tinggi. Kalo benar dari bungkus 50g bisa beneren dapat cappuccino, mesin kopi Starbucks yang seharga 500 juta itu gak akan laku!
Ok, jangan tersinggung kalo gw menghinapermen kopi favoritmu. Apapun kopinya, jangan lupa bayar di kasir!
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Saat ini gw bersama teman-teman di kantor sedang mempersiapkan seminar untuk tanggal 23-24 April (official web-nya menyusul). Kurang lima minggu sebelum hari H dan proposal saja belum lengkap! Itu pun masih dipotong untuk mempersiapkan seminar hari ini (brosur terlampir di banner)! Artinya gw siap brojol tanpa kutang!
Dengan alasan tsb gw harap kamu bisa mentolerir lamanya blog ini gak terupdate. Kalo gak bisa ditolerir, PERGI AJA LO DARI SENEE!
Ehm... ehm... maaf kelepasan. Dengan alasan ini juga gw ingin memperkenalkan teman gw yang membuat gw bisa tetap semangat di pagi hari dan menemani gw bekerja di malam-malam sunyi. Yang bisa bikin gw tenang saat kalut. Menciumnya saja, membuat satu hari gw menjadi indah untuk dilalui. Ah indah bangat waktu-waktu yang kami lalui bersama (tsah...), khususnya saat menghempaskan ampasnya ke keranjang sampah dan membuatnya kembali (loh?). Ehm teman saya adalah kopi instan! Ya, ironis sekali gw cuma bisa berteman sama bungkus kopi.
Dengan waktu yang sering kami lalui bersama, gw semakin
Sekilas mengenai kopi instan, di pasaran bisa dikelompokan menjadi dua jenis kopi instan, yaitu black coffee dan mix coffee (bisa sudah dicampur gula, dicampur cream, dicampur susu, dicampur gingseng, dan mungkin dalam waktu dekat akan keluar kopi mix jamu Ayam Jago). Dari ke dua kopi tersebut dibagi lagi menjadi dua, yang berampas atau tidak.
Terus terang, gw lebih suka kopi berampas. Alasannya, kopi berampas itu hampir mirip dengan kopi tubruk. Sedikit mengenai kopi seduh. Menyeduh kopi tubruk itu harus dengan air mendidih, kenapa? Karena saat terkena air panas, kopi akan terpanggang kembali. Jadi kalo menggunakan air panas aja, kopi cendrung 'melempem'. Nah saat kopi terpanggang digelas itu, kopi mengeluarkan aroma yang bikin -- gw khususnya, senyum-senyum najong. Tapi tidak semua kopi berampas gw suka. Sebaliknya juga dengan kopi tanpa ampas, ada beberapa yang gw suka. Sekian sekopi sirih dari gw mengenai kopi instan dan untuk beberapa menit ke depan gw akan menyita waktumu untuk mendengarkan ocehan gw terhadap merek-merek kopi yang gw biasa minum.
Torabika Kopi Susu
Kita mulai dari yang paling gak enak (versi gw). Seperti gw bilang sebelumnya, menyeduh kopi instan hampir sama seperti menyeduh kopi tubruk, khususnya yang berampas. Eh, gw belum bilang ya kalo Torabika kopi susu ini seperti kopi instan ABC atau kopi instan Kapal Api, yang kalo diseduh meninggalkan ampas sama seperti kopi tubruk? Ok, baca kembali kalimat sebelumnya.
Rasa kopi ini agak aneh, gw rasa itu rasa dari pemanis buatan atau cream tambahan agak terlihat seperti kopi susu. Padahal wanginya sudah hampir meyakinkan loh.
Indocafe Coffee Mix
Banyak yang suka nih kopi, termasuk beberapa teman kantor gw, bahkan emak gw juga suka. Ini termasuk kopi tanpa ampas alias benar-benar instan; campuran kopi, gula dan krim. Mungkin ini cofee mix yang terakhir gw pilih. Dibanding coffee mix - coffee mix yang lain. Sebenarnya dulu gw suka nih kopi (sewaktu di pasaran cuma ada ini), tapi setelah semakin banyaknya merek baru dengan kopi yang lebih baik, maka kopi ini terlihat kurang. Tanpa ada pembanding bagaimana kita tahu sesuatu enak. Apa yang gw gak suka dari nih kopi adalah rasanya yang seperti kelapa. Gw gak kaget kalo ternyata pembuat kopi ini gak bisa bedakan antara krim dengan santan. Tapi setidaknya masih lebih baik dri Torabika.
Kopi kapal Api Insatn (kopi+gula)
Ini hampir tidak ada bedanya dengan kopi tubruk biasa, kecuali dalam bentuk instan dan sudah tercampur gula. Kopinya harum, cukup harum maksud gw. Rasanya kering, padahal tidak begitu light, tapi juga tidak dark. Manisnya cukup, namun buat gw sepertinya nanggung. Mending sekalian beli kopi tubruk, apa lagi gw lebih senang minum kopi hitam tanpa gula.
Kapal Api Kopi Susu
Masih satu merek dagang dengan sebelumnya, hanya saja yang ini sudah ada campuran susunya. Aroma saat kopi diseduh mirip sekali dengan Kopi ABC Susu, favorit gw. Mungkin kalo bukan gw sendiri yang seduh, bakalan tertukar antara dua merek tersebut. Campuran antara kopi dan susunya pas. Cuma sewaktu selesai diminum, ampasnya sedikit jika dibandingkan dengan sebelum diseduh (32g). Ok, mungkin kamu lihat itu bagus ampasnya dikit, tapi buat gw itu berarti lebih banyak gula dan susunya dibanding kopinya dan memang benar, rasanya manis (bahkan saat gw menyeduhnya dengan 250ml air mendidih, lebih banyak 75ml dari yang dianjurkan). Kalo minum kopi yang terasa hanya manisnya, mending minum sirup khalua aja.
Nescafe Original
Ini mungkin kopi mix tanpa ampas ter-favorit gw. Kopi ini terdiri dari kopi (jenis espresso), cream dan sugar. Rasanya persis caramel tanpa bau gosong. Ok bangat buat menemani cemilan sore, tapi gagal membuat gw tetap stay tune dengan kerjaan gw. Mungkin karena rasanya yang seperti permen itu sehingga hanya cocok sebagai pemanis bibir dan biar dibilang minum kopi.
Nescafe Classic
Kalo ini favorit kopi hitam gw dengan bungkus paling kecil dibanding merek kompetitornya (isinya hanyaa 5g) tapi bisa buat nyeduh kopi 200ml. Sama seperti yang Original, yang Classic pun tidak berampas karena proses kopinya dari ekstrak kopi murni (jenis espresso). Selain itu, kopi ini tanpa gula, makanya cocok bangat sama gw. Mungkin untuk beberapa orang mengeluhkan kopi ini terasa agak asam, dan itu benar, persis seperti Americano (espresso dengan lebih banyak air). Jadi kalo kamu mau jago ngomong sama orang Amerika, mulai besok sarapan dengan kopi ini. (Disclaimer: saran ini bukan dari pengalaman penulis, tapi dari ke-sotoy-an penulis! Satu lagi, penulis tidak bertanggung jawab jika perut kamu mules sehabis sarapan dengan kopi ini).
Kopi ABC Susu
Menurut gw ini kopi susu instan terbaik yang pernah ditemukan oleh orang Indonesia (Eh bbener kan ini kopi buatan dalam negri?)! Dari pertama kali diseduh, seperti gw bilang di atas, langsung bisa bikin gelisah, alias geli-geli basah. Kopinya segar, dan disangrai dengan timing yang tepat, sehingga sewaktu diseduh kopi matangnya pas! (Kalo kamu nemu penulis blog ini ngomong sok ahli lagi, lempar aja dengan kamus!). Sewaktu diminum lebih gila lagi, gw bisa senyum-senyum najong sendirian! Kopinya seperti buatan tangan aja. Antara kopi dan susunya pas bangat perbandingannya. Gulanya juga pas, kamu hanya dapat rasa yang pas dengan menyeduhnya denag air sebanyak 175ml s/d 200ml. Di luar itu akan kekentalan atau keenceran (dan tentu gak kerasa manis juga). Tob markotot buat ABC kopi susu!
Tapi satu pertanyaan gw buat kopi ini. Ada hubungannya gak sih dengan Baterai ABC?
Kopi ABC Moca
Gw pikir sama seperti Pocky Banana yang menggabungkan dua rasa kesukaan gw, coklat dan pisang, dan hasilnya menjadi sumber libido gw. Begitu dengan ABC Moca, menggabungkan kopi dengan coklat, dan hasilnya HOEEEKKK INI KOPI APA JAMU SIIHHH?!! Gila, rasanya lebih berantakan dibandingkan konflik di Gaza!!
Ya segini dulu cerita gw mengenai kopi instan. Eh, kamu nanya kenapa kopi favoritmu gak ikutan masuk sini? Ok, jujur gw bilang kopi - instan-kopi - instan semacam Gooday (semua jenis), atau Indocafe Cappuccino, itu lebih parah dari ABC Moca -- padahal ABC Moca saja suda seheboh Gaza!!
Kopi-kopi semacam ini banyak menggunakan ekstrak rasa dari bahan kimia untuk mendapatkan rasa 'dummy' kopi impor seperti late atau cappuccino. Aslinya membuat cappuccino atau late harus menggunakan kompresor bertekanan tinggi. Kalo benar dari bungkus 50g bisa beneren dapat cappuccino, mesin kopi Starbucks yang seharga 500 juta itu gak akan laku!
Ok, jangan tersinggung kalo gw menghina
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Boys Vs Gals
Saya dapat ini dari milis. Kalo dipikir-pikir bener bangat nih -- khususnya mengenai wanita. Tapi kalo mengenai cowonya.... IYE, GW PROTESSS! ITU GAN BENERRRR!!
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Nih pandangan dari sisi Boys
WANITA MEMANG SUSAH DIBUAT "BAHAGIA" !!
Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
jika dibilang jelek di sangka menghina..
Bila dibilang lemah dia protes,
bila dibilang perkasa dia nangis .
Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)
Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel,Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)
Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya ,
tapi kenapa ya ..... lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga
Bila kesalahannya diingatkankan,
mukanya merah..
bila di ajari mukanya merah,
bila di sanjung mukanya merah
jika marah mukanya merah,kok sama
semua ? bingung !!
Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
ketika didiamkan malah marah
(repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya).
Di bilang ceriwis marah,
dibilang berisik ngambek,
dibilang banyak mulut tersinggung,
tapi kalau dibilang S u p e l
wadow seneng banget...padahal sama saja maksudnya.
Dibilang gemuk engga senang
padahal maksud kita sehat gitu lho
dibilang kurus malah senang
padahal maksud kita "kenapa elho jadi begini !!!"
Itulah WANITA makin kita bingung makin senang DIA !
Ini pandangan terhadap boys
Pria itu memang susah... :(
Jika kamu memperlakukannya dengan baik, dia pikir kamu jatuh cinta
padanya.Jika tidak, kamu akan dibilang sombong.
Jika kamu berpakaian bagus, dia pikir kamu sedang mencoba untuk
menggodanya.Jika tidak, dia bilang kamu kampungan.
Jika kamu berdebat dengannya, dia bilang kamu keras kepala.
Jika kamu tetap diam, dia bilang kamu nggak punya otak.
Jika kamu lebih pintar dari pada dia, dia akan kehilangan muka.
Jika dia yang lebih pintar, dia bilang dia paling hebat.
Jika kamu tidak cinta padanya, dia akan mencoba mendapatkanmu.
Jika kamu mencintainya, dia akan mencoba untuk meninggalkanmu.
Jika kamu beritahu dia masalah mu, dia bilang kamu menyusahkan.
Jika tidak, dia bilang kamu tidak mempercayai mereka.
Jika kamu cerewet pada dia, kamu dibilang seperti seorang pengasuh
baginya.Tapi jika dia yang cerewet ke kamu, itu karena dia perhatian.
Jika kamu langgar janji kamu, kamu tidak bisa dipercaya.
Jika dia yang ingkari janjinya, dia melakukannya karena terpaksa.
Jika kamu merokok, kamu adalah cewek liar !
Tapi kalo dia yang merokok, dia adalah seorang gentleman, wuiihh..!
Jika kamu menyakitinya, kamu dibilang perempuan kejam..
Tapi jika dia yang menyakitimu, itu karena kamu terlalu sensitif dan
terlalu sulit untuk dibuat bahagia !!!!!
Jika kamu mengirimkan ini pada cowok-cowok, mereka pasti bersumpah kalau
ini tidak benar. Tapi jika kamu tidak mengirimkan ini pada mereka, mereka akan bilang
kamu egois.
Jadi..... kirimkan ini pada semua teman lelakimu diluar sana dan
juga pada semua teman cewekmu untuk berbagi tawa bersama.. ;)
hwahwahwa...
Well... it's true..!!!!
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Axis Java Jazz Festival, Sat-2009 II
Jazmint Big Band
Pertama kali masuk, langsung disambut oleh Jazmint Big Band fet J-DIVO. Sedikit mengenai band ini, terbentuk sembilan tahun lalu, dan evant nasional mereka 2006 di JakJazz dengan beranggotakan enam personil handal nasional. Namun kali ini JazzMint beranggotakan 14 orang dengan sembilan brasssection. Yang unik dari Jazmint adalah mereka kehusus membawakan lagu-lagu Indonesia yang telah di-re-arrange. Selain itu mereka minus pemain bass. Entah apa pertimbangannya, namun bagi saya ini membuat 'be bop' mereka terdengar tipis karena bass walking diganti ke keyboard. Buat saya, terlalu riskan meniadakan bassist di dalam big band, karena bassist merupakan back bone dalam memobilisasikan rhythm dengan melodic.
Namun dengan keterbatasan itu, performa mereka cukup menawan. Dibuka dengan lagu 'Saputangan Warna Merah Jambu' yang diremark dengan nuansa fussion bersama J-DIVO. Mungkin bagi sebagian besar orang muda kurang familiar, namun lagu ini sempat populer di tahun 70an. Saya sendiri pernah membawakan lagu ini dengan warna be bop saat Buitenzord Jazz Festival bersama quartet saya. J-DIVO pun cukup apik dalam membagi layer suara mereka. Jazmint pun menunjukan kepiawaian dalam me-re-arrange lagu-lagu nasional dalam 'Jali-Jali'. Harmoni saxophone di balut dengan brasssection plus 'obrolan' diantara instrumen lain benar-benar membuat penonton kagum.
Duo Tohpati-Bujana
Animonya cukup banyak, melihat Assembly 2 yang penuh sesak. Saya cukup suprise bahwa ternyata Duo ini benar-benar duo, alias unplug dua gitar. Penampilan mereka tidak diragukan lagi. Habis projek mereka dalam Trisum membuat mereka saling mengerti lawan duet mereka. Mereka membawakan lagu-lagu sendiri yang tentu sudah di-re-mark agar menarik dibawakan duo gitar.
Pandji
Ok, ini memang bukan musik jazz dan Pandji pun dengan rendah hati mengakuinya, tanpa sok-sok bermain jazz atau jazzy -- mereka adalah band Hip-Hop. Namun bukannya bintang utamanya, Jason Mraz dan Swing Out Sisters juga musisi pop? Jadi saya rasa sudah lama Java Jazz merupakan evant jazzy.
Saya baru mengikutin Pandji saat di pertengahan lagu 'Ada Yang Salah' dari album Provocative Reaktive. Lagu berikutnya Pak Polisi YTH (kalo gak salah) dan ditutup dengan lagu dari Stevie Wonder fet Thompi - tentu dengan remark ala Pandji&Friends. Perform Pandji sendiri cukup komunikatif dan cukup suprise juga dengan animo penontonnya. Great job, Dji!
(mulai dari sini tanpa dilengkapi foto - blackberry bangke! --')
Trio Scapes
Dipunggawakan oleh Aksan Sjuman pada drum, Riza Arzat, membawakan musik yang terdengar asing di telinga orang awam, Motwon. Sedikit mengenai genre ini, terbentuk saat musik jazz begitu populernya sehingga orang-orang hanya tahu genre jazz dan semua genre diluar peradaban itu adalah world music. Jazz pun saat itu terbagi dalam beberapa era, dari be bop, hard bop, post bop, dan neo bop. Motown ini termasuk dalam genre neo bop. Ciri khasnya kental dengan distorsi gitar, dengan drum yang lebih ngebeat, namun masih diiringin dengan blues scale, walaupun tidak se-walking be bop.
Mungkin karena alasan ini, banyak penonton yang kecewa karena berharap akan melihat mereka bermain 'swing' yang biasa Aksan mainkan. Memang Aksan sempat memainkan swing, namun itu beberapa jam sebelumnya dengan Aksan Sjuman band.
Terus-terang lagu-lagu yang dibawakan mereka cukup asing judul-judulnya. Beberapa melodi terdengar tidak asing, sayang saya tidak tahu judulnya. Aksan sendiri cukup 'bawel' dalam mengkomunikasikan snare drumnya, namun itu perlu untuk mengimbangi mas Riza yang terkenal brutal (kali ini dengan Rhodes dan PODnya).
Sacbe
Merupakan tiga bersodara berkewarganegaraan Maxico. Saya ingat persis ini kali ke dua mereka berpartisipasi di JJF dan itu atas undangan kedutaan Indonesia di sana. Komposisi yang mereka bawakan kebanyakan lagu-lagu mereka sendiri, sehingga saya kurang familiar. Namun komposisi-komposisi yang mereka bawakan benar-benar outstanding. Dikomandani oleh bassistya (lupa namanya karena ngikutnya dari pertengahan) mereka membawakan lagu-lagu bernuansa afrocuban. Sayangnya tune mereka kurang akustik dan sempat beberapa kali feetback.
Donny Suhendra Band
Dengan empat personin (Demas pada Drum, Christian pada bass, dan Niko pada keyboard), om Donny menghibur penonton JJF di Kasuari Lounge, Sabtu malam itu. Kebanyakan lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu eksperimen sendiri yang kental dengan warna fussionnya ala Chicorea.
Terus terang, dengan berbagai ornamen yang diletakan Demas, membuat lagu-lagu terdengar terlalu penuh dan cendrung melelahkan untuk didengarkan. Seharusnya dengan pengalaman om Donny yang sudah menjadi legenda, musik yang disuguhkan bisa lebih dewasa. Atau mungkin ini kesempatan yang om Donny berikan untuk musisi muda berkarya, melihat personilnya adalah musisi muda yang handal.
Karizma feat David Garfield
Kenapa Joe hanya nonton yang hari Sabtu? band inilah yang menjadi alasan utama saya, tentunya selain hanya hari ini saya kosong. Menjadi alasan utama karena kalaupun band ini mainnya hari Jumat atau Minggu, maka saya akan mati-matian belain buat nonton. Seharusnya band ini bisa menjadi totaly world class band kalo bukan karena drummernya yang mengecewakan sangat.
Saya agak heran kenapa ditulis fet David Garfield? Wong David Garfield itu tidak hanya keyboardisnya namun juga pendirinya Karizma, bahkan sampai album terbarunya mereka Lost And Found "The secret tracks from Karizma" 2001 pun masih David Garfield. Kalo kamu pernah dengar lagu-lagu mereka, terdengar brutal namun dinamis, dengan genre fussionnya.
Karizma yang seharusnya berisi David Garfield sendiri, Vinnie Colaiuta, Michael Landau dan Neil Stubenhaus, Sabtu kemarin malah tampil dengan David Garfield and friends. Seharusnya merekan mengambil langka yang pernah dilakukan Incognito sebelumnya agak penonton tidak merasa tertipu, dengan memberi nama the Experiance of Karizma (walaupun sangat jauh dari 'rasa' Karizma-nya).
Steve Ferron (drummernya) dengan sukses membuat Karizma menjadi lawakan satir. Tidak ubahnya seperti singa ompong, Karizma mencoba menghibur penonton yang terlanjur kecewa karena bukan Vinnie Coulaiuta yang memainkan drum. Fyi, jika orang datang melihat Karizma, itu karena ada Vinnie Coulaiuta di sana. Vinnie membuat Karizma menjadi salah-satu band fussion jazz yang disegani di dunia internasional.
Salah-satu lagu andalan yang seharusnya bisa membuat Karizma menjadi bintang malam itu, E Minor Shuffle, dibuat mandul oleh Steve. Steve benar-benar hanya menjadi pengiring yang bagus bag instrumen lain. Benar-benar kosong, padahal plesetan lagu ini 'Animal Shuffle' saat The Animal (julukan lain untuk Vinnie, selain the monster) yang memainkannya. Dan saya tidak tahan memaki-maki setelah mendengar bagaimana Karizma membawakan lagu tsb Sabtu malam kemarin. Benar-benar mengecewakan....
Mike Stern feat Dave Weckl
Mungkin bisa dibilang, penampilan mereka ini yang menyelamatkan kekecewaan saya dari Karizma. Ok, mungkin tidak bisa dibilang Sabtu malam karena mereka adalah evant terakhir yang dimiliki JJF Sabtu itu, yaitu jam 2 dini hari (molor sejam dari yang dijawalkan). Untuk band yang tampil dini hari, penonton mereka cukup banyak. Jelas, karena musisi yang tampil bisa dibilang kaliber dunia untuk masing-masing instrumen mereka.
Yang cukup mengejutkan adalah kembalinya Tom Kennedy (basist) menemani Dave Weckl. Fyi, Tom Kenedy sempat absen bermusik 2006 lalu karena terkena kecelakaan yang mematahkan tangannya. Cukup mengagetkan karena sebelumnya dia divonis tidak bisa kembali bermain bass. Faktanya dia bermain lebih 'gila' Sabtu kemarin. Lihat saya saat dia memasukan 32th note dalam swing be bop. Sedangkan Dave Weckl adalah drummer dunia yang terangkat namanya tahun 80an, saat menggantikan Vinnie Coulaiuta dalam project Chicorea band. Awal 90 an Weckl mendirikan band dengan album pertamanya Master Plan.
Mike Stern bersama Weckl membawakan empat-lima lagu (semuanya lagu-lagu Mike), namun show mereka hampir satu jam. Perlu diralat, bawaha Mike Stern bukan gitaris jazz seperti yang diinfokan web JJF. Mike Stern adalah gitaris yang sering berkolaborasi bersama musisi-musisi dunia. Lihat saja lengkingan gitarnya yang lebih terkesan sebagai musisi rock ketimbang jazz. Walaupun demikian Weckl bersama teman-temannya mampu memadu musik dengan baik, walaupun sempat di lagu terakhir suara drum Weckl (yang cendrung akustik) tidak mampu mengimbangi lengkingan gitar Mike.
Penutup....
Masih sama dengan JJF tahun sebelumnya, ramai dengan 'mahluk halusnya' sayang kawanku Benny tidak sempat menikmatinya. Namun mungkin berita baik dari ketidakhadirannya, tidak perlu terjadi pertumpahan darah dengan melukai 'genderewo-genderewo' di sana (dengan adanya Benny, saya memiliki partner in crime).
Ah, kalo datang ke JJF, pengennya balik bermusik lagi. Bisa gak ya.....
Pertama kali masuk, langsung disambut oleh Jazmint Big Band fet J-DIVO. Sedikit mengenai band ini, terbentuk sembilan tahun lalu, dan evant nasional mereka 2006 di JakJazz dengan beranggotakan enam personil handal nasional. Namun kali ini JazzMint beranggotakan 14 orang dengan sembilan brasssection. Yang unik dari Jazmint adalah mereka kehusus membawakan lagu-lagu Indonesia yang telah di-re-arrange. Selain itu mereka minus pemain bass. Entah apa pertimbangannya, namun bagi saya ini membuat 'be bop' mereka terdengar tipis karena bass walking diganti ke keyboard. Buat saya, terlalu riskan meniadakan bassist di dalam big band, karena bassist merupakan back bone dalam memobilisasikan rhythm dengan melodic.
Namun dengan keterbatasan itu, performa mereka cukup menawan. Dibuka dengan lagu 'Saputangan Warna Merah Jambu' yang diremark dengan nuansa fussion bersama J-DIVO. Mungkin bagi sebagian besar orang muda kurang familiar, namun lagu ini sempat populer di tahun 70an. Saya sendiri pernah membawakan lagu ini dengan warna be bop saat Buitenzord Jazz Festival bersama quartet saya. J-DIVO pun cukup apik dalam membagi layer suara mereka. Jazmint pun menunjukan kepiawaian dalam me-re-arrange lagu-lagu nasional dalam 'Jali-Jali'. Harmoni saxophone di balut dengan brasssection plus 'obrolan' diantara instrumen lain benar-benar membuat penonton kagum.
Duo Tohpati-Bujana
Animonya cukup banyak, melihat Assembly 2 yang penuh sesak. Saya cukup suprise bahwa ternyata Duo ini benar-benar duo, alias unplug dua gitar. Penampilan mereka tidak diragukan lagi. Habis projek mereka dalam Trisum membuat mereka saling mengerti lawan duet mereka. Mereka membawakan lagu-lagu sendiri yang tentu sudah di-re-mark agar menarik dibawakan duo gitar.
Pandji
Ok, ini memang bukan musik jazz dan Pandji pun dengan rendah hati mengakuinya, tanpa sok-sok bermain jazz atau jazzy -- mereka adalah band Hip-Hop. Namun bukannya bintang utamanya, Jason Mraz dan Swing Out Sisters juga musisi pop? Jadi saya rasa sudah lama Java Jazz merupakan evant jazzy.
Saya baru mengikutin Pandji saat di pertengahan lagu 'Ada Yang Salah' dari album Provocative Reaktive. Lagu berikutnya Pak Polisi YTH (kalo gak salah) dan ditutup dengan lagu dari Stevie Wonder fet Thompi - tentu dengan remark ala Pandji&Friends. Perform Pandji sendiri cukup komunikatif dan cukup suprise juga dengan animo penontonnya. Great job, Dji!
(mulai dari sini tanpa dilengkapi foto - blackberry bangke! --')
Trio Scapes
Dipunggawakan oleh Aksan Sjuman pada drum, Riza Arzat, membawakan musik yang terdengar asing di telinga orang awam, Motwon. Sedikit mengenai genre ini, terbentuk saat musik jazz begitu populernya sehingga orang-orang hanya tahu genre jazz dan semua genre diluar peradaban itu adalah world music. Jazz pun saat itu terbagi dalam beberapa era, dari be bop, hard bop, post bop, dan neo bop. Motown ini termasuk dalam genre neo bop. Ciri khasnya kental dengan distorsi gitar, dengan drum yang lebih ngebeat, namun masih diiringin dengan blues scale, walaupun tidak se-walking be bop.
Mungkin karena alasan ini, banyak penonton yang kecewa karena berharap akan melihat mereka bermain 'swing' yang biasa Aksan mainkan. Memang Aksan sempat memainkan swing, namun itu beberapa jam sebelumnya dengan Aksan Sjuman band.
Terus-terang lagu-lagu yang dibawakan mereka cukup asing judul-judulnya. Beberapa melodi terdengar tidak asing, sayang saya tidak tahu judulnya. Aksan sendiri cukup 'bawel' dalam mengkomunikasikan snare drumnya, namun itu perlu untuk mengimbangi mas Riza yang terkenal brutal (kali ini dengan Rhodes dan PODnya).
Sacbe
Merupakan tiga bersodara berkewarganegaraan Maxico. Saya ingat persis ini kali ke dua mereka berpartisipasi di JJF dan itu atas undangan kedutaan Indonesia di sana. Komposisi yang mereka bawakan kebanyakan lagu-lagu mereka sendiri, sehingga saya kurang familiar. Namun komposisi-komposisi yang mereka bawakan benar-benar outstanding. Dikomandani oleh bassistya (lupa namanya karena ngikutnya dari pertengahan) mereka membawakan lagu-lagu bernuansa afrocuban. Sayangnya tune mereka kurang akustik dan sempat beberapa kali feetback.
Donny Suhendra Band
Dengan empat personin (Demas pada Drum, Christian pada bass, dan Niko pada keyboard), om Donny menghibur penonton JJF di Kasuari Lounge, Sabtu malam itu. Kebanyakan lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu eksperimen sendiri yang kental dengan warna fussionnya ala Chicorea.
Terus terang, dengan berbagai ornamen yang diletakan Demas, membuat lagu-lagu terdengar terlalu penuh dan cendrung melelahkan untuk didengarkan. Seharusnya dengan pengalaman om Donny yang sudah menjadi legenda, musik yang disuguhkan bisa lebih dewasa. Atau mungkin ini kesempatan yang om Donny berikan untuk musisi muda berkarya, melihat personilnya adalah musisi muda yang handal.
Karizma feat David Garfield
Kenapa Joe hanya nonton yang hari Sabtu? band inilah yang menjadi alasan utama saya, tentunya selain hanya hari ini saya kosong. Menjadi alasan utama karena kalaupun band ini mainnya hari Jumat atau Minggu, maka saya akan mati-matian belain buat nonton. Seharusnya band ini bisa menjadi totaly world class band kalo bukan karena drummernya yang mengecewakan sangat.
Saya agak heran kenapa ditulis fet David Garfield? Wong David Garfield itu tidak hanya keyboardisnya namun juga pendirinya Karizma, bahkan sampai album terbarunya mereka Lost And Found "The secret tracks from Karizma" 2001 pun masih David Garfield. Kalo kamu pernah dengar lagu-lagu mereka, terdengar brutal namun dinamis, dengan genre fussionnya.
Karizma yang seharusnya berisi David Garfield sendiri, Vinnie Colaiuta, Michael Landau dan Neil Stubenhaus, Sabtu kemarin malah tampil dengan David Garfield and friends. Seharusnya merekan mengambil langka yang pernah dilakukan Incognito sebelumnya agak penonton tidak merasa tertipu, dengan memberi nama the Experiance of Karizma (walaupun sangat jauh dari 'rasa' Karizma-nya).
Steve Ferron (drummernya) dengan sukses membuat Karizma menjadi lawakan satir. Tidak ubahnya seperti singa ompong, Karizma mencoba menghibur penonton yang terlanjur kecewa karena bukan Vinnie Coulaiuta yang memainkan drum. Fyi, jika orang datang melihat Karizma, itu karena ada Vinnie Coulaiuta di sana. Vinnie membuat Karizma menjadi salah-satu band fussion jazz yang disegani di dunia internasional.
Salah-satu lagu andalan yang seharusnya bisa membuat Karizma menjadi bintang malam itu, E Minor Shuffle, dibuat mandul oleh Steve. Steve benar-benar hanya menjadi pengiring yang bagus bag instrumen lain. Benar-benar kosong, padahal plesetan lagu ini 'Animal Shuffle' saat The Animal (julukan lain untuk Vinnie, selain the monster) yang memainkannya. Dan saya tidak tahan memaki-maki setelah mendengar bagaimana Karizma membawakan lagu tsb Sabtu malam kemarin. Benar-benar mengecewakan....
Mike Stern feat Dave Weckl
Mungkin bisa dibilang, penampilan mereka ini yang menyelamatkan kekecewaan saya dari Karizma. Ok, mungkin tidak bisa dibilang Sabtu malam karena mereka adalah evant terakhir yang dimiliki JJF Sabtu itu, yaitu jam 2 dini hari (molor sejam dari yang dijawalkan). Untuk band yang tampil dini hari, penonton mereka cukup banyak. Jelas, karena musisi yang tampil bisa dibilang kaliber dunia untuk masing-masing instrumen mereka.
Yang cukup mengejutkan adalah kembalinya Tom Kennedy (basist) menemani Dave Weckl. Fyi, Tom Kenedy sempat absen bermusik 2006 lalu karena terkena kecelakaan yang mematahkan tangannya. Cukup mengagetkan karena sebelumnya dia divonis tidak bisa kembali bermain bass. Faktanya dia bermain lebih 'gila' Sabtu kemarin. Lihat saya saat dia memasukan 32th note dalam swing be bop. Sedangkan Dave Weckl adalah drummer dunia yang terangkat namanya tahun 80an, saat menggantikan Vinnie Coulaiuta dalam project Chicorea band. Awal 90 an Weckl mendirikan band dengan album pertamanya Master Plan.
Mike Stern bersama Weckl membawakan empat-lima lagu (semuanya lagu-lagu Mike), namun show mereka hampir satu jam. Perlu diralat, bawaha Mike Stern bukan gitaris jazz seperti yang diinfokan web JJF. Mike Stern adalah gitaris yang sering berkolaborasi bersama musisi-musisi dunia. Lihat saja lengkingan gitarnya yang lebih terkesan sebagai musisi rock ketimbang jazz. Walaupun demikian Weckl bersama teman-temannya mampu memadu musik dengan baik, walaupun sempat di lagu terakhir suara drum Weckl (yang cendrung akustik) tidak mampu mengimbangi lengkingan gitar Mike.
Penutup....
Masih sama dengan JJF tahun sebelumnya, ramai dengan 'mahluk halusnya' sayang kawanku Benny tidak sempat menikmatinya. Namun mungkin berita baik dari ketidakhadirannya, tidak perlu terjadi pertumpahan darah dengan melukai 'genderewo-genderewo' di sana (dengan adanya Benny, saya memiliki partner in crime).
Ah, kalo datang ke JJF, pengennya balik bermusik lagi. Bisa gak ya.....
Axis Java Jazz Festival, Sat-2009 I
Mau review dikit mengenai Axis Java Jazz Festival 2009 hari Sabtu lalu. Seenarnya saya sudah tidak berencana untuk datang ke evant jazz terbesar di asia ini, namun karena banyak teman saya yang datang dan juga karena ada satu band favorit saya yang datang, maka saya bela-belain untuk datang.
Pintu Masuk
Terus terang saya belum pernah masuk Java Jazz Festival sebagai pengunjung umum, jadi agak bingung jam berapa sebenarnya festival ini terbuka untuk umum. Memang sudah ada jadwal yang tertera di official web JJF, namun bagi yang sudah pernah ke JJF pasti tahu kalo jadwal tersebut sering kali justru tidak membantu dengan waktu yang ngaret setengah mati (belum lagi perubahan band yang tampil di panggung).
Saya sendiri tiba di sana jam19 dan sempat menunggu beberapa saat karena teman yang memegang tiket sedang nge-MC di dalam. Seperti evant-evant lainnya, JJF pun tidak lepas dari calo-calo yang bertebaran di mana-mana. Ironisnya calo-calo tidak sungkan untuk menawarkan tiket di depan loket tiket resmi, malah ada beberapa calo yang juga orang dalam.
Harga yang ditawarkan para calo 500ribu. Memang mahal, tapi lebih murah jika dibandingkan 'tidak ada'. Saya sempat ditawarkan, mungkin karena melihat saya sedang menunggu di sana. Tidak sedikit juga yang membeli tiket-tiket ini dari calo. Kalo dengan membeli tiket early bid gelombang pertama sebesar 150.000, maka dengan menjualnya 500ribu, dengan sepuluh tiket saja sudah dapat 3,5 juta! Ok, dari pada gw main di JJF tahun depan, mending gw jualan tiket aja!
Tapi begitu saya pegang lima tiket, langsung calo-calo tersebut menngerubutin saya "tiketnya jual ke saya aja mas", "ke saya aja mas?", "Mau dijual berapa mas?"
Setelah masuk dan diperiksa di pintu detektor, saya kegap membawa makanan dari luar. Sekali lagi saya tidak tahu kalo pengunjung umum tidak boleh membawa makanan dari luar, dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya, baik di tiket mamupun di official webnya bahwa tidak boleh membawa makanan dari luar. Mungkin karena banyak produk makanan dan minuman tertentu yang menjadi sponsor acara ini.
"Mas ini gak boleh bawa makanan dari luar"
"Lah, terus gimana dong?! Masa saya buang??"
"Mas habiskan di sana!" sambil nunjuk ke araj pos security.
Kalo hari Sabtu malam kamu lihat seorang cowo, yang bukannya nonton di dalam tapi malah makan pocky warna kuning di depan pintu masuk, ITU GUE!!
Pocky yang ditemukan di tas saya sebanyak lima kotak.
Tapi bukan Joe namanya kalo mentaati peraturan, alhasil saya berhasil memasukan tiga kotak pocky banana! Akhirnya ada pocky nonton Java Jazz.
Artist....
Pintu Masuk
Terus terang saya belum pernah masuk Java Jazz Festival sebagai pengunjung umum, jadi agak bingung jam berapa sebenarnya festival ini terbuka untuk umum. Memang sudah ada jadwal yang tertera di official web JJF, namun bagi yang sudah pernah ke JJF pasti tahu kalo jadwal tersebut sering kali justru tidak membantu dengan waktu yang ngaret setengah mati (belum lagi perubahan band yang tampil di panggung).
Saya sendiri tiba di sana jam19 dan sempat menunggu beberapa saat karena teman yang memegang tiket sedang nge-MC di dalam. Seperti evant-evant lainnya, JJF pun tidak lepas dari calo-calo yang bertebaran di mana-mana. Ironisnya calo-calo tidak sungkan untuk menawarkan tiket di depan loket tiket resmi, malah ada beberapa calo yang juga orang dalam.
Harga yang ditawarkan para calo 500ribu. Memang mahal, tapi lebih murah jika dibandingkan 'tidak ada'. Saya sempat ditawarkan, mungkin karena melihat saya sedang menunggu di sana. Tidak sedikit juga yang membeli tiket-tiket ini dari calo. Kalo dengan membeli tiket early bid gelombang pertama sebesar 150.000, maka dengan menjualnya 500ribu, dengan sepuluh tiket saja sudah dapat 3,5 juta! Ok, dari pada gw main di JJF tahun depan, mending gw jualan tiket aja!
Tapi begitu saya pegang lima tiket, langsung calo-calo tersebut menngerubutin saya "tiketnya jual ke saya aja mas", "ke saya aja mas?", "Mau dijual berapa mas?"
Setelah masuk dan diperiksa di pintu detektor, saya kegap membawa makanan dari luar. Sekali lagi saya tidak tahu kalo pengunjung umum tidak boleh membawa makanan dari luar, dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya, baik di tiket mamupun di official webnya bahwa tidak boleh membawa makanan dari luar. Mungkin karena banyak produk makanan dan minuman tertentu yang menjadi sponsor acara ini.
"Mas ini gak boleh bawa makanan dari luar"
"Lah, terus gimana dong?! Masa saya buang??"
"Mas habiskan di sana!" sambil nunjuk ke araj pos security.
Kalo hari Sabtu malam kamu lihat seorang cowo, yang bukannya nonton di dalam tapi malah makan pocky warna kuning di depan pintu masuk, ITU GUE!!
Pocky yang ditemukan di tas saya sebanyak lima kotak.
Tapi bukan Joe namanya kalo mentaati peraturan, alhasil saya berhasil memasukan tiga kotak pocky banana! Akhirnya ada pocky nonton Java Jazz.
Artist....
Otak Gw Keraam!!
Arrrghhhh otak gw keram!
Sudah cangkir ketiga untuk hari ini kopi saya teguk. Dan rasanya kopi ini lebih membuat perut saya eneg ketimbang membuat saya bersemangat. Ini di mulai dari kemarin malam, saat ekspansi insomnia kembali menyerbu setiap dinding neuro, dan membombardir setiap sel-sel kelabu dalam tengkorak ini.
Waktu menunjukan pukul16.10, itu artinya masih tersisa 1 jam 20 menit lagi waktu yang harus saya lampaui untuk mengakhiri hari ini. Ah gw lupa, hari ini adikku berulang tahun, artinya sepulang dari sini ada makan malam bareng. Ok, itu mengundur kembali waktuku hari ini.
Saya melirik ke kantong kresek di sisi kananku. 'masih tersisa dua bungkus' pikirku dalam hati.
Joe, lo butuh tidur! Bukan butuh kopi?! Lo butuh bantal dan bukan cairan kental seperti lumpur?!
Jujur, sebanarnya yang paling saya takutkan dari insomnia itu adalah efek yang ditimbulkannya pada mata dan ehm muka saya. Mungkin kalo ditanya apa yang saya takutkan di dunia ini, salah-satunya adalah jerawat. Oh bukan karena saya gak PD, tapi justru karena saya males ngurusin nih muka. Contoh, mungkin sebagian dari kamu beli mobil bagus karena ingin dilihat orang mapan. Sedangkan saya mungkin beli mobil bagus agar tidak perlu keluar masuk bengkel, karena saya males ke bengkel.
Herannya justru kalo kita ingin menghindar pergi ke bengkel, kita malah harus rutin ke sana. Jika kita ingin gak bermasalah ke dokter gigi, kita harus sering ke dokter gigi, begitu juga dengan nih wajah. Saat saya ingin terlepas dari ngurusin wajah, saya justru harus semakin sering ngurusin wajah. Paradoks kah? Ah maafkan saya kawan, karena saat ini saya tidak bisa menjawabnya, karena kepala saya penuh dengan domba terbang, dan perut saya penuh dengan kopi kembung.
Ow iya, saat ini saya lagi ngurusin seminar mindmap, cuma dalam kondisi seperti sekarang saya ragu masih bisa dibilang mindmap. Mungkin lebih tepat disebut 'pim my mind'.
Ow iya, anak sahabat teman saya baru aja lahir sore tadi. Namanya Melodia xxxxxx lupa! Argh otak gw benar-benar keram.
Ya segini aja dulu deh, banyak yang harus dikerjakan di saat-saat penghujung waktu. Ugh...
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Sudah cangkir ketiga untuk hari ini kopi saya teguk. Dan rasanya kopi ini lebih membuat perut saya eneg ketimbang membuat saya bersemangat. Ini di mulai dari kemarin malam, saat ekspansi insomnia kembali menyerbu setiap dinding neuro, dan membombardir setiap sel-sel kelabu dalam tengkorak ini.
Waktu menunjukan pukul16.10, itu artinya masih tersisa 1 jam 20 menit lagi waktu yang harus saya lampaui untuk mengakhiri hari ini. Ah gw lupa, hari ini adikku berulang tahun, artinya sepulang dari sini ada makan malam bareng. Ok, itu mengundur kembali waktuku hari ini.
Saya melirik ke kantong kresek di sisi kananku. 'masih tersisa dua bungkus' pikirku dalam hati.
Joe, lo butuh tidur! Bukan butuh kopi?! Lo butuh bantal dan bukan cairan kental seperti lumpur?!
Jujur, sebanarnya yang paling saya takutkan dari insomnia itu adalah efek yang ditimbulkannya pada mata dan ehm muka saya. Mungkin kalo ditanya apa yang saya takutkan di dunia ini, salah-satunya adalah jerawat. Oh bukan karena saya gak PD, tapi justru karena saya males ngurusin nih muka. Contoh, mungkin sebagian dari kamu beli mobil bagus karena ingin dilihat orang mapan. Sedangkan saya mungkin beli mobil bagus agar tidak perlu keluar masuk bengkel, karena saya males ke bengkel.
Herannya justru kalo kita ingin menghindar pergi ke bengkel, kita malah harus rutin ke sana. Jika kita ingin gak bermasalah ke dokter gigi, kita harus sering ke dokter gigi, begitu juga dengan nih wajah. Saat saya ingin terlepas dari ngurusin wajah, saya justru harus semakin sering ngurusin wajah. Paradoks kah? Ah maafkan saya kawan, karena saat ini saya tidak bisa menjawabnya, karena kepala saya penuh dengan domba terbang, dan perut saya penuh dengan kopi kembung.
Ow iya, saat ini saya lagi ngurusin seminar mindmap, cuma dalam kondisi seperti sekarang saya ragu masih bisa dibilang mindmap. Mungkin lebih tepat disebut 'pim my mind'.
Ow iya, anak sahabat teman saya baru aja lahir sore tadi. Namanya Melodia xxxxxx lupa! Argh otak gw benar-benar keram.
Ya segini aja dulu deh, banyak yang harus dikerjakan di saat-saat penghujung waktu. Ugh...
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Periodic Sentence
Ada dua kalimat yang mengendap di benak saya selama seminggu kemarin, mungkin kalo kamu punya YM saya, kamu sudah lihat di status saya.
Ya memang bukan ini kalimat yang menggugah hati saya, tapi saya mau bilang selagi ingat, tolong hubungi saya kalo kamu sudah kewalahan bayar listrik karena AC.
Sebenarnya kalimat ini saya dapatkan dari status sepupu saya. Jumat kemarin kalimat serupa juga saya dapat di email, kira-kira begini bunyinya: 'Saat kau SEDIH tak satupun yang menyadari kesedihanmu. Saat BAHAGIA tak satupun melihat senyumu.Tapi saat kau KENTUT,semua menoleh kepadamu. MENYEDIHKAN SEKALI...!!!'
Lucu memang, tapi yup, itu nyedihkan sekali. Kita jarang perduli dengan orang lain karena sibuk dengan urusan kita, tapi entah kenapa saat orang lain punya aib, sekonyong-konyong itu menjadi urusan kita. Ok, bukan berarti kentut itu aib, kentut itu sehat, cuma kurang sehat jika kentut selagi temanmu makan. Kita selalu mampu mendengar 'kentut' orang lain walaupun jaraknya beberapa meja dari kita, dan kitapura-pura tidak mendengar kentut yang keluar dari pantat sendiri... menyedihkan.
Ini cara yang ampuh untuk mematahkan kesombongan wanita, sekalipun memiliki kecantikan Cleopatra, saya rasa cukup lucu membayangkan Cleo (sapaan akrab saya.red) yang cantik dan anggun itu jongkok sambil ngeden. Saya berani bertaruh, saat dia ngeden, dia gak seanggun saat duduk di tahtanya. Dan selama kentut dan BAB keluar dari lubang yang sama, kamu pasti harus selalu ngeden. Trust me!
Ok ini memang bukan dua hal yang bagus untuk kita bicarakan di sebuah blog yang maha bagus ini, tapi saya rasa kita bisa belajar dari kotoran untuk menjadi berlian.
Ini menyampaikan sebuah pesan pada saya bahwa mungkin sso dikaruniakan sebuah kelebihan dibanding orang lain, mungkin tidak hanya satu, atau beberapa, tapi dalam jumlah yang cukup untuk kita menculik dan menggebuknya di tepi jalan. Namun semua orang pasti punya 'kentut', semua orang pasti ngeden. Jadi jangan berkecil hati kawan. Bahkan sekalipun kamu tidak punya sesuatu untuk dibanggakan, kamu masih bisa kentut dan ngeden yang pun dilakukan oleh Birtney Spears dan Brad Pitt. Dan bagi kamu yang justru merasa seperti Madona, please dech, kalo masih ngeden jangan bangga-bangga amat lah!
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Poke us if your AC faze you
Ya memang bukan ini kalimat yang menggugah hati saya, tapi saya mau bilang selagi ingat, tolong hubungi saya kalo kamu sudah kewalahan bayar listrik karena AC.
No one is listening until you fart...
Sebenarnya kalimat ini saya dapatkan dari status sepupu saya. Jumat kemarin kalimat serupa juga saya dapat di email, kira-kira begini bunyinya: 'Saat kau SEDIH tak satupun yang menyadari kesedihanmu. Saat BAHAGIA tak satupun melihat senyumu.Tapi saat kau KENTUT,semua menoleh kepadamu. MENYEDIHKAN SEKALI...!!!'
Lucu memang, tapi yup, itu nyedihkan sekali. Kita jarang perduli dengan orang lain karena sibuk dengan urusan kita, tapi entah kenapa saat orang lain punya aib, sekonyong-konyong itu menjadi urusan kita. Ok, bukan berarti kentut itu aib, kentut itu sehat, cuma kurang sehat jika kentut selagi temanmu makan. Kita selalu mampu mendengar 'kentut' orang lain walaupun jaraknya beberapa meja dari kita, dan kita
Iya, gw tau lo memang cantik, tapi ngeden juga kan waktu boker?!
Ini cara yang ampuh untuk mematahkan kesombongan wanita, sekalipun memiliki kecantikan Cleopatra, saya rasa cukup lucu membayangkan Cleo (sapaan akrab saya.red) yang cantik dan anggun itu jongkok sambil ngeden. Saya berani bertaruh, saat dia ngeden, dia gak seanggun saat duduk di tahtanya. Dan selama kentut dan BAB keluar dari lubang yang sama, kamu pasti harus selalu ngeden. Trust me!
Ok ini memang bukan dua hal yang bagus untuk kita bicarakan di sebuah blog yang maha bagus ini, tapi saya rasa kita bisa belajar dari kotoran untuk menjadi berlian.
Ini menyampaikan sebuah pesan pada saya bahwa mungkin sso dikaruniakan sebuah kelebihan dibanding orang lain, mungkin tidak hanya satu, atau beberapa, tapi dalam jumlah yang cukup untuk kita menculik dan menggebuknya di tepi jalan. Namun semua orang pasti punya 'kentut', semua orang pasti ngeden. Jadi jangan berkecil hati kawan. Bahkan sekalipun kamu tidak punya sesuatu untuk dibanggakan, kamu masih bisa kentut dan ngeden yang pun dilakukan oleh Birtney Spears dan Brad Pitt. Dan bagi kamu yang justru merasa seperti Madona, please dech, kalo masih ngeden jangan bangga-bangga amat lah!
Powered by XL BlackBerry® smartphone
Labels:
ngeblog
Langganan:
Postingan (Atom)