Cafe coffee CL

Awalnya mau posting yg agak serius, soalnya banyak wacana dalam otak ini, yg sebelumnya sudah memakan korban adik-adik saya, yg dengan terpaksa harus mendengarkan ocehan saya. Hanya saja karena posting saya sebelum ini sudah melow dan sirus gitu, jadi posting yg ringan-ringan aja deh.

Tema pagi ini tentang warung kopi. Soalnya kemarin, pulang dari greja, saya habiskan di Bengawan Solo mall Citraland, menunggu adik-adik saya dan (niatnya sih) menyelesaikan draft cerpen. Tapi untung tak dapat diraih, malang letaknya di Jawa Tengah -- ngawur, di Jawa Timur dude! Karena keasikan ngbrol, dari dua lembar yg diharapkan, hanya jadi dua kalimat. Apes.

Walaupun sejak lama menggemari kopi, namun baru belakangan ini saya memperhatikan rasa dari kopi, berkat diet mengurangi gula!

Selama saya menikmati indahnya kopi, gak ada tuh yg namanya pahit-hitam rasa kopiku. Karena sebelum saya minum, minimal tiga sachet sudah disiram di atas kopi. Mau Starbucks kek, Stubruk (baca:kopi tubruk), kopi item, kopi coklat (baca:cappuccino) -- rasanya cuma dua, kurang manis, dan manis (gak ada yg namanya kemanisan). Berlaku juga untuk: teh, cake, telur (baca: semur telur), dan mungkin jika tidak dihentikan, kencing saya jg: Manis.

Setelah rasa manis hilang dari tiap cangkir kopi, saya jadi mengerti apa yg dimaksud dalam bukunya Dewi Lestari, Filosofi Kopi. Di salah-satu kumpulan ceritanya, dengan judul yg sama dengan judul bukunya, disebutkan bahwa sesempurnanya kopi, gak bisa menghilangkan ketidaksempurnaan (baca: pahitnya) kopi. Mungkin kalo saya boleh interpretasikan, justru pahitnya kopi membuat kopi tsb menjadi sempurna. Mungkin makna semantiknya kesempurnaan hidup itu justru karena ada yg tidak sempurna. Ok deh, sebelum saya mulai sok tau, kita tinggalkan aja pembahasan pahitnya kopi dan pahitnya hidup.

Dari latar belakang ini, saya mencoba mereview warung kopi, khususnya cappucciono (my fav coffee) yg berada di mall Citraland (CL).

Saya bukan staf promosi CL. Hanya saja karena keseharian saya tidak lepas dari mall ini; pulang kerja pasti lewat sana, pulang kuliah lewat sana, janjian sama orang di sana, nunggu adik di sana, cari inspirasi di sana jg, gak heran kalau suatu saat nanti saya dikuburkan disana.

Keakraban saya dengan CL, serta tali kasih yg terjalin selama ini, bahkan dengan satpam CL yg gak pernah bosan-bosannya meriksa tas saya, padahal isinya gak pernah nambah, maka saya rasa penting untuk membagikan informasi maha indah ini, bahwa selain Matahari, dan 21, ada beberapa warung kopi yg bisa kamu kunjungi di mall ini. Here goes,

Dunkin' Donuts. Loh kok ini masuk? Soalnya awal berdirinya DD hampir sama dengan ratusan warung kopi di US, yg menyediakan kopi pahit+donat sebagai sarapan. Jaman DD berdiri, jualan donat sudah pasti jualan kopi. Tapi jualan kopi aja, pasti diketawain. Makanya namanya bukan Dunkin' Coffee (maksa).

Capucinonya dibuat dengan sentuhan tradisional (baca: rasa masih berubah-ubah). Jadi setiap gelas cappuccino di sini, pasti rasa kopinya berbeda, tergantung siapa yg bikin. Yang dimaksud rasa adalah kesegaran biji kopi dan takaran susunya. Namun itu masih dapat ditolerir lah, melihat harnya yg IDR16.900/gls dan juga waiternya yg imut(dasar cowo, cowo!).

Spot fav saya tepat menempel di dinding. Bukan saya yg menempel, tapi meja dua kursinya. Nilai total: 70

Berikutnya Dante Coffee (heran, gak nemu officialweb-nya). Nanya nih, mungkin ada yg tahu. Ini franchise Dante caffe in 79 Macdougal St Ste 1 New York bukan? (keknya gak mungkin deh)

DC terletak tepat di bawa Hero Swalayan, dan di depan pintu masuk menuju Gold Gym. Spot fav di meja dua kursi tepat dibelakang tembok. Alasannya sama, gak banyak yg bisa lihat saya di sana. Pasti kamu mikir, ini cowo buronan ya? Soalnya kalo buat nulis/ngetik, malas kalo ketemu orang yg dikenal -- kapan beresnya ketikan?? Kalo kamu mau ketemu temen-temen kost lama, datang aja ke CL, pasti ketemu kok, ujar salah satu teman, yg saya anggap sebagai peringatan.

Capucinonya ok. Kopinya sih gak terlalu istimewa, tapi rasa tiap gelasnya sama. Gelasnya jg 1,5X lebih besar dari DD, bikin kamu puas minumnya. Pelayanan ramah. Selain kopi, mereka punya panganan ala café di Eropa. Tiramisunya enak dan gak berlebihan kalo saya bilang satu CL tiramisunya paling enak.

Sedikit info, orang-orang eropa punya bermacam kopi yg lebih spesifik dalam membuatnya, seperti Wiener Melange, Einspänner, dll. Biasanya mereka minum dengan ditemani panganan ringan sampai lumayan berat, seperti Sachertorte, atau Tafelspitz.

Mungkin nama Dante sengaja dikaitkan agar orang teringat dengan Dante Alighieri, pujangga termasyur dari eropa (Itali). Walaupun gelasnya lebih besar dari DD, harganya pun membayar kelebihan tsb. Dengan harga cappucino + tiramisunya, kamu harus merogoh kantong IRD40.000.
Total nilai: 75

Bengawan Solo, berada tepat di belakang DC. Walaupun begitu, saya lebih suka BS yg di lantai dasar. Selain tempatnya (yg lagi-lagi) sepi, letaknya pun agak tersembunyi. Ini the best fav spot saya. Enak bangat, bahkan untuk berlama-lama sekalipun, seperti minum kopi di rumah sendiri. Kurangnya mungkin, saya gak bisa lihat keluar jendela.

Capucinonya mantab! Kopinya terasa bangat, kuat, pahitnya segar, dan campuran kopi dan susunya tepat 1/5 bagian. Mungkin kalo ada kurangnya, hanya di mouse/creamnya saja. Tapi siapa yg perduli sih, toh minumnya di gelas take away, jadi gak ada bedanya. Seharusnya sih ada panganannya jg, khususnya panganan indonesia, sayangnya di sini terkesan alakadarnya. Segelas capucino IDR12.500, biasanya saya beli dua gelas. Dasar maruk!
Nilai Total: 80 (belajar mencintai produk dalam negri)

Starbucks. Astaga, gak ada web starbucks_indonesia??! Ck ck ck... ngapain aja sih mitra Starbucks di Indonesia?? Letaknya bersebelahan dengan Hero Swalayan. Ok deh, ini gak usah dibahas panjang lebar.

Cappuccino. Tidak jarang saya ditertawakan oleh teman-teman karena ke SB cuma beli cappuccino. Ok deh, orang keluarin duit untuk apa yg dia tahu pasti, bukan untuk apa yg dia akan coba kawan. Pembelaan diri dari seorang Yuda.

Kopinya segar. Komposisi pas. Cream yg gak kamu dapatkan di BS, bisa kamu peroleh di sini, free (creamnya loh). Kopinya impor (gak pernah nanya dari mana kopinya, tapi saya tahu pasti itu bukan kopi lokal yg dijadikan capucino).

Selain itu, kalo kamu gak puas, ada Barista yg siap layani selera kamu. Ow sori, ternyata itu gak berlaku di sini. Bagi orang-orang seperti saya (soalnya penampilan saya sering dikira gembel) kalo tidak di pandang curiga, itu sudah baik. Kamu (atau saya) hanya dapatkan pelayanan ekstra ramah kalo berada di SB Changi, SB Park Hotel Orchard (buka paling lama saat weekend) atau SB Rundle Mall Adelaide atau sebut SB mana saja yg pernah kamu kunjungi di luar. Mungkin kalo di Indonesia, pelayanan paling ramah yg pernah saya dapatkan di SB Legian Bali.
Fav spot sebenarnya di sofa lah, tapi karena gak ada yg buat sendiri, terpaksa mojok deket jendela.
Nilai total: 75 deh buat SB CL

Terakhir Kopi Luwak Cafe. Capucinonya encer. Kalo bukan karena tempatnya yg memiliki sofa kecil dan croissant-nya yg renyah, sudah tidak saya masukan di sini. Sempat jg saya coba kopi hitamnya, yg katanya luwak. Entah saya keliru atau memang benar, yg saya minum itu cairan encer hitam dengan rasa asam yg tidak pada tempatnya.
Nilai total:60 (hanya dua kali saja, habis itu jangan berharap saya kembali kesitu)

Wah panjang jg ya (baca: sampai di sini saja postingnya). Hepi hunting warung kopi di CL. Bye.

2 comments:

Wibowo Kosasih mengatakan...

Memang paling enak dan murah di Bengawan solo ... cuma asep rokoknya itu gak tahan.
Dan deket WC jadi agak bau.
Dante enak tempatnya ... ada Wifi pula... Kopinya lebih bervariasi tapi manis.
Kopi luwak terlalu asem ...
Well, kapan kapan ngopi bareng...

joh juda mengatakan...

Hahaha baru kemarin aku dari sana, dan kesel karena yg di lantai bawa, yg harusnya gak boleh ngerokok, malah banyak yg ngerokok haha

Iya tuh bro, Dante ok.

Ok bro, nanti ta kabari ya. Soalnya aku rada sungkan kalo sama orang baru :)

Posting Komentar