Midnight recording

Hari Minggu kemarin, tepatnya tanggal 1Juli, untuk pertama kalinya di tahun ini saya nge-take lagu. Terakhir kali take lagu kalo tidak salah dua tahun yang lalu. Namun tidak hanya itu saja, hari Minggu itu menjadi hari yang paling melelahkan.

Hari itu diawali dengan bangun pk6.00, dengan tidur yang kurang, dikarenakan malam sebelumnya kita (saya, Richard (adik saya), Richo (teman kos) en Billy (temen kos juga)) main Dota di warnet sampai pk3 dini hari. Masih dengan mata yang gontai dan langkah yang sayup saya memaksakan diri berjalan ke kamarmandi karena hari itu saya pelayanan di greja pk8.00, dan sudah harus tiba di greja 30menit sebelumnya. Namun bukan saja satu kali ibadah, karena dari greja lokal saya, di teruskan ke Tiberias, pelayanan musik 3sesi dari pk13.00 s/d pk19.00; its mean gw main musik rata-rata hari itu lima jam! Sama kek konser!

Sehabis dari pelayanan yang melelahkan, saya kembali menuju kos untuk ganti baju, terus ke jalan ke Bekasi, karena studio recordingnya di sana. Takenya sendiri pk00.00 dini hari dan sudah harus kumpul disana 1,5jam sebelumnya. Dipilih waktu selarut ini, dengan pertimbangan biasanya ide-ide muncul ditengah malam yang sepi sambil di temnai jangkrik; yang kedua karena distorsi dan gangguannya bisa di bilang gak ada. Namun untung tak dapat di tolak malang tak dapat di tendang, kita telat. Keknya ini merupakan salah-satu anomali bagi musisi. Entah mengapa jika menyangkut musik dan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya, pasti telat. Liat aja konser-konser musik, yang di mulai tepat pada waktunya bisa dihitung menggunakan satu tangan saja. Cuma kalo urusannya bukan musik (padahal dengan orang yang sama) bisa tuh on time. Hm dunia yang aneh.

Enyway kami (saya, Richard (adik saya), Richo (teman kos) dan Marchel (gak jelas siapa hehehe); ini personil kos band huehuehue) tiba di studio bersangkutan pk1.00 dini hari. Nama studionya 'Meteor'. Sedangkan nama studio rentalnya 'Garden' hehehe jayus dah. Saya sempat kaget juga melihat kondisi studionya, agak meleset dari bayangan saya. Alat-alatnya hampir gak beda jauh dengan studio rental yang 50ribu per jam. Dalam hati kalo tahu begini mah gw bawa simbal-simbal dari MG deh. Belum lagi hardware yang gak menunjang. Hampir aja saya putus- asa en walkout. Cuma karena tuntutan profesionalisme (ciee ilee) akhirnya saya meneguhkan diri bahwa ini tidak separah yang di bayangkan. Untung juga snare bawa sendiri, sekalian tes drive nih 'bini' baru, jadi masih bisa sedikit menghibur hati.

Eh ternyata benar kawan-kawan, hasilnya bagus! Apa lagi snarenya. Awalnya saya tidak menyangka kalo sound snarenya bakalan bright, cos sebelumnya setiap kali di bawa nge-gig secara live soundnya cenddrung warm, malah terlalu warm seperti mendam. Apa lagi untuk recording kali ini snare tsb di tune 'ngawur'. Recording digitalnya sendiri menggunakan Nuendo-3. Keknya biar take drumnya pake ember ma panci, hasil outnya bakalan jadi drum bagus deh. Amaze bangat. Saya sendiri sudah lama gak recording lagu. Kalo dulu biar digital studio, kita juga mainnya harus extra hati-hati en perfect, apa lagi instrumen-instrumennya, pengaruh bangat. Nah kalo sekarang ini, hasil lagi dari garasi rumah juga bisa jadi album coy. Take lagunya juga semi tracking, jadi instrumen dasar live sedangkan untuk melodi, string, en effect tracking sendiri. Vokal sendiri butuh lima track agar hasil suaranya tebal. Dengar-dengar band Ungu habiskan 15tack hanya untuk vocalnya saja. Wow!

Total kita take ada 3kali. Yang pertama saya recording tanpa guiden. Cuma dengar drum aja, kek latihan lagu, tanpa instrumen lainnya. Sebenarnya sudah disiapkan headphone sebagai monitor cuma terlalu tajam sound snare drumnya sehingga saya memilih tidak menggunakannya, dan hanya mengandalkan naluri binatang saya saja. Kali pertama ini saya menggunakan match grip karena dari pengalaman menggunakan traditional grip pasti ada miss-nya kalo rimshoot snare. Hasilnya sih bagus, cuma kata opratornya kurang 'bernyawa'. Di sarankan menggunakan headphone. Akhirnya untuk take ke 2 dengan berat hati saya menggunakan headphone tsb. Selan menggunakan headphone saya juga coba untuk merubah grip tangan kiri ke traditional grip. Ternyata hasilnya jauh lebih baik. Karena bisa mendengarkan monitor hasil lagunya sendiri lebih berisi dan bernyawa (ternyata memang terasa bangat antara lagu yg bernyawa dengan yang sekedar bunyi, padahal apa yg dimainkan sama persis). Selain itu permainana saya sendiri lebih santai karena menggunakan grip sehari-hari saya, match grip. Cuma ada beberapa miss yang dilakukan oleh teman, dan akhirnya diputuskan untuk mengambil satu kali take lagi, dan alhasil yang dipake hasil take yang terakhir.

Setelah beres, giliran take untuk tracking gitar, effect dan vocal. Yang lumayan agak lama take vocal. Selama take untuk vocal dan balancing lagu saya sudah beranjak ke alam lain, alias tidur. jam lima lewat kami beranjak pulang. Sebelum kembali ke Grogol Jakbar, kami sempatkan sarapan soto ayam di daerah Galaxi, mengantar salah-satu teman yang tinggal di Bekasi, baru meneruskan perjalanan pulang. Itu hari Senin, dan kami berangkat dari Bekasi sudah di atas jam6, its mean bloody trafic!!! Udah gitu gw ditinggal nyetir sendirian, yang lain pada tidur! Swt dah. Setelah melalui darah yang berceceran dan lembah kemacetan, kami tiba di kos tercinta jam9, dan langsung memeluk bantal dengan mesrahnya plus posisi nungging mencumbu tempat tidur.

Saya sendiri baru bangun pk 2 dini hari. Tidur 14jam!!! Udah kek jet lag ke Jepang aja. Ck ck... Ya sekian ceritanya mengenai recording kali ini. Sebenarnya mau di posting juga disini hasil recordingnya, cuma selain karena gaptek, tuh lagu bakalan teman-teman dengar juga di final Indonesian Idol;)

Ok deh, mau tidur lagi nih hehehe ini bukan karena masih cape, tapi karena kondisi kurang fit, keknya karena kecapean hari Minggu itu. Bye guys

0 comments:

Posting Komentar