Dulu saya orang yg bermimpi memiliki kekayaan lebih banyak dari kamu, bahkan sebelum saya bisa menghitung uang. Didorong dari pengalaman saya sewaktu kecil, sewaktu saya lihat bos mamaku punya mobil banyak bangat. Semuanya sedan. Sewaktu mobil papaku rusak karena kecelakaan, kami sekeluarga dipinjamkan mobilnya (kalo dipikir-pikir sekarang, baik bangat ya bos nyokap? Kalo sekarang mah boro-boro dipinjamkan, ada jg disuruh naik angkot?!).
Habis itu saya jadi berpikir, wah enak ya kalo jadi bos, mobilnya banyak, ganti-ganti terus. Sehingga saat anak seumur saya bercita-cita menjadi pilot, atau dokter, atau pekerjaan mulia lainnya, saya malah menjawab dengan mantab, saya ingin jadi boss. Saya ingin jadi orang kaya!
Untungnya bos mamaku itu bukan pejabat pemerintah yg koruptor, kalo tidak mungkin setiap ditanya tetangga ingin jadi apa, jawaban saya, ingin jadi koruptor tante.
Mungkin saat itu, yg ada dipikiran saya mengenai orang kaya lebih sempit dari sekarang; bukan masalah punya uang banyak, makan enak, tapi sebatas pada kendaraan saja. Sewaktu kita kecil dulu, pikiran kita terlalu tulus untuk memikirkan menjadi orang kaya adalah menumpuk uang, dan pikiran kita terlalu sempit, bahwa menjadi orang kaya itu perlu kerja keras.
Seiring berjalannya waktu, dan bertumbuhnya pengertian, akhirnya saya menyimpulkan, 'bos' bisa punya mobil sedan yg banyak karena punya uang banyak. 'Bos' punya uang banyak karena bekerja dengan keras (entah benar keras bekerja atau keras berpikir 'bagaimana caranya korupsi'). Untuk bisa memiliki uang banyak bos harus mengumpulkan uang lebih banyak dan menyimpannya. Sederhananya, semakin banyak yg disimpan, semakin banyak pula uangnya. Semakin banyak uangnya, semakin banyak jg mobil sedannya.
Tentunya sampai di sini, kamu tidak membantah definisi 'orang kaya', orang yg PUNYA lebih banyak uang, orang yg PUNYA lebih banyak harta. Dan dengan sendirinya paradigmanya adalah, apa yg kita PUNYA menunjukan status kita. Apa yg kita PUNYA menunjukan siapa diri kita.
Tapi benarkah 'orang kaya' itu mengenai memPUNYAi lebih banyak?
Orang berkelebihan adalah orang yg bisa memberi didalam kekurangannya.
Jika saya memiliki IDR 1juta, dan kamu hanya IDR 10.000, datang sso yg meminta bantuan materi. Saya memberikan IDR 100.000 sedangkan kamu memberikan IDR 9.000. Kira-kira siapa yg memberikan paling banyak?
Secara nominal, tentu jumlah pemberian saya lebih banyak. Tapi kamu yg kekurangan, mampu memberikan hampir seluruh dari yg kamu miliki. Kira-kira siapa yg memberi lebih banyak? Kira-kira di mata siapa, peminta itu begitu berarti?
Menurutku, hanya orang yg PUNYA lebih banyak -- dalam hal ini orang kaya -- yg mampu memberi lebih banyak. Kalo dia tidak memiliki apa-apa, tapi masih mampu memberi, berarti apa yg dia miliki sebenarnya jauh lebih banyak lagi. Dan hanya orang yg mengasihi yg bisa memberi.
Seharusnya orang kaya itu bukan berbicara mengenai apa yg dia dapatkan, tapi apa yg bisa dia berikan. Bukan mengenai apa yg dia PUNYAi, namun apa yg dia BERIkan.
Saat saya punya laptop, saya punya rumah, bahkan saya punya banyak mobil sedan, tapi tanpa pernah tahu memBERI, justru sebenarnya saya miskin. Orang yg hanya tahu bagaimana memberi kepada diri sendiri, dan hidup untuk diri sendiri, pantas dikasihani.
Manusia adalah mahluk individu, sekaligus mahluk sosial. Keberadaan manusia secara individu berpengaruh besar secara kolektif. Artinya kita ada di sini, kita hidup di sini - bukan karena diri kita sendiri, dan bukan untuk diri kita sendiri.
Saat kamu memberi dalam kekuranganmu, justru kamu menerima lebih banyak dari yg bisa kamu berikan. Saat hidup kamu berguna dan berdampak buat orang lain, saat itu kamu akan tahu apa arti dari 'hidup yg kaya'.
Kata orang bijak, hidup kita itu saluran buat orang lain. Saat hidupmu menjadi kekayaan bagi orang lain, justru lebih kaya lagi dirimu.
Saya kenal orang-orang yg memberikan lebih banyak dari apa yg mereka miliki. Bahkan salah-satu dari mereka berpikir keras, bagaimana caranya agar bisa memberi -- tidak hanya materi, tapi jg pengaruh yg baik -- kepada lebih banyak orang. Bukannya orang-orang seperti ini sesungguhnya adalah orang yg kaya?
Betapa miskinnya kita saat hanya berpusat pada diri kita yg kecil ini, dan betapa kayanya kita saat kita berpikir untuk orang lain. Kamu tidak hidup sendiri di sini, ada saya, ada mereka. Kita hidup di dunia yg sama, dengan ras yg sama -- manusia. Seberapa pentingnya hidupmu bagiku dan bagi mereka? Seberapa kayanya dirimu?
Akhirnya, apa yg bisa kita BERIkan kepada orang lain menunjukan status kita, dan apa yg bisa kita BERIkan menunjukan siapa diri kita.
0 comments:
Posting Komentar