Axis Java Jazz Festival, Sat-2009 II

Jazmint Big Band
Pertama kali masuk, langsung disambut oleh Jazmint Big Band fet J-DIVO. Sedikit mengenai band ini, terbentuk sembilan tahun lalu, dan evant nasional mereka 2006 di JakJazz dengan beranggotakan enam personil handal nasional. Namun kali ini JazzMint beranggotakan 14 orang dengan sembilan brasssection. Yang unik dari Jazmint adalah mereka kehusus membawakan lagu-lagu Indonesia yang telah di-re-arrange. Selain itu mereka minus pemain bass. Entah apa pertimbangannya, namun bagi saya ini membuat 'be bop' mereka terdengar tipis karena bass walking diganti ke keyboard. Buat saya, terlalu riskan meniadakan bassist di dalam big band, karena bassist merupakan back bone dalam memobilisasikan rhythm dengan melodic.



Namun dengan keterbatasan itu, performa mereka cukup menawan. Dibuka dengan lagu 'Saputangan Warna Merah Jambu' yang diremark dengan nuansa fussion bersama J-DIVO. Mungkin bagi sebagian besar orang muda kurang familiar, namun lagu ini sempat populer di tahun 70an. Saya sendiri pernah membawakan lagu ini dengan warna be bop saat Buitenzord Jazz Festival bersama quartet saya. J-DIVO pun cukup apik dalam membagi layer suara mereka. Jazmint pun menunjukan kepiawaian dalam me-re-arrange lagu-lagu nasional dalam 'Jali-Jali'. Harmoni saxophone di balut dengan brasssection plus 'obrolan' diantara instrumen lain benar-benar membuat penonton kagum.

Duo Tohpati-Bujana
Animonya cukup banyak, melihat Assembly 2 yang penuh sesak. Saya cukup suprise bahwa ternyata Duo ini benar-benar duo, alias unplug dua gitar. Penampilan mereka tidak diragukan lagi. Habis projek mereka dalam Trisum membuat mereka saling mengerti lawan duet mereka. Mereka membawakan lagu-lagu sendiri yang tentu sudah di-re-mark agar menarik dibawakan duo gitar.



Pandji
Ok, ini memang bukan musik jazz dan Pandji pun dengan rendah hati mengakuinya, tanpa sok-sok bermain jazz atau jazzy -- mereka adalah band Hip-Hop. Namun bukannya bintang utamanya, Jason Mraz dan Swing Out Sisters juga musisi pop? Jadi saya rasa sudah lama Java Jazz merupakan evant jazzy.



Saya baru mengikutin Pandji saat di pertengahan lagu 'Ada Yang Salah' dari album Provocative Reaktive. Lagu berikutnya Pak Polisi YTH (kalo gak salah) dan ditutup dengan lagu dari Stevie Wonder fet Thompi - tentu dengan remark ala Pandji&Friends. Perform Pandji sendiri cukup komunikatif dan cukup suprise juga dengan animo penontonnya. Great job, Dji!

(mulai dari sini tanpa dilengkapi foto - blackberry bangke! --')
Trio Scapes
Dipunggawakan oleh Aksan Sjuman pada drum, Riza Arzat, membawakan musik yang terdengar asing di telinga orang awam, Motwon. Sedikit mengenai genre ini, terbentuk saat musik jazz begitu populernya sehingga orang-orang hanya tahu genre jazz dan semua genre diluar peradaban itu adalah world music. Jazz pun saat itu terbagi dalam beberapa era, dari be bop, hard bop, post bop, dan neo bop. Motown ini termasuk dalam genre neo bop. Ciri khasnya kental dengan distorsi gitar, dengan drum yang lebih ngebeat, namun masih diiringin dengan blues scale, walaupun tidak se-walking be bop.

Mungkin karena alasan ini, banyak penonton yang kecewa karena berharap akan melihat mereka bermain 'swing' yang biasa Aksan mainkan. Memang Aksan sempat memainkan swing, namun itu beberapa jam sebelumnya dengan Aksan Sjuman band.

Terus-terang lagu-lagu yang dibawakan mereka cukup asing judul-judulnya. Beberapa melodi terdengar tidak asing, sayang saya tidak tahu judulnya. Aksan sendiri cukup 'bawel' dalam mengkomunikasikan snare drumnya, namun itu perlu untuk mengimbangi mas Riza yang terkenal brutal (kali ini dengan Rhodes dan PODnya).

Sacbe
Merupakan tiga bersodara berkewarganegaraan Maxico. Saya ingat persis ini kali ke dua mereka berpartisipasi di JJF dan itu atas undangan kedutaan Indonesia di sana. Komposisi yang mereka bawakan kebanyakan lagu-lagu mereka sendiri, sehingga saya kurang familiar. Namun komposisi-komposisi yang mereka bawakan benar-benar outstanding. Dikomandani oleh bassistya (lupa namanya karena ngikutnya dari pertengahan) mereka membawakan lagu-lagu bernuansa afrocuban. Sayangnya tune mereka kurang akustik dan sempat beberapa kali feetback.

Donny Suhendra Band
Dengan empat personin (Demas pada Drum, Christian pada bass, dan Niko pada keyboard), om Donny menghibur penonton JJF di Kasuari Lounge, Sabtu malam itu. Kebanyakan lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu eksperimen sendiri yang kental dengan warna fussionnya ala Chicorea.

Terus terang, dengan berbagai ornamen yang diletakan Demas, membuat lagu-lagu terdengar terlalu penuh dan cendrung melelahkan untuk didengarkan. Seharusnya dengan pengalaman om Donny yang sudah menjadi legenda, musik yang disuguhkan bisa lebih dewasa. Atau mungkin ini kesempatan yang om Donny berikan untuk musisi muda berkarya, melihat personilnya adalah musisi muda yang handal.

Karizma feat David Garfield
Kenapa Joe hanya nonton yang hari Sabtu? band inilah yang menjadi alasan utama saya, tentunya selain hanya hari ini saya kosong. Menjadi alasan utama karena kalaupun band ini mainnya hari Jumat atau Minggu, maka saya akan mati-matian belain buat nonton. Seharusnya band ini bisa menjadi totaly world class band kalo bukan karena drummernya yang mengecewakan sangat.

Saya agak heran kenapa ditulis fet David Garfield? Wong David Garfield itu tidak hanya keyboardisnya namun juga pendirinya Karizma, bahkan sampai album terbarunya mereka Lost And Found "The secret tracks from Karizma" 2001 pun masih David Garfield. Kalo kamu pernah dengar lagu-lagu mereka, terdengar brutal namun dinamis, dengan genre fussionnya.

Karizma yang seharusnya berisi David Garfield sendiri, Vinnie Colaiuta, Michael Landau dan Neil Stubenhaus, Sabtu kemarin malah tampil dengan David Garfield and friends. Seharusnya merekan mengambil langka yang pernah dilakukan Incognito sebelumnya agak penonton tidak merasa tertipu, dengan memberi nama the Experiance of Karizma (walaupun sangat jauh dari 'rasa' Karizma-nya).

Steve Ferron (drummernya) dengan sukses membuat Karizma menjadi lawakan satir. Tidak ubahnya seperti singa ompong, Karizma mencoba menghibur penonton yang terlanjur kecewa karena bukan Vinnie Coulaiuta yang memainkan drum. Fyi, jika orang datang melihat Karizma, itu karena ada Vinnie Coulaiuta di sana. Vinnie membuat Karizma menjadi salah-satu band fussion jazz yang disegani di dunia internasional.

Salah-satu lagu andalan yang seharusnya bisa membuat Karizma menjadi bintang malam itu, E Minor Shuffle, dibuat mandul oleh Steve. Steve benar-benar hanya menjadi pengiring yang bagus bag instrumen lain. Benar-benar kosong, padahal plesetan lagu ini 'Animal Shuffle' saat The Animal (julukan lain untuk Vinnie, selain the monster) yang memainkannya. Dan saya tidak tahan memaki-maki setelah mendengar bagaimana Karizma membawakan lagu tsb Sabtu malam kemarin. Benar-benar mengecewakan....

Mike Stern feat Dave Weckl
Mungkin bisa dibilang, penampilan mereka ini yang menyelamatkan kekecewaan saya dari Karizma. Ok, mungkin tidak bisa dibilang Sabtu malam karena mereka adalah evant terakhir yang dimiliki JJF Sabtu itu, yaitu jam 2 dini hari (molor sejam dari yang dijawalkan). Untuk band yang tampil dini hari, penonton mereka cukup banyak. Jelas, karena musisi yang tampil bisa dibilang kaliber dunia untuk masing-masing instrumen mereka.

Yang cukup mengejutkan adalah kembalinya Tom Kennedy (basist) menemani Dave Weckl. Fyi, Tom Kenedy sempat absen bermusik 2006 lalu karena terkena kecelakaan yang mematahkan tangannya. Cukup mengagetkan karena sebelumnya dia divonis tidak bisa kembali bermain bass. Faktanya dia bermain lebih 'gila' Sabtu kemarin. Lihat saya saat dia memasukan 32th note dalam swing be bop. Sedangkan Dave Weckl adalah drummer dunia yang terangkat namanya tahun 80an, saat menggantikan Vinnie Coulaiuta dalam project Chicorea band. Awal 90 an Weckl mendirikan band dengan album pertamanya Master Plan.

Mike Stern bersama Weckl membawakan empat-lima lagu (semuanya lagu-lagu Mike), namun show mereka hampir satu jam. Perlu diralat, bawaha Mike Stern bukan gitaris jazz seperti yang diinfokan web JJF. Mike Stern adalah gitaris yang sering berkolaborasi bersama musisi-musisi dunia. Lihat saja lengkingan gitarnya yang lebih terkesan sebagai musisi rock ketimbang jazz. Walaupun demikian Weckl bersama teman-temannya mampu memadu musik dengan baik, walaupun sempat di lagu terakhir suara drum Weckl (yang cendrung akustik) tidak mampu mengimbangi lengkingan gitar Mike.


Penutup....
Masih sama dengan JJF tahun sebelumnya, ramai dengan 'mahluk halusnya' sayang kawanku Benny tidak sempat menikmatinya. Namun mungkin berita baik dari ketidakhadirannya, tidak perlu terjadi pertumpahan darah dengan melukai 'genderewo-genderewo' di sana (dengan adanya Benny, saya memiliki partner in crime).

Ah, kalo datang ke JJF, pengennya balik bermusik lagi. Bisa gak ya.....

8 comments:

Anonim mengatakan...

Yang gue ngerti cuma kalimat terakhir...

Priscilla Mulianto mengatakan...

oit.. Joe..
wahh abis nonton ripiuw nya banyak bgt nih hehehe.. thanks infonya ye..
BTW knp BB kok dikatain bangke??
rusak?

Wibowo Kosasih mengatakan...

Yoi Joe. Mungkin untung juga g gak jadi dateng. Padahal dah siapin, Shotgun, granat, dan hatchet untuk membasmi genderuwo genderuwo itu. Hehehe ...
Partner in crime, bro ...
Kita cari ajang lain aja ... Yang bisa "Cry Havoc ..."
Huehehe ...

Unknown mengatakan...

@yosu
Wa sepertinya kalimat gw banyak yg salah ya nulisnya? Hehehe maklum tengah malam nih nulisnya :D

@Sisil
Iya nih, blackberry gw rusak. Ugh durabilitynya payah bener (atau gwnya yg gak apik pakenya ya...?)

@Benny
Hahahaha ditunggu untuk evant bersamanya itu :lol

Priscilla Mulianto mengatakan...

apaan tuh artinya yee.. granat dkk? mo nonton to perang yee?? hehehehe

joh juda mengatakan...

@Sisil
Hahahaha perang yang timbul dari adanya kesenjangan fisik :p

Ribz mengatakan...

sama cengonya kek yosu...

padahal crita lo ab java jazz ini g tunggu2 lo...secara lo sampe 'kabur' dari latihan musik demi nonton neh konser... wkwkwkwkwkkkk ;p

ternyata g tetep ga ngerti...

(gimana mo ngerti icaaaa!!!obrolan sehari2 ajah banyak yg lo mesti cerna baik2 baru ngerti...apalagi ini ck ck ck 8->)

oh...mengapa begini...apa tingkat kecerdasanku semakin merosot sejak bergaul dengan yuda??

*loh???*

joh juda mengatakan...

@Ribz
Ah memang dari semua omongan gw gak ada yg lo mengerti, Ca...

Posting Komentar