Puisi vs Prosa

Beberapa waktu lalu saya sempat lihat di sebuah forum yg memiliki thread tentang kumpulan puisi anggotanya. Ada juga beberapa blog yg mengatasnamakan puisi. Namun setelah di baca, isinya tidak jauh berbeda dari narasi, atau -- dalam bentuk seni tertulis lainnya -- disebut prosa.


Ya sah-sah saja sih untuk mengatakan karya mereka puisi, hanya sebijaknya, sebelum kita memakai sebuah atribut, kita perlu mengetahui dengan pasti atribut tsb.


Puisi dan prosa, merupakan bentuk seni tertulis, yg memiliki perbedaan sekaligus persamaan.


Ciri-ciri puisi,

  • menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya tambahan, atau selain arti semantiknya
  • wujud estetika bahasanya dengan pengulangan yg disengaja
  • memiliki meter dan rima
  • dapat memiliki satu kata/satu suku kata


ciri-ciri prosa,

  • memiliki ritme yg lebih besar dari puisi
  • bahasanya lebih sesuai dengan arti leksikalnya
  • memiliki bentuk yg bebas
  • lebih berterus-terang (prosa=terustrrang, latin)


Coba kita cek sepenggal puisi dibawa ini (paling tidak itulah yg dikatakan pemiliknya). Di ambil ini dari sebuah forum.

karna cinta itu sungguh tak egois
karna cinta itu sungguh memahami
karna cinta itu sungguh tak menyakiti

ia hanya memberikan warna indah dalam hitam putih hidupmu
ia hanya memberikan nada-nada dalam film bisumu
ia hanya memberikan sinar dalam kegelapanmu


Apakah ada pengulangan? Ok, ada. Apakah ada bahasa estetikanya? Tarohlah, ada -- karena nilai sebuah estetika itu relatif. Tapi adakah makna tersembunyi dari puisi ini? Sori, saya tidak lihat. Menurutku ini hanya majas Antropomorfisme. Selain itu saya tidak lihat hal lainnya, mungkin kamu lihat? Apakah jg ada meter dan rima? Itu jg tidak saya temukan, yg ada hanya rima.


Lantas puisi itu yg bagaimana?


Saya coba interpretasikan puisi diatas dalam bingkai puisi,


cinta,
melepas aku, membelah ingin
melepas bingung, bercampur heran
melepas benci, membalut hati

cinta mu,
bermandi cahya dalam warna
nada dalam simfoni jiwa
sulur temeram tergeletak jejak

hanya ada mu dalam cinta


Perhatikan rima dalam kedua bait puisi tsb yg A-A-B (soalnya hanya tiga baris dalam masing-masing bait). Mungkin saya kurang pandai untuk mengolah kata, tapi perhatikan jg makna semantik dari setiap kalimatnya. tentunya semuanya tidak bermakna lugas. Permainan kata adalah yg terbaik dalam menyamarkan makna.


Bukan bermaksud menggurui, tapi setidaknya kita mengerti apa yg kita tempelkan dalam seni personal. Saya sendiri, penikmat puisi, mau dan masih belajar tentang puisi.


Puisi itu seperti cinta pada pandangan pertama; saat kamu baca puisi tsb, kamu langsung suka dengan puisi tsb (walopun mungkin gak tau maknanya).


Puisi itu menyisahkan makna tanpa kata dalam nurani, saat selesai membacanya. Puisi tidak perlu kamu mengerti (karena untuk mengerti, perlu interpretasi; interpretasi yg baik perlu pengetahuan sastra yg baik). Puisi hanya perlu di baca dan dicintai.


Namun jika kamu selesai membaca sebuah puisi, dan yg tertinggal hanya kata-kata, berarti puisi tsb bukan utk pintu hatimu.

6 comments:

Anonim mengatakan...

maap mas saya kopi paste tulisan anda...

Anonim mengatakan...

Halah2 noy...isone mek copy paste ae...:P~ hahaKz
Mari belajar bersama...

joh juda mengatakan...

Ow ok bro/sis. Cuma kalo bisa linknya kasih ke gw jg dong. Biar gw bisa lihat.

Btw sori baru kasih recomment.

Rha mengatakan...

Thk ya,,,, q da tgas truz q cpy pste,,,

Anonim mengatakan...

trus bantu aq kerajain tugas,,,... jd enaq ngerjanya.. tinggal copy paste. matursuwon

petri nomarlinda mengatakan...

thank y dah bnt tg q slsi

Posting Komentar