Takebreak

Sebelumnya saya ucapkan selamat ulang tahun yang ke 63 kepada Ibu pertiwi kita. Rasanya tahun ini perayaan hari kemerdekaan lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Mungkin juga karena tahun ini bertepatan dengan 100 tahunnya hari kebangkitan nasional. Dan bersamaan dengan itu, presiden kita mencanangkan tahun ini sebagai awal dari kebangkitan 'Indonesia Bisa'!


Saat ini saya sedang berada di Takebreak Apartemen Mediterania I, Tanjung Duren Raya. Takebreak adalah cafe dengan panganan tradisional. Sebut saja macam-macam bubur termasuk bubur kacang hijau yang berada di diretan Traditional Heritage, atau pisang goreng di menu Traditional snack. Macam-maca Wedang, kolak dan cold serve tradisional seperti es Palu Butung dan es kacang merah pun ada.

Walaupun demikian, Takebreak juga menjual panganan western, seperti yang terdapat di deretan menu Special Country dan Sandwich. Tidak hanya macam-macam snack saja, menu makanan berat pun ada seperti Soto Ayam atau Rawon.

Seperti kebanyakan cafe, tentu saja Takebreak pun menjual bermacam-macam jenis minuman kopi, dibagi dalam dua jenis, panas dan dingin. Jangan harapkan varian seperti Starbucks atau bahkan Dante, karena minuman kopi yang dijual di sini hanya yang umum-umum saja, seperti Coffee Caramel, Moca, Vanilla, dan Latte.

Saya sendiri memesan segelas hot cappuccino dan pisang penyet. Sebenarnya ingin memesan pisang goreng sebagai teman cappuccino-nya, namun sayang isang gorengnya habis. Kopinya lumayan, malah hampir istimewa untuk harga 12 ribu. Gurih, penuh dan lembut. Campuran susunya dominan dan sedikit coklat sebagai pemanis tampilan di atas mouse-nya yang agak tipis. Dihidangkan di cangkir kecil, mirip cangkir cappuccino Dunkin.

Pisang penyetnya sendiri enak. Awalnya saya pikir konotasi penyet di sini hampir sama dengan ayam penyet-nya Surabaya. Pisang yang dibakar lantas digejrot, mirip seperti pisang epe' Makasar. Ternyata hasilnya jauh dari kesan gepeng. Dua buah pisang yang dibakar, lantasi ditaburi susu kental manis, coklat dan keju. Argh diet gw berantakan deh hari ini.


Takebreak memiliki suasana yang cozy, cendrung mewah malah. Dari sekian lama lalu-lalang di depan cafe ini, baru sekarang ini mencoba, karena saya pikir selama ini pasti mahal. Ternyata tidak sama sekali. Mulai dari IDR 3000 (untuk satu porsi pisang goreng) sampai yang paling mahal IDR 17.500 (Coffee Caramel/Mocca Vanilla Latte).

Interiornya didominasi warna kuning remang dari lampu. Kitchen setnya sederhana dengan dominan kayu. Lemari dinding untuk menyimpan cangkir dan gelas. Ada juga meja bar, tapi sepertinya tidak difungsikan. Mungkin juga karena di sini belum terlalu ramai.


Meja dan kursi makannya ada dua jenis. Jenis pertama dengan sofa rendah dan meja kayu. Jenis kedua mirip seperti Pizza Hut, kursi dengan sandaran tinggi dari kayu dengan meja setinggi dada. Sedangkan sisi yang lain kursi dengan sandaran bantal menempel di dinding yang juga merupakan bagian dari interior.

Nilai lebih yang istimewa lagi bagi saya adalah fasilitas WiFi yang gratis! Tanpa batas, tanpa limit waktu.

Ada juga TV plasma 54". Tapi sepertinya tidak diaktifkan karena tidak ada orang yang sekonyol itu untuk memindahkan ruang nontonnya ke cafe.

Kalo lihat Takebreak, mirip seperti coffee shop asia, seperti di Korea atau Jepang. Sederhana namun cozy. Selain itu juga tidak ramai, mungkin karena bukanya di tempat hunian, bukan di bisnis park. Sebenarnya saya suka tempat sepi seperti ini, cuma jadinya saya jatuh hati karena dengan panganan yang murah meriah, dan tempat yang bagus begini, tentunya untuk biaya oprasional saja tidak tutup, apa lagi untuk untung.

Saya hampir tidak menemukan nilai kurang dari tempat ini di awal kunjunga saya. Ranking A deh buat Takebreak.

(Up date 21 Agustus 2008) Ternyata Takereak punya kelemahan yang fatal, setidaknya untuk orang-orang seperti saya, perokok pasif. Takebreak tidak memiliki ruangan khusus bagi yang ingin merokok, sehingga para perokok seenak mulut mereka merokok di ruangan ber AC tanpa sirkulasi yang baik. Alhasil, setiap pulang dari sini harus mandi karena nikotin yang menempel.

5 comments:

OnikChan mengatakan...

kapan2 aku mampir ke cafenya sekalian main ke apartemenmu :) ada bubur ketan hitam dan es cendol ngga, aku suka bgt hehe...

joh juda mengatakan...

@Onik
Ada ci, bubur ketan hitamnya. Cuma kemarin gak sempat nyoba. Bubur kacang ijonya enak, pake jahe gitu, jadi anget.

Kalo es cendolnya saya kurang perhatikan. Tapi gak nyesel lah hehe.

Eh tapi ternyata ada kurangnya nih cafe. Di sini gak dipisahkan smoking area-nya. Selain itu sirkulasi udaranya tertutup. Jadi alhasil nikotin nempel bangat di badan kalo banyak yg ngerokok. Sigh.

Yah sebagus-bagusnya gading, gak ada yg gak retak ^^

Marly mengatakan...

Ada pisang ijo gak...
Barang enak nan langka tuh.
Tapi gimana ke sananya yak???
Ahahahaha

Duh,kamu describe tuh cafe detil banget,ampe aku bisa bayangin kira2 kayak apa.
Tapi mejanya kotak ato bundar ya???

joh juda mengatakan...

@Marly
Wew, kok namanya Marly fotonya cewe yak?? Hahaha kidding

Pisang Ijo keknya gak ada. Itu khas Makasar kan.

Wew tq buat pujiannya, cuma kamu bisa lihat di fotonya kok, kan gw lengkapi dengan foto hehe.

Mejanya ada tiga jenis. Persegi tinggi, persegi rendah, dan bundar rendah untuk dua orang.

Wibowo Kosasih mengatakan...

Asyik tempatnya. Kapan-kapan gue mampir ya ... Well hari minggu kalau u gak ada acara.

Wah bebas rokoknya ... Gak bakal bisa lama lama ngetem dong Joe.

Posting Komentar