My Last Posting in 2009

I have not been sleeping since last night. Yes, insomnia attack! It's not bad for last night in 2009, I thought.

Am passing the night with my new book (I bought in Gramedia Duta Mall, Banjarmasin last monday), Managing Artist in Pop Music, great book anyway. Promise I'll review this book after finished, maybey on fivestroke's blog.

Cukup, biar ngeblog dengan bahasa Inggris menjadi resolusi tahun depan - atau enggak sama sekali.

Banyak hal yang mengejutkan terjadi di tahun ini, bahkan menjelang akhirnya pun masih sempat-sempatnya mengejutkan kita dengan meninggalnya mantan presiden Indonesia, Abduhrrahman Wahid. Membaca obituari om Gus Dur di twitter, khususnya dari om Ndorokakung, bikin mata jadi berkaca-kaca. Entah mengapa mendengar, sori maksud gw membaca kembali qoutes om Gus Dur dari rekan-rekan di twitter bikin gw jadi berduka mendalam, padahal sungguh mati gw belum pernah ketemu secara langsung apa lagi kenal secara pribadi. Mungkin memang sosok Gus Dur mudah untuk kita merasa dekat dengannya.

Indonesia kehilangan seorang pahlawan demokrasinya sekaligus Guru Bangsa. Mungkin karena duka itu sebabnya sepanjang malam sampai siang tadi mendung bahkan hujan menyelimuti sebagian besar wilayah Indonesia. Tapi itu juga yang terbaik untuk Gus Dur, selesai sudah tugasnya mengabdi kepada ibu pertiwi ini dengan segala keterbatasan fisiknya dia berbuat lebih untuk bangsanya.

Selamat jalan om Gus Dur... Indonesia tidak akan pernah sama lagi tanpa dirimu.

Sehari sebelum om Gus Dur wafat jemaat bokap gw ada yang kehilangan ayahnya, juga karena sakit. Padahal baru dua hari sebelumnya berkirim salam natal lewat telpon.

Sungguh hidup manusia itu seperti embun, datang dan perginya begitu cepat. Contohnya saja diakhir tahun ini. Mungkin sebagian dari kita berpikir satu tahun itu lama sekali;

Kalau mau diingat-ingat banyak sekali kejadian yang gw sudah alami selama setahun ini. Dari hal-hal menyenangkan seperti bergabungnya gw di Systronic dan BeON di awal tahun, kembalinya gw di dunia musik dan menemukan sahabat-sahabat baru di akhir tahun, juga adik gw Andrew yang ke Jepang dan memenangkan Asian Beat 2009 seasia. Ada juga hal-hal yang membuat sedih seperti keluarnya gw dari Systronic sekaligus BeON dan bahkan kejadian mengerikan dan tak terlupakan mengenai mobil kantor yang gw hilangkan.

Gw juga masih ingat film-film terbaik tahun ini, Transformer: Revenge of the Fallen, di mana gw dan adik-adik gw gak perlu ngantri berjam-jam berkat bantuan mba Ayu dari management XXI. Juga film Star Trek yang gw nonton atas undangan hangat dari sahabt gw, Benny Wibowo dan Onnik Suharto. Sebenarnya masih banyak film bagus tahun ini, tapi gw gak banyak menghabiskan tahun ini di kuris 21.

Peristiwa politik nasional pun gak kalah serunya tahun ini, mengingat tahun ini diselenggarakannya pemilu, juga kasus Cicak vs Buaya, sampai prahara Gurita Cikeas.

Tapi gw yakin juga semua dari kita sependapat bahwa saat kita berdiri di titik akhir suatu masa maka jengkal waktu itu menjadi teramat singkat. Januari 2009 itu bak sehari kemarin.

Mungkin ada baiknya kita belajar untuk menghitung hari-hari yang kita miliki agar sadar bahwa kita tidak hidup untuk selamanya, dan karena itu kita harus berlaku bijaksana.

Bijaksana itu waktu yg kamu gunakan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain, baik dengan pemikiran, perkataan, bahkan dengan perbuatan kita.

Jika kita melihat kejadian yang lalu dalam hidup ini, justru hal-hal yang gw sebutkan di atas itu yang menjadi saat-saat paling berkesan dalam hidup ini. Atau sebaliknya bisa jadi kita malah minim memiliki pengalaman berkesan itu dan hanya sibuk dengan diri sendiri.

Ok, biar itu menjadi resolusi bersama kita di tahun yang baru, sehingga di akhir tahun depan kita pun punya pengalaman berkesan itu.


Akhirnya gw mengucapkan selamat tahun baru 2010!



Sent from my BlackBerry® Jave

Selamat Natal

Sent from my BlackBerry® Jave

Pondok Ikan Bakar Asian

Tepat tangga 18 Desember kemarin orang tua gw merayakan wedding anniversary yang ke 28. Sejujurnya gw sendiri lupa, bahkan bokap gw sendiri pun lupa. Yang ingat cuma - seperti yang bisa kamu tebak, nyokap gw. Pertanyaan: kenapa cewe-cewe selalu inget tanggal anniversary dan lupa tanggal jatuh tempo tagihan?

Akhirnya kami sekeluarga (minus Rchard dan Andrew yang masih di Jakarta) merayakan di Pondok Ikan Bakar Asian. Beugh nih tempat makan sangar bener makananya!
bonyok gw

ade-ade gw yang bencong kamera

Tempatnya lumayan besar, dengan meja-meja yang dilapisi pelastik agar seusai makan mudah untuk membersihkan meja. Pada dinding terpasang foto-foto orang ngetop (setidaknya itu pendapat yang punya restoran) yang pernah makan di situ. Sebelum kami memesan, setiap tamu dihidangkan tahu isi bumbu kacang sebagai makanan pembuka. Tidak butuh waktu semenit untuk dihabiskan. Yammy deh!
piring bekas tahu isi yang ludes dalam beberapa detik

Sesuai dengan namanya, yang dijual adalah lauk sea food. Ragamnya sangat lengkat, tidak hanya berbagai macam hewan laut saja, jenisnya pun banyak. Misalnya ikan kerapunya yang lengkap (dari kerapu merah, batu, belang, pokoknya banyak deh). Kami sendiri memesan kerapu batu steam, kepiting saus padang, kerang hijau bumbu pedas, karedok dan cah kangkung polos.

Kelebihan ke dua setelah beraneka ragam jenis hewan laut yang dijual, adalah porsinya. Sebut saja kerapunya yang seekornya saja sekilo, kepalanmya itu loh, gede bangat! Belum lagi seporsi kepitingnya itu terdiri dari tiga ekor, Kerang hijaunya mak segede kepalan tangan cewe! *pingsan*
kerapu batu masak steam

kepiting saos padang

kerang ijo saos padang

Ini perlu waktu sedikit lebih lama untuk dihabiskan. Tapi maknyos! Sayang bumbunya kurang berani. Seperti saos padangnya yang kurang nendang rasanya. Selain itu juga karena tempat makan ini di-design seperti pondokan, maka makan pada malam hari membuatnya menjadi gak nyaman - kita harus berebut makan dengan nyamuk.

sisa 'perang'

ade gw yang sedang berjuang menghabiskan makanan

akhirnya habis juga...

Overall gw kasih nilai 80 deh!

My Parent


Tepat tangga 18 Desember kemarin orang tua gw merayakan wedding anniversary yang ke 28. Sejujurnya gw sendiri lupa, bahkan bokap gw sendiri pun lupa. Yang ingat cuma - seperti yang bisa kamu tebak, nyokap gw. Anekdot: kenapa ibu-ibu selalu ingat tangal anniversary dan tanggal gajian suaminya?.

Melihat mereka, sedikitnya gw tahu membangun keluarga itu susah - wong orang pacaran aja yang notabene masih penuh bunga-bunga cinta bisa berantem, apa lagi orang yang menikah, pasti lebih banyak lagi masalahnya.

Spaghetti 'Ulangtahun' Bolognese

Setelah selesai nyiapin beberapa project buat nanti malam dan besok - ok sebenarnya belum benar-benar selesai cuma kangen ngeblog absrud, gw pengen posting post yang sudah lama pengen gw nulis, yaitu masa spaghetti Ulangtahun!

Kalo di beberapa tradisi biasanya ulangtahun atau tahun baru itu masa mi goreng (katanya biar umur panjang dan masalah banyak), maka dikeluarga gw tradisinya masak spaghetti. Gw gak tahu pastinya sejak kapan tradisi itu berawal, tapi seingat gw semenjak gw jualan spaghetti di bazar SMU gw dulu. Mungkin karena pujian dari Errick (gw sampai hafal gitu namanya?!) bilang bahwa spaghetti nyokap gw lebih enak dari spaghetti Pizza Hut, makanya keluarga gw getol bikin spaghetti tiap ngumpul. Yang kami gak tau ternyata Errick gak pernah makan spaghetti di Pizza Hut *long sigh*.

Ok, bahan-bahan apa aja yang perlu disiapkan untuk membuat Spaghetti Ulangtahun ala Joe?

Pertama, pastikan siapa dulu yang ulang tahun. Kalo gak ada yang ulangtahun gak relevan dong bikin Spaghetti Ulangtahun.

Kedua, yang gak kalah penting siapkan spaghetti keringnya. Ini gak bisa ditawar. Soalnya kalo spaghettinya digantikan dengan fetucini atau makaroni, jadinya bukan Spaghetti Ulangtahun jg - gak relevan dengan judul. Beli 750gram.

Ketiga, Beli daging sapi giling. Kalo gak salah 1ons itu IDR7000, belinya IDR10.000 aja. Ow iya, ini gw masak untuk 4-5 orang ya. Lebih dan kurangnya ditakar aja pake ilmu perbandingan> masih ingat kan rumusnya? Syaratnya angka-angka dalam perbandingan tidak boleh ada pecahan!

keempat, Beli smoked sosis. Kalo yg ini setahu gw gak bisa beli batangan, jadi beli satu bungukus, nanti ambil secukupnya.

Untuk bumbu dan saos:
  • Pasta tomat 7-8 buah ukuran sedang, itu kalo kalian mau repot. Kalo gw sih pake pasta tomat 4sdm dan saos tomat 10sdm.
  • Satu buah bawang bombai, cincang. Saran gw, motongnya jauh-jauh kalo gak mau nangis bombai. Soalnya gw butuh tiga kali bolak-balik ke WC nyeka air mata untuk bisa nyincang satu bawang bombai
  • 5 buah tomat ukuran sedang
  • 4 batang peterseli, cincang; 1/2 sdt oregano dan 1/2 sdt basil - gw gak tahu di mana kalian bisa beli ini, tapi yang pasti di pasar kopro gak ada. Gw sudah pernah tanya kok.
  • keju parmesan
  • butter
  • olive oil / minyak goreng
  • bumbu penyedap: garam secukupnya, lada hitam sebanyaknya

Cara Memasak:
  1. Rebus spaghetti di dalam air mendidih, taburi garam secukupnya. Tiriskan. Campur dengan 2sdt olive oil atau minyak goreng.

  2. Goreng bawang bombai dengan olive oil dan butter (3sdt), tunggu sampai harum. Setelah itu masukan daging giling, masak sampai berubah warna. Setelah agak kecoklatan, masukan sosi yang sudah dipotong-potong (eh ada sake sisa dari Jepang, masukan aja sekalian). Masukkan garam, lada, oregano, basil. Aduk sebentar, lalu masukkan saus tomat, pasta tomat, dan tomat yang sudah dipotong kotak-kotak kecil. Aduk dan masak terus di atas api kecil hingga mengental.
  3. Tuang saos di atas spaghetti plus parutan parmesan.


Sori kalo penyajiannya berantakan, itu menunjukan eksistensi gw sebagai cowo


Kalo masih terlalu sulit, saran gw pesan aja spaghettinya di pizza hut.

insomnia-kjk-pimidnightsale-terkilir

Insomniaku menyerang tanpa ampun kali ini, padahal malam kemarin gw sudah kurang tidur. Entah bagaimana nasib gw hari ini, karena hari ini di gw dibantai dari pagi, ke Bekasi. Semoga di perjalanan dapat gw curi secuil waktu untuk mengistirahatkan mata ini.

Serius, sering kali otak gw gak mau berhenti untuk berpikir, bekerja, bahkan untuk bengong melebihi yang dapat ditanggun kekuatan mata. Mungkin kalo bisa gw berpikir sambil tidur.

Pagi ini gw ditemani lagu-lagu Rod Stewart dari album The Complete Great American Songbook - yang sudah jenuh menghibur gw dari kemarin malam. Saat ini lagi muterin 'a nightingale sang in berkeley square' Panjang ajah nih judul. Pantes aja gw gak pernah berhasil bawain nih lagu, sebelum gw beres mengucapkan judulnya, musisi lain sudah keburu masuk intro lagu selanjutnya.

Tapi thanks to Rod, karena gw bisa dengar lagu-lagu yang selama ini hanya gw dengar dalam nada tanpa lirik - akhirnya gw tahu lagu-lagu itu berkisah tentang apa.

Seperti 'lagu-dengan-judul-panjang' tsb, berkisah mengenai cinta satu malam (kek negri dongeng - somehow musik jazz itu isinya gombal). Atau 'How High The Moon' yang selama ini sering gw bawakan dengan gaya swing, ternyata berkisah sedih tentang cinta cowo yang bertepuk sebelah tangan - yang seharusnya mungkin lebih tepat dibawakan dengan irama balad.

Ngomongin soal jazz, Sabtu besok gw akan main di KJK Monthly Gathering di JaCC bareng Mr Yudi. Adik gw juga bakalan main dengan band project dia, Andrew Permana Project. Ada Heri Toledo juga dengan bandnya. Pokoknya ramai deh. Ow iya, sebagai info tambahan Sabtu itu ada midnight sale di Plaza Indonesia (uo to 90%!), dan JaCC itu di samping GI. Jadi buat yang mau shopping tapi gak tahu habisin waktu di mana, monggo datang ya. Hm... jadi bingung mau main di KJK apa ke PI?

Terkait soal main itu ada yang mengganggu ketenangan gw dari kemarin malam. Entah kenapa tangan kiri gw terkilir di pergelangan tangan. Padahal gw gak kerja berat atau bawa bawaan berat kemarin - seingat gw. Yang nambah pusingnya lagi gw ada latihan nanti malam. Gimana coba main drum dengan tangan terkilir??

Dulu gw pernah kejadian gini juga. Waktu itu gw masih SMU. Tangan gw terkilir karena main basket, padahal lusa gw ada ngeband di SPH (Sekolah Pelita Harapan) Sentul. Itu gw yang paling anti diurut sampai rela menyerahkan diri untuk diurut. Bagaimana tidak, temen-temen seband gw memelas minta gw diurut! Alhasil selama satu jam ke depan gw teriak kek anak bencoon!! Jadi kali ini opsi untuk diurut, jangankan dicoret, masuk daftar gw pun enggak!

Temen gw ada yang kasih saran suruh rendam di air garam hangat. Yang gw tahu sih biasanya itu untuk badan pegel-pegel, mandi pake air garam (mungkin itu sebabnya orang yang tinggal di pantai jarang beli koyo). Ya gw turuti aja anjuran temen gw. Anehnya, berhasil! Dari yang sakit kalau digerakan ke atas, jadi gak berubah sakitnya - alias berhasil bikin asin tangan gw! Tinggal dikasih tepung aja nih siap digoreng.
ternyata gak cuma ikan aja yang diasinkan, tangan juga bisa

Mungkin teman-teman ada yang bisa kasih saran yang manjur?

Coin A Chance - Buka Semangat Baru

Hai, coin droppers di seluruh Indonesia! Biasanya kawan-kawan yang di luar Jakarta, atau Jogja, dan Bali suka bingung gimana caranya menyalurkan uang receh kalian buat Coin A Chance!.

Sekarang, kawan-kawan di seluruh Indonesia bisa ikut donasikan dana buat Coin A Chance! lewat Twitter!

Coca-Cola lewat kampanye Buka Semangat Baru akan mendonasikan Rp 100,- ke Coin A Chance! untuk setiap tweets (tidak termasuk replies dan retweet) dari kawan-kawan yang menggambarkan SEMANGAT, HARAPAN, OPTIMISME, atau PIKIRAN POSITIF yang diberi hashtag #bukasemangatbaru.

Hasil donasi akan dibagi rata antara Coin A Chance! Jakarta, Jogja, dan Bali. Informasi lengkapnya lihat di sini, ya: http://coinachance.com/?p=673

Kalau member Coin A Chance! di sini ada 5,000 orang dan masing-masing memberikan 1 tweet #bukasemangatbaru aja, kita udah bisa mengumpulkan Rp 500,000,- lho! :)

So, let's tweet, collect, and send those kids back to school! Thank youuuu!!!!

Disadur dari sini.

Report NgaYog Jazz Bantul 20-21 November 2009

Rekan-rekan saya pengen berbagi cerita nich …

Karena apa yang saya rasakan pada waktu datang, berkumpul dan bermain di NgaYog Bantul Yogya 2009 kemarin sangat lah berkesan, bukan dari sisi mainnya saja, tapi perjalanan, penyelenggaraan, venue, suasana, appresiasi penonton dan lain sebagainya sangatlah berkesan, tapi kali ini saya mau sharing soal Penyelenggaraan dan suasana pada waktu di Venue saja, termasuk pertemuan dengan rekan2 komunitas seluruh Indonesia …. Wuihh ngangenin …

Terus terang, dari beberapa Jazz Festival yang pernah saya ikuti, NgaYog Jazz Festival kemarin adalah salah satu yang paling berkesan.

Pada hari H tgl. 21 November 2009, saya lihat di Rundown jam 10-13 ada acara Seminar, kumpul-kumpul antara Komunitas Jazz Se Indonesia (acara ini sudah di sounding sebenarnya oleh Mas Agus Setiawan Basuni, Warta Jazz), bayangkan … saya sudah nggak sabar pengen ketemu para penggila2 Jazz yang mau capek2 berjuang untuk memperkenalkan Jazz di daerah-nya masing2.

Ok Langsung saja tepat Jam 9 Kami yang terdiri dari Saya sendiri, Nair (Drum), Taufan (Bass), Ade Irawan (piano) dan Ade Oxa (Vocal) rekan2 dari Beben Jazz & Friends yang mewakili KJK untuk main nanti malam di jemput oleh Panitia yang di wakili mbak Itong LO kita yang tak kenal lelah mondar mandir antar jemput menemani saat di Venue.

Kurang lebih 30 Menit kita sampai di Venue di wilayah bantul tepatnya di Pasar Seni Gabusan (PSG) tempatnya menampung karya seni, kerajinan Warga Yogya, dalam perjalanan juga kita melewati Desa Tembi, tempat dilangsungkannya Ngayog Jazz tahun lalu. Boleh dibilang lokasi-lokasi dilangsungkannya Ngayog jazz yang sudah 3 x ini, selalu berada di pinggiran kota, bahkan boleh dibilang di Desa-Desa, hal ini ternyata memang disengaja, dengan maksud untuk membawa Jazz lebih merakyat, dan khususnya juga memperkenal Jazz ke Desa-Desa wuahh luar biasa !!!! Pemandangan menarik bisa kita lihat pada pameran photo Ngayok tahun lalu yang diperlihatkan di sekitar lokasi, dimana di pinggir panggung ada mbok2, nenek bahkan merapat di bibir panggung, dengan ekspressi “Musik apa ini … he..he…” tapi tetap dengan wajah sumringah bahagia.

Setelah sampai, kami langsung Tek … hati kami ada yang bergetar surprise … keren banget nich tempat-nya bukan dalam artian Mewah ruang ber-AC dan sebagainya, tapi Kerennya tuch …”Artistik, Nyeni dan Nge-Jazz Banget”, Artistik nyeni ini makin di pertegas oleh BackDrof 4 Panggung yang sangat luar biasa Lukisannya itu Loooo …, Dan ke-empat panggung di Beri nama sesuai dengan nama Seniman2 Yogya yang sangat luar biasa “BASIYO” seniman lawak, pelopor dagelan mataraman dan pangkur jengleng, “KUSBINI” mewakili seniman keroncong dan komponis lagu nasional, “CONDROLUKITO” Sinden dan “COKRO WASITO” seniman gamelan, asyikk banget tuch nama-nama nya “Toub abiss dech buat Mas Jaduk yang punya konsep, serta rekan2 Warta Jazz, Panitia dan rekan Jazzer, Komunitas di Yogya yang membuat semua ini dapat terwujud (Thanks ya telah mengundang kami). Usai berkeliling panggung, kami pun ber-photo2 di depan pintu masuk yang ada GONG GEDE BANGET itu lo, kemudian kamipun melihat pameran photo dari pelaksanaan ngayog jazz sebelumnya, wuihhh photo-nya keren2 lo ….

Usai berkeliling, kamipun ngumpul dech ditempat yang telah disediakan untuk acara Kumpul2 Komunitas Jazz Seluruh Indonesia, bakalan seru nich nampak-nya … Tempat di setting lesehan santai agar tidak terlihat formal, pokoknya suasana harus cair dech khas Komunitas. Kita diatur berkeliling seperti huru U, dan di bagian tengah/depan disediakan DVD Player, Infocus jika memang suatu saat dibutuhkan (dan saya memang sudah siap nich bawa 2 bekal dvd, dvd pertama adalah hasil Dokumentasi Mas Iman pada waktu acara pertemuan KJK ke-11 di rumah saya kemayoran dan pada waktu kita Ultah pertama di Kandang Jurang Doang, dan DVD kedua adalah liputan O-Chanel pada waktu kita mengadakan acara di Pasar Gambir Jakarta) dengan maksud nanti akan saya pasang untuk sharing, biar rekan-rekan di daerah yang belum pernah datang, menyaksikan langsung acara pertemuan kita, jadi bisa lihat dan punya gambaran mengenai pertemuan yang kita suka adakan tiap bulan tersebut.

Acara ini di buka oleh Moderator mas Aji Wartono, Warta Jazz Yogya, kemudian dilanjutkan sambutan dari Mas Jaduk yang pada akhir sambutannya memberikan info kalau Fritz Thom Presiden Organisasi yang megang 12 Festival Jazz di Eropa juga akan hadir, dan selain anggota komunitas juga hadir pemain, serta budayawan seperti Franki Raden budayawan kita yang banyak mengajar di luar negeri, yang kebetulan baru datang ke Indonesia, selamat datang Mas Franki …

Usai Mas Jaduk memberi sambutan di lanjutkan dengan sharing dari setiap masing2 komunitas, Saya mendapat giliran pertama untuk sharing, saya cerita panjang lebar mengenai keadaan komunitas saat ini, dan juga menceritakan apa yang telah kita capai, selain itu juga saya sharing mengenai kendala2 awal, kemudian tantangan berikut-nya dari tahun 2, 3 s.d ke 5 hingga saat ini. Karena mungkin tantangan awal di tahun2 pertama bagi komunitas yang baru, adalah upaya bagaimana agar masyarakat mau datang ke komunitas yang di bentuk, namun nanti setelah masyarakat sudah mau datang dan makin banyak, tantangannya ada lagi dst. Wah panjang banget ya kalau ditulis semuanya apa yang saya utarakan, pokoknya seru dech …, giliran berikutnya Mas Niman dari Klab Jazz Bandung, kemudian satu persatu sharing Komunitas Jazz Pekalongan, Malang, Riau, Batam, Surabaya, Palembang dan terakhir Komunitas Jazz Yogya, dan setelah semuanya selesai sharing. Saya diminta untuk memberikan masukan/usulan, biar ada progress juga dari pertemuan ini, yang boleh dibilang adalah pertemuan kedua, dimana yang pertama waktu itu sempat kumpul2 juga di Cendrawasih room Java Jazz 2006, kemudian dilanjutkan di Ngayok Jazz ini. Pertama saya mengusulkan:

1.Kerjasama Event,
maksudnya adalah jika sebuah komunitas mengadakan suatu event, paling tidak prioritas untuk menawarkan komunitas lainnya untuk mengirimkan wakilnya, paling tidak hal ini membantu menggairahkan, menghidupkan band2 yang lahir dari Komunitas.

2. Distribusi Pemain,
jika ada kebutuhan pemain disuatu daerah misalnya , untuk special Event maupun regular Komunitas lainnya bisa membantu. Misalnya untuk kebutuhan entertaint, variasi dll. Saya membutuhkan pemain yang berasal dari Pekalongan, nach KJP bisa mengirimkan salah satu band terbaiknya untuk datang Ke Jakarta sesuai kebutuhan, ataupun hal ini berlaku bagi band2 daerah yang ingin merantau ke Jakarta, kemudian mau mencari tempat bermain, paling tidak mereka punya link awal dari komunitas2 yang berada di Jakarta demikian juga sebaliknya.

3. Membantu Komunitas dalam mengadakan event, termasuk membantu link/approaching ke artis2 yang dibutuhkan atas nama Paguyuban Komunitas Jazz Indonesia, maksudnya suatu saat sebuah komunitas yang masih baru, dan belum besar ingin mengadakan event, kemudian membutuhkan artis2/players tertentu untuk main, tapi nggak punya link-nya, atau punya Cp tapi masih sungkan untuk menghubungi secara langsung, nah hal ini Komunitas Lainnya dapat membantu untuk kebutuhan hal tersebut, agar tercapai apa yang di inginkan. Yang penting juga komunitas yang bersangkutan jangan sungkan untuk mohon bantuan ke komunitas lainnya.

4. Membuat suatu wadah untuk komunikasi se hari-hari
Bisa facebook ataupun membuat milis khusus untuk hal ini, agar keseharian kegiatan masing2 komunitas bisa terpantau/segera di ketahui komunitas lainnya.


Saya rasa itu saja untuk sementara sudah cukup, sampai nanti suatu saat kita bisa berkembang ke sasaran2 yang lebih besar, Hayookk Komunitas Jazz se Indonesia Majuuu Terusss ….


Wah sudah hampir jam 2 siang nih, harusnya sesuai jadwal jam 1 acara ini sudah selesai untuk makan siang, jadi molor dech, tahu sendiri dech kalau komunitas sudah ngumpul, hayoookk dech kita makan dulu … obrolan yang lebih santai namun seru dilanjutkan sambil makan, sambil sebagian menonton dvd yang saya bawa dari Jakarta, kemudian masing2 peserta, dapat bingkisan kenang2 an dech dari Panitia.



Kalau cerita dari sisi Main , secara singkat:

Kami, beben jazz & friends yang mewakili KJK, sesuai Rundown main usai Maghrib jam 18.30, dan venue masih diguyur hujan rintik2 alis gerimis, namun pengunjung luar biasa makin ramai tidak bergeming. Dan kami yang mendapat panggung paling depan yaitu Panggung Basiyo yang sangat artistic, selain itu juga di sebelah kanan panggung artistiknya ditambang dengan parade VW yang menambah seru suasana, pokoknya asyik banget dech pemandangannya, kemudian penonton merapat ke panggung berdiri, ada yang payungan, ada yang cuek aja basah dikit, ada juga yang nonton dari stand2 yang ada tenda-nya, pokoknya masing penonton punya gaya yang nyaman dengan versi-nya masing2 dech. Sebagai lagu pembuka Now it’s the time dari Charlie Parker sebuah Blues dari era Bebop, usai lagu ini saya langsung menyapa penonton sambil memberikan pertanyaan Quiz seputar bebop, yang benar menjawab saya kasih hadiah sebuah pick guitar yang ada logonya KJK nya dech, usai Now it’s the time, dilanjutkan dengan lagu kebangsaan it had to be you, kemudian don’t get around much anymore, Mr.P.C, Take the A Train, body and soul, the girl from ipanema hingga ditutup dengan Cheek to cheek.

Selain bermain, kita sambil menyelipkan, memberikan quiz2 lainnya , dan di sela2 lagu juga saya sambil bercerita kadang mengenai history jazz secara umum selain itu kadang juga cerita mengenai sejarah atau pun makna lagu yang dinyanyikann. Yang saya salut 2 acungan jempol, penontonnya sangat appresiatif sekali, menyimak, memberikan applause yang tulus usai setiap lagunya, sementara mereka tetap menonton sambil diguyur hujan yang turun dengan hitungan ¾ kadang 4/4, kadang 6/8 dengan variasi tempo dari mulai largo hingga vivace …

Akhirnya kami turun panggung dengan perasaan yang sangat bahagia, begini nich harus-nya Jazz di hargai … Luar biasa memang Yogya, Toubb Banget dah …


Secara singkat, intinya : (wahh.. sudah 4 halaman word, masih bilang secara singkat ya) …. Hayook dech, Masukkan Ngayok Jazz tahun depan ke dalam kalender tahunan/liburan/ jazz para kjker’s

Ini salah satu Festival Jazz yang sangat layak di Kunjungi … punya gaya dan kesan tersendiri, hanya 1 jam kok naik pesawat, atau hanya 8-10 jam kok naik kereta, seru kali ya kalau kita 1 gerbong KJKer’s semua isinya he..he.. ok. Sekian dulu.

Thanks ya sekali lagi buat Mas Jaduk, Ngayok Jazz, dan Warta Jazz yang telah mengundang kami. Thx ..thx …thx ….



Salam,

Beben jazz


*foto menyusul

Musik Berkeluh

Terkadang gw heran dengan orang yang gak bisa menerima perbedaan. Ada apa sih dengan kalian??

Setau gw negara kita ini bhineka tunggal ika - kata guru SD dulu, berbeda-beda tapi tetap satu. Tapi sekarang gw jarang tuh lihat berbeda bisa tetap satu, yang ada berbeda-beda tapi jadi ribut.

Apesnya hal keseragaman ini dibawa ke dalam institusi seni. Mungkin kalo dalam disiplin ilmu lain masih bisa lah dosennya maksa pake teori tertentu dengan berbagai alasan. Tapi kalo seni, namanya juga rasa, gimana mau dipaksakan?? Kalau siswa bermusik gak seperti selera dosennya, atau gak sesuai dengan selera umum sekolahnya, lantas seni siswanya di-judge bikin sakit telinga?? Seharusnya institusi membatasi ukuran pada pijakan teori dan landasan ilmiah dan bukan pada penilaian rasa/selera, karena bagaimana pun rasa tidak bisa diukur dan dihitung (makanya gak ada mata kuliah soal rasa/feeling).

Gak usah di institusinya deh, di industrinya aja demikian. Kalo kemarin MIA 2009 (MTV Indonesia Award) menyediakan nominasi untuk Cutting Edge, maka bisa gw bilang yang namanya Cutting Edge ala MIA juga sedikit bedanya dengan musik yang dibilang komersil.

Duh, kalo kita hanya mau dengar apa yang kita senangi saja dan gak buka telinga, mata, hati kita untuk hal baru, maka gak heran musik di Indonesia justru mengalami penurunan kualitas secara fundamental.

Itu juga yang terjadi dalam industri musik saat ini, semuanya seragam dengan alibi mengikuti trend. Yang gw mau bilang adalah segala seni yang dibuat berdasarkan permintaan adalah 'komoditi orderan', sama halnya seperti orang request puisi, atau lukisan wajah. Satu-dua kali masih wajar, keseringan namanya seniman orderan. Gw bahas lebih lengkap di posting_ini.

Pada akhirnya bikin musisi, seniman, dan bangsa ini secara umum gak berani tampil beda, gak berani nunjukin diri mereka apa adanya. Kalo yang kek gini dilanjutkan terus, gak heran kalo suatu saat nanti Indonesia itu isinya orang jawa aja; gak heran kalo musik pop kita nanti cuma pop melayu; gak heran nanti musik jazz kita isinya cuma fusion (dengan bumbu comping dan sedikit minor 7).

Makanya berubah dong! Coba belajar terima perbedaan. Gw juga awalnya bukan orang yang akrab dengan perbedaan, tapi gw belajar untuk melihat, mendengar, dan menghargai perbedaan tersebut tanpa statment dan judge, tanpa kotak dan prasangka. Tanpa warna lu gak akan menarik. Jangan takut tampil beda, justru malu kalo tampil sama.




Sent from my BlackBerry® Jave

Model Industri Musik Yang Ideal



Kompas Hari Selasa, 27 Oktober, halaman 34, Hermawan Kartajaya dan Waizly Darwin mengangkat Starbucks sebagai tema model bisnis, dengan judul "Mengembalikan Pengalaman Starbucks Lewat Caring". Kalo gw gak baca artikel tersebut, gw gak akan tahu kalo ternyata Howard Schultz sempat turun dari tampuk CEO kerajaan Starbucks, sebelum akhirnya Januari 2008 kembali menjadi CEO Starbucks.

Yang membuat Schultz kembali menjadi COE karena memudarnya Starbucks Experience (bahkan sampai dibandingkan dengan McD dan Dunkin Donuts). Tugas Schultz mengembalika The Starbucks Experience tsb *hm... seperti sinopsis film ya?*

Sebenarnya artikel ini tidak langsung menarik perhatian gw, kecuali soal Starbucks Experience yang pernah gw baca bukunya. Cuma pada hari yang sama, saat gw pulang dari rumah mas Beben, gw baru sadar bahwa nota pribadi Schultz berbicara secara global - dan bagi gw adalah soal musik dengan perangkat industrinya.

Saat di rumah mas Beben, sambil nunggu selesainya giliran mati lampu, kami jammin' lagu-lagunya the Beatles. Dari sana obrolan soal musik pop jaman sekarang muncul. Teman gw, yang juga musisi, bahkan sampai berkata di twitter-nya, "beberapa band yang sedang beredar di TV, benar-benar merupakan penghinaan terhadap seni musik..."

Mungkin sudah menjadi rahasia umum, bahwa untuk nembus top40 indonesia, kalo gak pop melayu, ya pop kacangan - semakin murah, makin laku (mungkin sesuai dengan prinsip orang Indonesia kali ya, 'yang penting murah'). Alasannya juga macam-macam, kebanyakan karena "orang awam kan gak suka musik yang ngejlimet", atau "permintaan pasar kan memang demikian, konsumen kan raja".

Kalo ide dan gagasanmu masih seperti itu, coba baca tips dari company yang melegenda ini.

Dalam nota pribadinya yang dia kirimkan secara berkala kepada seluruh pegawainya, Schultz menyatakan bahwa the Starbucks Experience hanya akan dicapai jika tiap pegawai menunjukan RESPECT dan DIGNITY bagi customer. Ini menunjukan bahwa Starbucks tidak menjadikan customer raja, tapi sebagai pihak yang setara.

Meskipun Schultz selalu berbicara tentang menjadikan customer sebagai pusat dari segala aktifitas perusahaan, dia tidak percaya pada customer survey. Jika Schultz ingin mengetahui lebih banyak tentang customer, dia akan mengamati sebuah outlet. Ini berarti Starbucks tidak selalu mengikuti apa yang diminta oleh konsumennya secara eksplisit melalui survey, namun lebih pada observasi langsung - apa yang sebenarnya diperlukan oleh customer. Hingga kini Chultz masih mengunjungi 25 outlet tiap minggunya.

Contohnya pada akhir 2008, Starbucks di US menghentikan penjualan sandwich sarapan yang dihangatkan tiap paginya. Meskipun sebagian besar customernya menyatakan bahwa mereka senang dengan produk tersebut, Schultz merasa bahwa aroma dari sandwich mengganggu aroma kopi yang menjadi ciri Starbucks. Tidak semua yang diminta oleh konsumen itu harus dipenuhi oleh perusahaan.


Gw menyimpulkan ada lima alasan kenapa konsumen tidak bisa menjadi raja industri musik:
  1. mereka jarang mengetahui tujuan mereka, apa yang benar-benar mereka inginkan. Sering kali mereka hanya membeli CD atau RBT karena itu yang dibeli teman mereka, karena itu yang sering didengarkan di radio, karena itu yang sering dinyanyikan pengamen, karena itu yang tranding saat ini. Ambil satu contoh, customer bilang musik kangen band sederhana dan enak, sayangnya mereka gak tahu apa arti sederhana dan enak didengar.
  2. permintaan mereka sering berubah-ubah. Kenapa? Karena permintaan mereka bukan didasari oleh kebutuhan, tapi karena keinginan. Gak usah musik deh, makanan aja yang katanya kebutuhan sekunder aja orang beli nasi padang bukan karena dia butuh tapi karena lagi ingin makan padang. Sebagai penjual kita tidak mungkin menyediakan semua yang diinginkan pembeli, karena cepat atau lambat kita pasti tewas! Seperti Schultz, dari pada mengikuti keinginan customer, dia malah mengarahkan keinginan tsb. Kenapa customer tidak diberi kebebasan? Baca poin nomor satu.
  3. mereka tidak dapat dipercaya. Customer tidak merasa punya kewajiban apa-apa saat dianggap menjadi raja. Tapi kalo diperlakukan mereka setara, mereka akan loyal dengan karyamu.
  4. Penilaian mereka subjektif. Walaupun sebagus apapun lagu kamu, kalo kamu bukan siapa-siapa mareka, mungkin tidak akan dihiraukan. Jika tahu hal tsb, maka dengan tulus jadikan mereka kawan kamu dari pada menjadi sumber uang kamu.
  5. Karena selain hak ada kewajiban juga, dan sering kali customer kita lebih senang menuntut hak sebagai raja dari pada melaksanakan kewajiban sebagai raja.

Bedakan antara band cafe dengan band rekaman. Kalo gw punya band cafe, gw akan mainkan apa yang diminta pendengar gw. Tapi kalo gw band rekaman, gw akan mainkan suara nurani gw, karena itu nanti yang akan didengar anak-cucu gw.

Budi Darma juga pernah menyampaikan pesan yang senada,
Harus ada karya seni (sastra) yang serius dan idealis. Yakni karya yang tidak perlu dibaca/didengar masyarakat secara luas, tetapi mempunyai daya jangkau pemikiran yang berdimensi masa depan. Karena yang menggerakan dunia bukan massa, melainkan pemikir-pemikir yang jumlahnya sedikit namun berpengaruh.

Demikian pula dunia sastra. Apa yang terjadi di dunia buku bacaan saat ini dipandang Budi Darma sebagai kecenderungan budaya pop, saat selera masyarakat terus berubah. Banyak buku yang terbit menjadi popular, namun cepat tenggelam. Mirip seperti band-band saat ini kan?

C'mon guys, maju untuk Indonesia yang lebih baik!




Sent from my BlackBerry® Jave

JakJazz 2009 Urung Digelar

Di ujung simpang siur ada tidaknya JakJazz tahun ini, siang ini akhirnya kepastian itu datang dari IMPro melalui telpon ke redaksi wartajazz.com, menginformasikan bahwa parlehatan JakJazz 2009 dengan terpaksa ditiadakan. Memang kabar angin soal ini sudah terdengar jauh akhir bulan lalu.

Ngomongin Jakarta Jazz Festival, mau gak mau pasti bikin inget sama Java Jazz Festival. Kenapa justru 'adik' festivalnya ini lebih jaya dibandingkan dengan kakaknya, setidaknya lebih sukses. Kalau ada yang bilang JJF juga mau bangkrut - seperti yang sering didengar 'ini festival terakhir' tiap tahunnya, maka gw bilang itu hoax banget. Faktanya tiap tahun mulai dari tahun ke tiga JJF meraup untung bukan main besarnya.

Secara logika seharusnya JakJazz yang punya pengalaman menyelenggarakan festival jazz bersekala dunia sejak 1991, tapi faktanya sejak JakJazz diselenggarakan kembali, nampaknya malah terseok-seok jalannya.

Melihat JakJazz dengan Java Jazz sama halnya seperti melihat idealisme dengan komersil, sama halnya seperti melihat musisi punya acara dengan pengusaha bikin acara.

Dari banyak segi JakJazz kalah dibandingkan dengan JavaJazz; kalah SDM, kalah modal, kalah koneksi, dan kalah populer. Untuk modal dan koneksi gw gak akan bahas itu di sini, karena bakalan bikin polemik panjang nantinya. Tapi gw mau ngomongin soal 'kalah populer'.

Bagaimana pun musik jazz memang bukan musik yang populer di Indonesia karena beberapa sebab. Pertama jazz bukan musik tradisional bangsa kita. Kedua karena untuk belajar dan mengerti jazz butuh waktu, gak bisa karbitan (seperti musik pop kita saat ini, baru belajar gitar sebulan sudah masuk rekaman - entah SDMnya yang sakit atau komputernya yang sakit). Dua alasan utama tersebut bikin jazz jadi musik yang gak mainstream.

Berbeda seperti di US yang memang menjadi asal musik jazz sekaligus musik tradisional mereka. Maka gak heran saat summer di sana bertaburan festival dan event jazz. Gak heran yang datang bisa ratusan ribu orang dalam sekali event. Mungkin kalo di sini seperti festival dangdut kali ya, di mana om Rhoma Irama bisa bawa masa puuhan ribu orang.

Gimana dengan eropa? Gw belajar satu hal dari sifat orang eropa, dan kebanyakan orang-orang barat, mereka senang menganalisa, dari masakan, geologi bahkan sampai ilmu seni, termasuk musik. Musik jazz sendiri setelah masuk era bebop menjadi musik yang bidang ilmiah yang bisa diukur dan dianalisa. Maka musik jazz pun menjadi musik yang diteliti bagi orang eropa. Itu sebabnyak juga mengapa antara jazz US dengan jazz eropa memiliki perbedaan pendekatan sendiri-sendiri dalam berimprovisasi.

Maka bagaimanapun bisa dimaklumi pamor festival jazz tanah air gak akan bisa nyamai di luar sana.

Lalu kok Java Jazz bisa sukses?

Karena JavaJazz lebih banyak musik komersilnya dari pada musik jazz-nya itu sendiri. Ngomongin JavaJazz hanya 30% nya aja yg benar-benar jazz, mungkin malah gak sampai. Terlepas dari pro dan kontra, pendekatan yang dilakukan manejemen JavaJazz terbukti berhasil.

Mungkin selain pendekatan gaya JavaJazz, ada satu lagi yang bisa diperbuat, adalah memasyarakatkan musik jazz di tanah air. Gw rasa sudah cukup image bahwa musik jazz harus dibawakan di dalam hotel-hotel mewah dengan mengenakan setelan jas. Sudah waktunya jazz dimainkan di warung-warung kopi tubruk.





Sent from my BlackBerry® Jave

Mencecap kopi susu Dunkin'

Seharusnya ini tidak menjadi penantianku yang lama, setidaknya itu yang dijanjikannya.

"Itu tergantung durasi video-nya aja, Yud. Kalo durasinya sejam berarti ditunggu sejam, 90 menit ya segitu juga. Tapi itu belum sama editnya loh".

Videoku cuma 55menit, kalau aku hitung mungkin aku tunggu paling lama dua jam. Tapi kenyataannya setelah keliling La Piazza, 'autis' di Gramedia 1st MKG, sampai akhirnya terdampar di Dunkin' Donuts, aku rasa penantianku dikhianati - hampir empat jam tanpa kabar.

Video ini sebenarnya erat dengan posting sebelum posting ini (seharusnya). Tapi sepertinya posting soal 'Coltrane Night' itu harus diundur sampai minggu depan.

Diakhir minggu ini aku punya jadwal JGTC (Jazz Goes to Campus) workshop jazz di Pisa Cafe Mahakam. Sedangkan malamnya menghadiri resepsi saudaraku di Depok. Kesal rasanya melihat saudara-saudaraku seenaknya bikin hajatan di ujung sana, mengingat jauhnya jarak yang harus kutempuh, ditambah lagi hujan yang getol-getolnya ngapelin Jakarta. Demi apa? Demi mendengar pernyataan kecewa keluarga besarku.

"Cek, kamu ini bodoh sekali. Cewe sudah ketemu oma di Kupang sana, masa gak jadi??" (gak pernah absen loh pernyataan seperti ini tiap ketemu selama hampir 3tahun?!).

Duh Gusti, kalo dengan perkosa perempuan itu bisa menikahinya, sudah kulakukan saat lampau.

Dua situasi tsb ditambah meeting-meeting akhir tahun yang menjadikanku beralasan posting paling cepat berikutnya minggu depan. Aku harap kegiatan tsb tidak membuatku drop, karena empat hari sakit sudah membuatku melewatkan hal-hal penting; absen acara di Goethe Haus, dan bolos Fest Periklanan Indonesia, Citra Pariwara.

Sick is suck, man! Tapi bukannya sakit adalah cara tubuh mengistirahatkan organnya? Setidaknya hanya saat sakit aku bisa tidur 12jam tanpa mengeluh badan pegel seperti tua berbau tanah.

Dengan sakitku, ditambah jadwal akhir tahun yang semakin sesak, menjadi tersangka utama absennya beberapa film yang terancam tidak sempat aku tonton. 2012 salah-satunya dan Christmas Carol salah-duanya (tadi sempat membuatku menatap nanar di etalase 21 MKG). Ada beberapa film baru lagi yang nongol minggu ini, selain New Moon (maaf, tidak menarik), ada Planet 51 dan Eastern Promises. Terus-terang film yang kusebutkan berurutan terakhir itu tidak menarik hatiku (sekedar mengingatkanku banyak film baru).

Chistmas Carol - padahal ini film Natal satu-satunya yang aku tahu akan keluar di akhir tahun ini dan kemungkinan besar akan aku lewatkan. Natal tahun ini rasanya datang lebih awal, di mana minggu pertama November saja hujan selalu menyapa tiap pagi. Sayang sebagian besar aku lewatkan karena kondisi yang kurang fit (yang akhirnya sakit). Natal tahun ini mungkin punya arti banyak, dan aku takut aku melewatinya begitu saja.... dadaku sedikit berdebar....


Oh ternyata efek dari minum kopi susu-nya Dunkin'. Mungkin karena sudah lama gak minum kopi.

Telponku sudah berbunyi, gak terasa aku sudah duduk menulis selama sejam. Waktunya menagih upah menungguku.

Have a good weekend mate.





Sent from my BlackBerry® Jave

Selamat Hari Pahlawan!

Bicara soal pahlawan di Indonesia itu susah, susah, dan susah - gak ada gampangnya. Entah mengapa Indonesia susah sekali untuk memiliki figur pahlawan. Padahal ada hari pahlawannya. Berbeda seperti di US, mereka gandrung dengan yang namanya kepahlawanan (gw gak tau mereka punya hari pahlawan atau gak). Mulai tokoh-tokoh kartun yang sudah banyak dibuatkan layar lebarnya, sampai kisah-kisah heroik yang kadang suka mendramatisir, seperti Behind the Enemy Line atau Rambo. Intinya mereka menikmati kisah kepahlawanan tersebut dan mungkin berusaha menyemangati hidup melalu cara demikian.

Kembali ke Indonesia. Jangankan tokoh kartun kita (baca pewayangan) seperti gatotkaca, hanoman, bahkan pahlawan kemerdekaan kita saja jarang mendapat tempat di hati kita. Gak ada tuh yang pajang dan bikin themes HPnya dengan figur Dipenoegoro atau Jendral Sudirman. Maka dengan itu gak heran polisi yang seharusnya jadi 'pahlawan' bagi rakyat kecil, justru sering kali dicemooh bahkan diragukan kredibilitasnya. Kebanyakan juga karena polisi tidak juga bersikap seperti layaknya pahlawan.

Mencari pahlawan sama susahnya dengan menjadi pahlawan. Gw dengar Gunawan Mohamad, mantan redakturnya Tempo, pernah melakukan riset untuk mencari tokoh panutan atau sebutlah pahlawan di Indonesia ini, dari lapisan mana saja, dan dari Sabang sampai ujung Merauke. GM hampir putus asa sampai akhirnya dia tiba di Jakarta dengan senyum tipis. Ternyata masih ada pahlawan yang berdiri tegap, Pahlawan Supermarket (baca: HERO).

Di mana masalahnya?

Gw gak mau berasumsi terlalu jauh, tapi gw menebak dari salah-satu quote di film Spiderman, 'remember, with great power comes great responsibility'. Gw rasa masalahnya terletak pada tanggung jawabnya itu. Sedikit dari kita yang mau bertanggung jawab, bisa dilihat dari angka kaburnya anak-anak muda ke luar negri sehabis hamilin pacarnya, atau dilihat dari banyaknya kasus tabrak lari (kebanyakan yang gak lari itu karena gak sempat kabur).

Dua hal yang gw pikir menjadi ciri khas para pahlawan -- keadilan dan menolong yang lemah, merupakan tanggung jawab yang besar dan itu yang banyak orang gak minati dan gak tertarik menjadi pahlawan. Saat kita tidak tertarik menjadi pahlawan, kita gak akan tertarik ngomongin pahlawan. Sama halnya saat gw tertarik menjadi penulis, gw akan antusias ngomongin buku beserta penulisnya.

Tanggung jawab ini yang sedikit dimiliki. Kerjaan dan keluarga aja sering ditelantarkan, boro-boro menjadi pahlawan. Namun yang namanya tanggung jawab pasti akan selalu dituntut dan pada akhirnya mau tidak mau harus dipertanggungjawabkan. Kita gak bisa pungkiri takdir tsb, sama halnya seperti kematian.

Tanggung jawab kita adlah mengerjakan bagian kita dengan baik. Bukannya ada yang bilang kita ini anak terang dan garam dunia? Yang namanya terang itu punya tanggung jawab untuk mengusir gelap; yang namanya garam itu punya tanggung jawab untuk membuat asin. Kalau ada terang yang malah ikut-ikutan gelap saat ada gelap bukan terang namanya. Kalau ada garam yang malah jadi asem, bukan garam namanya.

Artinya gak usah takut lu gak bisa terbang kek Superman, atau gak dikelilingin cewe super seksi seperti 007, asalkan lu selalu menegakan keadilan dan menolong yang lemah, lu gak kalah keren dengan mereka.

Selamat hari Pahlawan!



Sent from my BlackBerry® Jave

W.A.R winner International Asian Beat 2009!!

saat WAR bertanding di National Convention Hall of Yokohama. Gambar diambil dari sini.

Agak kesulitan sebelumnya mencari Informasi soal acara Asian Beat yang berlangsung di National Convention Hall of Yokohama, hari Minggu (8/11). Kali ini gw harus berterima kasih kepada blogger Malaysia, karena kalo bukan dari blog mereka, gw gak akan tahu band wakil dari Indonesia, Walk After Running, winner International Asian Beat 2009! Thanks juga buat kaskus untuk infonya.

Selamat ya buat W.A.R dan thanks untuk setiap support-nya, baik para sponsor, donatur bahkan yang doain hehe...


Berita resminya bisa dilihat di_sini, dan di_sini.




Sent from my BlackBerry® Jave

Kecewa dengan GRDS

Senin, 2 November 2009 pukul 17.28 wib, gw terima telp dari sekertariat GRDS (Gilang Ramadhan Drum Studio), bicara dengan sodari Dewi. Gw dibuatkan janji interview dengan mas Gilang hari ini, jam 14.00 di head office GRDS jl Sultan Iskandar Muda 16E, Arteri Pondok Indah Jakarta.



Gw sanggupkan dan tiba di head office GRDS pukul 13.28, gw sengaja datang lebih awal. Gw nunggu sampai jam 15.12 dan baru dapat kabar bahwa mas Gilang belum dikonfirmasi untuk janji hari ini!



Gw gak tau deh siapa sebenarnya yang salah dalam hal ini, tapi gw benar-benar kecewe dengan GRDS managment! Gw mungkin gak sesibuk musisi nasional, tapi gw juga punya kegiatan lain! Tolong lain kali dipastikan terlebih dahulu, jangan korbankan waktu orang.









Sent from my BlackBerry® Jave

TGIFTBISHTWF

TGIFTBISHTWF - Thank God It's Friday, Too Bad I Still Have to Work First.

Kemarin malam hampir gak bisa tidur membayangkan bakal padatnya hari ini.

Pagi gw harus ke Grogol hanya demi potong rambut, soalnya salon langganan gw di Citra Land. Gw males nyoba-nyoba tukang cukur, karena kesalahan potong itu harus ditebus malu sepanjang bulan, sampai bisa dipoto kembali. Jadi seperti Sielly bilang, bakalan parno kalo potong rambut di tempat yang baru.

Mungkin ada yang bisa rekomendasikan salon dan tukang cukur yang cihuy di Kelapa Gading?

Habis potong rambut, gw harus ke radio dalam, liat the Cumlaude rampungin last taking mereka. Mastering sudah harus jadi November dan sampai sekarang gw selaku menejer mereka sama-sekali belum pernah dengar lagu-lagunya. Edan!

Harusnya dari sana gw ke Ciputat, bantu Sandy Winarta preparing for tonight. Tapi gw batalin karena harus ngurus perform W.A.R di Pisa cafe untuk private party. Maaak..!!!

Oh belum kelar karena dari Pisa Menteng, gw harus ke Au Lait cafe untuk persiapan Friday Jazz Night Event, tonight 8-11pm! *pingsan*

Dan saat ini gw lagi di Starbucks Skyline sambil nunggu untuk ke Pisa Cafe.

Tapi kerjaan itu rejeki, bukan untuk dikeluhkan tapi disukuri. Betul?


TGIFTBISHTWF....



Ps: Ow ya kalo sempat datang ya ke Friday Jazz Night Event, present Sandy W, Indrawan & Robert(from Berklee). Tonight 8-11pm, Au Lait Cikini. Enjoy the real experiance of jazz!



Sent from my BlackBerry® Jave

Vote W.A.R for Grand Final International Asian Beat Competition 2009

Guys, tanggal 8 November 2009 W.A.R - Walk After Running (band ade gw) akan mewakili Indonesia dalam grand final International Yamaha Asian Beat Competition 2009 di Yokohama Jepang. Sebagai bentuk dukungan dan solidaritas atas wakil Indonesia untuk mengharumkan Indonesia di dunila internasional, salah-satunya kamu bisa dukung mereka melalui voting.

Berhubung pagenya berbahasa jepang, berikut langkah-langkah voting yg coba gw rangkum...

untuk vote W.A.R:

  1. klik link http://www.facebook.com/l/627d5;www.vibirth.com/competition_details/yamaha/
  2. akan muncul page GRAND FINAL Web Vote. Klik button VOTE yang ada di kiri atas.
  3. munculah page yg berisikan 13 band peserta. Cari yang bernama W.A.R (Walk After Running), lalu klik button yang di bawah gambarnya.
  4. setelah itu akan muncul Web Widget yg berisikan biografi W.A.R. ditunggu aja, memang agak lama.
  5. setelah muncul, klik tulisan COMPETITION yang ada di sebelah kiri atas Web Widget.
  6. kalau kamu mau dengar lagunya, klik play. Untuk vote, ada dua button, atas dan bawah. Klik yang atas, jangan yang bawah.
  7. Setelah itu akan muncul kolom kosong, silakan kamu masukkan emailmu lalu klik button yang ada di bawahnya.
  8. Terakhir, kamu login email yang tadi didaftarkan, cari email dari VIBIRTH. Di email tsb kamu klik aja link yg di bawah tulisan "To complete your vote, please access the following link". Setelah itu akan kembali ke web awal, tapi kali ini cuma ada gambar W.A.R. Klik satu-satunya button yang ada di page tersebut.

Kalau kamu punya lebih dari 1 email, kamu bisa vote lagi... Tolong bantu sebarin ya. Dan thanks a lot b4.




Sent from my BlackBerry® Jave

My title of blog

Setelah beberapa kali ganti title sejak Joe's House, akhirnya gw milih 'Calling it Anything' sebagai title pengganti Joe's House - dari rumah pindah ke jalanan. Mungkin analoginya gw sebagai seorang anak yang ngeblog akhirnya berontak dan keluar dari rumah. Cih noraknya!

Awalnya gw juga bingung mau dikenal seperti apa dan dimengerti bagaimana. Lalu gw inget pengalaman ini pernah dialami oleh salah-seorang yang berjaya pada masanya, Miles Davis.

Sebagai seorang tokoh panutan music jazz pada masanya, dia merasa tidak bebas lagi berkarya yang disebabkan tanggung-jawabnya sebagai musisi dunia. Apa yang diperbuat dan dilakukannya sering memaksanya untuk menjelaskan alasan dibalik karyanya kepada dunia.

Bentuk protes dari kondisi tersebut salah-satunya adalah dengan membawakan sebuah repertoar yang memukau 600,000 penonton di the Isle of Wight Festival. Musik yang rumit sekaligus jauh melampaui nalar orang-orang pada masanya, dibawakan bersama musisi kawakan lainnya, seperti Herbie Hencock, Chick Corea, Jack Dejohnette, Carlos Santana, dan banyak lagi.

Saat itulah, seusai pertunjukan Miles ditanya judul salah-satu repertoar yang dibawakannya, "Miles said, 'Call it Anything'". Itu justru disangka title dari repertoar berdurasi hampir 40menit tsb.

Gw gak berusaha meniru Miles, gw hanya mengambil filosofinya. Dari pada mencari tau alasannya (yang kadang pengarangnya sendiri juga bingung), lebih baik nikmati saja repertoarnya. Kamu bisa sebut blog gw catatan harian, tempat sampah, ajang kenalan, or Call It Anything.





Sent from my BlackBerry® Jave

Bagaimana Kamu Makan?

Gw rasa hal terbanyak yang kita lakukan selama hidup kita, selain mengeluh, adalah makan. Dan sama seperti mengeluh, kita juga punya cara tersendiri untuk menikmati makan kita.

Gw sendiri punya beberapa hal yang pantang gw lakukan saat makan, kebanyakan konyol. Misalnya gw gak bisa makan dengan sendok dan garpu yang berbeda ukuran dan bentuk gagangnya. Lebih baik gak usah pake salah-satunya atau dua-danya.

Kalau beberapa orang bakal mual jika makan sambil liat sesuatu yg menjijikan (misalnya makan sambil ditemani film SAW, atau makan sambil liat foto isi perut yang terkulai dan otak yang berceceran), gw justru gak bisa makan sambil nonton film horor. Bahkan secupu-cupunya film tsb (seperti Scooby Doo, atau Casper), gw tetap gak bisa makan. Rasanya mual. Gw pernah muntah popcorn dan coke saat nonton Casper on the Movie di 21. Shame on me!

Aneh? Gw rasa kebanyakan dari kita memang menyimpan ke-esentrikan tsb (jika tidak mau dibilang aneh). Mulai dari apa yang tidak disukai sampai ritual khusus saat makan Contohnya teman gw ada yang gak bisa makan kalau dengar orang bersendawa. Temen gw yang baru balik ke Bali, dia sama sekali gak bisa makan jeroan (termasuk ati). Bukan sengaja dibuat-buat, karena dia akan reflek muntah jika makan jeroan (tanpa dia ketahui sebelumnya ada jeroan di makanannya).

Untuk ritual, ada yang kalau makan lebih nyaman berdiri. Temen SMU gw yang sekarang kerja di Ausie selalu menghabiskan nasi terlebih dahulu sebelum makan lauknya.

Gw juga percaya, pasti kalian juga punya keunikan saat makan. Kalo gak keberatan boleh di bagi, siap tau ada yang lucu.




Sent from my BlackBerry® Jave

review gathering klinikdrum 17 Oktober 2009

Tepat Sabtu kemarin, tanggal 17 Oktober 2009, Klinikdrum.com mengadakan grand gathering-nya di Yamaha Gatot Subroto. Gathering ini diadakan sekaligus untuk merayakan 10 tahun klinikdrum.com berkiprah di dunia edukasi musik tanah air, khususnya lewat instrumen perkusi.

Sekilas mengenai klinikdrum.com yang pertama kali launching November 1999, merupakan web drum pertama sekaligus forum drum online pertama di Asia dan khususnya Indonesia. Founder sendiri, Denny AJD saat ini merupakan dosen di IMI (Institut Musik Indonesia) dan artis dari Yamaha drum Indonesia.

Grand Gathering yang bekerja sama dengan Yamaha Musik Indonesia ini berlangsung cukup sukses dengan antusias pengunjung yang luar biasa. Berikut beberapa dokumentasi saat acara berlangsung.

Para peserta yg datang dibawah todongan pisau


Peserta pertama yg performance, Kevin Elika


Peserta berikut, Joly dari Bogor. Wajan punya nyokap yg diembat buat dijadikan efek perkusif. Kasihan emaknya...


Si ganteng Judha, winner Yamaha Instrument kompetisi 2009 wakil Jakarta


Andrew, wakil Indonesia Drum Blast Yamaha ke Yokohama Jepang


Alvin, moderator dengan permainan metal super cepat ini merupakan drummer dari beberapa band metal tanah air


Gw yang cengengesan padahal kaki gw gemetaran grogi. Damn! Btw baju gw matching bangat ya dengan drum set-nya.


Gw yang lagi kasih klinik. Kasihan mereka yg gw sesatkan...


Denny AJD, founder sekaligus endorser Yamaha


Bayu! Edan nih orang, pertama kali pegang mixer digital langsung jalan dengan ok. Kalo gak ada nih orang, entah gimana nasibnya gathering.


Beberapa foto tambahan:

#1


#2



Thanks ya guys untuk partisipasi dan visiting-nya. Sampai next gathering dan klinik



Thanks to Michael Christian for his photos and documentation - all photo by Michael Chistian
.

Grand Gahtering klinikdrum.com


Mempringati 10 tahun klinikdrum.com berdiri di Indonesia, maka Sabtu tanggal 17 Oktober 2009 klinikdrum.com bersama Yamaha Indonesia mengadkan Grand Gathering 10th Anniversary Klinik Drum Forum.

Acara akan diisi dengan performing member, performing moderator dan founder klinikdrum.com, Denny AJD, yang juga merupuakan endorser Yamaha.

Ada juga sesi yang dinati-nantikan para drummer, shed drum di akhir acara.

Acara akn dimulai dari jam11-selesai.

So be there guys!

Cerita-cerita di Pagi hari

Gw lagi di CGK termina B1, lagi nunggu flight pertama ke Semarang. Gw rasa gw gak pernah bisa berdamai dengan flight pagi. Contohnya saja pagi ini, hujan sudah mengguyur Jakarta dari kemarin malam, dan itu bikin pagi ini lebih gelap karena mendung. Bikin gw malas bangat harus merangkak keluar dari ranjang.

Apa lagi tau sendiri kan gw gimana sama yang namanya hujan, bisa berubah jadi autis. Apa lagi hujannya pagi-pagi. Ugh bikin gw gak bisa ngapa-ngapain. Mungkin definisi surga buat gw yang paling dekat adalah hujan di pagi hari. Itu bisa bikin gw berasa damai bangat. Bisa-bisa puluhan tahun gw lewati hanya seperti lamunan sesaat.

Balik lagi soal first flight. Di penerbangan pagi gw yang lain, gw pernah bela-belain mandi untuk penerbangan jam 6 pagi -- biasanya gw gak mandi kalo flight pagi, bayangkan JAM ENAM PAGI! Itu berarti gw sudah harus bangun jam3 karena gw sudah harus tiba jam 5 di bandara.

Setelah gw tiba di Bandara, pesawatnya terlambat hampir 6 jam...

Bahkan sewaktu gw kembali ke Indonesia, flight gw dioper dari penerbangan pagi jadi penerbangan malam, karena pesawat yang akan gw tumpangi gagal mendarat. Beruntung, karena sebelum gw sempat order taksi, gw ditelpon oleh maskapainya prihal keterlambatan tsb.

Yah, mungkin seumur hidup gw, musuh gw adalah bangun pagi.

Ok, gw sudah lama ajah gak nulis ini blog, sebenarnya alasannya sederhana aja, blog ini mau digusur. Mungkin gw sudah pernah cerita ke beberapa pembaca di sini, tapi itu juga kesannya masih ditutupi. Hehe sok misteri gitu.

Jadi Joe's House akan tutup karena tahun ini Joe gak tinggal sendiri lagi. Penasaran kan gimana kelanjutan Joe's House? Makanya jangan ganti list favorit di web browser anda hehe.

Ok deh, pesawat gw sudah datang nih. GTG




www.gudangpiranti.com
Powered by XL BlackBerry® smartphone

Mujizat ke dua... (perjalanan III)

jadi beginilah gw mulai bercerita...(perjalanan i)
semua orang berubah...(perjalanan ii)


Siang ini langit cerah, awan bergerak pelan. Sunyi ruangan hanya ditemani suara sayup-sayup printer brdecit dari lantai dua.

"Gw masih bisa percaya sama lu kan Yud?"

Tentu saja enggak! Bagaimana bisa seseorang yang diberi tanggung jawab menjaga sebuah mobil, menghilangkannya dan kita bisa mempercayainya??

Gw tahu, dalam kondisi seperti ini, tidak ada yang mau mempercayai gw. Makanya pada saat ada orang-orang yang berat, namun masih percaya dan mendukung gw, gw percaya Tuhan beserta gw. Bahwa gw tahu Tuhan tidak pernah memberikan beban melebihi pasung yang harus gw bawa. Gw gak tahu apa tujuan Tuhan memberikan cobaan ini terhadap gw, tapi kalo tujuannya untuk membuat gw berhenti nonton bokep semakin kurang tidur, Dia berhasil. Bahkan satu waktu gw pernah tertidur di lantai kloset. Gw sudah gak bisa bedakan lagi itu karena sangkin ngantuknya atau sangkin takutnya.

Dua hari berselang, akhirnya kasus ini gw laporkan juga ke Polsek. Kenapa gw sampai nunggu dua hari berselang setelah kejadian? Padahal 1X24 jam, kasus penggelapan sudah boleh dilaporkan kepada pihak berwajib? Mungkin bisa dibilang gw masih mengharapkan kepercayaan gw benar. Resmi tanggal 22 April jam 14.00wib BAP penggelapan kendaraan, keluar.

Kali ke dua ke Cawang, bukan bertujuan mencari tahu keberadaan dia dari orang tuanya, melainkan memulai penyelidikan. Informasi yang gw ketahui dia kawin lari ke Salatiga, jawa tengah. Keluarga istrinya sebelumnya tinggal di Cawang, namun karena mengalami penggusurah, akhirnya mereka pindah ke Cilengsih, Depok. Alamatnya kabur, dan warga tidak ada yang tahu pasti rumahnya. Istrinya dia punya kakak, namanya Indah. Indah tinggal bersama suami dan mertuanya di Cawang. Keluarga mertuanya Indah lah yang gw coba cari untuk mengetahui alamat orang tua istrinya dia, dengan harapan mereka membawa gw ke alamat dia.

Setelah masuk-keluar gang, ternyata diketahui bahwa mertuanya Indah baru saja pindah hari Minggu, itu berarti sehari sebelum kehilangan mobil. Gw sempat mengira kepindahan mereka merupakan siasat dia untuk menghilangkan jejak, namun perkiraan itu buyar ketika salah-seorang yang mengantar kepindahan keluarga mertua Indah ini memastikan alasan sebenarnya dari kepindahan itu. Dan hari itu tidak menunjukan tanda-tanda keberadaan dia di Cawang.

Gw masih punya jejak lain, yaitu keberadaan nomor rekening yang biasa digunakan oleh dia. Ada dua nomor rekening yang diduga dia gunakan, yang satu BCA dan yang lainnya BRI. Keduanya bukan atas nama dia, namun salah-satunya merupakan atas nama istrinya. Ada kemungkinan rekening yang di BRI merupakan nama samaran istrinya.

Gw juga masih punya jejak dari hasil penyelidikan telepon genggam yang dia gunakan. Sayang jejak ini bisa dibilang pasif, karena hanya terdeteksi saat HP hidup, dan dipersulit dengan seringny nomor diganti. Tapi gw mau bilang, kalo ada di antara kamu mengira ini sama sekali tidak bisa dilacak sehingga berniat untuk berbuat jahat, maka gw mau pastikan kamu salah besar.

Dari penyelidikan HP tersebut diketahui di mana lokasi terahir HP hidup. Namun karena HPnya tidak aktif kembali, maka gw pikir kemungkinan besar dia sudah tidak berada di sana atau bisa jadi dia hanya numpang lewat di sana. Maka gw fokuskan pada penyelidikan no rekening.

Beruntung gw punya blog seperti ini, beruntung gw bergabung di forum dan milis-milis, sehingga banyak dari antara teman-teman maya memberikan bantuan yang tidak terkira besarnya. Dari mereka-mereka juga gw menemukan informasi yang sangat berguna, alamat KTP yang digunakan untuk membuat rekening BCA.

Begitu mengetahui alamat tersebut, gw bersama teman-teman bergegas menuju Mampang Prapatan gg Jati no12. Sebenarnya bisa dibilang gw terlambat beberapa jam, karena informasi tersebut masuk inbox jam 2 dini hari, sedangkan gw baru buka jam 5 pagi. Saat seperti ini, waktu begitu berharga, karena gw tidak benar-benar tahu apakah gw tepat waktu atau sudah terlambat.

Setiba di sana, gw bersama teman-teman gw menyusuri gang tersebut. Ternyata alamat terseut fiktif. Di sana ada tiga orang yang memiliki nama sama dengan istri dia, tapi tidak ada satu pun orangnya.

Atas inisiatif teman, kita terus menysuri ke dalam. Ternyata informasin keberadaan dia di sana tidak sepenuhnya salah, karena ternyata toh orang dengan ciri-ciri seperti dia -- gendut, putih, berkaca-mata, menggunakan jupiter biru, bernama Mikael, memang pernah tinggal di sana, dua tahun yang lalu, tapi sempat terlihat warga berada di sana sebelum banjir besar. Jantung gw berdegup memburu, karena itu berarti seminggu sebelum mobil hilang, padahal dia mengaku ke gw kalo dia dari Surabaya.


.

Bebaskan Mba Prita Mulyasari



Mungkin bisa dibilang gw salah-satu yang terlambat mengetahui berita tentang mba Prita Mulyasari. Itu juga karena gw baru buka blog hari ini dan baca beritanya di_sini. Siapakah dia? Gw juga gak tahu pasti dia itu siapa, hanya yang gw tahu, satu lagi orang harus dibrengus karena mengungkapkan pikirannya.

Berawal dari suara pembaca di detik.com, Ibu dengan dua anak ini menyampaikan keluhannya terhadap RS OMNI International. Namun tidak dinganya, justru keluhan tersebut, oleh PT Sarana Mediatama International sebagai pengelola rumah sakit, ditanggapi dengan gugatan secara pidana maupun perdata, dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Pasal yang dipakai apa lagi kalo bukan Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang isinya:

Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.


Praktis sejak 13 Mei 2009 lalu, mba Prita mendekam di Paviliun Menara, ruang tahanan khusus titipan sambil menunggu perkara disidangkan, di Lembaga Permasyarakatan Wanita Tangerang.

Yang gak masuk di otak gw....
Mungkin otak gw terlalu kecil, mungkin isinya terlalu naif, tapi yang jelas gw benci dengan ketidak-adilan. Gw benci kalau seseorang ditindas karena dia tidak memiliki apa-apa, dan dalam konteks ini gw benci kalau seseorang harus ditindas karena dia bicara.

Gw belum pernah ketemu ada orang yang nulis surat pembaca di Kompas atau Tempo, lantas di kemudian hari mereka di protes, bahkan dijebloskan dengan sewena-wena ke dalam jeruji besi. Apa karena medianya 'cuma' internet? Apa karena medianya cuma detik.com yang gak sejelas Kompas atau Tempo atau media lain yang ada wujudnya?

Atau sebenarnya yang patut dipertanyakan adalah embel-embel RS International yang memang ternyata masih bermental daerah? Yang tidak mau dikritik dan bereaksi tidak seperti cara badan sosial. Kalo demikian pantas sudah kalau pelayanannya dikeluhkan.

Atau mungkin memang kebebasan kita untuk mengeluarkan pendapat sudah tidak dijamin lagi oleh negara.

Seperti yang gw katakan sebelumnya, gw tidak kenal secara pribadi mba Prita Mulyasari, tapi gw kenal semua orang yang tertindas. Bagaimana dengan kamu?


Buat yang mau turut berpartisipas bisa berkunjung ke sini
Untuk berita resminya bisa dilihat di Koran Tempo.
Untuk posting terkait bisa dicek di_sini, di_sini, di_sini (dan masih banyak lagi, monggo digooling aja)

.

Semua Orang Berubah... (Perjalanan II)

jadi beginilah gw mulai bercerita... (perjalanan i)


Senyumnya sinis, tatapannya penuh curiga, tapi gw tidak mengacuhkannya. Gw gak peduli apa yang ada di otaknya, atau yang ada di kepala temannya Benny, atau di kepala orang lain, dan gw juga gak mau mencoba untuk peduli. Gw hanya bisa berharap mengetahui isi kepala dia saat ini. Gw berharap dia masih seperti orang yang gw kenal dulu dan gw sama-sekali gak berani berpikir kalo ternyata gw salah, dia berubah.


Semua orang Berubah...
Tadi pagi gw bangun dengan rasa nyeri di dada. Ketakutan yang menjalar pelan ke sendi-sendi saat sms gw ternyata gak sampai. Nomor dia tidak aktif untuk ditelepon. Gw masih berusaha menepis pikiran-pikiran buruk dalam hati. Gw coba hubungi rumah orang tuanya, dan ternyata kemarin dia tidak pulang ke rumah orang tuanya, seperti yang dia katakan saat meminjam mobil ke gw.

Kali ini gw tidak bisa berbantah dengan pikiran-pikiran gw. Tengkuk gw merinding karena dingin menjalar menggerogoti tubuh. Nyeri yang menjalar seolah mendapat alasan untuk menyesakan tubuh. Kepala gw pusing seperti dihujam gadam, menggudam menyebabkan mual yang tak bisa dimuntahkan. Gw mencari pegangan untuk menopang tubuh.

Gw telpon orang tua gw, gw telpon teman gw, dan gw telpon Benny...
Benny yang meminjamkan mobil itu ke gw. Dia sendiri pun meminjam dari ayahnya. Lihat, betapa hebatnya gw berani meminjamkan kepercayaan Benny ke orang lain. Mungkin kesalahan Benny dan gw adalah meminjamkan apa yang bukan milik sendiri dengan jaminan rasa percaya.

Gw dan Benny mengerjakan perusahaan yang sama, systronic-id, dan minggu itu sebenarnya kami akan sangat sibuk dengan pekerjaan kami, tapi gw mengacaukannya.

Benny datang ke apartemen gw, dan kami berdua melapor ke pos keamanan. Untuk kamu ketahui, mobil yang dibawa lari tanpa paksaan bukan digolongkan curanmor (Pencurian Kendaraan Bermotor), melainkan penggelapan. Orang yang menatap gw dengan curiga dan tersenyum sinis itu adalah kepala keamanan mediterania residen 2, Rustam.

Jelas, gw meminjamkan apa yang bukan punya gw untuk dibawa lari, siapa yang gak curiga. Belum lagi setiap ditanya gw terkesan tidak becus menjawabnya. Gw akui itu, karena pikiran gw punya caranya sendiri untuk mencerna apa yang sudah dan akan terjadi dengan semuanya ini. Dan karena itu gw gak protes bila orang curiga ke gw, bahkan sekalipun itu... sahabat gw.

Hei, gw gak takut semua dari kamu mencurigai gw. Gw sama-sekali gak takut! Gw cuma takut kalau mobil itu tidak ketemu. Gw cuma takut kalo ternyata sahabat gw memang benar-benar menghianati gw! Gw cuma takut apa yang tidak pernah gw pikirkan menjadi tamu dalam hidup gw. Itu yang ada di otak gw.

Malam itu gw dan benny ke rumah orang tua dia. Gw lahir dan besar dari keluarga baik-baik, bersahaja, dan setidaknya cukup harmonis di mata kebanyakan orang. Gw rasa keluarga gw salah-satu dari sedikit keluarga yang mengerti akan arti kata 'keluarga', bahkan sering kali malah terlalu berlebih. Jadi saat gw ketemu dengan orang tua yang mengutuk anaknya sendiri, bahkan ingin memutuskan hubungan keluarga, itu gak bisa masuk di otak gw.

Ok lah kalo diusir dari rumah karena kurang ajar, atau kawin tanpa restu. Tapi setahu gw dari pengalaman teman-teman gw, orang tua mereka akan menolong anaknya saat anaknya dalam masalah bahkan saat sudah memiliki cucu biasanya hati orang tua akan cair. Tapi gw gak lihat itu. Gw gak lihat. Dan gw pengen nangis saat lihat ada seorang ibu yang punya hati selegam tembaga. Tapi get real lah!! Masa anaknya habis bawa lari mobil orang, gw yang nangis?!! Gw cuma berharap semua ini berhenti di sini dan gw terbangun dalam ranjang berpeluk guling.

Gw masih berharap hari itu dia menghubungi gw, atau setidaknya mengembalikan mobil dengan diam-diam, dan meminta maaf setelahnya. Gw masih berharap dia hanya sekedar khilaf, atau memang dia punya kepentingan yang dia tidak bisa katakan, namun akan mengembalikan setelahnya. Menurut kamu, masih naif kah gw untuk mempercayai itu semua?

Atau memang gw keras-kepala untuk tidak menerima kenyataan bahwa setiap orang berubah. Bahwa ternyata setiap orang berjalan maju untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan, terhadap hidup dan kebutuhan mereka -- terlepas ke arah positif atau negatif langkah mereka. Sedangkan gw masih tetap di sini, seperti seorang bocah yang mengira setiap orang akan selalu dia temukan di tempatnya yang sama, seperti matahari yang selalu terbit dari timur.

Mungkin itu sebabnya gw gak pernah bertahan dalam sebuah hubungan, karena gw berharap pasangan gw tetap sama, atau bisa jadi karena gw tidak bisa berubah seperti yang mereka mau.


Mujizat ke dua...(perjalanan iii)

.

Jadi, Beginilah Gw Mulai Bercerita.... (Perjalanan I)

Gw harap ini menjadi rangkaian posting terakhir di bulan ini dan juga menjadi posting penutup Joe's House... Posting ini by request salah-satu pembaca di sini. Iya, gw juga heran sejak kapan blog gw jadi melayani permintaan tulisan. Tapi ya sudah lah, namanya juga tuan rumah yang baik, ada kalanya sedikit menuruti permintaan tamu.

Jadi, beginilah gw mulai bercerita tentang....

Siang ini sama teriknya dengan siang itu. Siang di mana gw terpaku pada awan yang bergerak perlahan, seolah siang itu semua bergerak sesuai dengan siang-siang lainnya -- kantuk sehabis makan siang yang coba disanggah dengan segelas kopi, lagu yang monoton bersama penyiar yang monoton mendayu dari radio monolog. Tapi ternyata sama-sekali berbeda.

Kejadian tersebut tepat berada satu bulan yang lalu, saat di mana semuanya bagai mimpi yang tersedak ke dalam dunia nyata, tidak pernah terbayangkan. Bahkan sampai sekarang pun tidak bisa gw mengerti. Jika kamu pernah merasa gamang -- berjalan dalam tidur, makan ini lah perjalanan gw menembus mimpi.

Mengasihi Hingga Terluka

Tuhan adalah saksi bahwa gw tidak pernah mereka-rekakan sesuatu yang jahat terhadap sahabat-sahabat gw. tapi itu bukan garansi resmi bahwa gw tidak akan diperlakukan demikian oleh orang lain.

Gw rasa kamu pasti akan sepakat dengan gw, bahwa kalau ada seseorang yang tidak dikenal berbuat jahat, kita tidak akan se-terluka jika yang melakukannya adalah teman kita, bahkan yang kita anggap saudara kita. Mungkin istilah 'menaruh (maaf) tai di piring untuk dikembalikan', sekali lagi tepat untuk kali ini.

Senin itu dia datang ke apartemen gw, sesuatu yang sudah direncanakan satu minggu sebelumnya,
Yud, minggu depan gw mau ke Jakarta nih. Lu bisa kan temani gw? Gw ada beberapa urusan nih, jadi lu antar gw. Seperti biasa, kek dulu aja. Udah ye, gw mau boker dulu nih

Kamu gak salah baca, memang orangnya asal bangat kalo ngomong, beberapa orang bilang kasar. Cuma buat gw sendiri tidak terlalu risih untuk hal tersebut, karena terkadang kata-kata gw gak lebih baik dari gembel tak berpendidikan yang senang memaki seenak perut mereka yang kelaparan.

Sama sekali gw gak punya firasat buruk, bahwa Senin 20 April itu, pertama dalam hidup gw, sesuatu yang mengerikan akan terjadi, yang akan membuat hidup gw gak akan sama lagi. Mungkin kalau gw tahu apa yang bakalan menimpa gw, gw akan meneruskan menekuri ranjang tanpa menghiraukan telepon dia yang berisik berdering.

Gw mengendarai Daihatsu Terios melintasi Harmoni menuju Pancoran, Glodok. Mata gw masih berat, kepala gw pusing karena kurang tidur, tapi gw berharap sarapan sebentar lagi di bakmi langganan kami dulu akan memperbaiki kondisi fisik gw pagi itu. Jadi gw sanggupkan permintaan dia untuk cari makan di Glodok.

Melintasi Glodok mau gak mau gw akan mundur melintasi waktu, waktu di mana gw masih satu kerjaan dengan dia. Dulu gw merupakan staf dia. Kalo kamu tahu Tamani Cafe di daerah Pancoran-Glodok, kantor gw tepat berada di sampingnya. Itu pertama kali gw kerja dan itu pertama kali gw menghasilkan lima juta pertama -- gaji gw. Waktu itu usia gw masih sangat muda, 20 tahun. Gw punya alasan sentimental untuk kuliah sambil bekerja, karena pacar gw 2 tahun lebih tua dari gw. Waktu itu gw masih terlalu naif, sehingga gw pikir kalo gw bisa lebih mapan duluan dari dia, tentu kami bisa hidup bahagia.

Sedikitnya itu ada benarnya, karena pacaran itu menghabiskan banyak uang -- setidaknya saat pacaran dulu. Gw gak tahu kalau waktu itu gw gak kerja, bakalan bisa sukses pacaran lima tahun atau enggak. Tapi ya seperti yang gw bilang, gw terlalu naif dan goblok.

Kenapa gw singgung mantan gw yang pertama? Karena dia satu-satunya yang mentertawakan hubungan kami. Dia bilang, lu gak bisa pacaran model gitu. Cepat atau lambat lu pasti putus. Tinggal lu putus dalam kondisi impas atau gempor

Dulu gw orang yang keras kepala dan berusaha untuk membuktikan omongan dia salah. Ternyata idealisme murahan memang gak bisa menang lawan pengalaman.

Dia bukan orang sok suci, dan dia memang tidak menutupi kebrengsekan dia -- setidaknya itu yang orang-orang cap ke dia. Tapi gw hargai kejujuran dan rasa keadilan yang terlampau besar. Mungkin karena itu, tarolah gw bersimpati. Mungkin karena itu, kembali lagi, gw terlalu naif dan goublok.

Terus-terang, gw hanya berpikir keliling-keliling Jakarta ini hanya sebagai jalan-jalan tanpa tujuan, menemani dia. Jadi seperti anak kecil, gw patuhi saja semua tujuan yang dimintanya -- Glodok, PGC Rawa Bening, Jatinegara, Muara Angke, hanya untuk hal-hal sepele, makan, otak-otak, minum. Gw sempat menolak untuk ke Depok. Bukan juga karena curiga, tapi karena gw terlalu lelah.


Sore itu gw hanya menyaksikan dari belakang Terios itu berlalu meninggalkan gw,
lu keknya kecapaian? Udah istirahat aja, biar gw aja yang bawa nih mobil.

Ada perasaan cemas sewaktu mengingat dia mengatakan itu, gw cemas karena dia bilang belum pernah bawa matic. Gw sudah wanti-wanti untuk hati-hati, tapi kapan dia gak pernah hati-hati? Sewaktu dulu dia pinjam mobi, dia kembalikan tanpa satu gores pun. Itu bukan kali pertama. Justru seingat gw, gw yang teledor kalo minjem mobil dia -- dari balikin yang telat, bensin yang lupa di isi.

Hehe tumben lu baik bangat ngasih uang bensin!

Setidaknya gw berubah. Gw bukan Yuda yang dulu, yang -- terus-terang, menghitung setiap jasa dan pamrih.


Sebelum Senin itu berakhir, gw mengirim sms
[sms]
Kel,d mna?Kok gk ada kbrny?Gk jd k tmp gw mlm ini?Bsk jgn smp trlmbt ya.Itu mbl mau gw pake k kantor,gw gk bs prtanggungjwbkn k kantor kalo k kantor tnp mobil.Tq
[sms selesai]



semua orang berubah...(perjalanan ii)
.