Insiden Pintu Apartemen

Untuk pertama kalinya dalam minggu ini saya kembali fitness. Setelah absen dari Senin sampai Rabu, Kamis kemarin saya jadwalkan kembali untuk fitness. Entah karena sudah empat hari tidak fitness, sehingga saya merasa kuat mengangkat beban dua kali lipat dari biasanya. Yang saya tidak tahu adalah eforia ini bisa berakibat meningkatnya kadar gula dalam darah dan mengakibatkan saya harus tersungkur di depan kolest sambil muntah-muntah. Yup, saya mual dan muntah.

Setelah puas menista kloset gym, saya memutuskan untuk segerah kembali ke rumah untuk makan. Ow perlu diketahui sebelumnya, bahwa semenjak kunci induk apartemen saya hilang, kami harus berbagi kunci dengan meletakannya di balik karpet. Ok, sekarang kamu tahu bagaimana caranya masuk ke dalam rumah saya.

Sebenarnya kami mungkin tidak perlu bersusah demikian jika kunci tersebut tidak di bawa oleh adik saya yang perempuan. Bukan salah simpan, tapi dari awal memang merupakan sebuah kesalah memberikan kunci ke tangannya. Kalo tidak salah ingat, hal yang dia lupa terakhir - sehingga hampir mengakibatkan seseorang tewas, adalah memberikan satu setengah ampul lebih banyak dari yang seharusnya diberikan untuk membius. Alhasil, ibu malang tersebut harus bangun satu hari lebih lama. Tentunya setelah membuat perawat satu rumah sakit panik dan cemas.

Kembali ke depan pintu apartemen saya. Ritual biasa yang selalu saya lakukan di depan pintu adalah clingak-clinguk memastikan tidak ada orang yang melihat saya mengambil kunci dari bawa karpet. Kali ini, seperti kali-kali yang lain, saya beruntung karena saya pikir tidak ada yang melihat. Saat tiba saatnya saya memutar anak kunci pada pintu,

anak kunci tidak mau berputar.

Ok, mungkin ada yang salah dengan posisi berdiri saya sehingga anak kunci tidak masuk pada tempatnya. Maka kali ini saya mencoba dengan posisi nungging, saya masukan kembali anak kunci. Jangankan terbuka, bergerak saja tidak. Dengan segala kelemahan badan saya coba memutar otak. Kemungkinan yang bisa terjadi:


  1. Rumah kunci rusak dua jam yang lalu kunci tidak ada masalah, jadi tidak mungkin rusak tiba-tiba, lagi pula tidak ada tanda rumah kunci yang rusak.
  2. Ada kunci lain di balik pintu (sehingga tidak bisa diputar dari luar), yang berarti ada orang lain di balik pintu Ini juga tidak mungkin, karena setahu saya kunci hanya ada dua, dan yang satu sudah hilang. Lagi pula adik-adik saya belum pulang jam segini; Marisa baru pulang malam dari RS, Richard sedang berada di Takeabreak, sedangkan Andrew lagi tour bersama bandnya ke Jawa.

Jadi yang paling mungkin adalah:

  1. yang saya pegang adalah bukan kunci unit apartemen saya *paranoid*
Jika memang benar kemungkinan terakhir ini, maka ada seseorang - tentunya dengan maksud yang tidak baik, yang dengan sengaja menukarnya.

Entah dari mana otakku menemukan gagasan cerdas dalam kondisi kelelahan dan kelaparan ini, bahwa saya harus menghubungi satpam. Saya bergegas turun dan melaporkannya ke pos satpam.

saya: selamat malam
satpam: malam pak
saya: begini, ini kunci saya tidak bisa dipakai untuk membuka unit saya
satpam: *keheranan*
Sebelum satpam sempat mengatakan sesuatu, saya melanjutkan
saya: saya rasa ada yang menukarkan kunci saya mas, soalnya dua jam yang lalu masih bisa berfungsi untuk mengunci. Setelah itu saya simpan di bawa karpet. Begitu saya kembali barusan kunci yang saya temukan di bawa karpet tidak bisa digunakan.
satpam: bapak salah juga sih, simpan kunci di bawa karpet.

Buseet! Sudah gw kelaparan, lemes, gak bisa masuk kamar, sekarang malah di salahkan pula?!!

Singkat cerita kami bertiga (saya dan dua satpam) bergegas naik ke unit saya untuk memeriksa keadaan. Setiba di sana, para satpam mengecek keadaan rumah kunci.

Sambil mengetok kamar, satpamnya berkata, "mungkin ada yang kunci dari dalam. Sodaranya bawa kunci dan sudah pulang kali pak"

Dan saya masih ngotot bahwa hal itu tidak mungkin terjadi,

Dan satpam masih mencoba untuk mengetok.

Keramaian tersebut sempat mengundang perhatian tetangga-tetangga satu lantai, sampai akhirnya dari unit saya pintu terbuka, dan adik saya yang perempuan keluar.

Sumpah, gw kaget bangat, dan adik saya - dengan muka bantalnya, juga tidak kalah kagetnya.

saya: KOK BISA MASUK?! KOK SUDAH PULANG?!

Jadi ternyata Marisa pulang lebih awal, dan dia berhasil menemukan kunci yang hilang tersebut di lokernya. Kedua satpam senyum-senyum ke arah saya, seolah bilang, loe bego bangat!. Saya cuma bisa manyun saat satpam-satpam tersebut beranjak turun.


Pesan moralnya:
  1. jangan mengambil keputusan saat perut kosong, karena ada hubungan yang signifikan antara perut kosong dengan paranoid.
  2. Ow iya, satu lagi, lupakan kalo kamu berniat mencari kunci di bawa karpet saya, karena kunci induk sudah ditemukan.

8 comments:

OnikChan mengatakan...

bener banget, jangan mengambil keputusan saat perut kosong krn seringkali ngawur :p
Joe, kok ngga diduplikat tuh kuncinya agar masing2 dapet satu :)

Anonim mengatakan...

AWWW CRAPPP!
Baru aja gue mikir, "Lumayan nih, banyak buku gratis menunggu diambil."

seLvyna tHeresia mengatakan...

tes.. tes.. masih error gak??

seLvyna tHeresia mengatakan...

tes.. tes... eh, udah gak error lagi ya? *pura2 ngetes lagi*

seLvyna tHeresia mengatakan...

hati2 tangan jadi berotot!!! iihhhhh.. seeerrreeemmm...

joh juda mengatakan...

@Onik
Kalo sekarang masing-masing sudah bawa kok ci. Kemarin itu karena kuncinya masih belum bisa digandakan.

@Yosu
Wew, kalo itu mah minta aja Yos, pasti gw tabok kok --'

@Selvy
*gw gak bisa ngomong apa-apa lagi*

Wibowo Kosasih mengatakan...

Hehehe ... Security Breach Alert ...

joh juda mengatakan...

@Benny
Bukan bro, tapi DoS...

Posting Komentar