Memotivasi diri sendiri lebih susah dari pada memotivasi orang lain. Kita tahu semua bentuk hal positif, baik dari buku, dari motivasi orang lain, atau nasehat orang bijak, tapi untuk mewujudkan dan mempraktekan pada diri sendiri itu sesuatu yang lebih dari sekedar dibicarakan. Menjadi positif selalu di mulai dari pikiran kita, tapi nyatanya sedikit yang berlanjut pada tindakan. Berpikir positif harus dilatih, tapi bertindak positif pun perlu dilatih.
Beberapa orang memiliki 'anugera' di mana mereka diberi pikiran yang kuat, di mana tindakan mereka sepenuhnya berasal dari pikiran. Mereka pantang menyerah, semata-mata karena mereka percaya hal tsb. Satu di antaranya Thomas A. Eddisson. Melakukan percobaan 100X dengan kegagalan 99X berturut-turut itu perlu sesuatu yang lebih dari sekedar percaya.
Tapi bukan berarti gak ada jalan untuk orang-orang seperti saya, yang gak dianugerahi dengan pemikiran yang teguh, dan ini adalah jalan bagi semua yang ingin bertindak sesuai dengan pikiran positif.
Ini berawal dengan kekaguman saya terhadap army, khususnya Special Force. Menurut saya mereka adalah orang-orang yang mampu melewati batas manusia. Mereka berada dalam medan yang tidak manusiawi, tekanan psikis yang tidak manusiawi, dan harus bereaksi di luar akal manusia. Satu kesaksian dari buku Inside Special Force, bahwa mereka melakukan latihan counter - attack secara rutin dengan menggunakan peluru asli. Dan bahwa sebelum mereka menembak, mereka harus mengobservasi target dengan tepat sebelum menembak, itu sebabnya salah tembak sangat ditolerir. Waktu yang diperlukan dari mereka melihat target, mengobservasi, hingga mengeksekusi, tidak lebih dari 1/10 detik.
Kita bisa lihat hasilnya pada film Act of Valor. Film ini tribute to Special Force US army. Yang menarik dari film ini bahwa pemerannya bukan aktris dan aktor hollywood, melainkan para veteran The Unit (sebutan untuk pasuka Special Force), dan bahwa film ini menggunakan real tactic and real armor. Yup, semua adegan tembak menembak pada film ini menggunakan peluru asli. Banyak profesi yang menuntut para pelakunya memiliki abiliti di atas rata-rata manusia, sebut saja seperti free-solo-climb, di mana mereka memanjat tebing-tebing ribuan kaki sendirian, tanpa menggunakan tali (rope).
Dalam profesi-profesi seperti ini, satu kesalahan mengakibatka kematian, dan kesalahan tidak terjadi saat salah membidik atau keliru berpijak, tapi saat mereka mulai memiliki keraguan.
Memiliki pikiran tanpa keraguan, percaya kepada diri sendiri dan tetap berpikir positif saat lingkungan memberikan tekanan yang berat, memerlukan jiwa yang kuat. Membangun jiwa yang kuat memerlukan tubuh yang sehat. Saya perhatikan di sana lah kesamaan dari para pelaku profesi-profesi ini. Seperti tentara dan atlit, mereka melatih tubuh mereka dengan berolah raga setiap hari agar dapat berpikir dan melakukan tindakan-tindakan yang positif. Mengawali pikiran yang positif dan jernih memerlukan tubuh yang sehat. Saat melatih tubuh setiap hari, kita memiliki kepercayaan dan kesanggupan untuk melakukan tindakan sesuai dengan pikiran kita.
Jadi jika kita merasa berjuang keras dengan pikiran-pikira yang melemahkan dan tidak produktif, maka ada baiknya memperbaikinya dengan mulai berolah raga.
Ya, ya, sekarang yang jadi soal, bagaimana memotivasi diri untuk berolah-raga ya...
1 comments:
artikel yang menarik dan bermanfaat kawan,,
saya sependapat dengan anda, memang lebih sulit bertindak,, tetap semaangaat..
Posting Komentar