The Starbucks Experience: 5 Principles for Turning Ordinary Into Extraordinary'



Judul: The Starbucks Experience: 5 Principles for Turning Ordinary Into Extraordinary'
Penulis: Joseph A Michelli
Alih bahasa: Hero Patrianto
Editor: Ratih Medya
Tebal: 208 halaman


Sudah lama pengen nulis review nih buku, cuma baru kesampaian sekarang. Dapat nih buku juga tidak sengaja liat di Gramed Citra Land. Ini fersi Indonya. Cepat bangat keluarnya. Sebenarnya sudah baca nih buku, versi inggrisnya, cuma sebelum sempat selesai di baca, buku tersebut saya kasihkan salah seorang kolega.

Akhirnya saya ambil satu. Setelah muncul versi Indonesia, semakin banyak teman dan kenalan yang baca. Saya baru cek lagi setelah muncul versi Indonesianya di google dan menemukan 329.000 link yang menyangkut buku ini, termasuk blog.

Sekilas mengenai buku ini. Penerbit Erlangga. sampul dan covernya bagus (hard cover), mirip kek versi aslinya. Cuma yang membuat saya agak menyerengitkan dahi karena di bagian depan salah-satu kalimatnya mengatakan 'dilarang keras mengutip.....'. Menurut saya ini kalimat yang cukup bodoh untuk di lontarkan oleh penerbit yang sudah cukup terkenal. Apa Penerbitnya sendiri tiadk membaca isi buku sebelumnya? Karena di buku tsb berisi kutipan dari pengalaman para mitra dan pelanggan Starbucks. Entah karena kekhawatiran apa (dan tentunya tidak beralasan) atau karena tidak sadar apa yang sedang ditulis.

Salut juga untuk Hero Patrianto. Alih bahasanya bagus. Justu pihak editorialnya yang agak kurang. Ada beberapa kalimat yang tidak berkesinambungan, beberapa salah ketik, rata-rata 1kata/2bab. Mungkin bagi beberapa orang wajar, cuma bagi saya jadi kelihatan buru-buru, apa lagi dalam buku tsb salah satu subbabnya 'Semuanya Penting', termasuk hal yang sepele dan kecil. Tapi di luar itu, ini buku yang bagus, isinyajuga bagus. Saya menyarankan untuk rekan-rekan membelinya, atau paling tidak mambacanya. Buku ini sangat bagus.

Sekilas untuk buku ini. Buku ini bukan berisikan mengenai sebuah brand, apa lagi promosi mengenai Starbucks. Buku ini berisikan mengenai perusahaan yang melegenda, memberi dampak signifikan untuk komunitasnya secara sosial, dan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan itu. Berisikan pengalaman-pengalaman para mitra (di Starbucks sebutan untuk para karyawan dan pramusajinya adalah mitra kerja) dan pelanggan yang mengharukan. Prinsip-prinsip dalam bisnis yang kita anggap hanya ada dalam negri dongeng, ternyata dapat di terapkan sepenuhnya oleh sebuah kedai kopi yang berada beberapa blok dari kos saya.


Dulu saya tidak begitu suka 'nongkrong' di Starbucks. Sebenarnya tidak ada alasan pribadi, tapi saya jengah dengan kebiasaan orang Jakarta yang suka latah, sok ikut-ikutan tanpa tahu secara pasti apa yang merekan lakukan. Namun seperti kata buku ini, orang senang bergabung dengan perusahaan yang tingkat kepedualiannya terhadap masalah-masalah sosial tinggi, begitu juga saya. Selain itu suka dengan 'budaya' yang telah diciptakan Starbucks, dan saya ingin menjadi bagian didalamnya. Makanya ini jadi salah-satu tempang hang out fav saya (gak nyambung sih) ya pokoknya begitulah.

Pagi Jakarta yg Mendung dan Hujan

07.09
Selamat Pagi Jakarta. Hari ini ada menyenangkan sekali, paling tidak bagi saya pribadi. Hari ini Jakarta hujan!! Jakarta di pagi hari begitu mellow lengkap dengan mendung yang gelap plus hujan yang tipis. Asik bangat. Matahari juga sepertinya enggan untuk beranjak. Tapi pagi saya keluar dari kos jam5 karena harus mengantar rekan ke Bandara Sukarno Hatta. Sepanjang jalan menuju CGK hujan mulai turun rintik-rinitik. Sekarang sih sudah lumayan deras. Walaupun tiba di bandara jam6 lewat, namun matahari belum nampak, seperti masih jam lima pagi. Mungkin karena first flight jadi walaupun masih gelap namun jalan sudah mulai ramai, apa lagi setelah masuk bandara, malah terjadi antrian cukup panjang diluar gerbang terminal I.

Setelah dari bandara saya langsung bergegas ke tempat kerja. Namun seolah tidak rela kehilangan momen ini (apa coba??), saya memperlambat laju Balleno (busuk) berwarna Biru (hehehe) sambil menikmati suasana hujan dengan diiringi tembang pilihan dari Leonard Cohen. Mungkin untuk sebagian orang hal ini biasa saja, dan untuk kebanyakan orang yang tinggal di Jakarta ini menjengkelkan, karna harus berhujan-hujanan sebelum tiba di tempat kerja, namun bagi saya, terasa menyenangkan. Bulan-bulan yang paling saya gemari di negara tropis ini adalah bulan saat musim hujan tiba. Biasanya pada bulan-bulan ini saya bangun pagi, khususnya saat hujan turun, sambil memandang keluar dari jendela dengan ditemani secangkir kopi, seperti yang saya lakukan sekarang. Bisa berjam-jam saya betah melakukan hal ini, seperti sekarang juga. Sambil nulis nih blog sambil ngeliat ke luar jendela kantor. Nulisnya sih sudah dari tadi, cuma banyak tertegunnya sambil melihat keluar.

Saat-saat seperti ini enak bangat di pakai buat berpikir, melihat kembali ke belakang apa saja yang telah terjadi, mengevaluasi apa saja yang sudah di lakukan. Terkadang langkah kita terlalu cepat, khususnya buat orang-orang yang tinggal di kota-kota besar, semisal Jakarta ini. Langkah kita seolah mengikuti irama khidupan kota metropolitan yang serba cepat ini, sehingga terkadang kita tidak sempat berhenti untuk melihat kebelakang, melihat jejak yang sudah kita tinggalkan. Baik jejak yang baik atau kebanyakan yang buruk.

07.53
Hujan semakin deras, dan langit semakin gelap....

Sepertinya bakalan banjir nih. Bagaimana guys, sudah sampai kantor belum? Atau jangan-jangan masih pada tidur lagi? Hm enaknya nih saya balik lagi ke kos, ganti baju, terus masuk dalam selimut sambil baca sambil di temani secangkir kopi (lagi) hangat. Ngomong-ngomong soal buku, saya lagi baca buku 'The Starbucks Experience: 5 Principles for Turning Ordinary Into Extraordinary'. Buku yang bagus dan saya sarankan untuk rekan-rekan membacanya. Untuk posting berikutnya akan saya coba review buku ini.

09.04
Hujan mulai reda, namun angin masih kencang dan mendung.

Sepertinya saya terlalu banyak tertegun. Ya apa pun jejak yang sudah kita tinggalkan, kita sudah tidak bisa menghapusnya. Hanya bisa menjadikannya sebagai pelajaran untuk hari esok. Makanya perhatikan langkahmu, cos diluar sana becek dan banyak genangan hehehe. Karena hujan sudah berhenti, berarti saatnya tuk mulai bekerja. Have nize day guys.

Untuk sahabat terbaik

Hal apa yg paling menyegarkan yg dapat kita bayangkan di hari terik di musim panas? Minuman dingin? Es krim? Kita pilih es krim saja ya, karena kali ini saya mau bercerita tentang es krim

Cerita berawal dari tahun 1904, saat pameran sedunia di St Louis. Semua penemuan yang luar biasa pada tahu itu di pamerkan disana. Cuma jangan bayangkan keadaannya seperti saat ini. Saat itu gak ada yg namanya AC or kipas angin, apa lagi pameran tsb diadakan di musim panas. Para pengunjung pameran yang telah berjalan berjam-jam di bawah sinar matahari, tentu saja kelelahan. Mereka menginginkan sesuatu yg dapat mendinginkan tubuh mereka, melegakan dahaga mereka, yg segar dan kalo bisa murah meriah bahkan gratis (kalo yg terakhir ini pasti orang Indonesia deh). Disana terdapat stan Arnold Rornachou. Mungkin doi satu-satunya stan penjual ice cream disana sehingga para pengunjung berbondong-bondong ngantri di stan doi utk merasakan es krimnya.

Masalahnya adalah es krim Arnold begitu terkenalnya sehingga dia kehabisan mangkuk kertas. Remaja yg penuh semangat ini ini mencoba mempertahankan pelanggannya dengan mencuci dan menggunakan kembali mangkuk kacanya, meminjam gelas dari stan lain. Namun sayangnya tidak peduli bagaimana kerasnya ia bekerja, beberapa orang sudah kelelahan menunggu dan hendak mencari kesegaran di tempat lain. Saat itulah rekan yg belum dikenalnya muncul menjadi penyelamat. Eng, ing, eng (plus suara kereta berkuda dari kejauhan)

Namanya Ernest Hamwi, seorang pembuat kue-kue yg di besarkan di Damascus, Siria. Di stan sebelah Arnold, ia menjual wafer tipis manis Persia yg disebutnya zalabia (mirip d'chrips gitu). Itulah yg dia jual, namun sayangnya saat itu tidak ada pengunjung yg berminat. Mungkin strategi bisnisnya salah, wong panas-panas gitu kan harusnya jualan yg segar-segar.

Namun si Ernest ini baik bangat, ketika doi melihan tetangganya kesusahan, muncul sebuah gagasan yg bagus, yaitu mencuri pelanggannya Arnold. Gak lah, dia gak sepicik saya. Ia meraih sebuah zalabia hangat, menggulungnya membentuk kerucut dan menaburinya dengan gula. Kemudian dia berlari ke stan rekannya dan menawarkannya. Masih sambil mencuci mangkuk2 dan menunggu pelanggan, namun kali ini ditamba kebingungan karena tingkah rekannya yg lebih tua ini sibuk sendiri di stannya dia. Si Arnold sudah mau bilang, "woi salah stan bung.", namun ketika Ernest memberikan es krim yg telah di sendokan ke dalam kerucut manis itu ke pada seorang pelanggan, akhirnya ia segera dapat mengerti. Sebuah senyuman lebar menghias di wajahnya, "akhirnya juru selamat gw datang" pikir Arnold, dan dalam sekejap dua orang tersebut bekerja bersama. Setelah itu mereka di juluki World's Fair Cornucopias, dan mereka menjadi populer dalam pameran itu.


Sekarang kita cukup menyebutnya es krim cone, dan mereka tetap populer. Cerita ini selalu mengingatkan saya pada sahabat saya, Yosua Mesiano. Maka lain kali jika kamu mencari sesuatu di hari yg terik, ingatlah Arnold dan Ernest, dan rayakan persahabatan mereka dengan membawa seorang teman utk menikmati sebuah es krim cone. Cerita ini juga saya persembahkan untuk menghargai sebuah persahabatan yg semanis connelo chocochip (loh kok??)


Untuk info lebih lengkap seputar terciptanya ice cream cone, en mau liat foto mereka berdua, bisa cek disini ya.

Bini Baru (Pearl DC 14X6,5)






Saya baru beli snare baru nih. Sebarnya belinya tiga minggu yang lalu, cuma baru sempat di posting sekarang hehe. Mereknya Pearl, Dennis Chambers model ukuran 6,5" X 14", warnah putih mutiara. Lugsnya crhom, plus rim-nya die cas. Shellnya sendiri 4ply 100% maple dengan reinsformen. Keunikan snare ini karena memiliki dua Multi-Trace Throw-Off, sehingga bisa menghasilkan sembilan farian suara!

Pertama kali beli, karena saya ngekos jadinya cuma di tune sembarang aja, dan belum bisa langsung di coba karena belum ada case-nya. Case-nya sendiri baru di beli sewaktu jalan sama-sama anak KDF (cek di posting sebelumnya 'minggu yg melelahkan'). Jadinya baru di bisa dengar suara 'bini baru' ini seminggu sesudah di beli. Pertama kali dengar, wow suaranya asik bangat. Benar kata yang sudah pernah pakai nih snare, soundnya cocok bangat untuk funk en jazz. Popnya juga dapat.

Tapi karena ini snare baru plus head baru, jadinya snare ini masih belum jelas tone-nya. Namun setelah di gunakan beberapa kali plus di tune ulang, suaranya sungguh luar biasa. Over tone-nya terkontrol. Belum lagi karena menggunakan die cas sehingga range suara tidak mudah berubah. Sebelumnya saya sudah khawatir harus sering menyetm snare ini karena masih baru dan juga untuk beberapa sesi saya main extra loud. Namun kekhawatiran saya lenyap sudah. Snare ini benar-benar terkontrol range maupun tuningnya.

Fiture yang saya suka '2 of Pearl's Multi-Trace Throw-Off Systems'-nya. Ini membuat saya tidak perlu menggati snare untuk memainkan dua genre musik yang berbeda. Untuk fungk, tinggal merendahkan posisi strainernya, sedangkan untuk pop or jazz tingga men-tight-kan strainernya. Ini semua hanya semudah menekan satu 'tombol' throw off-nya. Sunggu pengalaman yang asik bermusik menggunakan snare ini. Sayang justru warnanya membuat snare ini tidak selalu cocok untuk semua situasi dan drum set. Seharusnya warnanya dibikin natural maple, sehingga bisa cocok untuk semua situasi dan kondisi.

Untuk snara dengan harga 4juta, ini the best value for ever! Untuk review dari teman-teman yang sudah menggunakan snare ini bisa di cek disini. Sudah dulu ya, gw mau main bareng 'bini baru' gw lagi hehe^^

Selain itu bisa cek di sini untuk pengalaman recording menggunakan SDC1465.

Happy birthday Jakarta!!

Selamat ulang tahun kota Jakarta!!! Hehehe walaupun terlambat satu hari, tapi lebih baik terlambat kan dari pada tidak sama sekali. Kota Jakarta berulang tahun yang ke 480, tepatnya kemarin tanggal 22 Juni.

Di usia yang tidak terbilang muda (iya lah, mana ada umur 480 dibilang muda?!!) justru ’Jakarta’ identik dengan hal-hal yang negatif. Sebut saja kemacetan lalu-lintas (asal tahu saja ya jumlah kendaraan umum hanya 2%, sedangkan kendaraan pribadinya 98%!!), banjir lima tahunan (yang sekarang sudah menjadi banjir tahunan), polusi, dan masih banyak lagi hal negatif lainnya. Hm sepertinya memang kota Jakarta harus banyak berbenah, padahal Jakarta ini berada di urutan ke-9 sebagai kota metropolitan terpadat di dunia. Tapi dari sisi kualitas masih jauh tertinggal. Sebut saja fasilitas umum yang nyaman dan aman, seperti taman kota. Dengan jumlah pernduduk dan luas kota Jakarta, taman yang berfungsi dengan baik dan nyaman tidak sebanding dengan jumlah penduduknya Dari 40an taman, hanya empat taman yg berfungsi dengan baik taman Monas, taman Menteng, taman Suropatin dan taman Lawang (yang disebut belakangan ini berfungsi dan nyaman bagi sebagian orang saja hehehe). Loh kok ini jadi ngomongin taman ya??! Saya bukan dari departemen pertamanan kota kok.

Hal yang agak yang ironis juga, saat perayaan ulang tahu kota Jakarta kemarin yang di adakan di taman Monas. Justru acara ini tertutup untuk umum. Hanya tamu-tamu kehormatan dari luar negri dan kedubes-kedubes yang diperkenankan untuk masuk. Alhasil warga kota Jakarta hanya bisa gigit jadi dari luar pagar taman menikmati kembang api dari kejahuan. Ironis kan, yang berulang tahun justru di luar pagar.

Saya sendiri punya banyak kesan di ibu kota negara ini, tentunya selain hal yang berbau negatif. Hal yang paling saya sukai saat banyak pikiran adalah keliling Jakarta pada dini hari, menikmati sepinya jalan-jalan yang di pagi hari berubah menjadi lautan mobil dan berudara polusi. Biasanya rute favorit saya berakhir di Kota Lama sebelum kembali ke kos. Saya suka arsitektus dan nuansa mistik bangunan Kota Lama, walaupun sayang banyak bangunan sudah mulai rapuh, hancur tak terawat. Sayang sekali. Selain itu juga yang saya senangi dari kota Jakarta ini, semuanya ada disini. Dari sekedar sandang, pangan, papan yang beraneka ragam pilihannya, sampai hal-hal yang sekedar untuk memuaskan batin, dan menyalurkan hobi. Ya namanya juga Ibu Kota negara, pastilah sedikitnya lebih maju dari kota-kota besar lainnya di Indonesia, dan juga lebih lengkap.

Ya terlepas dari problematikanya, baik-buruknya kota Jakarta, ini semua hanya sekedar keluh-kesah, unek-unek dan ucapan selamat ulang tahun dari salah-satu warga kota Jakarta. Apapun itu, harapan kita bersama untuk kota Jakarta agar menjadi kota yang nyaman dan aman untuk di tempati bung Yos. Sekali lagi, selamat berulang tahun kota Jakarta!

Benar gak sih kita bekerja??

Hi guys, bagaimana kabarnya? Eniwei beberapa orang setelah baca blog saya sebelumnya jadi berhenti 'ngejek' item (baca di blog FS saya), huahahahaha berhasil juga sindirannya. Gak lah. Kita kan bisa tahu orang tersebut dengan sepenuh hati bercanda atau dengan sepenuh hati menghina, bener gak guys? Hehehe.

Topik hari ini saya mau cerita aja. Tentang si Budi, karakter rekaan saya (gak kreatif bangat yak?). Jadi baru-baru ini ditemukan sebuah fakta yang amat sangat menggemparkan. Sebuah penelitian (yang telah dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab) membuktikan bahwa sesungguhnya dalam setahun kita tidak pernah melakukan apa-apa di kantor. Jadi mungkin bagi anda yang menginginkan kenaikan upah atau gaji atau bonus di akhir tahun, saya sarankan berpikir dua kali untuk memintanya ke atasan anda.

Fakta ini terungkap berawal dari permohonan si Budi meminta kenaikan gaji di kantor tempat dimana dia bekerja (ya iyalah, masa tempat dimana dia menggaggur?!). Setelah mengajukan surat permohonan peninjauan ulang mengenai gaji, beberapa hari kemudian Budi pergi ke pasar. Gak lah. Si Budi mendapat panggilan kemeja bapak kepala personalia. "Wah pasti nih bakalan bahas mengenai gaji. Pasti. Pasti!", ujar Budi dalam hati. Sepanjang melintasi selasar kantor, Budi mencoba memikirkan isi pembicaraan nanti. Mungkin awalnya bapak kepala personalia akan meminta alasan kenapa dia harus menaikan gaji saya, atau mungkin dia akan... (yg benar beargumen or berargumen sih? Hm sepertinya ber-argumen ya? Cos imbuhan ber menunjukan kata kerja *sambil sok mikir* alaa, gak penting bangat deh).

Back 2 laptop, mungkin kepala personalia akan ber-argumen bahwa kondisi perusahaan sedang susah, dan bla, bla, bla. Pokoknya berintikan tidak ada kenaikan gaji. Tapi tenang, Budi sudah memikirkan semua itu. "Saya akan coba membuat dia melihat bagaimana saya bekerja dengan sangat giat untuk memajukan perusahaan ini", pikir Budi. Bahkan memberikan perspektif lain bahwa harga-harga kebutuhan hidup semakin naik, biaya kos bulan depan naik, mau ganti mobil, ganti HP, ganti laptop, ganti cewe (loh?!). Ya pokoknya kebutuhan pria tanpa istri dan anak ini juga meningkat, dan doi rasa kerja doi sangat sepadan dengan permintaannya. Bahkan Budi telah mempersiapkan diri untuk kejadian terburuk, yaitu berhenti dan menjadi pengamen jalanan. Ya, tapi itu bila kondisinya sangat bangat terpaksa sekali.

Akhirnya tibalah Budi di depan ruangan kepala personalia. Setelah skretarisnya yg cantik itu menyampaikan kedatangan dia lewat telepon, si Budi di persilahkan masuk, di persilahkan duduk, di persilahkan mengambil menu (mau pesan apa pak? Hehehehe). Suasana diruangan senyap. Surat Budi di pegang dan dibacanya sekali lagi. Mata bapak kepala personalia menatap dari balik kaca matanya bergantian dari surat lalu ke arah Budi, kembali ke surat lalu ke Budi. Ke surat terus Budi. Surat terus Budi. Surat, Budi. Surat, Budi. Sampai cape, mirip bangat kondisinya seperti kalo di panggil keruang kepala sekolah karena raportnya kehabisan tinta warna hitam, alias merah semua.

Setelah menunggu dengan harap-harap cemas selama 3jam (yg sebenarnya cuma 5menit), akhirnya bapak kepala personalia mulai memecah kesenyapan dengan berdehem.

"Ehem... Coba kamu ambil kertas dan alat tulis", ujar bapak kepala personalia dengan nada datar. Udah kayak mau disuruh 'tree test' aja (tree test merupakan salah-satu test grafis dalam psikodianostik.red). Tapi karena tidak mau dihukum berdiri dengan satu kaki di depan kelas, akhirnya Budi mengeluarkan kertas dan pensil (iya tahu, sudah gak jaman pake pensil).

"Dalam setahun ada berapa hari?" Dalam hati Budi menggerutu, anak-anak juga tahu pak setahun itu 365 hari. Tapi karena takut dikutuk, akhirnya Budi nulis juga. Beberapa menit kemudian seolah menjadi sekretaris bapak kepala personalia; menulis, menghitung, menjawab semua yg dia suruh. Pokoknya pinter bangat deh si Budi. Setelah 15 menit berlalu, ini hasil tulisan Budi di kertas tsb dan membuat saya pun takjub:

Satu tahun ada 365 hari. Jam kerja dari pk8.00-pk17.00, jika dikurangi jam makan siang, berarti genap 8jam kerja dalam sehari, itu sepertiga dari waktu dalam sehari, dalam setahun menjadi 122 hari kerja.
Kantor tutup pada hari Minggu, jadi berkurang 52 hari kerja, menjadi 70 hari kerja. Dalam setahun setiap pegawai mendapatkan cuti 2 minggu, jadi berkurang lagi 10hari, sisa 60 hari kerja. Paling sedikit ada 6 hari tanggal merah dalam kalender selama satu tahun, jadi sisa 54 hari kerja.
Katakan selama setahun kamu bolos 2 hari karena sakit atau alasan lainnya, jadi sisa 52 hari kerja. Di kantor ini Sabtu juga libur, dan ada 52 hari Sabtu dalam satu tahun.

........

Kesimpulannya: kita di gaji untuk hal yang tidak pernah kita lakukan. Jadi jangan mengeluh yah kalo kerjaan banyak yak, hehehe.

Konser GMB 'Life is Calling'

Tadi pagi bangun dengan mata yang sepet. Eh ternyata buka sekedar sepet, tapi mata sebelah kiri bengkak. Bukan matanya yang bengkak, tapi kelopak matanya yang bengkak. Entah apa yang telah terjadi kemarin malam, mungkin ada hewan asing dalam kamar yang gak tau diri numplek di mata atau justru makluk asing nonjok mata gw.

Anyway kemarin malam saya berkesempatan nonton konsernya GMB. Kalo tidak salah ini pertama kali nonton konsernya mereka. Undangan dari mereka sudah saya terima dari bulan lalu, dari mas Amos sendiri. Cuma karena tidak ada teman ke sana, saya sudah mengurungkan niat untuk nonoton. Tapi untung tidak dapat di tolak, kemarin siang Ferry, PM2 MG, menghubungi saya via sms, ngajak nonton konser GMB di Istora Senayan pk19. Selain dengan Ferry, saya juga ngajak salah-satu teman kos, Richo.

Singkat cerita, kami berangkat dari Grogol jam18, tiba di Istora Senayan pk19 kurang. Masuk dari pintu belakang menuju VIP room. Tiba di ruangan, kami sudah disambut Amos Cahyadi, Adi Prasodjo, dan personil GMB lainnya. Setelah selesai beramah tamah singkat plus melepas mereka dalam doa, mereka pun bergegas untuk naik panggung. Saya sempat kaget juga, karena di VIP room bertemu Bams, vokalis Samson. Di pertengahan acara baru saya tahu kalo doi juga bakalan nyanyi bareng Sidney Mohede.

Konser mulai pk19 lewat. Saya sendiri baru masuk hall setelah lagu kelima. Ternyata yang datang kurang begitu banyak, sepertinya di bawa target panitia. Mungkin ini disebabkan Jakarta yang di guyur hujan dari sore. Saat masuk, saya dibuat terperanjat dengan set-up panggung yg luar biasa. Drum dan percusion di kiri dan kanan panggung, Pongky Prasetyo di tengah-tengah, stage paling atas, dengan empat keyboard disisi kiri dan kanan, lengkap dengan siquenser dan MacBook black. Lighting-nya juga ok. Justru soundsystem yang katanya anggarannya lebih royal tidak terlihat ’wah’. Walopun memang suaranya di ’geber’, namun justru di beberapa titik over trebel, khususnya pada bass dan drum. Padahal ini soundsistem yang sama dengan yang menangani Dewa loh.

Total lagu yang di bawakan GMB 35lagu. Terdiri dari lagu-lagu dari album mereka sebelumnya, kao tidak salah satu lagu hymne, dan dari album baru mereka, dengan judul yang sama dengan tema konser mereka kali ini, ’Life is Calling’. Sempat juga masing-masing personil performens, tepatnya di lagu ’Ajarku Berdiam’. Sedney juga menunjukan performa yang luar biasa, 35 lagu nonstop, plus improfisasi, namun suara tetap konstan, tidak serak. Amos juga luar biasa. Tiga puluh lima lagu, hafal dengan baik keluar masuk dan shycope-shycope-nya. Padahal chart-nya hanya berisikan judul lagunya saja. Memang tercatat satu kali Amos melakukan kesalahan, namun tidak terlalu signifikan. Lagi pula penonton tetap enjoy aja.

Tepat dua jam konser pun berakhir. Kami kembali ke VIP room. Mengucapkan selamat atas suksesnya konser. Sempat makan bersama (justru personil GMB yang kehabisan makanan hehe), terus kami berpisah, kembali ke ’habitat’ kami masing-masing.

Uangmu, Sudut Pandangku

Selamat hari Ayah bagi yang merayakannya ya. Walopun terlambat satu hari, tapi niatnya tulus dan suci hehehe. Harapan saya semoga kedepan, peran ayah dalam keluarga semakin nyata, sama seperti ibu. Amin.

Beberapa hari ini kepala saya agak berat. Mungkin karena arak bali dari si Remond nih. Jangan-jangan tuh arak hasil curian lagi, bukan di dapat secara halal. Hehehe. Tuh arak yg warnanya tidak berwarna, seperti air putih, telah memakan korban....

Kemarin siang, sepulang dari greja, saya dan ade perempuan saya, Marisa mampir makan. Belum ada semenit pesan makan, HP saya tiba-tiba berbunyi. Ternyata ada sms masuk. Ternyata sms dari ade laki-laki saya, Richard. Isi smsnya: "Kak, di botol aqua kmr kk air apa??!".
"arak bali dr temen kk. Mmg knp de?"
"tadi aku kira aqua. Aku minum. Sempat muntah td. Pusing nih"

Padahal dia berangkat greja dengan motor. Untung di jalan gak mabok. Pesan moralnya, malu bertanya, mabuk di jalan hehehe.


Ok, topik hari ini mengenai TERTANAM dan BERAKAR.
Tema hari ini tidak ada hubungannya dengan majalah agrikultur, apa lagi dengan majalah Trubus, tapi mengenai hati. Apa yang ada di hatimu dan hatiku? Apa yang tertanam dan berakar disana?

Tentu jawabannya bisa sangat majemuk. Tapi tahukan anda, kalo apa yg tertanam dan berakar disana memperngaruhi bagaimana kita melihat sesama kita? Sadar atau tidak sadar, sering kali kita melihat sso dari apa yang melekat pada diri mereka. Salah satunya uang dan materi. Sadar atau tidak sadar kita yang mengaku diri semartabat dan sederajat dalam berpancasilais, ternyata memiliki kasta dalam menilai sso. Cara mengetahuinya mudah saja. Biasanya sikap kita akan berubah saat bertemu orang yang awalnya kelihatan biasa-biasa saja, dengan pakaian yang sederhana, atau mungkin malah terlihat gembel. Namun setelah mengetahui siapa mereka sesungguhnya, semisal ternyata orang yang ngobrol dengan kita adalah Arivin Panegoro, padahal lima menit yang lalu mungkin kita menganggap sebelah mata orang yg kita ajak ngomong ini -- sikap kita langsung berubah.

Mungkin tanpa kita sadari hal tsb tertanam dalam hati kita. Pernah dengar, orang tua kita bilang,"rajin-rajin belajar, biar pintar. Jangan seperti ayah"? Biasanya kalimat ini di lontarkan dari keluarga yang kurang mampu. Belajar dari pengalaman mereka, bahwa ternyata untuk bisa di pandang mereka harus punya uang. Kalo mereka tidak punya uang, mereka tidak dianggap apa-apa dalam lingkungan mereka. Sehingga secara tidak langsung mereka menanamkan mental ini pada anak-anak mereka. Ya itu memang tidak bisa disalahkan, karena nyatanya lingkungan kita memang seperti itu.

Tidak usah jauh-jauh, dulu saya pun secara tidak sedar sudah bersikap seperti itu. Hal ini baru saya sadari setelah menggunakan N6610. Dulu kebiasaan saya selalu berganti-ganti hape. Setiap ada yang baru dengan fitur dan teknologi yang baru, pasti ada keinginan dan hasrat untuk mengganti, dan biasanya selalu terwujud. Terakhir saya menggunakan PDA iPAQ 6828. Cuma karena satu dan lain hal, hape tsb harus saya jual. Sebagai gantinya saya pake hape bekas saya sebelumnya N6610. Entah berasal dari mana, dalam benak saya muncul pikiran, 'saya tidak akan di hargai jika tidak manggunakan hape yang mahal. Saya harus ganti hape!'. Oh man!! Setelah sadar, betapa malunya saya. Ternyata tanpa saya sadari, saya menaruh kualitas hidup saya dalam benda mati! Selama ini tanpa saya sadari, sedikitnya saya membentuk kepribadian dari benda-benda yang saya miliki. Mungkin tidak sekstrim ini, tapi tetap saja merasa malu. Bukan karena saya tidak mampu membeli hape baru yang mahal. Saya punya cukup uang, bahkan sekalipun itu untuk membeli mobil, namun bukan dari situ kepribadian saya terbentuk. Jika barang-barang tsb tidak ada; mobil, rumah, pakean mahal, dan hape -- bukan berarti saya harus kehilangan segala-galanya. Justru saat barang-barang tsb menjadi kepribadian saya, berarti saya telah kehilangan segala-galanya.

Karena dalam diri ini sedikit demi sedikit tertanam bahwa standar hidup adalah uang dan materi, kita pun mulai menilai orang lain berdasarkan tolak ukur tersebut. Seberapa sering kita bermanis mulut saat kita tahu lawan bicara kita adalah orang penting, atau memiliki uang, sedangkan merasa bosan dengan orang yang tidak memiliki apa-apa? Seberapa sering kita mengelompokan orang berdasar yang kaya dan yang miskin? Pada akhirnya apa yang tertanam dan berakar dalam diri kita sejak kecil, yaitu bibit, bobot, bebet -- itu juga yang kita pake dalam menilai sesama kita manusia.

Semua itu sah-sah saja, apa lagi dalam dunia yang plural ini. Hampir semua orang dan lapisan masyarakat menggunakan 'kasta' ini dalam menilai sso, bahkan sekalipun kelompok tsb yang menyuarakan kebebasan, persamaan hak, dan kasih. Tanpa kita sadari memang demikianlah dunia ini. Namun jika yang tertanam dan berakar dalam hatimu adalah materi, pohon yang tumbuh adalah kekhawatiran. Saat materi tersebut tidak ada, kita akan khawatir. Setiap hari kita bekerja bukan untuk aktualisasi diri dan berkarya, namun semata-mata mencari uang menumpuk harta.

Tapi jika yang berakar dan tertanam dihatimu adalah kasih, maka pohon yang tumbuh adalah kebahagiaan. Mulailah pandang setiap orang yang kita temui begitu penting, begitu bernilai, begitu berarti, siapapun mereka, karena mereka adalah investasi kebahagiaan hidupmu kelak. Bukan karena apa yang mereka pakai dan kenakan, namun siapa mereka.

minggu yg melelahkan

Hai, pa kabar guys. Beberapa hari ini sibuk bangat, pulang malam terus, dan setiap berusaha membulatkan tekatku untuk menulis, keburu ngukur tempat tidur.

Beberapa hari ini ada beberapa kejadian yg perlu di catat. Salah-satunya insiden ”Karpet Kecil Lumba-lumba Warna Biru yg Gak bangat”. Kejadiannya itu tiga hari yg lalu , tepatnya tanggal 13 Juni. Marisa, satu-satunya ade saya yg cewe main ke kos. Sewaktu antar dia pulang, dia minta di temani ke mall Citra Land, buat cari kado. Entah bagaimana saya dengarnya cari kado untuk ulang tahun pacarnya yg berulangtahun besok. Makanya saya ledekin,”masa cari kado buat pacar baru sekarang??”. Belum lagi niatnya Cuma ngasih sendal pula, sendal jepit pula, harga 30.000 pula. Asli dah, gak niat bangat. Ini kado buat pacar apa buat pembokat. Kok bisa tahan yak Lucky pacaran ma ade gw. Padahal kalo si Lucky ngasih kado, sudah nabung dari jauh hari, sudah nyari-nyari kado sejak lama sebelum hari H-nya.

Setelah dengan sukses bikin ade gw ngerasa gak enakan, akhirnya kita cari lah. Untung ide saya menyelamatkan dia. ”Kita ke ’Rumah Kita’ aja, banyak barang murah tapi menarik disana”. Awalnya nyari botol minum. Sengaja cari yg paling norak, biar berkesan (or tepatnya shock mental). Salah-satu yg memenuhi syarat kenorakan adalah botol minum kotak kecil yg biasa kita bawa sewaktu TK dulu. Tapi syukurlah kita batal bikin Lucky shock mental. Akhirnya cari punya cari, berhentilah kita di bagian karpet. Pas ada discount lagi. Gw aja rencana ada mau beli salah-satu karpet disitu. Pokoknya bagus-bagus en murah-murah lagi.

Singkat cerita dia beli karpet seukuran keset kaki dengan potongan lumba-lumba warna biru. Sewaktu antar dia ke kos, barulah misteri besar terungkap. Itu bukan buat kado ultah, tapi buat kado tiga tahonan. Pantas aja dia dengan berat hati belinya. Udah gitu, tanpa tahu diri saya bilang, ”gak bangat deh ngerayain hari jadian!”, langsung sepontan dia marah-marah. Marah-marah karena sebelumnya juga dia sudah gak niat ngasihnya, Cuma karena dari tadi saya bikin dia jadi gak enak hati, makanya beli tuh karpet. Hehehe sepanjang jalan gw ketawa, ketawa gede bangat^^ Sampe sekarang gw belum dapat kabar bagaimana tuh nasibnya Karpet Kecil Lumba-lumba Warna Biru yg Gak bangat. Katanya sih, mau di pake sendiri aja. Kasih ke Lucky coklat aja. Hehehe jahat bangat ya gw.


Beberapa teman-teman dari forum KD (Klinik Drum.com) yg dari luar Jakarta lagi pada di Jakarta. Motivasi mereka ke Jakarta juga beda-beda, dari yg niatnya liburan, urusan kantor, sampa di suruh kawin di Jakarta juga ada hehe, pokoknya lengkap deh. Makanya beberapa hari ini saya ambil waktu kosong untuk temani mereka keliling Jakarta. Mulai dari dua hari yg lalu, tanggal 14nya. Dasar dari daerah, udik bangat pengen naik busway (hehe jangan marah ya bos). Ow iya, thx bangat ya Yokai, untuk arak balinya. Nanti besok-besok saya nitip cewe Bali deh hehe.

Tanggal 14

Karena semuanya musisi, khususnya drummer, akhirnya rencana tour Jakartanya keliling-keliling ke toko musik se-Jakarta. Rutenya dari Wijaya Panglima Polim, Serenata Fatmawati, dan berakhir di MG Gading. Kemarin itu yg ikut mas Vallen, Yokai, en Hendra, plus saya sendiri. Nah ada satu lagi nih kecendrungan musisi, gak on time hehehe. Sebenarnya bisa on time, cuma entah kenapa kalo berurusan dengan musik dan orang-orang di dalamnya, pasti telat melulu. Janji kumpul di Citra Land pk10, jadi melar dua jam. Karena keterlambatan itu juga, ’tour-nya’ gak sampai ke MG Gading untuk bertemu Produk Manager MG, Ferry Armand.

Kita juga sempat makan sore di kantin Unika Atmajaya sambil cuci mata liat mahasiswi yang baru. Setelah gelap dan tidak ada lagi yg bisa dilihat, kita pindah ke ’Pelangi’ (PELaza SemANGgI). Kita mampir ke BukuMusik.com, toko langganan untuk mencair dvd dan buku-buku musik. Tokonya di lt2, blok A, jadi yg berminat cari buku-buku dan dvd-dvd lesson berbagai instrumen, or dvd konser, silahkan datang berkunjung disini. Kemarin juga kebetulan ketemu kokonya yg punya, sudah lama gak ketemu semenjak Musik Expo tahun lalu, jadi sempat ngbrol-ngbrol juga. Saya juga sempat pesen beberapa dvd baru. Mungkin minggu depan pesanannya sudah bisa diambil.

Setelah dari sana kita nongkrong di food corrt-nya, sambil menikamti pemndangan malam kota Jakarta dengan sepiring siomay yg dikroyok rame-rame plus minuman fav saya, Ice Cappucino blended. Untuk foto-foto nanti menyusul ya. Akhirnya tepat pk20.30 kita beranjak dari Pelangi untuk pulang.

Tanggal15

Hari ini juga rencananya bakalan jalan lagi. Kumpul di rumahnya Rama, sekalian klinik kecil-kecilan. Lantas jam19 kerumah Denny AJD, owner KDF (Klinik Drum Forum), endorses Yamaha dan Paiste. Baru dari sana nongkrong di Black Cat, Smanggi nonton Tofan Trio. Tapi apa mau di kata, fakta berkata lain.

Tadi pagi saya dapati mobil saya tidak bisa di starter. Slidik punya selidik ternyata batre mobil saya rusak, salah-satu cell-nya sudah mati. Alhasil kudu ganti batre baru. Karena hal 'sepele' tsb, batal deh ke rumah Rama. akhirnya kami (Edo, Remmond, dan saya sendiri) langsung berangkat ke tempa Denny di Tebbet Raya, bilangan Jakarta Timur. Kita jalan dari kos saya di Tanjung Duren pk18, en sampe di tempat Denny pk20 lewat dikir. Bloody trafict man!! Di jalan, Rama sms saya kalo dia baru mau jalan dari rumah. What the hell?!!!! Dasar gak tahu diri! Udah rumahnya di Cileduk 'rimba macet', baru mau jalan ke Tebet jam19. Mau sampai jam berapa coba di Tebet?! Edan! Alhasil doi gak jadi ke Denny, cuma nitip salam aja, bukan duit.

Sampai di rumah Denny, sudah ada Bimo dan temennya nungguin. Kita sempat ngobrol-ngobrol dengan owner. Si owner baru dapat simbal collector item, Paiste 101 '74!! Amaze!!!! Sayang gak di jual, padahal sudah saya tawar 7,3jt hehehe. Doi juga abru dapat force-74., atau bahasa kerennya 'Bedil'. Replika Cina punya. Barangnya asik bangat. Saya langsung naksir pada pandangan pertama, pa' lagi harganya murah bangat coy. Nanti kalo sudah dikirim pic-nya, langsung ta upload disini.

Kita cabut dari tempatnya Denny jam 21.28. Tujuan berikutnya EX, cos Vallen dah nunggu disana. Sampai disana, saya sms Rama, en dia bilang mau gabung juga. Akhirnya sembari nunggu dia kita makan di Burger Spot. Lumayan lah. Tapi memang dasar si Rama ini terkenal raja ngaret, di tunggu sampe pk1 gak datang-datang juga. Singkat cerita kita akhirnya bisa ketemuan juga di Rotbak Eddy.

Udah dulu ya, nanti mengenai isi obrolannya di posting besok. Kepala sakit bangat nih semenjak lathan musik tadi. Mau istirahat dulu. Nite guys.

Waktu yang Berharga

Setiap dari kita punya barang atau setidaknya perkara yang kita anggap berharga. Bagi pria, biasanya pekerjaan mereka jadi hal yg paling penting. Bagi kebanyakan wanita, biasanya hubungan intrapersonal. Bagi seorang petani, sawah mereka adalah hal yg berharga, sedangkan bagi seorang gitaris, tangan mereka yang sangat berharga. Tapi kita semua punya satu hal yang sangat berharga. Namun kebanyakan dari kita sok berlagak kaya! Menghambur-hamburkan benda yg sangat berharga tsb.


Kebanyakan dari kita menganggap benda beharga yg kita punya ini memiliki persediaan yg berlimpah untuk dihamburkan. Sebagian beranggapan benda ini bisa berbunga seperti
deposito. Sering kali kita membuangnya di tempat2 yg tidak berarti, sekedar iseng. Atau ada juga yang tidak merasa benda ini berharga, sehingga tidak ambil pusing.


Belum tahu yg sedang saya utarakan? Saya sedang berbicara mengenai waktumu, dan
waktuku. Menurutmu berapa banyak waktu yg tersedia bagi kita? Rata-rata manusia hidup hanya sampe 80 tahun, jika kuat, mungkin bisa nambah 10 atau 20 tahun. Dalam kurun waktu 80 tahun, apa yg bisa kita perbuat sehingga kita tidak menyesali waktu yang sudah kita gunakan?


Kita bisa melihat pentingnya sesuatu dari berapa banyak waktu yg kita investasikan.
Semakin banyak waktu yg kita alokasikan, semakin besar kita menunjukan pentingnya dan nilainya bagi diri kita. Waktu adalah benda yg paling berharga yg kita miliki, karena kita hanya memiliki serangkaian waktu. Kita bisa menghasilkan lebih banyak uang, namun tidak bisa membuat lebih banyak waktu.


Saat kita memberikan seseorang waktu yg kita miliki, kita sedang memberikan suatu bagian dlm kehidupan kita yg TIDAK AKAN PERNAH KITA DAPATKAN KEMBALI; waktumu adalah
kehidupanmu.


PEMBERIAN TERBESAR YG BISA ENGKAU BERIKAN ADALAH WAKTMU


Orang2 di sekeliling kita juga tdk akan selalu ada di sana; teman, ortu, sahabat, bahkan orang yg
sangat berarti bagimu, mereka pun punya waktunya masing-masing.


Hal yg paling saya benci setelah penghianatan adalah menyesal, karena menyesal adalah
pekerjaan sia-sia terakhir ya bisa dilakukan setelah semuanya terlambat untuk dikerjakan, dan sering kali kita menyesal bukan untuk apa yg kita lakukan, melainkan untuk apa yg tidak kita lakukan.


So, ngapain masih disini?
Bergegas keluarlah, cari orang2 yg kamu sayangi, katakan, 'aku menyayangimu'. Dan berikan
waktumu, hal yg paling berharga yg kamu miliki hari ini untuknya. Lakukanlah ini, sebagai ganti untuk seseorang yg sudah tidak bisa melakukannya lagi^^

Sanguin vs Melankolis

Happy Sunday all. Lagi di bandara nih, nunggu pesawat.
Beberapa hari ini Jakrta terik bangat euy. Rasanya cape bangat jalan di kota metropolitan ini, seperti berjalan di padang gurun sahara aja. Hampir seminggu ini waktu saya banyak di jalan-jalan Jakarta. Entah itu janji ketemu orang, ambil mobil di bengkel, temanio bokap (bokap lagi ada di Jakarta nih, cuma hari ini sudah balik Banjarmasin lagi) dan lain sebagainya.
Ada kejadian yg sempat terjadi di rimba belantara kota Jakarta ini, saya sama bokap nyasar! Hehe perlu diketahui sebelumnya kalo saya ini paling anti yg namanya nyasar, dan paling benci dengan yg namanya nyasar. Makanya dulu, sebelum pake PDA, di mobil selalu tersedia map. Bahkan kalo sedang berada di luar kota pun, saya sempatkan membaca map kota tsb sebelum menginjakan kaki di kota tujuan.

Beberapa tahun yg lalu (kalo gak slaah 2004) sewaktu pulang dari Jakarta menuju Bogor bersama pacar saya (waktu itu), sementara saya menyetir di lingkar dalam tol Jakarta, kita sempat ngobrol-ngobrol. Lalu pembicaraan memasuki apa yg saya tidak suka dan suka dan apa yg dia suka dan tidak suka. Saya tidak suka dengan hal-hal yg diluar dari rencana, salah-satunya ya itu tadi nyasar. Sedangkan dia kebalikan, dia tidak suka hal-hal yg kaku dan monoton; dia menyukai kejutan-kejutan, walaupun itu adalah nyasar. Mobil melewati tugu Pancoran, dan pembicaraan mulai panas, berubah menjadi perdebatan, terus pertentangan, dan diakhiri pertikaian. Gak deng. Pembicaraan masih saja hangat, di tambah dengan citos. Baru saja
saya selesai menjelaskan pentingnya map, dan alasan saya benci nyasar, eh palang menuju Bogor lewat begitu saja di depan mata. Saya cuma bisa bengong, benar-benar bengong. Di kursi samping sopir terdengar pacar saya tertawa dengan dengan kerasnya, penuh rasa kemenangan, dan kebahagiaan. Pokoknya tertawa dengan senang sekali deh (mungkin akrena saya jarang melakukan kekonyolan seperti ini. Alhasil saya cuma bisa manyun aja bawa mobil menuju Bekasi.

Nah balik lagi nih ke dua hari yg lalu. Jadi saya sama bokap dari arah Pluit, mau menuju Hotel Menara Peninsula. Lalu bokap tanya,

"Yo, kamu tahu kan Menara Peninsula dimana? Papa ada janji dengan teman disana, dia sudah otw dari bandara menuju kesana".

"Tahu pa", kawab saya dengan tangkas. "yang di Gatsu itu kan? Sehabis Sudirman?" ,sambung saya.

"iya ya? Bukannya yang di Slipi?" tanya bokap dengan keraguan.

"Bukan pa. Ini dekat Kuningan sana, di sebelahnya Balai Kartini. Saya sama Richard biasa ke sana kok" jawab saya dengan PD.

Seperempat jam kemudia, kita sudah di depan menara Mulia, yg saya pikir menara Peninsula. Bingungnya gak karuan. Kok tiba-tiba saya tidak tahu nih menara dimana, padahal sering bangat kedengaran, lagi pula kalo di jalan sering lihat, tapi dimana ya. Akhirnya saya dan bokap sepakat berhenti untuk bertanya. Karena saya di bangku pengemudi, sehingga yang turun bertanya adalah bokap.

Beberapa menit kemudia bokap balik ke mobil.
"dimana pa?" tanya saya dengan semangat.

"Putar balik di prempatan Tomang. Posisinya di sejajar Rs Harapan Kita, persis di depan Slipi Jaya".

"Wakakakakaka...!!!" Kontan saya langsung tertawa. Tertawa karena kekonyolan saya, tertawa karena lihat ekspresi bokap yang mau marah, tapi doi juga gak bisa marah karena tadi tidak yain juga.

Setengah perjalanan saya masih tertawa akibat kekonyolan saya, belum lagi macet di depan Komdak dan prempatan Slipi. 'Jarang-jarang nih gw dengan PD dan yakinnya nyasar' pikir saya dalam hati. Cuma memang belakangan ini saya jadi sering tertawa, bercerita, sulit menentukan pilihan. Nah yg terakhir ini juga parah bangat. Sekarang kalo mau keluar rumah, saya sering merasa kesulitan menentukan pakaian apa yang yg hendak saya pake. Tidak jarang semua pakaian saya keluarkan dan coba satu-satu, hanya untuk menentukan pakean apa yg cocok untuk di pakai cari buku di Gramed CL. Bagaimana kalo kencan nanti ya? Jangan-jangan pakaian anak kos tetangga ikut saya keluarin juga.

Saya yang dari melankolis sejati, tiba-tiba merasa kehilangan sisi melankolis, dan berganti menjadi sanguin-man. Oh TIDAAAAAKKKKKKK!!!!!!!!

Huhuhu gw harus cari cara untuk mengantisipasinya, sebelum semuanya terlambat. Ok deh, jalan dulu ya, sudah di tunggu sama pak pilot nih.

Nama Itu Penting Anak!

Bagaimana kabarnya hari ini? Hope sehat sentosa.

Tadi baru buka FS, ada friend request (thx dah mau request gw hehe), ada dua pending request (hiks), sama beberapa message. Nah disini nih ada kejadian luar biasa. Selain dari beberapa teman, ada juga dari FS non personal, alias corporate, namanya JakartaDVD. Saya pikir, " wah ada cara baru nih mengiklankan dvd2 baru. Kebetulan, saya baru beli dvd player Samsung kemarin." Pengumuman dulu nih, kemarin saya baru beli dvd player Samsung di Carfour. Parah deh pacar ade saya yg cewe, si Luck. Bilangnya harga dvd playernya cuma 200ribu++. Iya, ++nya banya. Huh ganttin sini lebihnya! Udah gitu dvdnya gak ada menariknya gitu bentuknya, item, sama kek pemiliknya hehehe.

Anyway, akhirnya saya buka deh tuh message. Eh tahunya gede-gede kalimat pertamanya tertulis 'situs DVD Dewasa (Barat, Virgin, Indonesia, Pemerkosaan) dikirim dalam 48 jam...' Alasia!! Emang gw ada tampang mesum yak?! Parah deh. Pemerkosaan pula, cocoknya masuk Buser tuh dvd. Sori saya gak kasih link-nya, demi kredibilitas penulis hehe.

Main topik hari ini masih menyangkut salah-satu message di FS hari ini. Berawal dari nama, hanya sebuah nama. Seperti kata pujangga Inggris yg terkenal itu, William Shakespeare, "apalah artinya sebuah nama....". Ternyata banyak kawan. Saya punya kesulitan menghafalkan nama. Baik itu nama jalan, nama (judul) buku atau film, nama tempat, nama orang, apa lagi nama hewan peliharaan (nama majikannya aja gak hafal, apa lagi loe cuma anak itik). Semua metode sudah saya coba lakukan, dari menuliskan nama-nama tsb, sampai memanggil dengan nama mereka. Namun kalo tidak berinteraksi dengan nama-nama tsb dalam jangka waktu sedikit lama, pasti lupa lagi.

Salah-satu kejadian yg disebabkan dari kelalaian saya ini terulang kembali. Jadi ceritanya beberapa waktu yg lalu saya habis add new friend dari 2nd degree friends. Dari pic.nya sih rasanya familiar. Cuma kok rasanya gak kenal. Akhirnya dengan penuh tekad saya mencoba add + message yg super menawan (tepatnya super formal abiz, kek mau kirim lamaran kerjaan aja) biar di aprove. Akhirnya setelah menunggu beberapa hari dengan gundah, request saya di aprove. Dalam hati nih, "wah gw kudu message yg manis-mains nih. Jaim dong, biar keliata cool (saya selalu mencoba tampil cool, cuma sayangnya selalu berakhir dengan orang-orang mengira saya mafia, swt dah...)".

Mesaage pertama isinya mengenai perkenalan singkat ma profesi masing-masing. Email ke dua nanya dia berdomisili dimana, greja dimana dll. Maunya sih setelah itu minta no HP, tapi kok email yg ke dua ini agak lama balasnya. Mungkin ada
kesan yg jelek dari message sebelumnya, atau ternyata dia sudah diperingatkan oleh temen-temen untuk berhati-hati sama saya, si cumi-cumi. Saya coba kirim email lagi.

Sewaktu tadi buka email ada konfirm dari FS kalo ada message, dan salah-satunya dari dia. Wah dengan penuh semangat saya buka FS (itu salah-satu alasan OL hari ini hehe). Pas buka message dari dia, " Loe gak kenal gw Yuda??!! Loe kan ko2nya Marisa ma Richard kan di Makaliwe?? Gw ibadah di Makaliwe jugaaa!!!!!".

Holly crab!!!! Huahahahha, not my fool, but mind wekekekekeke. Lagian juga beda bangat aslinya dengan di foto. Entah fotogenik, or fotonya editan tuh hehehe (on the record, dia temen sepelayanan saya di Makaliwe, multimedia hehehe).

Ada yg tahu gak gimana nih nyembuhin penyakit yg satu ini?

open house

Wah akhirnya punya blog sendiri nih. Sebelumnya saya pake blog gratisan di FS. Ya sebelumnya cuma iseng-iseng, cuma ketagihan juga bloging, makanya pindah kesini. Tempatnya bagus, bangunannya kokoh, halamannya luas, pokoknya asik deh. Hope disini bisa dapat tetangga yang asik juga plus lingkungannya juga enak:)

Ok deh, sekian welcome party-nya. Btw, ini blog saya sebelumnya http://hxyp566672psyche.blogs.friendster.com/my_blog/,
Mungkin gak semua bisa di pindahkan ke sini, makanya kalo mau liat yg sebelumnya silahkan berkunjung hehe.