Sahabat Dante gw


Sebelum gw mulai mengerjakan tugas-tugas kantor yang selalu membuntuti kemana pun gw pergi, gw sempatkan untuk ngeblog. Kali ini gw ngeblog dengan ditemani senandung "I Get Along Without You Very Well" di iPod gw, Vietnam coffee dan tiramisunya Dante di balik laptop gw.

Gw termasuk orang yang senang dikelilingi sesuatu yang memiliki kenangan (mungkin itu sebabnya gw suka ngumpulin 'sampah'), termasuk juga dengan makanan dan minuman. Gw punya sedikit kenangan mengenai Vietnam coffee, berbeda dengan tiramisu. Gw masih ingat tiramisu pertama yang gw makan dan langsung jatuh cinta sama kue asal Italy ini. Gw masih ingat Tiramisu yang gw makan bareng mantan gw dengan gaya sok-sok romantis ala Bollywood (yang kalo gw bayangkan kembali saat jadi pengen nari-nari pake tiang di taman). Gw masih ingat kenangan manis maupun pahit yang gw alami bersama tiramisu, salah-satunya saat makan tiramisu paling mahal di Hotel Mulia. Betapa sedih hati ini.


Sedangkan Vietnam coffee gw cuma punya satu ingatan, yaitu tentang 'Sahabat Dante'. Gw kenal dia untuk pertama kali melalui blog, dia adalah seorang blogger, setidaknya saat itu. Dari seringnya saling meninggalkan comment akhirnya mutusin untuk copdar, dan untuk pertama kalinya gw ketemu dia di Dante. Aslinya agak berbeda dengan bayangan gw yang lebih muda dari gw dan sedikit hedonis. Aslinya mah lebih tua dari gw (sedikit sih) dan cukup sederhana. Itu dibuktikan dengan pesanan Vietnam coffee di Dante. Alasannya, karena itu kopi paling murah.

Gw pernah punya teman yang baru kenal selama 10 menit dan dia sudah bilang gw adalah sahabat terbaiknya. Belakangan gw baru tahu ternyata dia berkata demikian kepada semua temannya yang baru dikenal, khususnya yang mau meminjamkan dia duit.

Jujur gw bukan orang yang mudah merasa dekat dengan orang lain, apa lagi cepat berujar sahabat. Mungkin terlihat berlebihan, bertele-tele, sok rumit, cuma itu lah gw. Istilahnya tuh gw gak bisa bercinta tanpa fore play terlebih dahulu *analogi asbun ala Tifatul Sembiring*

Gw mungkin cepat terlihat akrab. Cuma itu semata tuntutan sebagai orang yang nomaden selama hidup gw dan tuntutan sebagai anak sulung di keluarga gw -- harus selalu terlihat ramah dan menyenangkan kepada setiap tamu, bahkan yang gw sendiri gak kenal dari mana asal-usulnya.

Gw hampir tidak membuat persahabatan seperti kepompong selepas gw SMU. Di kampus gw cuma numpang kuliah dan numpang bikin ijasa aja, sisanya gw gak gitu dekat dengan teman-teman kampus, yang ini belakangan ini gw sesalkan. Di kampus gw punya dua orang teman akrab. Sebenarnya ada tiga orang, hanya saja yang ketiga DO karena terlibat kasus narkoba, sampai menimbulkan korban, yaitu hilangnya uang dan hape di kelas. Gw sendiri luput dari musibah tsb karena sibuk pacaran -- entah harus merasa beruntung atau rugi. Beberapa teman di kampus bilang ke dua orang itu sahabat gw, padahal tidak demikian dengan gw (semoga ke dua teman gw gak membaca posting ini), karena nyatanya gw hanya menunjukan sebagian diri gw saja ke mereka. Gw gak adil.

Sampai sekarang gw masih ada kontak dengan salah-satu dari dua teman akrab kuliahku itu, bahkan terakhir, saat dia menikah dia masih mengundang gw, sayang gw gak bisa hadir. Gw menyesal untuk itu.

Tapi berbeda dengan sahabatu di Dante ini. Kalo gw ingat-ingat lagi mungkin hal-hal yang membuat kami cepat sekali akrab adalah kesamaan minat kita, terhadap: blog, buku, kopi, Hercule Poirot dan cewek cantik. Tapi yang terbesar karena watak karakter kami sama; sesama melankolis bodoh. Kalo gw ingat-ingat lagi mungkin kamu hampir berteman 2 tahun semenjak pertemua pertama kami, umur yang pendek sebenarnya untuk menjadi akrab mengingat hampir semua sahabat-sahabat gw memiliki umur lebih dari 10 tahun (yang gw bilang sahabat-sahabat gw itu adalah kawan-kawan dari SMU, bahkan SMP).

Gw belajar banyak dari 'sahabat Dante' gw. Gw belajar bekerja, tepatnya make it business not make it money dari dia. Waktu gw kerja sama dia (walaupun dia selalu bilang gw bukan pegawainya, tapi gw selalu merasa sebaliknya) otak gw masih terlalu idiot untuk mengerti apa artinya bekerja. Gw masih berpikir, saat itu, bekerja adalah masuk kantor dengan pakaian rapi selama weekday dan terima duit diakhir bulan. Gw paham ada nya pengkondisian yang berbeda dalam tiap situasi kerja, tapi kira-kira seperti itu lah konsep dasar gw.

Gw sama sekali gak bisa melihat secara holistik kepercayaan dan definisi kerja yang dia maksud sampai akhirnya gw kerja sendiri, bangun usaha sendiri. Walaupun gw gak sepintar dia, tapi gw beruntung bisa melihat sistem dan konsep yang begitu luar biasa yang sahabat Dante gw lakukan untuk tim dan dirinya sendiri. Sayang dia selalu bertemu orang-orang idiot kayak gw.

Tapi hal yang paling berharga yang gw belajar dari dia adalah making friendship. Hampir dapat dipasti gw gak akan punya sahabat lagi kalo tidak bertemu dia. Keperyacaan, kejujuran dan penerimaan merupakan kunci persahabatan yang hampir gw lupakan, maaf gw ralat, sudah gw lupakan kalo bukan karena bertemu dia.

Gw akui, kadang kala gw masih menggunakan, bukan topeng, tapi bedak halus untuk menutupi jerawat. Tahu kan maksud gw? Gw bukan menipu atau berbohong, tapi menyamarkan diri gw. Gw rasa itu insting dasar manusia saat dia bertemua dengan sesuatu yang dianggapnya agung atau mulia. Ambil contoh saat Adan dan Hawa makan buah terlarang dan mereka bersembunyi dari Tuhan. Gw rasa mereka dengan sangat paham bahwa sembunyi mereka dari Tuhan bukan supaya Tuhan tidak tahu, tapi semata-mata malu dan minder.

Masalahnya gw terlalu egois hanya berpikir tentang gw dan bagaimana gw dilihat, gw lupa kalo seorang Julius Caesar pun hanya punya satu sahabat dan itu sebabnya dia hanya menjadi manusia biasa di depan Marcus Brutus. Julius menunjukan sisi manusia yang tidak lepas dari kelemahan ke pada Brutus. Sayang seperti Brutus, yang gw lihat cuma yang orang lain lihat dari sahabatnya, kemuliaan.

Tapi merenggangnya persahabatan kami tidak setragis pertemanan Julius dengan Brutus, bahkan tidak seperti kisah Juliet dan Julius, sama sekali tidak serupa *ini pasti karena terlalu banyak nonton Tifatul Sembiring, makin gak relevan*

Renggangnya persahabatan karena sahabat masa lalu yang datang kembali. Mungkin kalo rata-rata setiap orang punya 2 dua kemalangan terbesar dalah hidupnya, kejadian tsb merupakan kemalangan pertama dalam hidup gw. Bahkan lebih menyedihkan dari peristiwa gw menggilas anjing gw dan dia meninggal dengan sekarat di pangkuan gw saat gw masih SMU (saat itu gw gak bisa tidur dan merasa bersalah bangat), lebih mengerikan dari peristiwa gw nabrak orang dan tuh orang terlempar 5 meter dari permukaan aspal (gw pikir waktu itu bakal masuk penjara karena bunuh orang, puji Tuhan orangnya gak mati), bahkan lebih tragis dari peristiwa gw putus sama pacar gw. (gw pikir waktu itu dunia kiamat, ternyata gw lebay).

Ah betapa rindunya gw sama lu bro.... Semoga ada kesempatan untuk menemukan anggup pelupa ingatan dan kita memulainya seperti orang yang baru bertemu untuk pertama kalinya.


Vietnam coffee gw sudah habis, begitu juga dengan Tiramisu dan posting gw. Sayang idiot gw gak habis-habis.

3 comments:

yessica elizabeth mengatakan...

yudaaa... gak gue sangkaaa..... *__*
-bercucuran airmata-

Ribz mengatakan...

g tau siapa "sahabat dante" lo heheheee...da lama ga ktemu juga ya... :)

joh juda mengatakan...

@Yess: Kenapa lu? Btw gimana comment box lu?

@Ribz: ah ikut-ikutan aja lu :D

Posting Komentar