Batman: Dark Knight


Kalo ada yang bilang tahun ini musimnya film-film sequel, hal itu tidak keliru. Mulai dari bulan Mei, Chronicles of Narnia: Prince Caspian, Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, The Incredible Hulk, sampai akhir tahun, Madagascar: The Crate Escape dan Austin Powers 4 (James Bond 007). Selain demam sequel, sepertinya sedang tren juga sequel tanpa pencantuman angka. Sebut saja Batman hasil garapan Christopher Nolan dalam sequelnya yang kedua: The Dark Knight, yang akan saya review di sini.

Film ini termasuk diantara yang paling di tunggu di tahun ini, selain The Mummy: The Tomb of the Dragon Emperor dan Harry Potter and the Half-Blood Prince. Banyak juga yang memberikan penilaian luar biasa terhadap film ini, bahkan di US The Dark Knight berhasil membukukan USD 155.34 juta dalam seminggu pembukaan (sumber). Sayangnya penilaian saya berbeda terhadap kebanyakan orang.

Plot
Sebenarnya plot film cukup ramai, kalau tidak mau dibilang sesak untuk durasi 2 jam 30 menit. kota Gotham saat itu sudah mulai tentram. Para mafia tidak lagi dapat terang-terangan melakukan kejahatan di jalan-jalan kota Gotham. Aparat yang korup pun sudah mulai berkurang, walaupun belum habis. Hal ini tidak hanya karena kehadiran Batman/Bruce Wayne (Christian Bale) di kota Gotham, tapi juga karena Jaksa bersih, Harvey Dent (Aaron Eckhart) yang dengan gigih berperang melawan para mafia dan aparat yang korup.

Film ini dimulai dengan perampokan sebuah bank milik mafia kota Gotham oleh komplotan perampok. Diakhir perampokan tersebut, para perampok saling bunuh dan menyisahkan seorang, dia lah the Joker (Heath Ledger), otak dari perampokan tersebut. Bank tersebut merupakan satu dari lima bank milik para mafia. Perampokan tersebut memicu dua belah pihak. Pihak polisi berpikir bahwa mafia kota Gotham sadar bahwa uang mereka telah di lacak dan mulai bertindak mengamankan uang mereka, sehingga pihak polisi harus bertindak cepat agar uang yang lain tidak ikut raib. Sedangkan dari pihak mafia sendiri berpikir bahwa ada pihak lain yang mengambil uang mereka.

Dalam pertemua darurat prihal raibnya uang yang diadakan kelompok mafia kota Gotham, muncul Joker menawarkan bantuan untuk menyelesaikan masalah mereka; BATMAN. Awalnya mereka menolak, karena akuntan mereka, Lau (Chin Han) sudah melakukan langkah antisipasi dengan mengamankan uang mereka ke Cina. Namun seperti yang sudah diperhitungkan Joker, akuntan mereka tertangkap oleh Batman, dan hal tersebut menyeret para mafia ke dalam penjara.

Mau tidak mau, para mafia tersebut bekerja sama dengan Joker. Di sini lah awal teror Joker terhadap masyarakat kota Gotham. Dengan tuntutan agar Batman menyerahkan diri dan membuka jati dirinya, Joker mulai membunuh para aparat yang melawan mafia. Korban mulai berjatuhan, tidak terkecuali sahabat Batman, James Gordon (Gary Oldman). Teror yang ditebarkan Joker ini berguling menjadi tuntutan masyarakat luas agar Batman menyerahkan diri. Melihat hal tersebut, dan juga sahabatnya yang meninggal, membuat Batman menyerah dan berniat menyerahkan dirinya.

Namun ternyata Batman beserta Harvey memiliki rencana khusus untuk menangkap the Joker. Singkat cerita (agar tidak menjadi full spoiler.red) Joker tertangkap. Saat Batman tengah mengintrograsi Joker, Harvey dan Rachel Dawes (Maggie Gyllenhaal) tengah berada di gedung yang berbeda, penuh dengan bom. Ini menjadi dilema tersendiri untuk Batman, karena dia hanya memiliki kesempatan untuk menyelamatkan salah-satu dari mereka, padahal kedua orang tersebut penting bagi Bruce; Rachel adalah mantan kekasihnya, sedangkan Harvey satu-satunya orang yang bisa menggantikan Bruce dalam menegakan hukum di kota Gotham. Dalam insiden tersebut, akhirnya menewaskan Rachel Dawes dan mengakibatkan Harvey kerusakan .

Belum sampai di situ, Joker yang berhasil keluar dari kantor polisi kembali meneror kota Gotham dengan meledakan RS setempat dan akhirnya membuat warga Godtham berbondong-bondong mengungsi karena kota mereka di sandra dengan bom. Kali ini bukan bersama para mafia, tapi dengan teman barunya Two Face.

Pros
Bagi yang belum nonton dan membaca review saya, percayalah plot dan ceritanya tidak sesederhana itu. Ada action, ada drama, ada teror; ini film yang lengkap, malah terlalu lengkap untuk film super hero. Mungkin tepatnya ini film thriller dengan salah-satu tokoh superhero.

Bintang film ini tidak lain Heath Ledger yang berperan sebagai Joker. Penokohannya begitu kuat, dan dia berhasil membuat Joker memiliki kekuatan yang menarik bagi penonton. Banyak pujian yang ditujukan kepada dia, sayangnya Ledger tidak dapat menerima semua pujian tersebut, karena meninggal OD di Apartemen-nya. Mungkin ini juga yang menambah fenomena dari film ini.

Pencitraan Batman dalam film ini juga menjadi satu yang saya suka. Batman benar-benar digambarkan sebagai manusia biasa yang hanya sekedar memiliki sebuah mimpi. Selain dari dilema psikologis yang dialami Bruce, cedra dan memar yang diterima sehabis setiap aksinya menjadi pencitraan tersebut, selain juga tidur di kantor seusai beraksi.

Kalo diamati lebih jauh lagi, film ini sebenarnya merupakan jeritan Christopher Nolan terhadap masyarakat urban yang individualis. Bahwa kebanyakan orang dewasa ini berbuat baik selama tidak merugikan diri mereka. Begitu mengancam hidup, seseorang dapat berbuat jahat.

Cons
Secara keseluruhan tidak ada yang kurang dan kehilangan fungsinya di film ini. Sayangnya justru alurnya terasa lambat. Memang plotnya padu, tapi tidak ada klimaksnya, walaupun tidak datar. Selain itu percakapan antara Joker dan Harvey Dent di RS saat Harvent dirawat karena cedra di wajahnya, menurutku omong kosong.

Screen ini sangat penting karena menjadi akil balik dari watak Harvent, tapi justru percakapan ini terasa tak bermakna. Percakapan atau kalimat yang saya maksudkan saat Joker berujar dia tidak merencanakan apa-apa dari semua tindakan dia, hanya berdasarkan intuisi dia dalam membuat kekacauan. Tapi yang kita lihat dari aksi-aksinya justru berketerbalikan dari yang dikatakan. Kalau di sini Joker berbohong hanya agar Harvent menjadi jahat, justru diluar psikologis pewatakan Joker. Mungkin Christopher Nolan sudah lelah dengan adegan-adegan penuh aksi dan plot yang rumit sehingga kurang memperhatikan dialog bagian ini.

Tapi diluar hal (yang bagi saya) mengganggu itu, secara keseluruhan ini film yang ciamik. Tapi kalo sampai overrated, itu terlalu berlebihan kawan.

Ranking A buat film ini.

3 comments:

Wibowo Kosasih mengatakan...

Gue pikir pikir lagi Joe ... sepertinya bagusan yang pertama.
I dont like this Dark Knight ...
To Crowded

Nice review ...

joh juda mengatakan...

Kalo aku sih yg kedua ini memang lebih bagus, hanya saja terlalu sesak itu. Btw tq Ben untuk commentnya.

Marly mengatakan...

Aku belom liat,waktu muter lg kedapetan tugas terus :(
Tapi da baca tulisanmu, mmm,kurasa nonton di rumah aja,ga perlu ke bioskop,hahaha.
Tulisan kamu jelas banget,dari awal ampe akir,jadi g penasaran lagi.

Posting Komentar