Ada dua sifat yg melekat pada orang-orang yg murah hati (Generosity), yaitu: memiliki inisiatif dan sifat penambah.
1. memiliki Inisiatif
Orang-orang yg murah hati adl orang-orang yg memiliki inisiatif untuk menolong orang lain. Mereka memiliki inisiatif terhadap lingkungan dan komunitasnya. Mereka tidak pasif, menunggu sesuatu terjadi dulu atau seseorang mengemis dan memohon kepada mereka baru menolong, melainkan mereka selalu bertindak secara proaktif. Insiatif adalah respon dari antusias, jadi kita perlu memelihara rasa antusias kita setiap hari.
Menariknya antusias adalah kata yg sangat biblical, karena kata enthusiasm berasal dari 2 kata, yaitu En + Theos (Yunani) yg berarti ‘Di Dalam Tuhan’. Orang-orang yg di dalam Tuhan harusnya adl orang-orang yg paling antusias, paling optimis dalam menjalani hidup, proaktif dalam segala hal yg baik, termasuk juga dalam bermurah-hati.
Antusias bukan sekedar emosi yg dipengaruhi lingkungan kita, karena jika kita di dalam Tuhan, seharusnya kita tidak dipengaruhi keadaan-keadaan di sekitar kita, tapi dipengaruhi oleh kebaikan Tuhan yg kita rasakan.
2. Penambah
Murah hati muncul dari dorongan untuk menambahkan sesuatu yg kurang. Bisa dalam bentuk menambah kebaikan bagi orang-orang yg masih kekurangan, atau menambah dari keadaan yg kurang baik menjadi lebih baik. Orang-orang yg punya sifat penambah selalu berusaha untuk menjadi bagian dari solusi, bukan sebaliknya, bagian dari masalah. Kehadiran mereka senantiasa dinanti, bukan dihindari.
hari-hari ini gw belajar untuk menjadi penambah yg baik. Orang yg kehadirannya membawa sesuatu yg baik, yg ketika meninggalkan suatu tempat keadaan tempat tsb menjadi lebih baik. Bisa di tempat kerja kita, masyarakat kita, atau mulai dengan simple action, yaitu fasilitas umum.
Di Indonesia bukan hal yg aneh jika kita menemukan meja makan yg berantakan, khususnya di tempat makan umum, seperti foodcourt atau restoran self-service. Yang sering terjadi adalah kita menunggu para pelayannya membersihkan, dan setelah kita makan, kita meninggalkan meja tsb dalam keadaan yg gak kalah berantakannya.
Yang gw coba lakukan adalah setiap menggunakan fasilitas umum, gw berusaha untuk mengembalikan (setidaknya) ke keadaan sebelum gw pakai, syukur-syukur jika kondisinya bisa lebih rapih/bersih/bagus, agar orang-orang yg menggunakan setelahnya bisa lebih nyaman. Kamu bisa mulai dengan cara kamu, intinya proaktif untuk hal-hal yg baik, be generous.
Bayangkan jika di lingkungan kita ada orang-orang yg memiliki rasa antusias untuk selalu berusaha menambahkan sesuatu yg kurang menjadi lebih baik, dunia ini akan menjadi tempat yg menyenangkan. Jangan menunggu, tapi kita bisa inisiatif dari diri sendiri, menjadi orang-orang yg murah-hati.
0 comments:
Posting Komentar