Ok, gw lanjutin lagi ngomongin komposisinya Kenan Loui Widjaja,
Global Powerization (Sebelumnya, ada baiknya kamu membaca posting di_sini terlebih dahulu, biar nyambung dan gak seperti katak lama di WC)
Apa yang istimewa di sini?
Orang Indonesia tahu persis apa yang membuat bangsa kita menarik di mata manca negara, dan itu karena budaya kita yang beraneka ragam. Itu juga yang digunakan Kenan dengan baik. Dia menggunakan etnik dari daerah beberapa daerah, Karawit Sunda, Gamelan Bali. Etnik tersebut dipadu dengan fusion dan jazz.
Judul komposisi ini merangkumnya dengan baik. Bercerita mengenai kekuatan dari perubahan, komposisi enerjik. Diawali dengan seruling bambu lengkap dengan suara kicauan burung, yang seolah-olah kita diajak membayangkan sawah yang membentang luas dan hijau. Tapi dengan cepat komposisi berubah cepat, menandakan perubahan global. Kenan masuk dengan kecak Bali yang diiringin secara unison. Tipikal kecak pada gamelan bali adalah three against four.
Ah, apa pula itu? Maksudnya, kamu memainkan 16th not dengan memblok tiga not. Ok, kalo masih bingung juga, kamu bisa les di tempat kursus musik terdekat. Kalo kamu perhatikan di sini, unison dimainkan dengan tangan kiri dan kanan, sedangkan pattern kecak dimainkan pada kaki. Kalo di dalam institusi musik ini disebut poliritem, karena bagian tangan dan kaki memainkan birama/ritem yang berbeda.
Tidak hanya ritem, Kenan bermain pola progresi yang unik sekaligu rumit. Sebenarnya masih dalam cord yang sama, hanya saja alur melodinya turun/naik setengah nada, persis seperti gospel chops.
Beranjak masuk kedalam verse, kita disuguhi balutan ritem rock dengan distorsi gitarnya. Mungkin di sini tibalah era moderen. Walopun ritemnya rock dengan melodi distorsi gitar, namun latarnya diiringi pola gamelan Bali.
Masuk ke reff: double time. Kali ini dibalik, justru melodinya yang menggunakan pentatonik seruling Sunda, dimainkan secara stakato double time.
Di lagu ini Kenan menunjukan semua yang dia miliki; speed, ostinato (untuk penjelasan pragmatis, bisa kamu lihat di_sini), dan musikalitas. Speed. Ini tidak membutuhkan penjelasan panjang lebar, dikarnakan bisa kamu lihat langsung. Kecak Bali yang dimainkan minimal dua orang yang saling bersahutan, bisa Kenan mainkan dengan mudah hanya dengan satu tangan.
Bagaimana dengan ostinato? Kamu bisa lihat bahwa karawitan Sunda, gamelan Bali dimainkan secara kelompok, artiya banyak ritem dengan banyak kepala, namun Kenan mampu memainkannya seorang diri.
Bicara musikalitas, tentu kamu bisa melihat, bahwa komposisi super rumit ini hampir mustahil diciptakan oleh anak seusia 16 tahun, walaupun kami tidak mengerti apa yang dia mainkan -- tentu! Kalo kamu mengerti jadi tidak terlihat rumit lagi kan?
Posting ini gw dedikasikan untuk Kenan Loui Widjaja dan semua generasi muda bangsa Indonesia, agar menjadi kebanggaan ibu pertiwi. Tidak mengikuti gw sebagai penulis yang merusak mental bangsa dengan membaca blog gw (gw heran, masih aja ada yang demen baca blog gw?!).
2 comments:
alowwwwwww gw erieq di sidrap cuman mo bilang gila !!!! mtvinsomnia banjir gokil abissssss....... eh salam buat eda di pinrang sepupu gw yang juga mantan gw....hewhewheeheheheh tp msh ngarep balik neh...please dunk..!!!!
Weww salah comment bozzz...
Posting Komentar