Niat Yang Mulia

Malam minggu kemarin saya menghabiskan waktu bersama si pacar dengan… meeting.
Sebenarnya meeting kali ini diluar kerjaan dia, yaitu meeting untuk EO wedding, dan saya sudah memulai fungsi utama saya sebagai pacar, yaitu antar-jemput plus nungguin meeting.



Meeting ini sudah saya ketahui jauh sebelum kemarin, sebelum si pacar dijebak diajak ikut terlibat. Sewaktu meeting awal itu saya heran, dan berpikir konyol nge-EO-in wedding tanpa bayaran. Lebih konyolnya lagi karena ini sudah sering mereka lakukan. Adalah Ancella salah-satu gembong pelaku yang terlibat sekaligus pemimpin dalam EO ini.

Saya sendiri pernah bermain di EO, sewaktu masih jaman kuliah, dan itu sudah lama sekali. Saat itu bayaran dari EO terbilang besar, dan jika dibandingkan dengan apa yang Ancella CS lakukan, mungkin biaya produksi mereka sama dengan fee saya saat itu. Singkat cerita, EO mereka adalah EO sosial.

Tapi tiba-tiba sebuah pemikiran hinggap dalam benak saya, menikah itu adalah hal baik. Cita-cita yang luhur. Masa harus dipersulit dengan ‘kewajiban’ menikah dengan biaya mahal. Saya jadi teringat sewaktu kuliah, dengan mudahnya saya meminjamkan kamar kost untuk temen pacaran, namun di waktu bersamaan menolak mengerjakan pernikahan dengan biaya murah. Itu seperti saya menggampangkan orang untuk melakukan niat jahat, namun justru mempersulit orang yang melakukan niat baik. Tidak hanya soal menikah, tapi juga kedukaan, seharusnya urusan meninggal dibuat mudah, bukan dipersulit, apa lagi soal biaya. Alangkah baiknya, jika ini bisa diakomodir oleh greja melalui pelayanan diakonia.

Saya jadi ingat meme dari temen saya beberapa waktu lalu. Mungkin ada benarnya.


Jadi diakhir tulisan yang singkat ini, buat teman-teman yang membutuhkan EO wedding terjangkau tapi keren, boleh menghubungi ibu yg satu ini.








0 comments:

Posting Komentar