Tragedi November

Ternyata benar apa yang gw perkirakan di awal bulan ini, adalah bulan November yg penuh cinta-cinta. Ouch. Nah kalo sebelumnya agak-agak sentimentil, yg ini agak-agak tragis.

Tanggal 8 Novemer kemarin sahabat gw berkunjung ke Banjarmasin. Sebenarnya dalam rangka tugas kerja, cuma jadinya malah kayak liburan. Gw dah lumayan lama gak ketemu dia, mungkin ada setahun, apa dua tahun. Gw juga lupa. Tapi yang pasti gw kenal dia semenjak 2003, dan menjadi sangat akrab setelahnya karena memiliki minat yang sama pada drum.


Sempat ngekost bareng, dan bisa dibilang doi ini partner in crime gw. Dari mulai maki-maki di jalan, cela-celain orang sampe tuh orang menyesal dilahirkan, hingga ngegembel bareng (yang ini agak lebay sih). Hampir semua hal gw tahu tentang dia, yang gw gak tahu kali ini adalah dia tidak bilang ke istrinya bahwa di ke Banjarmasin, alih-alih ke Balikpapan. Kenapa?

Beberapa tahun silam, saat kami masih ngekost bareng (dan orang tua gw sudah pindah ke Banjarmasin saat itu), doi terlibat kisah cinta kilat penuh kenangan dengan salah-satu gadis Banjarmasin. Kacaunya nih gadis sebenarnya sudah dijodohkan. Perbedaan suku dan agama semakin mempertajam reaksi penolakan orang tua gadis ini terhadap sahabat gw. Akhirnya mereka putus dan menjadi kisah lama.

Dengan alasan tsb sahabat gw gak ingin mengatakan ke istrinya kalau dia ke Banjarmasin, tempat di mana mantannya berada dan nginap di hotel di mana mantannya kerja. Ouch, damn you boy. Gw bisa ngerti sih pikiran sahabat gw, secara gw jg cowok (setidaknya jenggot gw masih tumbuh). Dari pada menjelaskan panjang lebar dan ribut lebih baik bohong aja. Gampang, praktis, dan aman. Kayak selogan kondom kan? *eh* Cowo tuh emang mikirnya simple-simple aja.

Harusnya semua aman saja, kalau bukan karena tiga faktor, pertama gw. Belakangan gw lagi kranjingan foto-foto dan upload foto ke inet. Yang paling sering tentu ke twitter dan picplz (semacam twitternya para tukang foto). Jadi selama sahabat gw di sini jadilah gw foto-foto dan upload-upload foto. Masalahnya seperti gw bilang di atas, gw gak tahu soal kebohongan sahabat gw.

Faktor ke dua adalah sahabat gw. Dasar pembohong amatiran jadi beberapa hari sebelum berangkat malah terlihat kikuk, selain doi kecentilan juga twiting keberangkatan dan nomor pesawatnya. Sebenarnya gak jadi masalah kalau bukan karena faktor terakhir.

Faktor terakhir adalah insting seorang istri. Gw rasa ini yang paling berbahaya. Menjelang hari terakhir sahabat gw di Banjarmasin dalam tiga hari rangkaian kerja, istrinya yang merasa janggal dengan kepergian suaminya,  melihat-lihat twitter sahabat gw dan menemukan nomor pesawat yang digunakan adalah tujuan Banjarmasin, dan bukan Balikpapan seperti yang dikatakan suaminya. Ditambah google latitude suaminya yang off, lengkap sudah kecurigaannya.

BBM sahabat gw bunyi dengan berisi amarah istrinya. Jujur, selama gw kenal sahabat gw dari 2003 ini, gw belum pernah lihat dia ketakutan, apa lagi wajahnya sepucat itu. Gw yang lagi ketawa-ketiwi di Excelsso langsung diam lihat wajahnya. Sebenarnya gw mau ketawa melihat besar tubuh dan wajahnya yang kontras, cuma itu sepertinya tindakan terakhir yang bisa gw lakukan sebelum mati dicincang dan dicaci.

Beberapa jam kemudia kami tiba di hotel, panik memikirkan apa yang harus dibuat. Teman gw masih ngotot ke istrinya kalau dia di Balikpapan, walaupun semakin dia ngotot semakin terlihat dia berbohong. Gw dah diem aja. Akhirnya istrinya minta bukti foto bording pass Jakarta-Balikpapan *dang*

Sebenarnya saat itu gw sudah ingin desak sahabat gw untuk berkata jujur, hanya saja ada kesepakatan bersama di antara semua kaum pria bahwa mereka harus membantu berbohong untuk sahabat mereka saat ribut dengan istri.

Pernah dengar anekdot 'konspirasi para cowok'? Bahwa kalo istrimu menelpon dan bertanya dengan curiga di mana suaminya berada kepada 5 sahabat suaminya tanpa mereka saling tahu, maka ke lima-limanya akan berkata kamu tidur di rumah mereka. Sehabis itu ke lima sahabat tsb akan sms/menelpon kamu dan bilang, "cepat pulang, istrimu cari lu. Btw gw bilang lu tidur di tempat gw".

Nah saat itu kondisi gw menjadi salah-satu dari lima sahabat suami tsb. Dengan berbekal NeXus One Super Phone Android gw (iklan terselubung), gw edit foto boarding pass temen gw dan ganti data-datanya. Hell. Gw sampe bela-belain gak tidur demi ngerjain foto tsb karena jam5 pagi teman gw sudah harus di bandara untuk kembali ke Jakarta.

Dan entah keajaiban dari mana, gw yang bego soal manipulasi foto bisa membuat istri teman gw percaya. Gw benar-benar takjub dengan diri gw, android gw, dan terlebih lagi keajaiban tsb. Akhirnya semua bisa damai sentosa. Gw bisa balas dendam tidur seharian. N.b Istrinya gak bodoh, justru pinter sotosop. Kemungkinannya istrinya yang terlalu percaya atau android gw yg terlalu canggih (parah, masih sempatnya promosi lagi!)

Seharusnya demikian. Yang gw lupa adalah tidak ada mujijat yang lahir dari kebohongan.
Kalo kamu masih ingat faktor pertama yang gw sebutkan di atas, itu lah faktor paling tragis menurut gw, sehingga akhirnya istrinya benar-benar tahu sahabat gw ke Banjarmasin. Faktor tsb adalah gw dan foto-foto gw.

Gw dapat telpon sore dari sahabat gw dengan suara yang gw gak bisa tafsirkan dengan baik, tapi bisa gw bayangkan kalo gw ada disamping dia mungkin gw sudah dicincang untuk dijadikan pupuk tanaman.

Jadi ternyata istrinya yang sudah percaya, gak tahu ada angin apa, cek facebook gw dan di sana ditemukan lah foto-foto suaminya, lengkap dengan geotagin lokasi-lokasi di Banjarmasin. Gw yang sudah jarang banget main facebook, gak nyadar kalo selama ini tiap gw upload foto ke PicPlz, dengan sangat inisiatifnya picPlz akan 'kasih tahu' ke twitter dan facebook gw. Itu kayak naik jetcoster, saat lu lagi naik (happy karena semua baik-baik saja, bahkan berbangga karena keberhasilan lu) tiba-tiba menghujam ke bawah, membuat seluruh isi perutmu mual ingin keluar. Damn you facebook!!

Yang gw sesalkan rasanya kayak gw yang berhasil buat mereka akur kembali, tapi akhirnya gw juga yang bikin semuanya kacau.

Sesaat setelah menutup telpon dari sahabat gw, istrinya menelpon gw. Perut gw mual sejadi-jadinya.
"Yud, Ferry ke Banjarmasin ya?"

gw diam, bahkan terlalu lama untuk memikirkan sebuah jawaban (atau mungkin tidak selama itu sebenarnya). Gw menimang-nimang mau menjadi seperti apa gw. Kembali menjadi pria seperti di atas atau membuka aib sahabat gw dengan harapan kejujuran pasti menghasilkan sesuatu yang baik. Mungkin dia jg berusaha menebak-nebak apa yang akan dia dengar, sebuah kebohongan lagi atau kejujuran. Atau mungkin dia tidak berpikir apa-apa lagi karena cukup satu kebohongan untuk merusak pernikahan. Promises mean everything. But once you break them, sorry mean nothing.


Akhirnya gw menjawab, "ya lu sudah tahun kan di mana suami lu sebenarnya..."

"iya, gw lihat foto-fotonya di facebook lu (brengsek lu, Yud!). Gw gak bisa ngerti kenapa dia harus berbohong? ..."


40 menit kedepan gw mendengarkan curhatan istrinya. Dan akhirnya gw ngerti gimana rasanya kaum Israel, karena percaya atau enggak gw berasa ngobrol 40 tahun.

Dalam setiap hati orang dewasa tersimpan jiwa anak kecil. Mungkin lucu kalau itu cewek, tapi buat cowok bisa jadi fatal. Masalahnya jiwa itu 2X lebih banyak bersemayam dalam diri cowok. Makanya tuntutan menjadi dewasa lebih berat bagi seorang cowok. Berbohong adalah sifat anak-anak untuk menghindari tanggung jawab dan itu yang dilakukan sahabat gw.

Untuk para istri, gw cuma bisa bilang tolong maklumi kalo laki-laki suka bertingkah seperti anak-anak, karena kami memiliki jiwa anak kecil 2X lipat dari kalian. Kami senang modif mobil, komputer, atau gadget karena itu pengganti mainan robot-robotan dan mobil-mobilan kami saat kecil. Kami kadang berbohong karena itu godaan terbesar dalam hidup kami (selain melihat Jessica Alba topless... Woi fokus! Fokus!) untuk menghindari konfrontasi dan tanggung jawab. Sumtimes we're super idiot, yes that's right. Tapi saat kami memutuskan untuk menikahimu itu artinya cuma kamu satu-satunya yang kami relakan untuk mengikat kami.

Untuk para suami, memang mustahil untuk tidak berbohong sama sekali dalam hidup ini, tapi kalau kamu bukan aktor sebaik Will Smith, sebaiknya hindari untuk membohongi istrimu. Istri itu yang siang malam berdoa buat kamu agar dijaga dan diberi rejeki. Istri jg yang sepanjang malam tidur di sampingmu, jadi hampir mustahil dia gak tahu kebohongan kamu. Sahabatmu aja bisa tahu kamu berbohong, apa lagi istri. Kalo kamu lihat istrimu bodoh dan mudah dibohongi, percaya deh dia cuma pura-pura, sama kayak pura-pura orgasme saat tidur dengan kamu.


Ps. Setelah kejadian tsb istrinya minta cerai dan gw gak bisa tidur sepanjang dua minggu....

0 comments:

Posting Komentar