Pada kesempatan ini juga saya ingin menyapa teman-teman baru yang sudah meninggalkan comment di shout box. Selamat datang di rumah yang semuanya kebun ini (baca: berwarna hijau).
Banyak alasan, baik yang benar-benar ada maupun yang dicari-cari, kenapa saya absen di 'rumah Joe'. Dari karena saya naik jabatan menjadi direktur, sampai harus ke Amerika bertemu rekan bisnis. Ok, saya berbohong untuk kedua hal tersebut. Yang benar karena selama dua minggu ini saya sibuk pindahan dan tinggal bersama ke tiga adik-adik saya yang tengil-tengil. Sori yang terakhir di ralat, karena
Kenapa pindahan kali ini repot? Karena kali ini bukan pindahan kost saja, melainkan pindah ke rumah, tepatnya apartemen, sehingga banyak penyesuaian dan yang lebih merepotkan harus mencari furnitur sendiri, bersih-bersih sendiri, nyuci sendiri, masak sendiri dan mandi sendiri.
Selain pindahan tersebut, juga karena ayah saya... sekarang... ehm.. ugh... menjadi pengunjung dan pembaca blog ini. Ya, kamu tidak salah baca, doi sering berkunjung ke blog saya ini. Sigh.... (doaku semoga dia tidak tahu bagaimana cara meninggalkan comment). Terkutuk-menjadi-pinta-lah Richard karena sudah menunjukan blogku kepada bokap!
Nah masih dengan bokap yang sama, dari Jumat kemarin dia berada di Jakarta. Tapi untunglah beliau sudah pulang kemarin (Puji Syukur kepada Tuhan). Sedikit mengenai ayah saya ini, walaupun sudah berusia kepala lima, namun masih tetap aktif beraktifitas, baik di kantor maupun di rumah. Ya, di rumah. Walaupun papaku seorang eksekutif leader, tapi dia juga biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, membersihkan rumah, bahkan mencuci pakaian - mencuci di sini bukan dengan mesin cuci ya, tapi dengan tangan. Makanya di rumah, tidak ada yang aneh kalo cowok bisa mengerjakan pekerjaan rumah - selain tidak ada mesin cuci.
Inilah ayahku dengan tampang tidak berdosanya
Sayangnya semua hal harus di kerjakan sesuai dengan yang ia mau, tipikal para manager dan GM (sigh). Mulai dari mencuci.
Dengan tinggi badan 169 cm, dan bobot 84 kg, dia menyikat pakaian dan memerasnya dengan biadab. Saya yang melihatnya hampir mejeret tertahan seperti anak perawan melihat pakean yang melar dan celana yang baru dibeli harus tercerai berai di tangannya. Ok, itu berlebihan, tapi memang celana itu hampir sobek. Dia menyikat seperti membersihkan kuali yang telah hitam pantatnya, dan memeras seperti memeras pilu buruh tabrik dengan kerja rodi. Belum lagi air yang dipakai dengan semena-menanya. Oh ayahku, tidak tahukan kau bahwa air di apartemen itu mahal?
Setelah puas dari mencuci, dia beranjak ke dapur. Ok, memang papaku bisa masak, tapi idenya selalu, ugh... luar biasa. Pernah di kesempatan yang lain, dia membuat nasi goreng. Tidak ada yang salah dengan tampilan nasi goreng tersebut, juga dengan warnanya. Rasanya pun tidak berbeda dengan nasi goreng kebanyakan. Hanya saja ada sebuah benda yang tidak seharusnya ada bersama nasi goreng tersebut - JAHE. Jahe yang digoreng bersama nasi dan telur. Luar biasa.
Di hari sebelum papaku pulang, tanpa sepengatuhan kami sebelumnya, dia membeli minyak goreng, beras, telur, tahu, daging, cabe dan bumbu masakan lainnya. Alhasil dia memindahkan rumahnya ke Jakarta. Oh ayahku, kami berada di Jakarta bukan untuk menjadi ibu rumah tangga, tapi belajar dan bekerja. Hiks.
Udah gitu tidur kami tidak bisa nyenyak, karena seperti komandan yang bangukan prajuritnya di tengah pagi buta, dia membangunkan kami. Oh Tuhan, kami minta seorang ayah, kenapa Engkau kirim Jendral perang! Rasa-rasanya ayahku itu tidak pernah ada lelahnya, karena sehari sebelum dia pulang, dia pergi ke Depok (jahanam yang macetnya seperti ke neraka) melihat tanah. Setelah seharian berada di jalan, masih sempat-sempatnya berenang beberapa putaran dengan gaya dada kebanggaannya setelah pulang. Dan sebelum malam berakhir, dia masih sempat-sempatnya mencuci dan memasak. Ayahku gaga perkasa...
Begitu juga di rumah Banjarmasin, papaku bangun pagi pergi kerja, pulang kerja masih sempat-sempatnya bantuin mamaku sampai malam, dan besok bangun pagi untuk kerja. Selalu saja ada yang dikerjakannya, dan tidurnya tidak pernah lebih dari lima jam. Mungkin kalo dia tidak bekerja justru akan sakit.
Yah walaupun dia sedikit mau mendengarkan orang lain dan buruk dalam menunggu, tapi saya bangga dengan dia. Hanya sedikit cowok yang mau turun kedapur dan mengerjakan pekerjaan rumah. Dia juga begitu menyayangi empat putra, satu putri dan satu istrinya. Apapun akan dia lakukan demi kami. We love you dad!
Akhinya bagi teman-teman pembaca blogku, aku ucapkan selamat menikmati kembali tulisanku.
Ps. Pa, kalo baca blog ini, papa harus kasih kami mobil karena sudah banyak memujimu! Lol
.
9 comments:
* ngakak sampe mejret *
yud, bokap lu cakep! :D
ga nyangka gue hwhwhwhw... *ini pujian asli dari lubuk hati!*
loh.. loh.. loh.. kapan ya gue minta ditelepon??? gue yang minta ditelp atau kakak yang emang mau nelp?? :P
entry ini cukup sukses mencemarkan nama baik gue, kak.. -______-
kak, telepon gue donk... *loh kok??* :P
@Yessica
Tq sudah mejretin gw....
Gak nyangka?? Gak yangka ya tampang kek gw bisa punya bokap ganteng?? Sialan loe hehehe
Tq ya Yess.
@si cantik
justru ini semakin menunjukan tipe cewe berkarater itu seperti apa de.
@selvyna
lah, kan tadi udah di telpon?! hehehe
Tq de buat commentnya.
Wow ... kagum dengan bokap mu ...
Such a dad ... You should give thanks to Him for such a wise father.
Hope all fine ... ya ...
BTW Kenapa harus pake Ko dan Ci?
Anyway welcome back ...
Cheers
kak, gue minta nama gue dihapus, bukan dicoret.. -___-
Hai, Rumah Joe ahirnya hidup kembali :) Bokapmu kayak anak muda aja, tampak segar dan sehat. Pindahan ke apartemen mana tuh? Boleh dong mampir2 :p
@Benny
Tq 'ko' Benny :D
@Onik
Ke Apt. Medit Tj Duren ci. Boleh bangat dong! Eh di sini ada coffee shop lumayan rame. Belum pernah nyobain sih, tapi kapan-kapan nyobain bareng aja ci ^^
Gue ngerasa kayak ngekoh ngekoh jualan komputer di glodok ...
Posting Komentar