Akhirnya gw menemukan tempat pengasingan diri (disaat semua tempat berlomba-lomba segera menutup toko mereka) untuk menunggu waktu pergantian tahun; cafe Excelso Duta Mall. Memang ini tempat paling rasional di Banjarmasin dan jika kamu dari Jakarta tiba di Banjarmasin tanpa kenal satu orang pun di Banjarmasin, gw sarankan kamu berkunjung ke Excelso Duta Mall. Karena kebanyakan pengunjung tetapnya orang Jakarta yg nasibnya sama dengan kamu - terdampar di sini.
Berbeda dengan suasana di jalan raya yang mulai riuh dengan suara trompet, petasan dan iring-inginan kendaraan bermotor, di sini hanya 3-4 meja yg terisi. Suasana lengang, diselingin musik bernuansa jazzy dan aroma kopi bikin tempat ini jadi terasa lebih nyaman. Coba seandainya tempat ini buka sampai dini hari, pasti akan gw habiskan malam tahun baru di sini.
Di tempat yg sepi begitu??
Yup! Tahun ini gw justru ingin tutup tanpa suara trompet, klakson atau hingar bingar lainnya. Gw sudah siapkan bertumpuk-tumpuk cemilan, novel dan dvd yg akan gw habiskan sambil menunggu malam pergantian tahun di kamar gw. Dan ternyata bukan gw sendiri yg memilih pergantian tahun dengan cara seperti itu. Setidaknya beberapa teman gw di twitter pun demikian.
Mengenang tahun ini....
Tahun 2010adalah tahun yg super buat gw. Gw masih belum punya pacar - terima kasih buat yg sudah mengingatkan, tapi gw banyak belajar tentang berbagai hal di tahun ini, termasuk soal relationship.
Gw masuki tahun ini tanpa hal yg muluk dan kayaknya jg tanpa resolusi apa-apa. Ada kalanua resolusi seolah seperti gapura untuk wajah gang sempit dan bauk (bau kencing). Dibuat setahun sekali (saat 17an biasanya) dan dilupakan setahun penuh. Jadi dari pada resolusi dibuat untuk mengisi buku harian yg jg sudah gak ada, lebih baik ditiadakan sekalian.
Tapi justru disaat gw gak berharap banyak bukan berarti gw gak mendapatkan apa-apa. Sebaliknya, tahun ini menjadi luar biasa buat gw. Tahun ini gw percaya langkah gw dituntun di luar kuasa gw. Bukan. Bukan gw kerasukan, tapi sebut saja sebuah langkah spritual. Saat gw memutuskan untuk ke Banjarmasin bukan sepenuhnya harapan dan keinginan gw. Gw sudah mentok ke sana ke mari untuk cari kerja sampai akhirnya gw putuskan jika sampai Desember 2009 gw masih luntang-lantung gw bakal balik Banjarmasin dan kerja sama bokap.
Ini termasuk salah-satu hal yg gw hindari yaitu kerja sama orang tua. Tapi seperti kisah anak yg hilang saat dia sudah buntu dengan makan makanan babi saja sudah tidak bisa, dia memilih pulang.
Sepertinya memang kehendan Yang Maha Besar, karena saat sudah bulat keputusan utk ke Banjarmasin, gw yg saat itu gak punya duit sepeser pun malah dapat rejekin dari berbagai proyek akhir tahun. Tapi dasar nasib memang suka mentertawakan kita, tepat dua hari gw tiba di Banjarmasin, semua tempat kerja yg gw apply manggil gw untuk interview. Agak gak masuk akal sih mmengingat saat itu sudah tanggal 22 Desember. Seperti gw bilang sebelumnya, gw anggap itu sebagai ledekan sang nasib yg gak perlu digubris. Bukan kah saat membajak kita pantang melihat ke belakang?
Kerjaan yg gw jalani sebenarnya sangat jauh dari minat dan latar belakang gw. Minat gw pada media, musik dan jurnalistik juga latae belakang gw di Psikologi dan jg marketing gak tersalurkan sama sekali di Banjarmasin. Alih-alih membuat program dan presentasi di depan klien, yg ada gw ganti oli, bongkar mesin dan keluar masuk hutan. Gw yg punya sedikit gangguan obsesif-kompulsif gak berdaya menghadapi siksaan di hutan selain beradaptasi jika ingin hidup. Kalo sebelumnya gw gak bisa makan tanpa handy cleaning, saat di hutan yg sulit air gw terpaksa tidak mempertanyakan setiap air yg dipakai untuk mencuci atau untuk memasak. Saat itu semuanya gw kerjakan sendiri. Gw yg berpikir mencari uang itu mudah harus berpikir ulang soal gagasan tsb. Gw yg sangat tergantung dengan internet harus belajar tidak tergantung dengan kondisi apapun jika ingin bertahan hidup.
Singkatnya gw belajar melepas ego gw sebagai orang kota. Di satu waktu, saat gw terbenam di tengah hamparan padang luas di pedalman Kalimantan, gw benar-benar bisa melihat bintang-bintang memantulkan bayangan gw di tanah; lebih terang dari lampu HP gw. Saat itu gw berpikir ulang soal eksistensi dan arti kehidupan. Apa sih makna hidup ini? Kenapa kita bisa berpikir diri kita begitu luar biasa padahal kita bukan apa-apa jika dibanding dengan langit, bahkan planet kita bukan yg terbesar di galaksi yg gak ada apa-apanya dibanding galaksi-galaksi yg ada di gugusan Abell 2029. Lalu kenapa kita begitu istimewa?
Lima bulan berikutnya gw belajar bagaimana membangun bisnis. Dalam hal ini orang yg sangat-sangat ingin gw berterima kasih adalah Benny Wibowo Kosasi. Kalo bukan karena gw pernah bekerja sama dia sebelumnya gw pasti gak bisa apa-apa di Bajarmasin. Apa yg dulu gw gak ngerti dari seorang Benny, pikiran, ide dan tindakan dia di kantor dan apa yg menggerekan semuanya itu, sedikit demi sedikit gw bisa lihat di Banjarmasin. Pada akhirnya gw percaya setiap panggilan kita pasti akan diperlengkapi. Entah bagaimana alam mempertemukan kita dengan orang dan situasi yg tepat untuk kita belajar (diajar dan mengajar) dan diperlengkapi untuk setiap panggilan, untuk setiap tujuan.
Gw belajar banyak jg soal relationship walaupun bukan dari pengalaman gw sendiri, tapi gw rasa ini perlu posting sendiri karena bakal panjang.
Tapi tidak selamanya gw berhasil belajar semua hal dengan baik. Ada hal-hal sebagai manusia gw gagal. Gw merasa gagal soal mengatur uang tahun ini. Tuhan percayakan gw sebuah penghasilan yg luar biasa dibanding tahun-tahun sebelum ini, dan yg bisa gw lakukan adalah membelanjakan semuanya untuk gadget dan hal-hal gak perlu lainnya. Gw selalu berkilah itu sebab karena belum ada sso yg mengatur duit buat gw (kalo lu gak paham, maksud gw adalah pacar). Tapi gw sadar itu hanya alasan untuk tidak bertanggung jawab pada diri sendiri.
Jadi biarlah di tahun yg baru resolusi yg pantas untuk gw perjuangkan adalah mengatur duit dengan benar.
Mengejar mimpi di tahun 2011....
Tahun yg sebentar lagi akan kita masuki menyimpan harapan dan mimpi tersendiri buat gw. Di tahun ini gw belajar untuk bermimpi, memiliki banyak ide dan gagasan, tapi justru kata "banyak" merusaknya dengan tidak bertindak apa-apa. Maka di tahun 2011 gw belajar untuk berani mengerjakan setiap mimpi dan harapan. Gw tau pasti mungkin di antaranya ada yg tidak terlalu memasukan atau malah tidak berhasil, tapi setidaknya sudah gw buktikan setiak harapan patutu dikerjakan dengan keras.
Gw sudah alami tahun yg luar biasa, maka tahun 2011 gw berharap akan menjadi lebih luar biasa!
Akhirnya biar tahun ini kita simpan sebagai kenangan untuk berjuang lebih keras dan lebih baik lagi di tahun yg baru. Selamat tahun baru 2011 kawan!
0 comments:
Posting Komentar