Berbagi Dalam Keterbatasan

Semarang, kota ke empat dari rangkaian 10 kota yang gw kunjungi dalam road tour coaching clinic mobile-photography. Coaching clinic kali ini punya tantangan tersendiri, karena audience-nya adalah rekan-rekan media di kota setempat.

Yang namanya orang media, pasti memiliki pengalaman dan teknik memotret yang jauh lebih baik, kebanyakan malah jauh lebih senior dari gw. Sebut saja mas Chandra Nugroho dari Semarang. Beliau adalah senior fotografer di PFI (Pewarta Foto Indonesia) Semarang, dan Semarang bukan tempat sembarang fotografer, karena banyak fotografer kawakan yang berasal dari sini.


Kalau sudah demikian, pasti berpikir mau sharing apa lagi coba? Secara jam terbang saja jauh lebih berpengalamannya.

Gw pernah ditanya, kalau workshop, lalu ada fotografer yang lebih senior duduk di antara peserta, bagaimana reaksinya? 

Mungkin untuk sesaat, gw juga akan lemes, canggung, dan mungkin akan pura-pura mati, namun kalau kita punya motif yang benar dalam berbagi, perasaan-perasaan demikian akan cepat terabaikan.

Saat kita sharing, atau berbagi, jangan karena kita merasa lebih pintar, namun justru dengan berbagi hal yang kita ketahui, mengajarkan kita untuk menerima apa yang tidak kita ketahui. Makanya ada yang bilang mengajar juga merupakan proses belajar.

Gw teringat perkataan bang Arbain, bahwa selalu ada hal yang bisa kita pelajari, bahkan dari pemula sekalipun.

"Bagi pemula, semua foto terlihat bagus. Bagi intermediate semua foto ada kurangnya. Sedangkan bagi yang senior, semua foto mengandung ilmu" - Arbain Rambey.
Perkataan ini hanya bisa keluar jika kita sudah punya pengalaman yang kaya dan kerendahan hati, dan menurut gw ini bisa diaplikasikan ke dalam berbagai hal.

Sama juga saat sharing, selalu ada hal yang bisa kita bagikan walaupun itu kepada orang yang lebih senior sekalipun. Yang terpenting kita punya kerendahan hati, tulus, dan semangat berbagi. Walaupun kecil, pasti ada hal yang kita ketahui dan mungkin terlewatkan bagi orang lain. Lagi pula kita tidak mungkin bertambah pintar jika kita tidak punya semangat belajar, dan semangat belajar pasti selalu diimbangi dengan semangat untuk berbagi.

Dar ternyata pikiran gw gak meleset, karena begitu gw berbagi, banyak dari teman-teman media juga baru menyadari sejauh apa pemanfaatan smartphone dan tablet untuk menunjang pemotretan dan liputan, walaupun pada akhirnya gw yang jadi malah lebih banyak bertanya dan belajar soal fotografi ke pada mereka.

Wawasan gw jadi bertambah, dan hal-hal yang gw abaikan sebelumnya, menjadi pencerahan kembali. Gw juga jadi tahu beberapa tokoh legenda fotografi underground Indonesia yang namanya ternyata sudah melalang-buana di luar negri ketimbang di Indonesia sendiri.

Intinya, keterbatasan kita bukan jadi halangan untuk berbagi. Hanya dengan berbagi kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya semakin sedikit yang kita miliki.

0 comments:

Posting Komentar