Kalau Hujan Turun
Dalam perjalanan saya dari Gunung Pati menuju Semarang kota dibonceng oleh seorang teman, saya berdoa, “Tuhan, tolong jangan turunkan hujan”. Waktu itu langit gelap karena mendung, dan butir air mulai bertiup. Belum sempat saya mengucapkan “amin”, muncul pikiran, “bagaimana kalau hujan tetap turun?”
Pikiran-pikiran yang dapat muncul biasanya:
1. apa iman kamu kurang?
2. Tuhan tidak mendengarkan doa kamu?
3. Tuhan dengar doa kamu namun tidak perduli dengan kondisi kamu yg tanpa jas hujan dan membawa laptop dan juga berbagai peralatan elektronik?
Dan jika sampai hujan turun, atau banyak berbagai hal yang kita minta dalam doa namun tidak dikabulkan, apakah masih perlu untuk berdoa?
cut the story short, akhirnya saya tidak kehujanan, dan saya bersyukur untuk itu. Hujan persis turun dengan deras ketika saya telah tiba di tujuan. Namun jawaban perlukan kita berdoa lebih membuat saya bersyukur untuk sore ini. Ya, kita perlu berdoa, berdoa mengenai apa saja, bahkan dibilang kita dapat meminta apa saja, karena toh jawabannya hanya tiga fariable, YA, TIDAK, dan TUNGGU. Sederhana. Masalahnya adalah selanjutnya, bagaimana respon kita. Kalau sampai hujan turun, bagaimana respon saya? Adakah saya menyalahkan Tuhan untuk keadaan tsb?
Mundur beberapa saat sebelum berada di motor, kami sepakat untuk berangkat jam 14 dari rumah kawan saya. Namun saat jam menunjukan pukul 13, mendung mulai bergulung. Saya sudah melihat langit menjadi mendung, maka tidak perlu kuasa apapun, pengetahuan atau nubuatan khusus untuk mengatakan, sebentar lagi hujan akan turun. Akan sangat konyol jika saya menunda keberangkatan saya dan tetap berangkat di jam 14 sambil berharap hujan tidak turun-turun.
Langit sudah memberikan tanda bahwan sebentar lagi hujan, giliran saya merespon tanda tsb. Jika saya tidak bergegas berangkat, dan kehujanan, bahkan setelah saya berdoa, ya salah saya. Bukan masalah Tuhan tidak mendengar doa atau tidak perduli. Bahkan Dia sudah memperingatkan saya dengan memberikan tanda, jauh sebelum saya berdoa.
Mungkin kamu beripikir ini tidak menjawab kenapa kita perlu berdoa, karena dalam kasus ini saya tidak kehujanan akibat berangkat lebih awal, bukan karena berdoa.
Masalahnya jika saya tidak berdoa, maka saya tidak akan pernah tahu bahwa doa saya dijawab. Jika saya tidak pernah meminta maka saya tidak pernah tahu jika saya menerima. Kalaupun skenarionya berbeda; saya tidak berdoa, hujan tetap turun, maka saya tidak akan pernah tahu bahwa turunnya hujan adalah jawaban atas doa saya (yaitu tidak). Jika saya berdoa, yang manapun hasilnya (hujan atau tidak hujan), yang paling penting adalah bagaimana respon saya atas jawaban doa tsb.
Doa bukan cara KITA untuk mengubah kehendak Allah. Doa adalah cara untuk mengubah manusia.
SELAMAT TAHUN BARU 2016!
Labels:
ngeblog
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar