Makna Hidup

Sudah genap 3 minggu lebih 4 hari saya di Banjarmasin. Bagi yg belum tahu Banjarmasin itu dimana, Banjarmasin itu ibukota propinsi Kalimantan Selatan terletak di 3º15´- 3º22´ Lintang Selatan dan 114º98´- 114º38´ Bujur Timur wekekeke. Gw rasa kalian juga tidak bakal maau mendengar luas kota dan jumlah penduduknya :D

Adek-adek saya yg di Jakarta tidak jadi pulang dikarenakan kuliah dan kesibukan masing-masing. Saya juga baru tahu kalo ortuku akan ke Kupang dan Rote, jenguk oma ku. Tinggalah Saya dan ade saya yg paling kecil, Daniel, di rumah Banjarmasin. Fuih. Ini Natal paling sepi seumur hidup saya! Plus ngurus rumah; msak, nyuci, sapu-ngepel, Damn!

Ortu sudah berangkat kemarin, jadi saya mulai kemarin malam sudah mulai masak, tadi pagi nyuci dan bikin sarapan. Semoga untuk 10 hari kedepan tidak ada kecelakaan yg menyebabkan rumah di Banjarmasin ilang dari peredaran. Nanti saya coba report disini hari-hari naas yg akan dilalui.


Balik ketopik hari ini. Di hari-hari yg mendekati akhir tahun ini, kebanyakan dari kita mulai berpikir mengenai apa-apa aja yg sudah kita lakukan di tahun ini. Apakah target-target kita diawal tahun tergenapi atau ada yg gagal. Terus ditahun kedepan itu mau ngapain aja, target2nya apa aja, dan masih banyak lagi renungan-renungan pribadi. Biasanya kita sebut ini evaluasi diri. Waktu terasa begitu cepat saat kita berada di penghujung tahun. Padahal sewaktu kita menginjakan diri pada bulan Januari, or Febuari, kita merasa cemas untuk hal apa saja yg akan kita kerjakan di tahun tsb, karena terasa lama hari-hari tsb (dan memang lama kawan, 356 hari!).

Apa makna jerih lelah-kita? Apa makna kita berada disini? Apa makna kehidupan kita?

Puluhan tahun, ratusan bulan, bahkan ribuan minggu akan kita atau sudah kita lewati, namun dari waktu dan semua peristiwa yg kita alami sepanjang hidup kita itu, bermakna apa?

Segala sesuatu ada artinya, ada tujuannya, termasuk keberadaan kita. Jika kita tidak memiliki tujuan, kita tidak akan tahu apa yg mau kita kerjakan atau lakukan. Jika kita tidak tahu apa yg kita kerjakan atau lakukan; perbuatan kita mengarah pada satu hal, yaitu kesia-siaan. Saat hidup kita sia-sia, kita tidak memiliki makna.

'.... hidup harus memiliki makna sayang. Kalau tidak bisa hidup untuk cinta, paling tidak hidup untuk membalas dendam sayang...'

Itu sebuah penggalan baris sebuah novel yg sempat saya baca. Bahkan sekalipun hidup itu untuk sebuah dendam, hidup itu masih lebih bermakna, dari pada hidup tanpa tujuan.

Hal ini terngiang-ngiang sejak saya kembali ke Indonesia. Apa sih yg saya kerjakan sebenarnya? Apa sih makna dari semua yg saya kerjakan tahun ini?

Jawabannya aku temukan saat aku membaca sebuah komik. Kaget ya? Sama.

Komik karangan Yumi Hotta. Kir-kira pesannya begini, "kita hidup untuk menghubungan masa lalu yg panjang sekali dengan masa depan yg panjang sekali''.

Setelah aku renungkan hal tsb benar. Setiap dari kita merupakan seorang agen dari masa lalu yg menyatakan eksistensinya pada masa depan. Kita ada sekarang karena masa lalu, untuk menjangkau masa depan. Setiap dari kita akan mempengaruhi masa depan. Apapun yg kita kerjakan akan berpengaruh kekekalan terhadap masa depan kita. Seperti yg aku sebutkan diatas, kita merupakan agen, jembatan, penghubung untuk generasi mendatang agar mereka belajar dari para leluhurnya, baik hal yg buruk maupun yg baik.

Setiap dari apa yg melekat dari kita adalah mata rantai generasi yg menghubungkan generasi di belakang kita dengan generasi di depan kita. Kita mewarisi tugas mulia ini tentunya untuk melakukan hal terpuji agar generasi di depan kita menikmati apa yg baik dari kita dan mewarisinya juga ke generasi di depan mereka.

Kita ada disini bukan untuk diri kita sendiri, melainkan untuk sebuah generasi. Apa yg kamu wariskan pada generasimu kawan?

1 comments:

Anonim mengatakan...

"kita hidup untuk menghubungan masa lalu yg panjang sekali dengan masa depan yg panjang sekali"

^_^
ini kata2 favoritq juga,,
pasti hikaru's go ini... :)

Posting Komentar