Banner KJ



Ok, pasti banyak dari kamu bertanya-tanya ngapain saya pasang foto saya sendiri jadi banner. Jawabannya itu bukan foto saya. Err tepatnya foto saya gak akan seganteng itu (walaupun ditutup dengan berbagai tulisan).

Itu banner film Kambing Jantang, diangkat dari blog yang sudah ada buku bahkan komiknya. Penulisnya sekaligus pemain utama film ini adalah Raditya Dika. Saya sendiri kurang tahu ada hubungan apa antara kambing dengan Raditya.

Nah Dika sedang berbuat amal dengan membagi-bagikan 200tiket premier film KJ, dengan syarat memasang banner film tsb di blog. Itu yang saya lakukan sekarang. Saya sudah sengaja memilih banner yang paling sedikit menampilkan wajah kawan saya ini, dengan harapan agar pembaca tidak terganggu saat mengunjungi rumah ini. Tapi andaikata kamu masih terganggu, tolong hiraukan saja banner tsb. Sebesar apapun doronganmu untuk melihatnya, tolong, demi Tuhan, abaikan banner tsb!

Kalo kamu juga ingin berpartisipasi dalam bakti sosial berhadiah tiket ini (walaupun sangat tidak saya harapkan mengingat itu akan memperkecil kemungkinan saya), silahkan klik di_sini.

Ok segitu aja, silahkan dilanjutkan dengan membaca posting yang lebih penting.


Powered by XL BlackBerry® smartphone

Fitness First TA

Detik ini, penulis blog ini baru selesai ngegym di FF mall Taman Anggrek. Bagi yang gak tau FF, akan dimaklumi karena terlalu lama di WC. FF itu Fitness First. Jujur ini baru pertama kali penulis menginjakan kakinya ke dalam FF. Sebenarnya sih ini FF yang ke dua, sesudah FF di Grand Indonesia. Sama seperti pada kesempatan pertama sewaktu di GI, kali ke dua juga nyobain trial temen. Maklum lah, penulis orang Indonesia tulen, jadi doyan yang gratis-gratis; dari ngegym trial, anti virus trial, shampo sample, sampai blog gratis. Mantab.

Sepertinya konsep dari FF adalah room to room indirect, karena dari ke dua FF tsb konsep interiornya sama. Justru bagi orang baru, konsep tsb bikin bingung. Ruangan tidak dibuat gamblang. Padahal kalo diperhatikan, total areanya gak besar-besar amat. Malah FF GI yang dibilang kelas platinum pun, yang dibilang besar, gak sebesar itu. Untuk kelengkapan tipe alat beban, masih boleh diadu dengan gym kelas Clark Hatch. FF hanya menang model alat saja. Tapi untuk latihan cardio, FF harus diacungkan jempol. Dari aerobik sampai mesin kardio, lengkap! Tidak hanya lengkap, tapi juga banyak! Mungkin segmen FF adalah orang-orang yang mencari olahraga kardio.

Nilai plusnya juga mungkin di coffee corner yang gratis itu. Dari kopi, teh, sampai berbagai macam softdrink. Di sini penulis sempat heran, kok bisa ada softdrink, seperti coke di tempat gym ya?

Nilai plusnya lagi, dibanding Clark dan FF di GI, di FF TA lebih banyak yang bening-bening! Kalo besok kamu lihat penulis jadi member FF TA, maka nilai plus ini lah yang jadi alasan utamanya.

Tapi yang menjadi sandungan utama bagi penulis adalah harganya. Memang harganya, jika dibandingkan dengan gym sekelas, maka termasuk murah. Sayangnya untuk kebutuhan penulis saat ini masih terhitung mahal. Kedua, jam pulang kantor penulis yang di atas jam18, membuat ngegym tidak nyaman. Jam18 ke atas merupakan jam penuh-penuhnya gym - tempat fitness berubah jadi pasar malam.

Alasan terakhir dan yang paling fatal, penulis punya fobia berkumpul-diantara-cowo - cowo-berbadan-kekar-menggunakan-handuk-doang. Kalo tempat fitness nya saja seramai pasar malam, berarti tempat gantinya seramai pasar senggol. Melihat cowo-cowo pake sempak dengan badan berkeringat dan berotot bikin penulis mual. Tapi lebih dari itu, pengalaman sesudah ngegym yang membuat penulis hampir mustahil masuk FF TA. Kamar mandi FF TA tidak ada kunci, jadi siapa saja punya potensi untuk melihatmu mandi dan mungkin karena alasan tsb, banyak cowo-cowo sehabis mandi jalan dengan gagahnya tanpa pake apa-apa! Dengan t*t*t bergandul-gandul! Gila!! Udah gitu jalannya sudah seperti orang baru selesai perawanin anak gadis. Sadis!

Penulis sudah takut akan diperjakain melihat mata jalang mereka menatap pantat bahenol penulis. Untunglah penulis mengambil langkah panjang sebelum terjadi hal-hal yang diinginkan (loh??).

Sebenarnya laporan ini ingin sekali didukung dengan foto-foto eksklusif dari TKP, sayang penulis takut blognya tersandung Lembaga Sensor Nasional dan Perlindungan Hak Saksi. Jadi diurungkan untuk mengambil gambar di ruang ganti.

Ya sekian reportase dari penulis blog Joe's House. Sampai bertemu direportase penulis yang lain.








Powered by XL BlackBerry® smartphone

Kebaikanmu

Beberapa hari lalu, saat dalam perjalanan menuju kantor, muncul sebuah renungan yang entah dari mana hulunya. Mungkin beranjak dari kejadian-kejadian minggu kemarin.

Minggu-minggu kemarin saya banyak diminta bantuan. Saya tidak naif untuk mengetahui bahwa semua permintaan tolong itu hanya alasan yang dibuat-buat untuk bertemu, ngbrol, atau sekedar hang-out barang. Tapi saya memilih untuk pura-pura bodoh karena saya pun mengharapkan sesuatu dari beberapa orang tersebut. See? Gw ternyata orang yang munafik, menolong seseorang karena berharap bisa mendapatkan sesuatu.

Apa yang kita harapkan dari pertolongan yang kita berikan? Atau sederhananya apa tujuan kita berbuat kebaikan?

Karena kita juga ingin sesuatu yang baik yang kita dapatkan. Karena kita ingin hidup ini menjadi lebih baik untuk dijalani. Kita ingin setiap kebaikan itu bernilai positif untuk hidup kita di depan. Musibahnya menimpa saat kita mengharapkan kebaikan itu secara langsung, dari orang dan waktu yang sama.

Akhirnya saya menyimpulkan sebuah pesan yang harus menjadi tugu peringatan setiap saya mengharapkan seseorang membalas kebaikan yang saya berikan. "Setiap pertolongan yg saya berikan pasti akan kembali ke saya; di waktu, tempat dan dari orang yg berbeda"

Menutup posting hari ini, saya ingin menceritakan cerita yang sama yang saya dapatkan di hari yang sama sore itu.

Hikayat Tikus dan Kawan-kawannya.

Alkisah di sepetak sawah hidup tikus, kambing, sapi, ular dan ayam. Disuatu hari tikus berlari dengan panik pencari teman-temannya. Dia bertemu ular. "Lar, gawat! Sekarang petani itu memasang perangkap tikus di sawahnya?!"

Jawab ular "itu bukan urusanku"

Tikus kembali berlari dan menemukan kambing. "Bing, petani sekarang memasang perangkap tikus untuk menangkapku! Apa yang harus aku lakukan?"

Kambing yang sedang asik merumput menjawab "Kus, itu bukan urusanku. Jangan ganggu makan siangku!"

Tikus menghampiri ayam yang berada tidak jauh dari tempat kambing merumput.
"Yam, kamu harus menolongku! Pak petani sekarang memasang perangkap tikus untuk menangkapku dan keluargaku. Apa yang.."

Sebelum tikus menyelesaikan ucapannya "maaf tikus, itu bukan urusanku. Sana pergi!"

Tikus masih belum menyerah. Dia datangi temannya, Sapi. "Pi, aku butuh bantuanmu. Teman-temanku yang lain tidak mau membantuku menyingkirkan perangkap tikus yang dipakai untuk menangkapku dan keluargaku. Tolong aku, Pi?"

Sambil memamahbiak, sapi menjawab "Tikus, nyam nyam itoou nyam bhukhan hurusanku nyam"

Akhirnya tikus pun menyerah dan pulang kembali ke sarangnya.

Keesokan hari, saat ular sedang merayap santai, secara tidak sengaja ekor sang ular terkena perangkap. Ular pun kaget dan kesakitan. Disaat sedang mengerang kesakitan ular memagut istri petani. Sang petani yang ada di sana langsung menebas ular dengan parangnya. Ular pun mati.

Istri petani demam tinggi karena bisa sang ular. Akhirnya sang petani mengambil dan memotong ayam untuk dijadikan soup bagi istrinya. Dan ayampun mati.

Istri petani semakin hari semakin parah sakitnya. Didengarnya oleh petani dari dukun setempat kalo otak kambing segar bisa menyembuhkan bisa ular. Akhirnya diambil kambingnya, dan dipotong untuk obat istrinya. Dan kambing pun mati.

Genap lima hari istri petani pun mati. Sang petani terpukul sekali. Sanak sodara dan handai tolan datang berbelasungkawa. Akhirnya petani mengambil sapi dan memotongnya untuk makan tamu-tamunya. Dan sapi pun mati.

Tinggalah tikus melihat teman-temannya mati meninggalkan dia.



Biar tahun yang baru ini kita masuk dengan tangan yang lebih terbuka, dan berhenti melipat tangan hanya karena itu bukan urusan kita.

Gong Xi, Gong Xi Fa Cai.





Powered by XL BlackBerry® smartphone

Sushi, Sushi, Sushi...!

Bulan ini saya lagi getol makan sushi. Sebenarnya sih karena ketemu teman yang sehobi dengan saya, makanya jadi sering hangout makan sushi. Bulan ini saya nyobain tiga tempat sushi baru - baru di sini adalah tempat yang baru saya kunjungi.

Hachi Hachi Bistro
Berlokasi di Taman Anggrek, lantai 4, bersebelahan dengan KFC. Lucunya bulan lalu, saat sepulang ibadah natal, saya dengan ade mampir ke KFC TA dan heran kenapa tempat makan yang remang-remang itu bisa sampai ngantri makannya. Kalo dilihat dari luar sih sok eksklusif, jadi sepertinya bukan tipe tempat makan yang bakalan saya kunjungi.

Sayang pikiran tersebut harus saya tarik saat diajak makan sushi oleh teman saya. Kali itu pun hampir batal karena saya sudah malas menunggu, tapi ternyata kesabaran itu selalu berbuahkan emas.

Penampilannya yang sok mewah itu tidak terbawa pada harga makanannya. Harga sushi di sini relatif murah. Berkisar antara IDR12.000 sampai dengan IDR70.000. Waktu itu saya sendiri memesan Salmon Nigiri, Sashimi Salmon dan groovy sushi (lupa namanya). Nasinya pulen, salmonnya segar. Selain itu cangkir ocha-nya gede bangat! Lebih besar dari mangkok ayam. Makanya sewaktu pertama datang saya sudah norak duluan, 'Siapa yang pesan sop nih?'

Puas minumnya? Sayang sekali tidak. Karena gak refill! Gila tuh Hachi-Hachi, masa teh tawar aja bayar?? Kalah-kalah warteg. Selain itu, kelemahannya juga datang dari kapasitasnya yang terbatas. Kalo tidak salah ada lima meja bundar untuk kapasitas 6-8 orang, delapan meja kotak untuk dua orang, dan satu meja panjang di tengah-tengah ruangan.

Salmon Maki ala Hachi-Hachi

Salmon Sashimi yang menjadi salah-satu korban lupa difoto sebelum dimakan

Direkomendasikan bagi yang nyari Sushi Tei dengan kelas medium.

Ichiba Sushi
Tempat ini sudah lama ingin saya kunjungi, namun karena lokasinya yang kurang strategis maka tidak pernah menyempatkan diri ke sini. Letaknya di dekat Gunung Agung Citra Land. Awalnya tidak berencana singgah ke sana, cuma karena kebetulan sedang cari buku di Gunung Agung, maka saya sempatkan untuk mampir mencicipi sushinya. Ichiban tampil dengan sederhana ala restoran fast food. Spacenya juga tidak terlampau besar, dengan konsep terbuka.

Saya memesan dua Salmon Maki (termasuk Hosomaki) dan Nigiri salmon. Rasanya ok lah, dalam arti tidak seburuk tempatnya. Nasinya malah lebih otentik dari Sushi Naga yang sebentar akan kita bahas.

Kelemahannya mungkin bisa dibilang tidak ada untuk ukuran resto seperti ini.Paling untuk beberapa orang yang maniak groovy sushi akan berkomentar kurang lengkap. Saya sendiri jarang memesan sushi-sushi varian seperti itu, karena rasanya yang terlalu ramai, jadi tidak tahu apa saja yang masuk di dalamnya.

Salmon roll dan Nigiri Salmon

Sangat direkomendasikan bagi yang ingin makan sushi tapi kantong lagi tipis.

Sushi Naga
Nah nih sushi asik bangat. Lokasinya sulit ditemukan kalo bukan orang daerah Kebun Jeruk. Kalo lihat dari fengsui, dan letaknya yang tidak strategis, justru harusnya nih tempat sepi bangat. Sewaktu sampai sini aja, pengunjungnya sedikit bangat. Tapi tunggu lebih malam sedikit, nih tempat langsung ramai!

Sepertinya yang langganan makan di sini bukan orang-orang sekitar, tapi yang memang sengaja nyari sushi jauh-jauh.

Interior ok bangat. Seperti masuk warung sushi di prefektur-prefektur Jepang. Begitu masuk, langsung disambut dengan gaduh .... Setelah naik ke lantai dua, yang ternyata sushi barnya di lantai tersebut, kami memesan makanan. Sayang tidak lupa mengambil foto.

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan untuk lupa mengambil foto sushi. Mungkin karena sudah kalap begitu melihat sushi datang, dengan beraneka ragam bentuk dan warna, sehingga bikin air liur menetes. Itu yang terjadi tadi malam, saat saya bersama teman-teman greja pergi makan di sini. Sudah diwanti-wanti untuk tidak lupa mengambil gambar, sayang nafsu mulut lebih menggoda dari pada nafsu ngeposting sushi di blog.

Tapi kita masih sempat mengambil beberapa gambar sisa makanan kok, dan ini foto-fotonya (ow iya, untuk teman-teman yang ikut tadi malam, bantu saya dong buat nama-nama sushinya, maklum cuma tahu salmon maki, sasimi, dan nigiri - seperti ke SB hanya tahu cappuccino dan americano, poor me...):

Tepanyaki bar, di salah-satu sudut Sushi Naga

Lupa nih apaan?(no.1) Gak, ini bukan aslinya begini, tapi sudah dimakan separo sama Melly

no.2 ini juga termasuk sushi korban kerakusan kami. Belum sempat di foto sudah ilang dua. Lina, balikin dulu nih sushi buat blogging

Nah kalo ini sih namanya Sushi Spider.... LUPAAA JUGA! Gila, gw cuma tahu makan doang. no.3 tolong dijawab ya

Bagi yang tahu, langsung saja dijawab untuk sushi no.4

Sushi no.5 please namanya?

Ikannya segar. Baik yang mentah (sasimi) maupun yang matang, tidak berbau amis. Bagi penikmat sushi yang saya ajak di sana, rata-rata mereka memberi nila 8 untuk Sushi Naga. Selain tempat yang cozy, harga yang tidak begitu mahal, rasa dan posrinya mantab. Belum lagi wasabinya yang dasyat, bikin hidung yang pilek jadi plong. Mungkin kelemahannya adalah tempatnya yang terpencil. Tapi justru bukannya itu bagus? Karena pasti selalu tersedia tempat buat saya di sana.


Intermezo
Pertama, kuis menebak sushi hanya dibuka untuk teman-teman yang ikut tadi malam. Jawaban dikirim ke comment posting ini.

Kedua, mungkin setelah lihat menu-menu yang saya pesan, jadi penasaran kenapa saya suka makan yang mentah. Ini salah-satu trik saya dalam menemukan tempat sushi yang enak. Menurutku, jika sushi shokunin (ahli pembuat sushi) mampu menyajikan sushi mentah yang enak dan segar, tentu bukan perkara sulit baginya untuk menghidangkan sushi yang matang. Ya, saya tahu resikonya, bahwa bisa saja saya keracunan bahan makana yang tidak higienis. Namun untuk sushi, saya pantas mengambil resikonya.

Selain sashimi dan nigiri, ada pula sushi yang menjadi benchmark dalam menentukan sushi yang enak, dan harga rata-rata, khususnya sushi groovy, yaitu dragon roll sushi. Saya kurang tahu alasan pastinya.

Ketiga, ini beberapa foto bukti kerakusan dan kebrutalan teman-teman tadi malam:

Baru nunduk ambil kamera HP, eh sudah sisa satu aja nih sushi?!!

Mina takut ketahuan bentonya habis duluan!

Kesempatan yang Baru

Akhir minggu ini mengesalkan. Banyak yang ingin saya posting, namun eksekutornya error. Dari kompi sampai laptop kena virus semua. Beberapa project terancam batal karena alasan yang tidak masuk akal. Contohnya seperti malam ini, klien datang lebih awal dari yang dijadwalkan dan mereka tidak bisa menghubungi saya karena nomor saya sibuk. Padahal saat itu HP aktif dan sama sekali tidak ada panggilan masuk.

Akhirnya saya datang ke hotel Ciputra tanpa sempat bertemu mereka. Yang paling memberatkan saya karena team sudah mempercayakan saya untuk meng-handel klien, namun saya mencedrai kepercayaan tsb - walaupun itu di luar kuasa saya.

Dan yang paling keras menghantam adalah kejadia dua hari lalu. Saat bersiap untuk tidur, saya dikejutkan dengan sebuah film. Film tersebut isinya sama persis dengan draft tujuh bab novel saya! Sayangnya saya tidak bisa menyalahkan film tsb, karena selisih 2-3 dekade lebih awal dari draft saya. Saat melihatnya seolah godam besar menghantam kepala ini. Pikir saya 'kenapa baru sekarang saya melihatnya...'

Mungkin kalo semua peristiwa tersebut disebabkan keteledoran atau ketidaksiapan saya, mungkin bisa saya maklumi. Namun semuanya berterbalikan dengan apa yang sudah saya kerjakan selama ini.

Selain saya, beberapa teman saya pun mengalaminya, walaupun tidak berselisih waktu. Seorang diantaranya harus mengakhiri trainingnya karena tidak ada yang bisa menjamin dia untuk bekerja diakhir trainingnya. Saya tahu pasti bagaimana perjuangannya selama mengikuti training; harus mengurangi waktu bermain bersama teman, mengurangi waktu jalan-jalan, mengurangi waktu tidurnya untuk dapat mengejar bahan training - tapi terlalu berdosa jika harus mengurangi waktu belanjanya. Perjuangannya selama hampir enam bulan berakhir - bisa dikatakan, sia-sia. Padahal teman-teman sebayanya sudah start bekerja. (Ugh tapi dengan gak tau dirinya dia minta gaji yang bahkan lebih tinggi dari teman-temannya yang sudah bekerja).

Seorang yang lain, saat dia sudah bekerja dua kali lebih keras dari pada rekan-rekannya agar menjadi teladan dan contoh bagi teman-temannya, malah justru harus kehilangan sebagian teamnya, bahkan - meminjam istilahnya, kehilangan sawahnya. "Gw belum bisa menjadi kebanggan untuk rekan-rekan yang lain, Yud"

Kemana biasanya pristiwa-pristiwa ini menggiring akal kita?

Bahwa mungkin saya belum memberikan yang terbaik. Mungkin belum waktunya. Mungkin memang keberhasilan tidak hanya dikawal oleh kerja keras. Mungkin saya terlalu bagus untuk dihinggapi kesuksesan *kalo yang ini depresif kompulsif*

Tapi saya rasa yang paling tepat adalah jawaban yang pernah saya berikan kepada teman saya. Jawaban yang sama yang dipakai nuraniku untuk menghujam bantinku. 'Mungkin ada yang disebut waktu'

Sama seperti menanam benih - seluruh kerja keras dan pilu keringat jatuh ke bumi untuk mencangkul, menyiram, memupuk; tapi kita tidak bisa segera melihatnya bertumbuh. Kita harus mengijinkan waktu berperkara dengannya, membuatnya bertumbuh. Kalo sekedar menunggu gadis di ujung jalan itu, atau seorang kawan di sudut coffee shop, waktu tiada berarti *gombal* Tapi untuk bekerja, waktu justru saya anggap musuh. Dia membuat jarak antara kerja keras dengan kesuksesan menjadi jauh. Bahkan sering kali mempermainkan manusia dengan kail nasib.

Lantas apa yang bisa saya perbaiki dengan klien yang sudah terlanjur marah? Apa yang bisa saya perbuat dengan draft buku saya? Yah ijinkan waktu lagi yang menjawabnya. Lagi pula ini minggu yang baru, jadi mari kita coba berbuat dan berharap minggu ini lebih baik dari minggu lalu.




Powered by XL BlackBerry® smartphone

Kangen

Gara-gara dapat telpon iseng, akhirnya gak bisa tidur. Soalnya yang iseng keterlaluan. Tengah malam telpon bilang mau bunuh saya, sambil ketawa-ketawa. Ya saya takut, saya takut kalo sampai tuh orang yang saya celakai. Menurut saya ini gak lucu, dan bikin ubun-ubun mendidih. Bagaimana pun saya orang timor juga, dan kalo ada orang yang pengen bunuh gw, rasanya pengen gw bakar, terus abunya gw gilas di jalan!

Tenang joe, tenang. Tarik nafas dan hembusakan... Tarik nafas dan hembuskan... Tarik nafas... Jangan dari bawah ngeluarinnya??!!!!!

Ok, dari pada berkesal ria, mending kita nonton film saja. Judulnya Kangen. Ini film lama, kalo gak salah film Agustus 2007. Dengan judul yang nyerempet bikin saya cedra otak, tentu bukan deretan film yang bakalan saya tonton di 21 saat itu. Berterima kasih kepada RCTI yang berbaik hati memutarkannya tiga hari yang lalu. Loh kenapa saya berterima kasih? Waktu 2007 saya masih ngefans dengan Siti Nurhalisa, jadi tentu mata ini tidak ada sedikitpun bagi BCL*. Tapi begitu Siti menyobek hati ini dengan menikahi sodagar minyak dari Malaysia, jadi lah BCL yang menjadi korban ke-ngefans-nan saya. Ok, ok, saya tahu dia sudah menyobek hati saya Desember lalu, tapi ijinkan saya memiliki alasan untuk me-revew film ini di sini. Di blog saya.


Saya tidak kenal dengan sutradaranya (Nayato Fio Nuola), dan memang gak penting dalam review kali ini. Budget film ini kecil tentunya dengan cerita yang ala kadarnya. Settingnya di Bandung; setapak jalan di Dago atas, Sekolah St Angela (sebagai setting kampus), Dago, dan kost mawar.

Tokoh yang ada di film ini, Imel (BCL), Tian(Ruben Hadja), Jacky (Nino Fernadez), keluarga Imel, teman Imel, dan bintang (diperankan oleh bintang dilangit) sebagai tokoh utama dalam film ini.

Filmnya biasa aja; tentang Imel yang anak Jakarta, jatuh cinta sama Tian anak Bandung, ditengah krisis hubungannya dengan Jacky. Bagi orang-orang yang skeptis seperti saya, film ini mampu membuat muntah dari awal cerita. Tapi kita semua harus berterima kasih kepada BCL untuk penyelamatannya di film ini. Walaupun BCL tidak bisa ngomong yang lain, selain "cari perkara loe!" untuk menunjukan kekesalannya, tapi melihat cewe berbibir seksi ini gak ngebosanin.

Pewatakan
Kembali BCL menjadi primadona di sini. Tidak sulit untuk memerankan Imel dalam film Kangen, karena seperti yang diakui BCL setiap kampanyenya dalam promo Kangen, Imel merupakan mangket dari dirinya dalam jagad sinema. Tentu bukan hal sulit untuk memerankan diri sendiri - bahkan seorang bayi pun tidak keberatan untuk menjadi bayi. Yang lucu, di sebuah adegan, kalo tidak salah saat Tian berantam dengan Jacky, Imel gak sengaja memanggil Jacky dengan nama asli, Nino. Lucunya, sepertinya ini luput dari mata Fio.

Bagi Ruben sendiri, bukan hal sulit untuk menjadi pria dongeng yang gandrung bintang. Kalo film ini munculnya sebelum drama Meteor Garden, mungkin cowo kek gini akan terlihat keren sekali. Saya ngakak setengah mati saat Tian bercerita tentang bualan Andromeda, dan dengan itu bisa membuat Imel tidur dengan dia. Saya bisa membual jauh lebih bagus dari 'tipuan Andromeda', tapi berani bertaruh, jangankan BCL, BTL** juga ogah tidur dengan saya.

Cerita
Film ini tipikal sinetron, cuma lebih bagus sedikit. Alurnya aneh, tepatnya tidak berterus-terang. Film sengaja berputar-putar diseputar cinta antara Imel dengan Tian tanpa tujuan yang jelas. Sebenarnya ini bertujuan untuk membuat efek dramatis saat Tian mati nanti, namun yang ada saya keburu ngantuk nunggu akhirnya. Efek dramatisasi kembali digunakan oleh Sutradara dalam 'membunuh' tokoh Tian. Tian mati ditabrak mobil saat nysul Imel yang kebelet pipis; benar-benar dramatis.... Ow itu juga ditambah dengan Tian yang terlempar kesana-kemari karena disenggol sedan. Ironis.

Imel benar-benar terpukul, yang saya kira dia menyalahkan dirinya karena beser***-nya mengakibatkan kematian Tian. Akibatnya, moment tragic yang cape-cape dibuat sutradara berakhir dengan saya ngakak. 'Sungguh ironis sekali pacar mati karena pipis' pikir saya. Tapi ternyata bukan itu pesannya sodara-sodara! Pesannya adalah Imel gak rela Tian pergi meninggalkan dia. Dan moment 20 menit ini yang menjadi judul film, Kangen. Sigh

Jadi...
Imel ini mengingatka saya pada seseorang; sebuah kisah lama. Cepet tertidur, jutek, gak suka cabe, suka nyubit perut cowonya, dan yang paling mirip suka beser. Dan setelah menonton film ini, saya jadi mengerti kenapa dulu kami harus berpisah.... Kalo saya masih jadi pacar dia, cepat atau lambat akan mati karena beser. Trima kasih Tuhan, Engkau sudah menyelamatkan saya dari mati penasaran. Padahal selama ini saya sudah menyalahkan Mu, tapi ternyata semua ini demi kebaikan saya juga. Praise God!

Kalo bukan karena BCL dan adegan ciuman yang bikin mopeng, entah bagaimana nasibnya nih film. Ranking C untuk film ini. Layak kamu nonton kalo lagi kepengen lihat BCL.



*BCL = Bunga Citra Lestari
**BTL = Bencong Taman Lawang
***Beser = sebutan bagi orang yang punya saluran kemih yang pendek

2009! (dalam rangkaian pesan yg terlambat)

Tahun baru kemarin saya habiskan bersama keluarga beribadah tutup tahun di Karawaci. Yang namanya ibadah tidak mungkin sespektakuler tutup tahunnya RCTI di Pantai Carnaval Ancol, jadi jangan tanya bagaimana ibadahnya.

Sepulang dari sana, jam satu dini hari, nyokap ngidam ronde. Bukan perkara mudah mencari ronde di malam tahun baru. Namun karena besarnya rasa berbakti saya terhadap orang tua dan takut dikutuk jadi batu, maka mobil meluncur mencari ronde.

Satu setengah jam kemudian kami tiba di Starbucks Sarinah dan RAME BANGAT! Ok, memang gak ada ronde di SB, dan gila kalo ada orang pikir bisa dapat ronde di SB. tapi para orang tua itu sepertinya gak puas kalo langsung pulang ke rumah. Makanya saat ronde gak dapat, carinya tempat yang buka 24jam. Dasar yang nyangkut cuma SB Sarinah di otak saya, maka meluncur ke sanalah. Setelah menunggu 30 menit, akhirnya dapat kursi juga. Gila tuh SB, untung berapa Milyar tuh malam itu? Gw belum pernah lihat gerai SB serame pasar malam.



Sepulang dari Sarinah jam4 pagi, di mobil: "INI KENAPA THE CELUP HARGANYA IDR17,500?!!" Komentar nyokap saat lihat struk. Cuma tidak ada yang punya kekuatan lagi untuk menjelaskan kalo tuh kantong teh datangnya dari paman sam, bukan dari Hero deket rumah.

Selain pengunjung SB dini hari itu, di akhir tahun 2008, saya banyak menemukan orang-orang yang gila. Baik teman-teman di tempat kerja, lingkungan bahkan di greja. Ok ok, saya tahu pasti banyak yang protes dan yang protes pasti yang kerja dan orang-orang segreja saya. Tidak perlu meredefinisikan arti kata gila, karena di sini pun arti kata gila tidak waras.

Ah demi Tuhan Joe, stop melipat lidah!

Banyak orang melakukan cara yang sama seperti kemarin, atau kemarinnya lagi, atau sebelum hari kemarin, namun menginginkan hasil yang berbeda dari hari-hari tersebut. Itu yang saya maksud dengan kegilaan.

Kalo saya masih bangun dengan cara yang sama pagi ini - dengan cara nungging tentunya, masih bekerja dengan cara yang sama seperti kemarin, konsep yang sama, ilmu yang sama, pengertian yang sama, bahkan baju yang sama (yang ini namanya jorok!), bagaimana mungkin saya mengharapkan hasil yang lebih baik dari kemarin? Dan bagaimana mungking saya mengharapkan tahun ini bisa menjadi lebih baik dari tahun lalu?

Hampir semua dari kita punya wishlist untuk tahun ini. Mulai dari mobil Audi TT baru (hehehehe), buka usaha baru, rumah baru, bahkan pacar baru. Semua sah-sah saja. Yang tidak sah adalah kalo kamu pikir semua yang baru itu bisa muncul dengan cara lama.

Jadi sebelum kamu menambah deretan harapan baru, mulai terlebih dahulu dengan resolusi yang baru di tahun ini. Jika kamu merasa stuck tahun lalu, maka mulailah meredefinisikan ulang hidupmu.

Pagi pertama di tahun 2009


Dan akhir dari rangkaian pesan yang terlambat ini, saya mengucapkan selamat tahun baru 2009! Biar apa yang kita harapkan dan kerjakan di tahun ini dibuat-Nya pasti berhasil!


│j│u│d│a│





Powered by XL BlackBerry® smartphone