Part of Dead (bagian 2)

(sambungan dari sini)

Malam itu saya sedang merenung mengenai kematian. Mengenai misteri dibaliknya dan tertidur. Setengah tiga, sebuah telpon berdering berkali-kali di kamar sebelah. Setengah jam kemudian orang tuaku keluar dari rumah menuju Handil Bhakti. Pesannya, istri pak Tedja masuk UGD. Saya kembali jatuh terlelap.

Pk 6.30, ayah saya berdiri di samping ranjang. Wajahnya kusut, persis kalau ia lagi tidak ada uang. "Istrinya pak Tedja meninggal dunia...". Spontan saya bangun dengan mata hampir keluar. "You must be kidding, dad!"

Part of Life (bagian 1)

Namanya Tedja Ayub (nama samaran), salah-satu jemaat di gereja lokal saya. Sudah pernah saya bercerita mengenai dia di twitter, bagaimana kagum bahwa ada seorang manusia yang diuji beban hidup melebihi kemampuan yang pernah saya tahu.

Dia termasuk dari keluarga Dayak yang cukup terpandang, masih keluarga dengan Teras Narang, gubernur Kalimantan Tengah dua periode. Beberapa tahun lalu ditipu oleh (oknum) bank Swasta nasional. Singkat cerita dia berhutang sampai 10 milyar. Walaupun demikian dia bukan pengusaha, hanya seorang peternak dan penjual daging dengan omset sekitar 10juta per bulan. Bekerja selama 10 tahun dengan menyetor semua penghasilannya saja baru genap 1,2 milyar. Artinya dia perlu bekerja sekurang-kurangnya 90 tahun untuk dapat melunasi hutangnya. Seharusnya kalau dia mau lari atau menolak membayar bisa saja dilakukan, karena ini bukan sepenuhnya kesalahan dia. Herannya oknum tsb hanya di pecat oleh bank, dan tetap menagihkan ke pak Tedja. Benar! Saya pun berpikir dia bodoh.