Kembalinya Bokap ke dalam Mobil

Saya sempat posting mengenai 'lawatan' bokap selama beberapa hari kan di Jakarta, dan bagaimana nasib kami melewati hari-hari tersebut? Nah kali ini bokap datang lagi ke Jakarta, dan ehm errrr.... untuk waktu yang lebih lama. SATU BULAAN!! Tuhan Yesus terima aku di sisimu!

Ok, ok, saya tahu tidak baik ngomongin orang tua, apa lagi membicarakan kejelekannya. Jadi posting kali ini saya berusaha ngomongin hal yang baik dari bokap - semoga. Dari sekian banyak sifat bokap, yang paling tidak ketulungan adalah isengnya. Bahkan saat dia tidur pun, dia bisa iseng loh! Misalnya mengganggu orang rumah dengan dengkurannya, sehingga hanya dia saja yang bisa tidur.

Nah, di hari pertama kedatangan dia, penyakitnya itu kambuh. Ada satu dorongan dari dalam hatinya, mungkin hasrat, mungkin obsesi, atau mungkin juga dorongan hormon orang tua, untuk berbuat iseng. Untuk membuat kejutan. Setelah keluar dari lift, dia ambil ke kiri, dan di pintu kedua dia berhenti. Clingak-clinguk untuk memastikan tidak ada orang yang melihat aksinya. Kemudian dia mengetok pintu, dan tebak apa yang dia lakukan? Ngumpet! Oh ayah, kalo ada temen gw yang lihat, mau ditaro di mana muka gueeee!!!!

Karena bokap tidak melihat adanya reaksi, maka dia mencoba mengetok pintu, dan sembunyi. Lorong kembali hening. Bukan bokap saya kalo cepat putus asa, dia kembali mengetok dengan lebih keras, lebih lama, dan kembali bersembunyi. Ok ok, memang iseng kalo sudah terlalu lama jadi gak lucu, jadi itu juga yang bokap saya rasakan. Karena keisengannya tidak membuahkan korban, maka dia menelpon:

bokap: oi, kalian lagi di mana sih?
saya: lagi di apartemen. Memang kenapa?
bokap: kok dari tadi gue ketok gak di buka?
saya: eh, papa ngetok ya? Sori gak kedengaran hehehe. Memang sekarang papa di mana?
bokap: di depan pintu kamar kalian nih, 28GL. Ayo, cepat buka.
saya: pa.... kamar kita 18GL bukan 28GL!

ternyata selain iseng terhadap anak dan istrinya, bokap juga bisa iseng sama tetangga. Gw gak tau deh kamar siapa tuh yang sudah dinistai sama bokap. Untung bokap gak ditangkap satpam, karena dikira penguntit.

Kejutan lainnya, datang dari kendaraan beroda empat. Sedikit mengenai kendaraan, orangtua kami memiliki fobia terhadap kendaraan beroda dua - motor. Mungkin karena pengalaman motor yang tidak bersahabat dengan nyokap. Perlu diketahui bahwa nyokap kami, sebelum beranak lima, sangat-sangat tomboi. Di sekolahnya dia pernah merobohkan seorang cowo dengan tinggi hampir dua meter dengan sekali pukul. Gw serius! Makanya bukan hal sulit untuk memutuskan leher kami saat kami bandel.

Sayanganya nyokap tidak bernasib sama baiknya dengan tangan dan kakinya saat berurusan dengan benda mekanik. Alhasil saat belajar mengendarai motor, kainya masik ke gerigi roda. Jangan tanyakan bagaimana caranya, karena sampai sekarang saya juga masih bingung caranya.

Karena pengalaman ini lah, sehingga menular ke seluruh anggota rumah, anti sekali dengan yang namanya motor. Tunggu, ini bukan berarti kami langsung punya mobil saat masih kecil. Sewaktu adikku belum sebanyak sekarang, keluargaku menggunakan motor. Bokap juga pernah bayar bensin pake KTP. Ngerti kan maksudnya? Maksudnya kami bukan dari keluarga yang berkelimpahan. Sekarang sudah ngerti?

Tapi sebisa mungkin, motor itu harus jauh-jauh dari keluarga kami. Saya masih ingat sewaktu saya SMP. Kala itu kebanyakan teman saya, khususnya yang cowo, menggunakan sepeda motor. Sepertinya itu sesuatu yang membanggakan dan terlihat maco di mata anak perempuan. Dengan tekat menjadi pria maco itulah saya meminta dibelikan sepeda motor, yang bekas juga tidak masalah deh, yang penting sepeda motor. Titik.

Tidak sampai seminggu mogok makan, saya dibelikan, tidak tanggung-tanggung, sepeda baru! Kamu gak salah baca kok, memang yang dibelikan buat saya itu hanya SEPEDA, bukan sepeda motor. Dari rumah saya ke sekolah saya berjarak 7-8KM, dan bagi seorang bocak SMP, mengayuh sepeda sejauh 7-8km di kala teman-temannya menggunakan motor, itu berat. Percaya lah.

Tidak hanay di situ, nyokap pun akan terika-teriak histeris kalo melihat ada motor parkir di halaman rumah.

nyokap: motor siapa ini?! motor siapa ini?! MOTOR SIAPA INI?!!!!
saya: *buru-buru keluar karena mendengar keributan di luar* itu motor teman ma. Motor teman. Tari nafas bu, hembuska. Tarik lagi, hembuskan.

Kalo orang lain belajar mengemudi dari motor, lalu mobil dan mungkin truk, maka berbeda dengan saya. Di awal SMU teman-teman akan heran kalo saya tidak bisa mengendarai motor, tapi bisa mengendarai mobil. Mungkin bagi roang tua saya, lebih mudah memberikan mobil kepada anaknya dari pada memberikan motor.

Begitu juga saat ini. Sudah sejak setahun lalu proposal permintaan motor saya masukan, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan yang serius mengenai proposal tersebut. Sampai tibalah dua hari yang lalu. Bokap nanya mengenai parkir bulanan di Medit.

'Memang untuk apa pa?' tanya saya penasaran.

'Buat mobil di Jakarta'.

See? Itu lah yang dimaksud minta motor di kasih mobil. Orang lain minta mobil dikasih motor, saya minta motor di kasih mobil. Dunia dunia.

'Ow ya sudah , nanti saya urus. Memang mobilnya apa?'.

'Suzuki Escudo', jawab enteng dari bokap.

'Eh apa? Escudo pa?? Yang bener?! ESCUDOO?!!!!' Selama lima menit saya teriak-teriak histeris. Bagaimana enggak, sudah beberapa bulan ini saya ngidam Escudo yang baru. Ulam di cinta pucuk pun tiba. Eh kebalik deng.

Akhirnya malamnya kunci mobil tiba di kamar. Dengan hati riang gembira, saya jalan sambil melompat-lompat menuju parkiran bersama Richard. Setiba di parkiran, mata belo menyisir mobil satu persatu. Ketemu!! Dengan sepenuh hati saya memeluk dan membelai mobil Escudo metalik itu. Humm memang mobil baru enak bangat baunya, ujar saya dalam hati.

'Ka, bukan itu mobilnya. Tapi Escudo sidekick yang di sebelahnya'

.........................

Oh langit telan gw idup-idup.....

Segini dulu laporan mengenai kedatangan bokap. Sampai ketemu di posting berikutnya, itu juga kalo saya masih bisa bertahan selama sebulan ini.

7 comments:

Anonim mengatakan...

hahahahahahahahahahahahahahahahaa..

tabahlah nak.... Tuhan besertamu..



amin.

OnikChan mengatakan...

hahaha,
Joe... jgn kecewa...
setidaknya kan dah dapet mobil jd ngga perlu berhujan2 ria kayak di cerita sebelumnya :)

joh juda mengatakan...

@Yessica
Trima kasih untuk simpatimu kawan.

@Onik
Haha saya bukan kecewa dapat mobil ci, tapi kecewa harus bayar bensin lagi huhuhu...

Anonim mengatakan...

bersyukur donk udah dapet mobil, kak.. gak perlu naik taksi gamya lagi klo jalan sama cewek, jadi si cewek gak perlu ditinggalin sendiri lagi di dalam gamya...

~trauma... trauma...

catatan redaksi : gue yakin ini comment pasti gak dibalas.. haha!

joh juda mengatakan...

Eh keknya ada yg ngomong ya.... *pura-pura gak baca*

Wah tergantung siapa cewenya. Kalo cewe biasa mah tetap naik taksi, kalo perlu naik Metromini 91 mehehe.

Kalo Sandra Dewi mah baru pake mobil atuh lol

Wibowo Kosasih mengatakan...

Joe kamu harus bersyukur ... percayalah ...
Mobil jaman sekarang borju semua ... maunya minum sirop ... Mobil mu ini masih mau dikasih airputih ...

Kalau tongkronganmu mobil yang minum sirop ... pasti penumpang disebelahmu juga cewek yang nuntut minum coca cola ...

Jadi percayalah ... kamu Aman ...

joh juda mengatakan...

@Benny
wakakka gw ngkak baca comment dari mu Ben lol

Sejauh ini sih belum ada penumpang cewe yg minta coca cola sih Ben - errr tepatnya belum ada penumpang cewe selain ade gw hehe.

Btw tq buat commentnya pal.

Posting Komentar