Ways to Live Forever


Penulis: Sally Nicholls
Penerbit: Marion Lloyd Books (2008)
Bahasa: inggris
Tebal: 215


Saya baru menyelesaikan membaca buku ini. Hanya sedikit buku yg bisa membuat saya duduk diam untuk membaca, dan hanya diperlukan empat jam untuk menghabiskannya. Jarang ada buku yg membuat saya terharu. Buku ini salah-satu yg mampu membuat hati ini haru. Ini buku yg bagus.

Awalnya saya sempat melihat buku ini di Gramedia dengan judul Setelah Aku Pergi, penerbit PT Gramedia Pustaka Utama (menurut saya cover versi terjemahan Indonesianya lebih bagus). Saya tertarik karena kertasnya menggunakan bahan kertas yg biasa di pakai buku-buku luar. Hanya saja kala itu tidak dibeli, mengingat buku digenggaman saya sudah tiga. Beberapa minggu berselang, kemarin saya lihat teman memiliki buku ini, versi aslinya, Ways to Live Forever.

Berkisah tentang seorang anak berusia sebelas tahun pengidap leukemia, bernama Sam McQueen. Ways to Live Forever adalah judul yg diambil dari judul list #5 buku harian Sam. Secara keseluruhan buku tsb berisikan hal-hal yg ingin dia lakukan sebelum dia mati, tentang kegiatan, cerita, dan kumpulan fakta dari kematian yg dia kumpulkan dari berbagai sumber, dalam dua bulan sisa hidupnya.

Kekuatan Sally Nicholles dalam bukunya, terletak pada mendeskripsikan emosi tanpa emosi, seolah kita sedang melihat film documentary waktu-waktu akhir seorang anak menjelang kematiannya. Menarik, mengharukan - memaknai kehidupan dari kematian.


Rich (+)
  • begitu menyentuh, begitu manusiawi, melibatkan emosi
  • deskripsi yg diteil untuk mengungkap emosi, sekaligus sederhana
  • bacaan ringan, namun bermakna dalam jika kita mau merenung
  • bagi yg suka dengan cerita-cerita anak, dan menyangkut kehidupan, ini bacaan yg asik

Poor (-)
  • beberapa pihak berpikir merupakan sebuah hal yg kejam untuk mencari popularitas dan keuntungan dari 'membunuh' anak

Tapi kamu bisa bernafas lega, karena Sally menuliskan buku ini saat dia masih berusia 23 tahun (astaga, sedari muda sudah bisa menulis buku sebagus ini??!). Jadi tentunya jauh dari isu popularitas dan keuntungan pribadi.

Jika kamu menyukai buku-buku seperti Bog Child (Siobhan Dowd) atau Before I Die (Jenny Downham), berarti kamu harus baca buku ini. Ow iya, gaya menulis Sally mirip seperti Mark Haddon dalam bukunya the Curious Incident of the Dog in the Night-Time.

Sehabis baca buku ini, saya pribadi akan membelinya. Ranking A buat buku ini.

5 comments:

Anonim mengatakan...

Sehabis baca review ini, saya pribadi akan meminjam bukunya dari kak yuda. *pede dipinjemin*

[quote]
... terletak pada mendeskripsikan emosi tanpa emosi...
[\quote]
maksudnya apa, kak?

Wibowo Kosasih mengatakan...

Pengen juga sempetin waktu buat baca buku lagi .... Dah lama gak baca buku seperti ini ...

joh juda mengatakan...

@si cantik
Sayang sekali kk aja minjem lol. Cuma nanti kalo sudah beli kk pinjemin. Cuma kk takutnya ade jadi sedih loh sehabis baca buku ini. Soalnya gak bakalan nyangka kalo ini hanya cerita fiksi aja.

Maksudnya dia mengungkapkan emosi dengan datar (seperti bernarasi tanpa melibatkan emosi penulis), jadi lebih getir bacanya.

Mirip seperti the Curious Incident of the Dog in the Night-Time.

@gicm aficionado
Iya Ben, sebaiknya luangkan untuk selalu membaca. Kalo tubuh butuh makan, jiwa butuh penyegaran rohani, maka nalar butuh buku :D

Mitha Arini mengatakan...

setuju. cover edisi indonesia lebih bagus.

Anonim mengatakan...

coba beli the boy who ate stars-nya kochka

Posting Komentar