Dua puluh satu tahun lalu saya meninggalkan sebuah kota cantik di selatan pulau Sulawesi, dan sekarang di sini lah saya berada. Mencoba menarik kembali ingatan masa kecil saya di kota kelahiran saya, Makassar.
Sayangnya begitu mendarat di kota ini, dan dalam perjalanan dari airport ke dalam kota, saya sama sekali tidak punya bayangan akan menjadi seperti ini kota yang dulu pun samar dalam ingatan saya, kecuali makanannya yang khas dan pantai Losari yang saban Sabtu menjadi tempat hiburan sewaktu kecil.
Saya masih ingat pantai Losari, lapangan Karebosi, benteng Roterdam, RS Stelamaris, bahkan Universitas Hasanudin yang terletak di depan komplek perumahan saya. Namun setelah melihatnya kembali saat ini, semua nya seperti bangunan dan tempat yang berbeda dengan yang ada dalam ingatan saya.
Seperti halnya kota lain di Indonesia, begitu sampai di Makassar saya sudah siap dengan trasnportasi yang namanya taksi. Namun ternyata sudah ada Damri airport di Makassar, dan begitu tahu bahwa Damri tersebut melewati lapangan Karebosi, langsung saya putuskan untuk menggunakannya. Harganya sama seperti di Jakarta, hanya IDR 30.000.
Ternyata dari lapangan Karebosi menuju hotel saya dilalui oleh 'petepete' (sebutan untuk angkot) warna merah. Cukup merogoh 3000 rupiah. Kalaupun ingin menggunakan taksi biayanya sekitar 25.000. Tidak perlu risau soal menawar harga, karena rata-rata semua taksi di Makassar menggunakan argo, kecuali yang dari bandara, menggunakan sistem zona. Oh, dan jangan kaget begitu kamu buka pintu taksi di sana dan menjumpai stir racing, LCD TV, screen touch, spidometer racing dan jok ful modifikasi. Itu bukan mobil peribadi yang dijadikan taksi, tapi memang rata-rata taksi di sana demikian; kendaraan umum rasa kendaraan peribadi.
Umumnya trasnportasi di Makassar tidaklah sesulit seperti pada kota-kota lainnya di luar jawa. Akomodasi sangat mudah dan jalan pun sudah sangat bagus. Untuk mencari alamat pun tidak susah karena tata letak kotanya sudah teratur.
Satu hal yang unik dari kota ini, transportasi di sini identik dengan soundsystem yang besar. mau itu taksi, angkot, bahkan becak sekalipun.
0 comments:
Posting Komentar