Taksi, Transportasi Aman & Nyaman part 1


Taksi vs ojeq


Satu kata yang ada disetiap benak orang Indonesia jika sudah mendengar 'Jakarta', yaitu macet. Hanya ada sekali dalam setahun kota Jakarta menjadi lenggang di jalan, yaitu saat Idul Fitri, dimana sebagian besar warganya mudik ke kota asal mereka.

Sayangnya kemacetan ini bertolak belakang dengan aktifitas warga kota besar yang serba cepat. Jika mendengar waktu adalah uang, maka kamu bisa benar-benar lihat itu di Jakarta. Keterlambatan 10 menit, bisa berarti kamu harus merogoh kantong lebih dalam untuk menggunakan kendaraan umum eksklusif.

Mungkin bagi anda yang memiliki kendaraan pribadi, ini tidak jadi soal (walaupun tetap saja terlambat brangkat 10menit bisa jadi terlambat tiba 1jam di kantor).

Definisi kendaraan umum eksklusif yang saya maksud adalah, jenis kendaraan umum yang bersifat personal, nyaman, dan mengantar 'Door to Door'. Umumnya hanya ada taxi atau taksi, namun di Jakarta, anda bisa menemukan ojeq dan bajaj.

Kendaraan Umum Eksklusif memiliki beberapa keuntungan sendiri jika dibanding dengan kendaraan pribadi, dan apa lagi kendaraan umum bersifat masal. Keuntungannya, kamu tidak perlu repot mikir jalanan yang sudah macet mumet tsb, karena ada yang menyetir buat kamu. Kamu juga gak perlu pusing mikirin bensin. Selain itu biaya yang kamu keluarkan bisa di estimasi dari awal.

Kekurangannya sih, senyaman-nyamannya kendaraan umum, yah tetap lebih nyaman kendaraan sendiri lah coy.

Kendaraan Umum Eksklusif seperti yang sudah diutarakan di atas; taksi dan ojeq. Sebenarnya ada juga bajaj, namun jika dilihat dari ketepatan waktu sampai, jarak tempuh, juga getaran bajaj yang diluar batas toleransi kenyamanan orang pada umumnya, jadinya bajaj masuk dalam Kendaraan Umum Darurat, sama seperti grobak sampah (dipakai saat banjir).

Nah, setelah saya lima menit ngomong yang gak penting, sebenarnya saya cuma mau membagikan pengalaman pribadi saya menggunakan salah-satu kendaraan umum eksklusif (tapi sama sekali gak eksklusif) tsb, yaitu taksi.

Taksi. Kalo gak salah taksi di Indonesia sudah ada sejak tahun 1960-an. Saya tahu ini dari veteran supir taksi yang pernah saya ajak ngobrol. Cuma karena saya punya masalah dengan menghafalkan nama, sehingga saya lupa armada taksi yang pertama di Indonesia itu apa. Yang saya tahu pasti taksi pertama menggunakan mobil nissan, yang waktu itu namanya Datsun.

Blue Bird (BB) sendiri mulai beroprasi pada tahun 1972 dengan jumlah armada 25 unit (sekarang mah ini jumlah yang sama dengan taksi BB yang ngetem di sebuah mall). Sewaktu dulu juga namanya bukan BB, melainkan Chandra Taksi.

Nah dibanding dengan Kendaraan Umum Eksklusif yang lain, dalam hal ini ojeq, taksi memiliki keuntungan-keuntungan sendiri, yaitu:
  • Nyaman! Yoi, ini sudah pasti. Gak perlu berpanas-panasan karena ada AC, gak perlu ikut hirup asal kenalpot di luar, dan beberapa taksi bahkan ada tape/radio di dalam kendaraannya. Selain itu kamu juga bisa tidur selama diperjalanan.
  • Daya tampung banyak. Kalo kamu hang out bareng teman-teman kamu, tentunya lebih murah dan asik menggunakan taksi, dari pada ojeq. Kebayang gak gimana tuh susahnya ngbrol sama teman kalo naik ojeq.
Walaupun demikian, taksi pun memiliki kekurangan dibanding ojeq. Kekurangannya apa saja?
  • Di Jakarta yang macet ini, merupakan kesalahan besar memilih taksi jika sedang terburu-buru. Yang ada, kamu hanya menjadi bagian dari kemacetan, ditambah harus membayar setiap menit dari kemacetan tsb. Itu menjengkelkan!
  • Dalam kondisi yang kurang bersahabat tsb (baca macet.blo), bisa jadi kamu membayar taksi lebih mahal. Karena argo taksi menggunakan dua jenis penghitungan, berdasar jarak dan berdasar waktu. Airtime argo, itu jauh lebih mahal.
  • Untuk beberapa kasus, menggunakan taksi lebih berbahaya dibanding ojeq. Mengingat beberapa modus kejahatan menggunakan taksi sebagai media untuk menjaring korbanya.

0 comments:

Posting Komentar