Sekitar jam satu dini hari, saya menerima pesan di Android saya bahwa aplikasi BBM sudah dapat diinstal di Android. Awalnya sempat ragu, karena sejak berhembusnya kabar BBM akan hadir di Android, banyak sekali fake app BBM bertebaran di Play Store. Bahkan RIM sendiri terkesan tarik ulur kemunculannya, hingga tanggal 19 September lalu RIM Indonesia launching BBM for All (#BBM4ALL).
Seharusnya berdasarkan jadwal release, BBM4All baru dapat diinstal pukul18.00 hari ini (21/9) di android, dan besok (22/9) di Appstore. Jadi saya termasuk yang beruntung mendapatkan aplikasi ini lebih awal.
Aplikasi BBM4All jauh lebih ringan jika dibandingkan instant messaging lain yang ada di Android atau iOS. Ambil contoh Line dan Whatsapp yang hingga puluhan MB, BBM hanya memiliki ukuran file sekitar 14MB.
Sehabis saya menginstall BBM (yg gak ngebet2 amat sih :p), saya terusik utk cari dan baca lagi tulisannya Lucky Sebastian perihal kenapa dia meninggalkan Blackberry dan beralih ke Android (saya gak nemu tulisan aslinya, kecuali saduran artikelnya di sini). Ini tulisan paling menginspirasi saat itu. Saya juga baca artikel dia yg judulnya, "Ketika Google Bermain Cantik".
Dan yup, salah-satu alasannya kang Lucky meninggalkan Blackberry karena BBM. Subuh tadi, dia salah-satu yang semangat install dan ngetwit soal #BBM4All ;D
Yang menarik dari Blackberry adalah yang merakyatisasi internet di Indonesia adalah Blackberry, bahkan jauh lebih berhasil dari internet masuk desa, program dari pemerintah. Ini jg ditulis oleh kang Lucky. Bahkan karena Blackberry, tidak berlebihan saya bilang orang-orang jadi melek Facebook, twitter, blogs, baca RSS, yang pada jaman Friendster belum ada (jadi saya yakin kalau Blackberry sudah booming saat Friendster, pasti Friendster yang populer saat ini dan bukan Facebook). Jadi gak berlebihan kalau saya bilang Facebook, twitter, berhutang jasa pada Blackerry, setidaknya di Indonesia. Kita berhutang sebenarnya terhadap Blackberry, seperti kita berhutang terhadap windows 3.15, DOS, atau Lotus123.
Tapi yang namanya teknologi itu tidak berhenti. Kalau berhenti, akan menjadi prasasti. Jadi langkah Blackberry untuk BBM4All adl langkah masuk akal, sama seperti IBM melepas ThinkPad nya kepada Lenovo. Untuk apa mempertahankan 'bentuk' yang sudah tidak sesuai dengan jamannya. Mau tidak mau mereka harus fluid. Mungkin ini waktu terbaik RIM untuk berhenti berkompetisi dalam OS.
Seperti Blackberry yang pernah jaya, saat ini eranya Android. Namun juga seperti Symbian dan Blackbery, Android pun akan punya masanya untuk bergeser. Ini bentuk nyata bahwa manusia berevolusi dan bergerak maju.
Teknologi itu seperti kendaraan, yang mengantar kita sampai pada sebuah pencapaian. Tidak ada kendaraan yg bisa bertahan selamanya dan untuk berbagai medan. Ada waktunya kita harus berganti kendaraan. Cucu kita akan tahu OS Blackberry, Symbian, sebagai sebuah sejarah. Tapi kita orang yang beruntung karena pernah mengalami era tsb.
Lalu bagaimana dengan nasib RIM sendiri?
Banyak yg bilang #BBM4ALL adalah tindakan bunuh diri RIM, karena seperti memberikan aset berharga dan mungki yang terakhir, kepada kompetitor. Namun saya melihat dari sudut yang berbeda. Menurut saya itu langkah logis dalam bisnis.
Perusahaan yang baik tahu kapan waktu yang tepat unttk keluar dari kapal sebelum karam. Ini bukan soal sentimentil, tapi penyelamatan. Operating system BB, IMHO, sebenarnya masih punya potensi, namun saat ini tidak bisa R&D terus sambil mempertahankan penjualan. Persaingan OS mobile sangat ketat. Ubuntu terjun dalam OS mobile, Chrome, belum lagi Samsung yang sedang menggadang-gadang Badanya, dan terakhir Cynogem Mod, developer ROM nomor satu di Android, berencana terjun dalam OS mobile.
Saat ini persaingan OS mobile adalah red ocean. Bukan tempat bagi pemain lama untuk bertahan. Mereka harus menciptakan new brand jika masih mau bersaing. Yang masih menarik dari Blackberry saat ini adalah BBM, maka mereka harus gunakan source dan sumber daya untuk push ke sana, bukan lg ke OS.
Bayangkan kalau RIM ngotot gak open BBM, kepopuleran BBM pun akan lebih cepat padam.. Saat itu apa lg yg tersisa utk dijual?
Bisnis harus realistis. Itu yang saya lihat dari RIM saat ini. Harus ada langkah-langkah objektif utk penyelamatan yang lebih besar. Saat ini RIM mulai melakukan perampingan dengan mengurangi 40% karyawannya, mengeluarkan #BBM4ALL yang bisa jadi sumber fresh money dlm tempo singkat.
Sebentar lagi mungkin kita akan mengenal RIM sebagai developer ketimbang vendor smartphone, karena infonya mereka juga akan mulai berjualan stiker, channel, dan aplikasi melalui #BBM4ALL (yang terakhir ini agak tidak mungkin, karena pasti akan mendapatkan ganjalan dari Apple), atau mungkin OS BB akan di-OpenSource-kan. Apapun itu, kita sedang melihat sebuah era baru dalam dunia smartphone.
0 comments:
Posting Komentar