Obrolan Kami: dari Meteor Garden sampai Kebaikan

Dua hari lalu, tepatnya hari Rabu, saya janjian untuk bertemu Benny di Stabucks Pelangi. Agak molor sih dari waktu yang dijanjikan, soalnya saya gak enak kalo sampai menganggu jam kerja dia. Selain itu, alasan lainnya juga karena saya mampir dulu ke Gramed. Ada satu buku yang saya cari, judulnya Laut dan Kupu-Kupu, kumpulan cerpen Korea. Sayangnya stoknya kosong. Tapi kekecewaan saya terobati dengan membeli Life & Time of Michael K by J.M Coetzee.

Kembali ke Pelangi. Setelah membeli buku tsb, saya beranjak ke Starbucks. Saya memesan hot cappucino venti non sugar dan brownie espresso, cukup konservatif. Jadi jangan heran jika saya tidak tahu minuman lain yang dijual Starbucks selain hot cappucino dan brownie espresso. Kasihan.

Dibandingkan dengan pertemuan pertama kami di Dante mall Citra Land, kali kedua lebih banyak diam. Ya mungkin juga karena saya sudah dua malam tidak tidur, sehingga suara saya seperti orang tercekek. Atau karena konsentrasi mengarungi jalan menuju kantor Benny yang macet. Ow iya, si Benny termasuk orang yang Rock n Roll loh kalo bawa mobil di jalan hehehe.

Sebenarnya kalo diperhatikan tidak banyak yang kami bicarakan, kecuali tentang cewe. Sedikitnya mirip dengan cewe, kalo para cowo berkumpul pasti ngomonginnya soal lawan jenis. namun berbeda dengan cewek, kami para cowok tidak akan ngegosip!

Eh Ben, tahu gak sih, kalo Sandra Dewi itu baru punya cowo?? Aduh, cowonya tuh kekanak-kanakan bangat deh. Rambutnya itu di cet coklat gitu, kek F4!!
Sudah bisa dipastikan Benny akan shock mendengarnya.

Ada dua tema dalam obrolan ringan kami. Hanya saja yang satunya mungkin terlalu fulgar, dan butuh suntingan khusus. Sedangkan yang satunya yang menjadi tema posting kali ini.

Rasanya hampir semua cowo yang bertampang seperti kami-kami ini - sori gw ralat - tampang seperti SAYA ini, pasti sedikitnya pernah memikirkannya. Ya, bukan berarti sirik sih, tapi SIRIK BANGAT!

Bagi cowok-cowok, pernah punya teman yang ganteng? Tentu yang saya maksud lebih ganteng dari kamu.

Saya punya banyak teman yang ganteng. Kalo saya gay, itu merupakan sebuah berkah. Sialnya saya pria normal, sehingga sebaliknya, bikin seret jodoh. Setiap ajak gebetan jalan bareng teman, berakhir dengan tampang bengong karena gebetan malah asik ngbrol sama temen saya. Apes!

Terlepas dari cowok atau cewek yang sempurna itu, bagaimana dengan orang yang pas-pasan?
Tampang pas-pasan, uang pas-pasan, isi otak juga pas-pasan, kira-kira mereka bisa berharap dapat pasangan yang gak pas-pasan?

Dalam obrolan yang terbatas itu, Benny sempat menuturkan pengalaman temannya di kampus, bertahun-tahun yang lalu. Mungkin bisa dibilang era demam Meteor Garden.

Pada era itu, hampir semua anak ABG, bahkan orang tua dan anak kecil sekalipun tahu dorama Korea ini (eh bener kan ini film Korea?), ow ternyata bukan kawan, itu film Taiwan. Bahkan demam ini melahirkan tonggak pertama budaya meng-copy drama Taiwan dan Korean ke dalam sinetron Indonesia, dengan judul Siapa Takut Jatuh Cinta, yang seharusnya lebih pas dengan judul Siapa Takut Copy Film Taiwan dan Korea.

Saya tidak akan memberikan sinopsis dari drama ini, karena saya berasumsi kamu, setidaknya tahulah kisah tentang empat cowo ganteng (kek gitu ganteng??!) dan tajir (ok deh, only one of them) namun jadi preman, yaituF4. Ada juga satu gadis (tengil) yang mencuri hati klompok preman tsb. Lah, bukannya ini jadi sinopsis??

Kembali ke Demam Meteor Garden ini, kenapa drama ini begitu memikat penontonnya? Kalo tidak salah, beberapa tahun lampau, saat saya masih SD, ada juga drama serupa. Namun pada jaman itu bukan drama asia yang populer, melainkan opera sabun amerika latin. Judulnya Gadis Pemimpi. Ya, loe boleh ketawa, cowok garang kek gini ternyata hafal judul telenovela!

Telenovela tsb kira-kira memiliki jalan cerita yang hampir sama, hanya saja cowonya satu, bukan empat seperti Meteor Garden yang memiliki kecendrungan Poliandri. Telenovela ini menurut saya lebih fair karena judulnya gamblang, Gadis Pemimpi. Gadis yang bermimpi suatu saat akan menikah dengan pria tampan yang kaya raya. Bukan Meteor Garden yang jalan ceritanya sama sekali gak nyambung dengan judulnya. Seharusnya judul kek gitu menceritakan batu-batuan di taman belakang rumah.

Karena semua orang suka bermimpi, maka tidak heran jika drama dan cerita yang menjual mimpi begitu digemari. Saya kurang tahu apa jaman saya SD, ABGnya senang berdandan dan bertingkah mengikuti tokoh opera sabun tsb, namun yang pasti jaman drama taiwan, para ABG senang berdandan ala gadis Taiwan, atau ala San Chai ini. Tidak hanya sampai dandanan saja, kadang sangkin berharapnya bisa dapat cowok ganteng dan kaya di kampus, tidak dielakan untuk bertingkah badung dan tengil ala San Chai.

Ini yang temannya Benny gemesin dari temen-temennya di kampus temennya yang ngaku-ngaku sebagai temen padahal bukan temen. Mereka berpikir, apa yang ada dalam drama tsb benar, bahwa cowo ganteng dan kaya suka sama cewe yang berdandan taiwan, dan tengil. Karena biasanya yang melakukan coping ini - tanpa bermaksud menyinggung kalangan tertentu - adalah orang-orang yang kurang menarik dari segi fisik.

Pertanyaannya, apakah seseorang yang tidak ganteng atau cantik bisa mengharapkan pasangan yang sebaliknya?
Atau yang miskin bisa berharap memiliki pasangan yang kaya?

Ya mungkin sadar dirilah, kalo bertampang seperti Tukul Empat Mata dan berharap mendapat istri seperti Bunga Citra Lestari. Namun kalo ditanya mungkin atau tidak, jawabannya ya mungkin saja. Cuma pertanyaan saya selanjutnya, apa yang Tukul punya sampai seorang BCL mau menikah sama orang yang dianggap peranakan ikan arwana ini?

Tidak selalu materi. Ada daya tarik lain yang mungkin sudah usang bagi dunia yang hanya melihat permukaannya saja; kasih sayang, kepintaran, bahkan mungkin ambisi.

Ya memang tidak semua dari kita diberkahi dengan tampang seperti model. Mungkin ada baiknya juga agar tidak semua dari kita menjadi model dan tidak hanya mengangumi diri sendiri. Tapi jangan berkecil hati kawan, kita dikarunian keceradasan dan hasrat untuk memperlengkapi diri kita dengan sesuatu yang baik.

Kamu mungkin tidak punya tampang yang totaly good looking, tapi kamu bisa bekerja agar memiliki penghasilan yang baik. Kamu juga bisa belajar agar isi kepalamu lebih baik. Kamu juga bisa berteman dengan banyak orang agar memiliki pandangan dan kasih terhadap sesama. Dan pada akhirnya, jika kamu punya kebaikan demi kebaikan, maka kamu pun berhak mengharapkan sesuatu yang baik.

4 comments:

Anonim mengatakan...

[quote]
Tidak selalu materi. Ada daya tarik lain yang mungkin sudah usang bagi dunia yang hanya melihat permukaannya saja; kasih sayang, kepintaran, bahkan mungkin ambisi.
[\quote]

ambisi maksudnya?

cewek yang berambisi ngejar2 si cowok, atau ambisi si cowok yang buat cewek jadi ngejar dia?? eeerrrr... kok ribet gini pemilihan kata2 gue.. do you get the point, kak?

Wibowo Kosasih mengatakan...

Hei ... Joe, always nice ngobrol with you ...

Gue kayaknya gak reposting deh ... Tapi gue refer link ke blog you ini, biar dari blog gue bisa mampir ke blog u ... Ribet gak? Hehehe ...

Hahaha, gue banyak ketawa baca tulisan u ini. Asyik Bro...
Belum disinggung tuh Frasa kita ...
"Pegangin gue ... pegangin gue ..."
atau
"Ada balok gak ... ada balok gak"
Hahaha ...

Anyway, lumayan juga kita ngobrol tadi. Emang agak diem pas di Dante. (Banyak makhluk halus bersliweran sih, jadi gak konsen, hehe ...) Cuman jadi moncer pas di Gramed ...

Cu later Bro ...

joh juda mengatakan...

@si cantik
Ambisi untuk mendapatkan cewe itu masih terlalu kecil untuk bisa disebut ambisi.

Orang-orang yg punya ambisi, seperti Napoleon Bonaparte, atau Vladimir Putin, yg selalu menginginkan segala sesuatu terbaik, termasuk untuk urusan wanita. Dan karena ambisi mereka, mereka dapatkan semua yg mereka inginkan, termasuk wanita. Tentunya tidak ada yg bisa menolaknya kan.

Kalo kata pepata cina, [i]buat apa menjadi batu, kalo bukan batu kumala...[/i] Iya, gw tau gak nyambung.


@GICM Aficionado
Yep. Thx for chit chat-nya bro hehehe

Terserah kamu aja enaknya gimana bro. Yang mana aja ok lah.

Wah tq kalo kamu enjoy dengan postingnya. Iya, gw kelupaan masukinnya hehehe. nanti deh ditambal lagi, tapi kalo gak masuk, biar buat bahan postingan berikutnya aja.

Gw rasa sampai pertemuan kita tadi di Dante, kita lagi sama-sama pelajari watak lawan bicara kita, cari-cari celah yg enak untuk ngbrol. Eh di Gramed baru sadar kalo kegemaran dan hobi kita sama hehehe.

Ditunggu pertemuan dan kisah berikutnya :D

Anonim mengatakan...

*baca comment kak yuda..*
*baca lagi..*
*baca lagi en lagi* <- lebay mode on

tetep nggak ngerti...

need more explanation, if u don't mind.. :)

Posting Komentar