Cuap-cuapnya Yuda

Gw lagi di Starbucks Citra Land, persis di samping jendela kaca. Dari luar kek ikan dalam akuarium minum kopi. Ok, ini bukan Joe yang posting blog, melainkan gw, Yuda. Salam kenal bagi yang belum kenal. Apa perbedaan diantara kami? Itu mudah aja, Joe itu bentuk baku dari gw. Sedangkan gw itu bentuk nyeleneh dari Joe. Jadi siapakah kami? Itu gak penting.

Yeah, sama seperti posting gw yang gak penting ini, gw bakal bikin blog Joe menjadi gak penting. Tujuan gw posting sebenanrya hanya cerita-cerita (yang gak penting) aja, sambil nunggu orang yang ditunggu. Ow iya, ada berita hot, sekarang joe kerja di IMI sebagai Penanggung Jawab promo dan evant IMI.

Ngapain aja tuh kerjanya?

Kerjaan itu mesti mikir promo dan evant apa aja yang harus Joe lakukan biar IMI makin beken kek doi. Iye gw tau, mereka salah mempekerjakan orang.

Apa itu IMI?

Institu Musik Indonesia.

Di manakah lokasinya?

Di Pulo Gadung. Jadi kebayang dong jauhnya harus menyebrangi rimba Jakarta dari Barat ke Timur, hanya untuk sekedar mencari sesuap nasi dan segenggam berlian.

Memang kerjaan sebelumnya bagaimana?

Makanya baca postingnya Joe sebelum ini.

Walaupun gitu, gw dan Joe gak harus ke kantor setiap hari - setidaknya untuk saat ini, karena kerjaan kami (gw dan Joe) per project. Jadi gw aman dari mati muda karena CO bus PPD. Sebenarnya ini ada ceritanya sendiri. Jadi sewaktu Jumat kemarin wawancara, program mereka sudah bagus, cuma gak ada yg jalanin. Jadi tugas kami memastikan bahwa setiap gagasan dan ide itu berhasil terwujud.

Akhirnya setelah dia suka langkah-langkahnya Joe, masuklah pada pertanyaan paling riskan di dunia, gaji. Ini pertanyaan yang bikin sebagian pelamar jadi bego, salah tingkah. Pengennya sebesar-besarnya, sedangkan perusahaan maunya serendah-rendahnya. Asal tau aja, susah cari titik temu diantaranya.

Setelah gw nyengir-nyengir bego selama 5 menit, akhirnya Aldo, direktur IMI, nanya, kerjaan kami sebelumnya berapa. Itu pertanyaan yang salah bung. Cuma sepertinya Aldo, penasaran bangat. Akhirnya gw sebut sebuah nominal, lalu Aldo terdiam, dan akhirnya berkata, 'oow...' Yang panjang. 'di sini gak ada yang gajinya segede itu...'

Gw langsung buang muka. Kami bukan marah, tapi nahan ngakak dan kentut.

Akhirnya Joe menawarkan part time per project. Kalo dia senang, dia bisa pertimbangkan lagi gaji kami :D

Sabtu depan gw juga ada interview di Senayan Citiy. Wish me luck, ok.

18.30
Di SB gw sambil denger lagu-lagu natal, tapi teteup, Jazz. Gw suka bangat suasana Natal, lagu-lagu Natal, lampu-lampu Natal, dinginnya Natal. Mungkin kalopun gw bukan orang kristen, gw akan tetap menyukai Natal.

Kalo gw pikir, kadang kesalahan itu bisa menjadi kebaikan. Kalo kamu tau ya, Tuhan Yesus itu justru lahir sekitar bulan Juni-Juli (sesuai catatan Sipil orang Yahudi), artinya musim panas coy. Bisa menjadi tanggal 25 Desember itu erat dengan budaya Roma dan hari besarnya - kalo gw gak salah dan gak sotoy. Untuk info yang akurat tanya Benny.

Nah kebayang gak kalo Natal bulan Juli? kita berpanas-panas di greja sambil nyanyi Silent Night dan pasang lilin. Itu seperti merayakan malam Neraka dari pada merayakan malam Syahdu.

Jadi bisa disimpulkan Salju/Hujan itu penting di saat Natal. Gw suka huja, seperti yang gw sering katakan, tapi yang loe gak tau ialah, hujan tidak begitu suka dengan gw. Gw sering mengalaminya dan gw baru menyadarinya tadi.

Sewaktu gw bergegas ke Citra Land, di luar apartemen gw (dan gak hanya di apartemen gw aja) hujan lebat disertai angin kencang. Karena gw sudah terlanjur turun, akhirny gw putuskan duduk menunggu di selasar deretan ruko. Tidak ada bangku yang nyaman, jadi gw cuma bisa berjongkok menunggu hujan mereda, atau setidaknya merintik. Gw gak tau sudah berapa lama gw menunggu, yang pasti gw sempat tertidur cukup lama dengan posisi JB (jongkok boker).

Akhirnya saat yang dinanti pun tiba, hujan merintik. Gw pun bergegas beranjak keluar. Eh tepat ditengah jalan, hujan menderas. Benar-benar deras!

'Kentang lo, hujan!!' *sambil ngacungin kentang*

Selesai gw ngomong gitu, geledek gede bangat! Mau copot mata gw! Gw sudah males lari, akhirnya gw jalan dengan kesal. Tepat gw masuk pintu utama Citra Land, hujan berhenti.

'. . . t h a n k s G o d . . . . '

Yang ditunggu belum datang nih. Gw mau cerita-cerita lagi, tapi si Joe pengen baca buku. Rese! Sok pinter nih, Joe!

Dari pada lain kali gw gak diijinkan posting blog, mending gw sudahi sekarang. Bye.




Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

4 comments:

Anonim mengatakan...

Wah produktif juga nih. Sembari nunggu bisa ngeblog. Hehehe ...
Sorry buat u nunggu Bro.

About 25 Desember, memang itu ada pengaruh Paganisme Roma. Tanggal 25 Desember itu perayaan hari Sol Invictus (Dewa matahari). Bukannya tanpa alasan kelahiran Tuhan Yesus disamakan dengan perayaan dewa matahari.

Alkisah Jendral Konstantin yang masih pagan (Ibunda Konstanti, St Helena sudah Kristen), hendak berperang dengan Jendral Maxentius untuk merebut hegemoni sebagai kaisar Roma. Konstantin kalah jumlah. Ketika sedang tidur, (menurut legenda) Tuhan Yesus menampakan diri dalam matahari dan berkata, in hoc signo vinces - by this sign you shall win. Menunjuk tanda matahari yang memunculkan lambang salib labarum.
Singkat kata, ketika bangun, konstantin memerintahkan pasukannya mengambar lambang salib ditameng nya. Dan menanglah konstantim melawan maxentius dan menjadi kaisar.

Bulan Desember juga perayaan Dewa Saturnus, dimana perayaan pagan ini terdapat budaya tukar menukar kado (seperti natal juga). Budaya ini malah ada sejak jaman Roma masih republik (sebelum menajadi kekaisaran)

Dari sisi Kristen, sejarahwan katolik beranggapan bahwa tanggal 25 Desember sebagai kelahiran Yesus, dihitung 9 bulan sejak Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (25 Maret).

So mana yang bener mana yang salah?
Hm ... Terserah masing masing ... Kalau aku sih, mari fokus sama ajaran-Nya aja, dari pada berdebat (baca: bergosip) mengenai siapa Dia ...

_Benny

joh juda mengatakan...

@Benny

Hi bro, it's ok kok.

Hm yg benar, pertengahan tahun kok :) Yang pasti tidak mungkin bulan Desember, karena tertulis di alkitab jg, Yesus lahir saat ada sensus penduduk di Yerusalem (tidak ada orang yg melakukan perjalanan nasional pada musim dingin). Dilahirkan di palungan, kandang domba (Tuhan kita, yg notabene sebagai manusia jg, bisa dipastikan sudah mati ditengah dinginnya bulan Desember jika Dia lahir bulan Desember). Orang majus mengikuti bintang (yg bisa dipastikan sulit menemukan 'bintang timur' di bulan Desember). Dan terakhir, para gembala yg menggembalakan domba (sulit membayangkan para gembala mengembalakan domba di bulan Desember).

Untuk data yg lebih akurat bisa googling.

Cuma gak penting kapan Dia lahir, Yang penting siapa Dia bagi kita.

Wibowo Kosasih mengatakan...

Setuju Bro ...
Akur ...

Anonim mengatakan...

@ko benny 'n 'kak yuda'

kalian ga ada tempat tongkrongan lain...selain di starbucks or dante yah???

weeeewwwwww!!! kalian tidak kreatipppp!! ;p

wkwkwkwkkkkk ;p peace... :)

Posting Komentar