Natal untuk Kristus

Menjelang Natal tahun ini gw tegang. Bukan karena harus mempersiapkan acara dadakan atau ada acara besar. Justru sebaliknya, karena gak terjadi apa-apa. Maksudnya benar-benar gak ada yang istimewa.

Banyak orang berharap saat Natal mereka tidak memiliki jadwal yang padat untuk menyiapkan Natal di gereja, atau Natal di kantor atau Natal di mana lah; dengan harapan bisa menikmati damai Natal yang sebenar-benarnya. Gw pun dulu termasuk yang berharap seperti ini. Tapi sekarang, saat gw tidak melakukan apa-apa justru malah menjadi lebih buruk, gw gak merasakan Natal sama sekali. Apa lagi di Banjarmasin ini, satu-satunya yg menunjukan suasana Natal hanya pohon Natal di mall yg dibuat seadanya. Benar-benar lebih mirip tumpeng ketimbang pohon Natal.



Kalo gw ingat kembali, semenjak kecil seolah sudah ditanamkan Natal merupakan hari yg istimewa, di mana semua hal yang kita inginkan bisa saja kita dapatkan. Buat gw hal seperti itu cuma bisa terjadi dua kali dalam setahun, saat ulang tahun dan saat Natal.

Kebetulan saat gw TK dan SD gw bersekolah di sekolah bergaya Belanda di Makasar. Jadi memang setiap akhir tahun Natal dirayakan dengan istimewa. Sebelum Natal tiba kami diminta untuk membuat daftar harapan. Di antaranya kami boleh menuliskan mainan atau barang yg kami kehendaki. Kalaupun gw gak dapatkan biasanya akan gw tulis kembali sebagai permintaan untuk Natal tahun berikutnya.

Maklum aja keluarga gw termasuk berkecukupan. Sebenarnya bisa aja sih berkelebihan, cuma bonyok gw sepertinya senang memilih jalan yg susah. Alih-alih mengikuti program KB, mereka malah memilih berkelebihan lima anak. Saat gw kecil dulu gw sempat menanyakan ke nyokap kenapa dia gak ikut KB. Nyokap gw dengan santainya menjawab, "loh, mama kan memang ikut KB?! Mama memang sudah merencanakan keluarga punya lima anak"

Mungkin sebenarnya keluarga kami pun masih bisa berkelebihan kalo bukan karena ke lima anaknya suka barang bagus, suka sekolah di SD-SMP-SMU bagus, dan masuk kuliah di jurusan yg bagus (baca: mahal).
Dengan begitu tentu saja gak semua hal yg gw minta bisa gw dapatkan dari mereka; khususnya yg bukan primer. Dan cuma ada dua kesempatan di mana gw bisa minta apa saja tanpa orang tua gw protes. Walaupun saat kecil gw sempat berpikir Santa lah yg memberikan hadiah yg gw harapkan.

Setelah gw menginjak kelas 2 SMP berharap kado Natal dari orang tua sudah gak relevan lagi. Sebenarnya sih masih pengen minta kado, tapi malu sama umur. Akhirnya mintanya sama temen atau gebetan. Caranya? Dengan jalan memberikan mereka kado sehingga mereka akan sungkan jika tidak membalasnya.

Terbongkar sudah niat culas gw saat SMP-SMU dulu gw bagi-bagi kado. Sayang teman-teman gw lebih culas lagi dengan menerima kado Natal dari gw tanpa memberikan gw apa-apa, selain 'thanks'. Paling banter ajakan pulang bareng. Itu pun masih ditodong suruh bayar pas turun dari angkot.
Walaupun begitu gw tetap enjoy dengan Natal bersama mereka.

Yang gw cemaskan saat ini adalah saat Natal tiba dan gw melaluinya seperti hari-hari lainnya di tahun ini. Dan setelah memasuki tahun baru yang berjalan, gw menyesal untuk Natal setahun sekali yg gw lewati begitu saja.
Masalahnya saat ini gw gak menemukan hal yang istimewa dalam Natal. Natal tahun ini masih sama seperti natal tahun-tahun sebelumnya, gak punya cewek. Maap, ngelindur. Maksud gw Natal tahun ini gw merasa sepi.

Apa mungkin itu sebenarnya yg istimewa; saat Natal dihabiskan bersama teman-teman, sahabat, keluarga dan orang-orang yang kita sayangi?

Bisa saja, karena saat ini gw jauh dari mereka semua. Saat ini yg menghimpit gw adalah kisah perusahaan gw yg gak dapat tender di tahun depan, tagihan yg belum dibayar dan tunggakan gaji yg belum terbayar.
Atau mungkin karena Natal tahun ini gw terlalu banyak meminta. Terlalu banyak cemasnya, padahal Natal bukan hajatan gw, melainkan Yesus Kristus.

Lucu memang, yg ulang tahun siapa tapi yg merasa perlu diperhatikan siapa.
Mungkin dari dibanding dengan harapan apa yg istimewa yg akan gw terima di Natal kali ini, seharusnya gw berpikir dan mengharapkan hal istimewa apa yg Kristus akan terima dari gw.

Walaupun Natal kali ini sepi dan seolah tanpa hiruk pikuk suasana Natal disekeliling gw, tapi gw masih bersyukur karena gw menyadari bahwa makna Natal yg sesungguhnya adalah Kristus.



Powered by Google neXus One™

0 comments:

Posting Komentar