Susahnya Nyari Kost....


Sebelum menemukan kost yang sekarang ini (Venus Kost), perjuangannya lumayan panjang. Bahkan kost ini hanya sementara. Seperti yang gw bilang, sampai dapatin kontrakan. Gw rasa salah-satu bagian tersulit dalam hidup adalah soal mencari. Gw iri dengan orang-orang yang hanya sekali mencari sst langsung dapat. Entah mereka sebegitu beruntungnya atau mereka sebegitu membualnya.

Cara yang paling lazim digunakan dalam sebuah pencarian adalah bertanya. Masalahnya gak selamanya kita bertanya kepada orang yang tepat (dalam kasus gw, setiap orang yang gw tanya adalah orang yang keliru).

Pertama gw bertanya ke pemilik warung langganan gw, warung di samping hotel. Dia bilang di daerah G. Obos banyak bedengan (bedeng = RDSS; Rumah Dempet Sangat Sederhana). Lazimnya kost di Palangkaraya seperti ini. Biasanya kamar di bagi menjadi dua ruangan (biasanya difungsikan sebagai ruang tamu dan kamar, wc dan dapur. Biasanya ada meteran listriknya sendiri. Mirip kayak rusun hanya gak bersusun tapi berdempet (rumpet kali ya).

Ok, gw langsung menuju alamat yang diberikan. Tempatnya lumayan lah, banguna baru. Lebih mirip kompleks perumahan sederhana karena terdiri dari beberapa blok dengan total 33 kamar. Ternyata pas gw ke sana semuanya penuh. Baru aja penuh kata penjaga bedeng.

"Terus yang ini kok masih kosong?", tanya gw. Yang gw maksud adalah kamar nomor 13 yang gelap gulita gak berpenghuni. Gw sempat melongok ke dalam ruangan dan memang kosong gak ada barangnya.

Penjaganya cuma senyum-senyum aja. Gw bingung. "Kalo emang mau di sebelahnya aja mas. Orangnya mau pindah tuh. Kalo yang sebelahnya lebih murah dari yang lain. Kalo yang ini", sambil menunjuk kamar no 13 tadi, "gak usah bayar kalo mas mau"

Spontan gw teriak mau. Agak malu sih, Jakartanya keliatan -- suka gratisan.

Pas balik dari sana kecurigaan gw terbayar. Gw baru diceritain sama pemilik warung yang anterin gw. Bulan April kemarin sempat terjadi pembunuhan di kamar tsb. Mayatnya dimutilasi jadi 10 bagian terus dibiarkan berserakan di kamar sampai ditemukan tiga hari kemudian. Pelakunya tetangganya sendiri.

Orang yang mau pindah itu karena tiap malam 'digangguin' terus.

Dari jauh seolah gw mendengar penjaga bedeng ketawa setan.

Gw baru tahu kalo tinggal di bedeng memang kurang aman. Dari sendal ilang, barang elektronik ilang, sampe nyawa juga bisa ilang. Alasannya bisa sepele bangat, lu lewat depan kamarnya tanpa senyum. Mampoes!

Habis itu tiap lewat bedengan gw pasti senyum. Suerr!!

Besoknya gw mutusin untuk cari kost di daerah kampus aja. Bedeng gw coret. Gw rasa mengasikan tinggal di lingkungan kampus kayak Anggrek di daerah Binus Jakarta. Selalu rame, aman, gak pernah kesulitan makanan dan koneksi inet.

Menjelang ajaran baru kebanyakan kost di daerah kampus pasti penuh. Itu juga yang gw alami, sampai akhirnya gw ketemu kost-kostan dengan bangunan baru. Waktu gw tanya ke salah-satu penghuninya masih ada dua kamar yang kosong. Yes!

Gw langsung telpon pemilik kostnya dan memang masih ada dua kamar yang kosong. Terus gw tanya harganya, masih masuk akal. Terus gw tanya fasilitasnya agak masuk akal: listri dan air doang. Gpp deh.

"Terus ini berapa watt kamarnya, bu?" tanya gw di HP.

"400 watt, dek"

Wow lumayan lah! Gw bisa bawa masuk TV, PS3, dan kipas. Lebih dari cukup pikir gw, walopun dengan menyesal AC gak bisa masuk.

"Itu satu deret de. Soalnya dapat jatahnya segitu dari PLN"

"APA?" Gw mulai menghitung kamarnya dan satu deret ada 9 kamar... Boro-boro pasang TV, pasang dua lampu di kamar juga gak cukup! Gila tuh orang, masa penghuni masing-masing disuruh pake lilin?! Pantes aja bawa masuk alat elektronik gak kena biaya, wong listriknya gak kuat.

Jangan menyerah Joe, gw membatin. Pasti masih ada kamar untuk lu.

Sip! Setelah memotivasi diri, gw mulai mencari lagi. Hari menjelang gelap gw berhenti di sebuah komplek kost-kostan yang lumayan ramai. Gw berhenti karena melihat ada beberapa kamar yang gelap. Gw masuk, clingak-clinguk bentar, sampai gw menemukan seo ibu yang sepertinya pemilik kostan.

"masih ada kamar yang kosong?"

"Wah penuh semua, dek"

Langsung lemes. "Tahun ajaran baru sih ya, makanya cepat penuh"

"Bukan, semua yang ada di sini mahasiswa lama. Belum lulus-lulus"

Hanya perasaan gw aja, atau memang benar ibu tsb seolah bangga dengan keadaan penghuni kostnya.

"Kira-kira di mana lagi yang ada kostan yang kosong, bu?"

"Coba ke depan lagi deh. Di sana masih ada yang kosong kalo gak salah. Kostan putri"

HA?? Gw mau cari kost kali, bukan cari perawan! Sambil cengengesan gw ngomong, "saya kan cowok, bu"

Yang bikin gw shock itu ibu kayaknya heran bangat! Malah sempat ngomong, "Oh iya kah?"

Sumpah gw bengong! Gila, gw disangka perempuan?! Emang udah malam sih, tapi apa gak liat dada gw rata ya!! Gw baru sadar setelahnya kalau rambut gw gondrong plus suara gw kayak anak perawan pilek. Kentang!

1 comments:

Arzhio mengatakan...

hahhahaha,gw juga lg bingung nihh nyari kost an

Posting Komentar