Ini kali ke dua gw terdampar menunggu pesawat yang delay sambil ngeblog. Pesawat yang harusnya terbang jam10, diralat menjadi jam 11.35 via sms sehari sebelumnya. Tepat saat check in dapat informasi kalo pesawat delay sampai jam14. Nice. Empat jam di terminal 1B. Tanpa koneksi inet dan sofa.
Sewaktu berangkat ke Jakarta, tepat seminggu lalu, gak kalah serunya juga. Hari Selasa yang terik sangat di Palangkaraya, gw punya satu tugas untuk printing doc tapi entah kenapa gw males banget keluar kantor. Akhirnya gw paksakan juga untuk keluar. Sepanjang jalan beberapa kali motor gw hampir ditabrak orang. Duh, riders di dekat mes kantor gw emang makin ugal-ugalan. Kayaknya gak tobat tuh tabrakan saban hari. Akhirnya untuk menghindari tanda-tanda kecelakaan tsb gw masuk lah jalan tikus, melewati perumahan. Gak dingaya justru masuk ke kompleks itu awal petaka yang menimpa gw.
Sebenarnya kalo gw mau berhenti untuk mengisi bensin yang sudah kedap-kedip indikatornya sepanjang perjalanan dari kantor, mungkin gw akan terhindar dari musibah tsb. Sayangnya gw keras kepala untuk mengisinya setelah sampai di tempat tujuan.
Tepat di persimpangan kecil, gw masih mengurangi laju motor gw sebelum.... Gw dihajar mobil yang melaju kencang dari arah kiri. Sontak membuat motor gw terlempar dan menghempas badan gw beberapa meter dari tempat kecelakaan.
Gw seumur-umur belum pernah ditabrak, yang ada sebaliknya. Saat gw jatuh gw mencobah untuk tetap terkapar di jalan dengan harapan gak ada mobil lain yang pake ikut-ikutan nabrak orang yang baru aja ditabrak. Buat berdiri susah banget, apa lagi buat kayang. Dan gw juga gak mencoba sih buat kayang.
Saat gw digotong ke tepi jalan gw masih sempat memeriksa kondisi badan gw. Kayaknya sih gak ada yang patah, walaupun setelah itu blackout.
Tepat tiga jam sebelum pesawat gw ke Jakarta berangkat, gw masih terbaring di RS Umum Palangkaraya. Saat diobati gw cuma bisa ketawa-ketawa. Soalnya sebagai laki-laki gw pantang untuk menjerit kesakitan kayak bencong beranak, cuma emang itu sakit banget. Sumpah gak boong!
Orang yang nabrak ada di situ jg. Mungkin dia agak gak percaya kalo gw ini korban kecelakaan karena masih bisa ketawa-ketawa.
Karena sudah terlanjur beli tiket dan bikin rencana yang padat selama seminggu di Jakarta akhirnya gw naik pesawat dengan badan penuh luka. Gw bingung apa sebuah kebetulan atau memang alam sengaja menyiksa gw, hari itu bus yang biasa mengantarkan penumpang dari bandara ke pesawat rusak, jadi gw harus berjalan beberapa ratus meter untuk naik pesawat. Belum lagi gw membuat antrian panjang dengan lamanya gw meniti tangga pesawat. Sampai di atas pun gw duduk di tengah! *mati kesakitian*
Malamnya gw tidur di apartemen seperti induk kucing lagi melahirkan.
Memang pelaku tabrakan mengganti biaya berobat gw (yg cuma betadin, antibiotik dan obat penahan sakit), tapi begitu gw hubungi dia untuk minta ganti rugi motor yang ditabrak, nomornya gak bia dihubungi. Beberapa teman gw menyalahkan karena gak mencatat nopol mobil tsb atau menahan KTP pelaku. Tapi apa mau dikata, pengalaman gw ditabrak kan belum banyak. Ini pengalaman pertama soalnya. Yah, sudah selamat aja sudah baik toh. Motor rusak masih bisa diperbaiki, nah kalo gw yg mati?
0 comments:
Posting Komentar