Sanguin vs Melankolis

Happy Sunday all. Lagi di bandara nih, nunggu pesawat.
Beberapa hari ini Jakrta terik bangat euy. Rasanya cape bangat jalan di kota metropolitan ini, seperti berjalan di padang gurun sahara aja. Hampir seminggu ini waktu saya banyak di jalan-jalan Jakarta. Entah itu janji ketemu orang, ambil mobil di bengkel, temanio bokap (bokap lagi ada di Jakarta nih, cuma hari ini sudah balik Banjarmasin lagi) dan lain sebagainya.
Ada kejadian yg sempat terjadi di rimba belantara kota Jakarta ini, saya sama bokap nyasar! Hehe perlu diketahui sebelumnya kalo saya ini paling anti yg namanya nyasar, dan paling benci dengan yg namanya nyasar. Makanya dulu, sebelum pake PDA, di mobil selalu tersedia map. Bahkan kalo sedang berada di luar kota pun, saya sempatkan membaca map kota tsb sebelum menginjakan kaki di kota tujuan.

Beberapa tahun yg lalu (kalo gak slaah 2004) sewaktu pulang dari Jakarta menuju Bogor bersama pacar saya (waktu itu), sementara saya menyetir di lingkar dalam tol Jakarta, kita sempat ngobrol-ngobrol. Lalu pembicaraan memasuki apa yg saya tidak suka dan suka dan apa yg dia suka dan tidak suka. Saya tidak suka dengan hal-hal yg diluar dari rencana, salah-satunya ya itu tadi nyasar. Sedangkan dia kebalikan, dia tidak suka hal-hal yg kaku dan monoton; dia menyukai kejutan-kejutan, walaupun itu adalah nyasar. Mobil melewati tugu Pancoran, dan pembicaraan mulai panas, berubah menjadi perdebatan, terus pertentangan, dan diakhiri pertikaian. Gak deng. Pembicaraan masih saja hangat, di tambah dengan citos. Baru saja
saya selesai menjelaskan pentingnya map, dan alasan saya benci nyasar, eh palang menuju Bogor lewat begitu saja di depan mata. Saya cuma bisa bengong, benar-benar bengong. Di kursi samping sopir terdengar pacar saya tertawa dengan dengan kerasnya, penuh rasa kemenangan, dan kebahagiaan. Pokoknya tertawa dengan senang sekali deh (mungkin akrena saya jarang melakukan kekonyolan seperti ini. Alhasil saya cuma bisa manyun aja bawa mobil menuju Bekasi.

Nah balik lagi nih ke dua hari yg lalu. Jadi saya sama bokap dari arah Pluit, mau menuju Hotel Menara Peninsula. Lalu bokap tanya,

"Yo, kamu tahu kan Menara Peninsula dimana? Papa ada janji dengan teman disana, dia sudah otw dari bandara menuju kesana".

"Tahu pa", kawab saya dengan tangkas. "yang di Gatsu itu kan? Sehabis Sudirman?" ,sambung saya.

"iya ya? Bukannya yang di Slipi?" tanya bokap dengan keraguan.

"Bukan pa. Ini dekat Kuningan sana, di sebelahnya Balai Kartini. Saya sama Richard biasa ke sana kok" jawab saya dengan PD.

Seperempat jam kemudia, kita sudah di depan menara Mulia, yg saya pikir menara Peninsula. Bingungnya gak karuan. Kok tiba-tiba saya tidak tahu nih menara dimana, padahal sering bangat kedengaran, lagi pula kalo di jalan sering lihat, tapi dimana ya. Akhirnya saya dan bokap sepakat berhenti untuk bertanya. Karena saya di bangku pengemudi, sehingga yang turun bertanya adalah bokap.

Beberapa menit kemudia bokap balik ke mobil.
"dimana pa?" tanya saya dengan semangat.

"Putar balik di prempatan Tomang. Posisinya di sejajar Rs Harapan Kita, persis di depan Slipi Jaya".

"Wakakakakaka...!!!" Kontan saya langsung tertawa. Tertawa karena kekonyolan saya, tertawa karena lihat ekspresi bokap yang mau marah, tapi doi juga gak bisa marah karena tadi tidak yain juga.

Setengah perjalanan saya masih tertawa akibat kekonyolan saya, belum lagi macet di depan Komdak dan prempatan Slipi. 'Jarang-jarang nih gw dengan PD dan yakinnya nyasar' pikir saya dalam hati. Cuma memang belakangan ini saya jadi sering tertawa, bercerita, sulit menentukan pilihan. Nah yg terakhir ini juga parah bangat. Sekarang kalo mau keluar rumah, saya sering merasa kesulitan menentukan pakaian apa yang yg hendak saya pake. Tidak jarang semua pakaian saya keluarkan dan coba satu-satu, hanya untuk menentukan pakean apa yg cocok untuk di pakai cari buku di Gramed CL. Bagaimana kalo kencan nanti ya? Jangan-jangan pakaian anak kos tetangga ikut saya keluarin juga.

Saya yang dari melankolis sejati, tiba-tiba merasa kehilangan sisi melankolis, dan berganti menjadi sanguin-man. Oh TIDAAAAAKKKKKKK!!!!!!!!

Huhuhu gw harus cari cara untuk mengantisipasinya, sebelum semuanya terlambat. Ok deh, jalan dulu ya, sudah di tunggu sama pak pilot nih.

0 comments:

Posting Komentar