Pola Makan: Sehat Jantung

Kemarin pagi saya bangun jam6 kurang dengan badan pegal. Tidak ada yg istimewa dengan saya bangun jam6 kurang (tentu saja), yg istimewa di mana saya bangun. Sudah dua malam saya tidur di RS. Tepatnya bukan tidur, karena tentu saja tidak bisa disebut tidur saat kamu berbaring di ruang tunggu RS.

Saya terbangun di ruang tunggu RSHK (RS Harapan Kita.red), setelah mencoba tidur tanpa alas di lantai ruang tunggu RSHK. Sayangnya dua jam terlelap tidak bisa menipu kelelahan fisik akibat kurang tidur di malam sebelumnya.

Ow iya, sebelumnya saya mau meluruskan kesalah-pahaman di posting sebelumnya. Banyak teman-teman yg comment mengucapkan turut berduka. Aduh, bikin gw harus merasa tertuduh dengan kesalah-pahaman ini. Justru posting tsb mengabarkan kabar gembira karena tante saya sudah melewati masa krisis. Sekarang beliau berada di RSHK untuk observasi jantung yg lebih lanjut. Sekali lagi saya minta maaf untuk kesalahpahaman ini.

Selama menghitung nyamuk di ruang tunggu, saya sempat menulis blog di hape, sayangnya sebelum sempat di posting, batrei terlanjur habis. Mungkin di posting berikutnya saya upload posting dari hape tsb. Ya, selama menunggu orang sakit, saya punya banyak bahan untuk blog ini, salah satunya yg akan saya bahas di posting kali ini.

Ada yg mengherankan saya di bangsal jantung ini, banyaknya pasien yg terbilang muda. Sebut saja teman sekamar tante saya, seorang wanita single yg saya tafsir berumur awal 30 tahun. Jangankan punya anak, menikah saja belum.

Tentunya perlu diingatkan sebelumnya kalau pasien di RSHK sudah pasti pasien penyakit jantung. Sehingga sangat tidak mungkin yg dirawat di sana adalah pasien kecelakaan lalin, apa lagi korban perkosaan.

Selain wanita tsb, ada pula seorang bapak yg masih muda. Mungkin sekitar 35tahun, tapi tidak lebih dari 38tahun tafsiran saya. Anaknya satu, masih kecil. Dia dapat rujukan dari RSUD di Palembang.

Selain kedua orang tsb, saya perhatikan hampir sekitar 1/3 dari bangsal tersebut dihuni oleh orang-orang muda. Mengherankan bagi saya, karena ternyata penyakit jantung saat ini tidak hanya milik orang tua saja, melainkan jg orang-orang muda.

Kenapa orang muda saat ini banyak yg mengidap penyakit jantung?

Keheranan saya terjawab dengan sebuah brosur yg ada di ruang tunggu RSHK. Brosur yg diletakan di box dan dapat diambil gratis. Berisi mengenai informasi-informasi yg berguna menyangkut jantung kita, juga kelengkapan fasilitas peralatan RSHK sebagai PJN (Pusat Jantung Nasional). Brosur ini berjudul Pengaturan Makanan Untuk Sehat Janutng.

Dengan ritme kerja yg cepat seperti di Jakarta ini, kebutuhan akan pola makan yg sehat sangat penting. Sayangnya kebutuhan ini harus bersaing dengan kuliner-kuliner, yg tidak jarang malah hanya sekedar mengenakan mata, lidah dan perut, dengan kalori dan lemak yg sedap, tanpa mengindahkan pengaruhnya terhadap kesehatan.

Budaya bangsa Indonesia yg jika tidak makan nasi tidak kenyang, juga menabah kesulitan terbentuknya pola makan yg ideal. Disamping itu gaya hidup yg kurang gerak menyebabkan meningkatnya penakit tidak menular seperti salah satunya penyakit jantung koroner (PJK).

di brosur tsb ditekankan betapa perlunya membudayakan pola makan yg sehat, yg memperhatikan kebutuhan dan keseimbangan gisi, bukan penimbunan dalam tubuh. Salah satu cara dengan Diet Hiperlipidemia.

Apa itu Hiperlipidemia?
Hiperlipidemia adalah tingginya kadar lemak dalam darah, yg menjadi faktor resiko terjadinya PJK. Diet memegang penting teradap jumlah lemak dalam darah. Lemak adalah salah-satu zat gisi yg dibutuhkan dalam tubuh. Sayangnya pengkonsumsian berlebih dapat merugikan tubuh.

Dalam brosur tsb juga berisi Pedoman Pengaturan Makanan untuk Sehat Jantung, diantaranya:
  • Batasi makan daging dan pilih daging rendah lemak. Perbanyak makan ikan di banding hewani yg lain.
  • Hindari makanan tinggi kolestrol.
  • Pilih lebih sering tahutempe, dan hasil olahan kacang lainnya.
  • Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah.
  • Batasi makanan dan penggunaan gula, garam, dan hindari pengguaan penyedap rasa serta makanan yg diawetkan dengan garam.

Terdapat juga teknik pengolahan makanan yg dianjurkan, misalnya seperti direbus, dipanggang, diungkep, ditumis, atau dibakar.

Selain diet, penting juga diimbangi dengan berolahraga yg teratur. Pentingnya pola makan yg sehat dan berolahraga sudah merupakan sebuah keharusan dewasa ini. Jangan tunggu nanti, atau saat berumur tertentu, karena nyatanya PJK tidak mengenal usia.

Pesan seponsor, baca juga posting ini.

Sayangi Jantung Anda!

2 comments:

Wibowo Kosasih mengatakan...

Hm ... aku curiga asam urat nih ... punggung sering pegel pegel ... and pala pusing ... Wuih moga moga gak nyerempet ke macem-macem ... BTW dah 3 minggu gak minum kopi ... Bentar lagi mau puasa gula, dan membatasi nasi ...
Artikel ini makin menguatkan iman ... huehehehe ...
Thanks bro

joh juda mengatakan...

Terakhir kali cek up kapan Ben?? hasilnya apa? Kalo sudah kepala tiga, minimal sekali setahun cek up Ben.

Kalo kata katalog sih kurang gula, cuma gak ada kurang kopi. Jadi nge-Buck tetap jalan, asal jangan pake gula :D

Iya, kalo bisa makan nasi, roti, ketangnya dikurangi. Apa lagi itu karbohidrat yg di simpan tubuh sebagai cadangan makan yg bisa berpeluang menimbun lemak. Saran gw ganti ke karbohidrat berklikemik, seperti kacang hijau, beras merah (walopun gak enak), atau oatmeal.

Btw tq sudah datang main Ben ^^

Posting Komentar