To'o dan Te'o

Jadi ceritanya minggu lalu om dan tante saya datang dari Kupang buat cek-up. Tidak dinganya sewaktu turun dari mobil, malah terkena stroke. Alhasil harus rawat inap. Mungkin karena gak tahan kali tiga jam di jalan, dari Cinere menuju RS Cikini.

Setelah menunggu beberapa jam di ruang UGD, akhirnya dapat kamar juga. Singkat cerita malam itu tanteku bermalam di RS, bersama suami yg menjaga.

Dua hari kemudian diketahui dari citiscan (tolong di koreksi kalo salah nulis) kalo ada kerusakan saraf di otak tante saya, dan berikutnya dari hasil MRI menunjukan kalo ternyata terdapat pendarahan di otak. Belum sampai di situ, suaminya yg jaga malah ikutan sakit, dan harus di oprasi. Benar-benar suami yg setia, sampai ikutan sakit jg.

Kalo sang istri sakit jantung, sang suami pengapuran pada prostat, sehingga harus di sedot. Baru saja tensi tanteku turun, eh naik lagi karena mendengar suaminya mau di oprasi. Eh baru saja sang suami mau di oprasi, eh harus tertunda dua hari karena tensinya naik mendengar tensi istri naik. Tinggal nanti saya dan ade-ade saya yg tensinya ikutan naik, karena kurang istirahat jagain pasangan suami-istri yg kompak ini.

Hampir semua laki-laki orang timor, atau setidak-tidaknya yg saya tahu pasti, semua laki-laki dari keluarga mama saya demikian sayang sama istri. Walaupun orang timor kelihatan garang, atau mungkin jadi pembunuh sekalipun, mereka tidak akan pernah kasar terhadap wanita -- istri mereka, apa lagi ibu mereka. Bagi laki-laki dikeluarga saya, sangat memalukan sekali kalo ada laki-laki sampai memukul wanita. Jangankan memukul, pegang dompet sendiri saja malu (biasanya saat belanja dompet diberikan kepada istri/sodara perempuan/ibu mereka).

Hal yg menarik dari om dan tante saya ini, setiap pagi, om ku yg tidur di kamar bawa pasti naik ke kamar lt2 untuk bertemu istrinya. Alasannya sih karena kamar mandi diatas ada showernya, padahal sebenarnya sekedar ingin bertemu dan mencium kening istrinya. Omku jg sakit ini karena memaksakan diri untuk menunggu istrinya di RS. Ah... biar sudah tua jg ternyata bisa romantis ya.

Om dan tante ini dari keluarga mama saya, tepatnya kakak dari mama saya. Dan sebagaimana om saya yg sulung dari keluarga mama saya, tentunya akan banyak sekali keluarga yg datang menjenguk di Jakarta. Kalo sudah kumpul keluarga dari mama, itu artinya saya harus lebih lebar tertawa, lebih banyak tutup mulut, dan lebih banyak berpikir.

Kenapa? Soalnya bagi orang timor, etika itu sangat penting. Tidak jarang mereka beramah-tamah, namun sebenarnya mereka sedang ribut. Kamu tidak akan tahu dari tingkah laku mereka. Entahlah, mungkin hanya Tuhan saja yg tahu isi kepala orang timor. Saya jg jadi lebih banyak diam, karena keluarga dari mama saya senang sekali bicara mengenai politik.

Yud, bukannya loe seneng juga ngomongin politik? Ya, saya jg senang ngomongin politik, tapi 'ilmu' saya masih kalah, bahkan sama anak perempuan dari keluarga mama saya. Selain itu, jangan pernah berdebat dengan mereka. Kalo kamu merasa menyerah jika harus berdebat dengan saya, kamu pasti nangis darah kalo berdebat dengan mereka.

Berbicara dengan keluarga mama saya membuat (saya saja) harus berpikir, karena semua makna dari pernyataan pasti tersembunyi.

Contohnya sewaktu ade-ade saya datang menjenguk tante saya (sebelum om saya sakit). To'o (panggilan sayang buat om, sedangkan buat tante, Te'o.red) saya begitu terharu (maklum, dari semua sodara mama, om ini yg paling lembut hatinya), sampai-sampai to'o bilang begini, air mengalir dari batu, api menyala dari kayu... Nah bingung gak loe tuh?!

Kalo ada yg bilang orang Yahudi itu selalu menggunakan kata-kata indah, klise, dan mengagung-agungkan, itu berarti tidak jauh beda dengan orang timor. Kalo ada yg bilang bicara sama saya harus mikir dulu, berarti siap-siap pasang tampang ketawa aja kalo ketemu keluarga saya.

Balik ke RS, di RS Cikini ini, tidak lepas dari cemooh seperti RS lainnya. Dari minta uang dulu sebelum melakukan tindakan, sampai pengusiran pengunjung oleh satpam secara kasar. Tentunya sudah tidak terhitung lagi satpam yg adu mulut dengan saya. Tapi secara kesulurah masih bisa ditolerir lah.

Ow iya, om saya sudah selesai di oprasi dengan sukses kemarin. Trima kasih bagi teman-teman yg mendoakan dan caring. Tante saya, walaupun sempat naik tensinya, cuma sekarang sudah lebih baik. Setelah pendarahan selesai, mungkin akan di bawa ke RS Harapan Kita buat cek jantung (karena ini tujuan semula datang ke Jakarta).

Dampak buruk bagi saya, selama di RS, dan bolak-balik ini, saya absen lari pagi, absen dari diet makanan sehat. Doakan biar bukan saya berikutnya yg sakit, ok. Nanti update lagi kalo ada kabar terbaru. Rencananya besok saya akan kesana lagi. Take care guys&gals.

0 comments:

Posting Komentar