Joger dan 'my story'

Tadi pagi, setelah antar adik cari bis, saya sempatkan untuk joging. Memang waktu sudah menunjukan setengah enam, cuma langit masih gelap, dan jalan-jalan masih sepi. Lagi pula saya sudah lama gak joging. Kenapa sudah lama, karena niatnya mau fitness aja. Kenapa milih fitness, biar keren. Kenapa biar keren, karena memangnya situ ok kalo saya tidak keren? Udah deh, gak usah nanya-nanya lagi!

Cuma gak kesampean terus untuk fitness, karena masalah tempat gak cocok lah, gak ada instrukturnya lah, gak ada teman lah, pokoknya banyak lah-nya. Kalo dipikir-pikir kita biasanya menjalani sesuatu itu dengan alasan, namun tidak jarang juga dihambat karena alasan.

Hari ini joging tidak terlalu jauh, hanya satu kali putar komplek. Walaupun singkat, cuma banyak yang dilihat. Memang masih sepi, cuma sudah ramai (sepi tapi rame tuh kek apa sih??) dengan kedai makan yang siap-siap buka, tukang sayur yang hilir mudik, dan sesama joger (orang yang joging.mod) -- iya tau, emang maksa.

Dari belasan joger yang melintas, ketertarikan saya terusik oleh sepasang suami-istri muda. Mereka memang cuma jalan pagi, jadi gak bisa di sebut joger murni (bahas yang gak penting deh). Yang buat saya terusik karena si istri lagi mengandung. Dari bakat menebak saya, si istri hamil tua, sekitar tujuh bulan, tapi tidak kurang dari lima bulan. Dan ini anak pertama.

Loh, kok tahu anak pertama?

Iya, karena walaupun suaminya masih ngantuk, tapi dengan setia temani si istri jalan pagi.

Sama seperti waktu ibu saya mengandung anak pertamanya, saya. Ayah saya dengan setia dan rajin, menemani ibu saya untuk kontrol ke dokter.Bahkan lebih banyak ayah saya yang bertanya ke dokter di banding ibu saya yang mengandung.

Setelah mengandung adik saya yang ke dua, begini percakapan antara dokter dan ibu saya:

dokter: mana suaminya bu? Gak ikut antar?
ibu saya: ada dok. Nunggu diluar.
dokter: ow, memang biasa gitu kok bu. Kalo anak pertama, suami rajin tanya. Kalo sudah anak ketiga, suami nunggu diluar.

... Adik saya yang terakhir, lahir sewaktu ayah saya di Jepang...

Jadi untuk para istri, dan calon ibu, dihimbau jangan punya anak lebih dari dua, kecuali kalo mau pergi ke dokter sendiri, atau melahirkan tanpa ditemani suami.


Btw, sekalian saya update blog saya yang baru tapi lama (loh??). Kemarin saya mulai nulis kembali di My Story, blog pertama saya di friendster. Tulisan di buka kembali dengan judul yg sama, my story.

Alasan di aktifkan kembali blog tsb juga saya tulis disana. Yah, kita lihat sejauh mana saya bisa mengasuh tiga blog sekaligus. Ok, bagi teman-teman yang suka baca blog saya, monggo mampir ya ke My Story. Cuma ini agak berbau pribadi :)

0 comments:

Posting Komentar