Alibi Tidak Menulis Posting

Posting pertama di bulan Juli, dan semoga tidak seperti bulan lalu, saya tidak kurang inisiatif untuk mendorong pantat malas ini (meminjam ucapan Yessica).

Pernah tidak kamu mencanci sso yang kamu pikir orang tsb tidak mungkin untuk membaca posting cacian tsb, dan ternyata dia baca? Nightmare.

Hahaha mungkin ini serupa yang saya alami saat memposting review_novel_Hubbu. Posting tsb dikomentari langsung sama Mashuri, penulis Hubbu. Damn it!

Masih berhubungan dengan pencacian, kemarin saya baca blog_teman_saya, dan dia menyinggung mengenai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Dan seperti yang kita saya ketahui bahwa UU tsb membuat kita tidak dapat mengemukakan pendapat kita (baca: mencaci-maki) dengan aman.

Jadi ada kemungkinan lain jika bulan ini tidak ada posting dari saya. Jika bukan karena malas, itu artinya saya sudah dijerat UU ITE oleh mas Mashuri.

Tapi sepertinya tidak terlambat jika saya mengklarifikasikannya. Bahwa Hubbu adalah novel pertama Mashuri, jadi tidak apa-apa novelnya jelek begitu. Sebelumnya Mashuri adalam penulis puisi dan penyair, dan puisinya bagus-bagus kok (terlihat seperti penjilat gak sih gw??). Eh ngomong-ngomong kemarin saya baru baca dua puisinya Mashuri loh!

Selain kejadian penulis yang baca komentar pedas saya, minggu ini juga ada deja vu yang berulang-ulang saya alami, dan lucunya saya pun tetap pada status quo.

Beberapa bulan lalu, tepatnya antara bulan April dan Mei, cerpen saya dimuat di salah-satu majalah man-lifestyle. Isi cerpennya kira-kira mengenai pria yang punya hasrat terhadap seorang wanita, namun tidak memiliki keberanian yang bersebrangan dengan fisiknya. Sebenarnya cerpen ini terinspirasi dari kekonyolan cowok sehari-hari, termasuk saya sendiri.

Lucunya di mana?

Lucunya setelah cerpen tsb dimuat, justru semakin banyak pengalaman serupa yang saya alami. Contohnya teman adik saya yang sudah saya kenal lama, namun baru belakangan ini ingin menjalin persahabatan. Sayangnya setiap teman adik saya muncul, saya hanya bisa nyengir kuda, tanpa tahu mau ngomong apa. Setiap mau ngomong, suara saya seperti ibu-ibu mau beranak, mejret!

Tidak usah yang lama deh, kemarin saja sewaktu di Gramedia, saat saya di deretan buku sos-pol, ada seorang cewe yang mendatangi saya, terus ambil buku tepat di depan saya. Saya sempat menoleh dan memang good looking sih. Tapi, ada tapinya nih. Tapi bukan hal itu yang membuat saya tertarik, melainkan buku yang dia ambil. Fyi, sangat jarang menemukan cewe nangkring di rak buku sos-pol.

Kuliah di Fisip?
Celetuk saya.

Cewe tsb sempat menengok sambil menyerngitkan dahi sebentar. 'Ow iya', jawabnya pendek sambil melanjutkan membolak-balik buku.

Kuliah di Untar? Semester berapa?


'Semester enam', masih dengan acuh tak acuh.

Wajar saya berasumsi dia kuliah di Untar, karena ini di Gramedia Citra Land. Hanya saja, yang saya gak tahu tuh di Untar GAK ADA fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik! Apes!


Tapi syukurlah (kalo memang bisa dibilang syukur), karena percakapan tsb hanya terjadi di benak saya. Kenyataannya, saya malah meninggalkan rak buku tsb, sambil mencaci diri ini secaci-cacinya.

Contoh teman adik saya dan kejadian di Gramedia hanya sebagian kecil dari pengalaman beberapa bulan ini. Minggu ini saja, kalo saya hitung-hitung, sudah hampir setengah lusin pengalaman serupa. Entah kenapa setelah menulis cerpen tsb jadi semakin sering mengalamin ya. Mungkinkah kutukan?

Saya bukan orang yang takut berbicara di depan umum, walaupun sebenarnya lebih memilih peran dibalik layar. Saya juga bukan orang yang demam cewe, alias kalo berdekatan dengan cewe jadi salting. Tapi susah bangat buat ssaya untuk memulai percakapn dengan MAHLUK YANG BERNAMA WANITA!

Pernah saya nekat berkenalan dengan seorang wanita. Seharusnya semua bisa baik-baik saja, dan sempurna. Tapi yang terjadi sebaliknya. Kamu tahu dong kisah di film-film yang tokoh utamanya grogi, namun berusaha mengatasinya dengan berucap 'saya pasti bisa, saya mampu... saya pasti bisa... bisa... BISA...!' terus begitu, mendoktrin diri sendiri, sampai akhirnya terlalu percaya diri dan berbuah kekacauan. Nah kira-kira demikian juga halnya dengan pengalaman saya kala bersikap sok PD.

Bisa jadi setelah mengetahui kelemahan saya, kamu berpikir bahwa selama ini saya tidak punya pacar. Untungnya Tuhan masih baik, memberikan saya kesempatan untuk berpacaran dengan dua orang wanita (diwaktu yang berbeda tentunya) tanpa harus menembak mereka. Tapi sekarang status saya single kok hehe.

Akhirnya bagi saya lebih mudah buat mengerjakan soal kalkulus, atau menulis cerpen dan blogging, dari pada harus berkenalan dengan seorang wanita. Ugh cupu bangat ya?

Berarti ada satu lagi alasan jika bulan ini tidak ada posting dari saya -- selain malas dan terjerat UU ITE, yaitu saya sudah punya pacar lol.



.

4 comments:

Anonim mengatakan...

di internet kita telanjang mas. oh ya beruntung sekali mashuri mampir di blog ini.

boleh tahu apa blog dia? soalnya dia belum mampir ke blog ku. :)

Wibowo Kosasih mengatakan...

You are not alone my bro ...
you are not alone ...

Nekatlah sebelum terlambat.
Huahahahaha ....

Wibowo Kosasih mengatakan...

Terkenang masa lalu ... Banyak pengalaman sama ...
You re not alone my bro.

joh juda mengatakan...

@kw
tq sudah kasih komentar mas. Wah justru menurutku kita memiliki cadar di internet.

Kita memang bisa melihat segala hal di internet, tapi hanya apa yg dilihat, padahal tidak semua yg dilihat itu gamblang; telanjang.

Buktinya walopun saya menyapa dengan 'mas', tapi saya tidak tahu pasti gender anda cowok atau bukan ;)

Keknya ada salah paham deh mas. Nanti ta edit. Mengomentarinya tidak secara langsung kok :)

@Benny
Makasih Ben sudah sering mampir di sini :)

Iya, tapi kok malah jadi sering ya setelah cerpennya terbit *sigh*

Posting Komentar