Hi ther, whatz up kabarnya? Langsung mulai aja ya.
Barusan tadi terjadi hal yang super duper konyol setengah mati. Buat orang lain, mungkin ini kejadian biasa dalam hidup mereka *dan gw kenal dengan baik sso yang hari-harinya di isi dengan kekonyolan seperti ini*
Tadi siang saya latihan musik di Kelapa Dua, di Jalan Panjang Jakbar. Sewaktu berangkat gak ada filling apa-apa, hanya telat aja datangnya. Sampai disana, semua sudah pada ngumpul *iya tau, kan tadi bilang datangnya telat*. Tapi gak telat-telat bangat karena yang lain juga lagi nyocokin kunci.
Latihan dimulai dengan 'agak' berantakan. Karena ada aransemen baru di tambah satu lagu baru (yang sedikit susah). Keyboardistnya Hero. Dan saya sangat kenal baik sahabat saya yang satu ini, tidak ada lagu tanpa sinkop. Cuma yang keteran pemain bass en gitarisnya. Belum lagi di salah satu lagunya dia mulai intro lari-lari pula. Saya berdua dengan Hero cuma bisa senyum pilu. Cuma aku lebh jahat lagi, karena mentertawakan sahabat saya ini karena kudu mengajari mereka.
Akhirnya selesai juga sesi latihan yang meregang nyawa. Saya pulang dengan hati yang riang gembira tanpa punya filling apa-apa.
Eh taunya sampai di kos kunci kamar gak ada di saku!!!! Berarti ketinggalan!!! Selidik punya selidik ternyata tuh kunci sempat di keluarkan dari saku celana karena gantungan 'drum key' jadi satu sama kunci. Yumy eh maksudnya Dummy!!
Saya udah bingung aja, karena tempat latihan sudah di kunci. Baju untuk pelayanan di dalam kamar. Dan ini kamar gak ada kunci cadangan?!! Gak ada ??? Aaaaaaaaa!!!!
Mulai panik. Benturin kepala ke tembok. Pura-pura mati (gak diing becanda). Saya coba tanya ke yang jaga kos apa ada kunci cadangannya. Ternyata benar sodara-sodara, gak ada. Tapi ada secerca harapan begitu dibilang kalo ternyata masih ada seonggok kantong berisikan kunci yang tidak teridentifikasikan.
Akhirnya dengan penuh kesabaran dan tekat yang bulat untuk menemukan kunci tsb saya mulai usaha pencarian tsb. Setelah berkali-kali mencabuli lubang kunci tsb dengan berbagai kunci yang tidak semestinya, akhirnya kutemukan kunci yang dapat membuka pintu surga (baca kamar gw yang berantakan en dingin kek kulkas). Thx God!
Hari ini juga saya sempat sms-an dengan teman. Sampai satu waktu pembicaraannya seputar warna fav (hehehe jadi inget sewaktu SD aja). Aku ini punya pecendrungan yang aneh bin ajaib(??), yaitu senang menyeragamkan sesuatu. Semisal kek sekarang ini, pengen beli notebook baru, MecBook. Jadinya sekarang semua di ganti warna putih, dengan mulai beli baju en celana putih, ganti HP warnah putih, beli iPod warna putih, beli speaker warna putih. Pokoknya menyulap kamar saya dan aksesoris ya menjadi berwarna putih. Ya mungkin belum sekstrim itu, cuma keknya mengganggu aja kalo ada yang gak seragam. Contoh lain sewaktu SMU dulu, tshirt saya merek, model, warna sama. Sering kali dikira gak punya baju lain. Nasib.
Cuma saya rasa secara tidak sadar dan tidak langsung, besar atau kecil orang-orang suka untuk menyeragamkan, atau mungkin memang hanya saya saja yang demikian.
Orang-orang juga suka diseragamkan. Misalnya saja, para ABG yang mau melakukan apa saja agar bisa masuk dalam 'barisan', biar sama dengan teman-temannya. Atau para ABG (lagi) yang latah ngikutin tren baju. Atau (kali ini) para ibu-ibu arisan yang gandrung pake HP3G biar sama kek punya teman sesama arisan.
Ya tapi di dalam barisan keseragaman tsb sebenarnya banyak perbedaan, karena seungguhnya kita diciptakan dalam persamaan derajat namun dengan pribadi yang tidak seragam. Karena dunia ini akan berhenti berputar jika semua isinya menjadi seragam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar